Anda di halaman 1dari 27

MODUL MATA

KELOMPOK 5
TUTOR : dr. Ines Tieneke
• Nama Anggota Kelompok 5 :
1. AL AVIEF NUR ACHDIAT M (K1A1 17 003)
2. SYAWAL NURDIANZAH (K1A1 17 028)
3. UMMI KALSUM ARIF (K1A1 17 029)
4. WA ODE ASTIKA TAMSILA (K1A1 17 030)
5. YOGHI ADI PRATAMA (K1A1 17 090)
6. NERA ZAHRA (K1A1 17 091)
7. ELVIREN CONSTANTY ADI (K1A1 17 064)
8. FEBRISKI OKTA BIMANTARA S (K1A1 17 066)
9. FITRI DWI WAHYUNI (K1A1 17 067)
10. SITTI NURJAHA TAISO (K1A1 16 019)
11. MUHAMMAD AKBAR SYUKUR AFA(K1A1 16 027)
12. FADIL APRIAWAN ARIFIN (K1A1 14 145)
SKENARIO

“Seorang anak wanita, 9 tahun, diantar oleh ibunya


ke poliklinik mata dengan keluhan sulit membaca
tulisan di papan tulis. Kakak dan ibunya memakai
kacamata.”
KATA KUNCI
• Seorang wanita, 9 tahun
• Diantar ke poliklinik mata dengan keluhan sulit membaca
di papan tulis
• Riwayat kakak dan ibunya memakai kacamata
PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi organ yang berkaitan dengan skenario?
2. Jelaskan histologi dari mata?
3. Jelaskan fisiologi penginderaan yang berhubungan dengan skenario yakni
bagaimana proses melihat?
4. Jelaskan mekanisme terjadinya gangguan penglihatan jauh?
5. Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan?
6. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan gambaran klinis seperti di
skenario yakni gangguan penglihatan jauh?
7. Jelaskan hubungan gejala dengan riwayat keluarga?
8. Jelaskan langkah-langkah diagnosis?
9. Jelaskan DD dan DS skenario?
10. Sebutkan pencegahan yang dapat dilakukan pada skenario?
ANATOMI ORGAN TERKAIT
HISTOLOGI DARI MATA
HISTOLOGI DARI MATA
BAGAIMANA PROSES MELIHAT?
MEKANISME TERJADINYA GANGGUAN
PENGLIHATAN JAUH
Patofisiologi penurunan fungsi visual pada gangguan
penglihatan dan buta mencakup tiga hal yang
berhubungan dengan proses patologis dari status
fungsional pasien, yaitu kekekeruhan media refraksi
(cloudy media); langsung dari mata, defisit lapang
pandangan sentral dan defisit lapang pandangan perifer.
PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
• PRESBIOPIA
• MIOPIA
• HIPERMETROPI
• ASTIGMATISME
FAKTOR PENYEBAB
• Teknologi digital sebagai akses atau media pembelajaran
• Tingkat stress tinggi
• Kurangnya asupan gizi terutama sayur dan buah
bervitamin A
• Kurangnya upaya pencegahan peningkatan miopi
HUBUNGAN GEJALA DENGAN RWAYAT
KELUARGA
• Hubungan genetik dengan astigmatisme mencapai 63%,
dengan pengaruh gen dominan hingga 54,5%.
• Bila kedua orangtua tidak menderita rabun jauh atau
miopia, risiko sesorang untuk mengalami keadaan yang
sama adalah sebesar 2,5%. Sedangkan, bila salah satu
orangtua mengalaminya, kemungkinan tersebut
meningkat menjadi 20%. Bila keduanya mengalami rabun
jauh, risikonya melonjak menjadi 33%.
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
• Anamnesis :
– Identitas pasien (nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan)
– Keluhan utama (mata merah)
– Onset penyakit
– Gejala penyerta (penurunan ketajaman pengelihatan, sakit kepala)
– Riwayat penyakit terdahulu
– Riwayat pengobatan
– Riwayat keluarga
– Riwayat sosial
• Anamnesis tambahan :
– Apakah terdapat penuruan ketajaman penglihatan?
– Apakah adanya nyeri apabila melihat cahaya terang?
– Apakah terdapat gambaran halo saat menlihat?
– Apakah ada cairan eksudat pada mata?
– Apakah ada riwayat penyakit terdahulu?
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS (lanjutan)
• Pemeriksaan fisik
– Keadaan umum (sakit ringan, sedang, berat)
– Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, frekuensi pernafasan)
– Inspeksi (melihat adanya injeksi konjungtiva, injeksi siliar dan
injeksi episklera.)
– Pemeriksaan lapangan pandang
– Pemeriksaan pupil
– Pemeriksaan tekanan bola mata
– Pemeriksaan ketajaman penglihatan
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS (lanjutan)
• Pemeriksaan penunjang :
– Loupe dengan sentolop dan lampu celah (slitlamp)
– Tonometer
– Oftalmoskop
– Fluresein
– Eksoftalmometer hertel
DD DAN DS
KATA/KALIMAT KUNCI MIOPIA HIPERMETROPIA ASTIGMATISME
PEREMPUAN +
9 TAHUN +
SULIT MEMBACA TULISAN +
DIPAPAN TULIS
IBU DAN KAKAKNYA +
MEMAKAI KACAMATA
• Etiologi
Miopia disebabkan karena terlalu kuatnya pembiasan sinar
di dalam mata untuk panjangnya bola mata
• Patofisiologi
- Sumbu aksial atau diameter antero posterior bola mata
yang lebih panjang dari normal, disebut miopia aksial.
- Radius kurvatura kornea dan lensa yang lebih besar dari
normal, disebut miopia kurvatura.
• Faktor Risiko
- Riwayat keluarga (faktor herediter atau keturunan)
- Aktivitas melihat dekat (faktor lingkungan dan kebiasaan)
- Penurunan fungsi akomodasi
- Kelengkungan kornea dan panjang aksis bola mata
(faktor mata atau pertumbuhan anatomi mata).
• Gejala Klinis
- Keluhan utama penderita miopia adalah penglihatan jauh yang kabur
- Nyeri kepala lebih jarang dikeluhkan daripada pada hipermetropia
- memicingkan mata saat melihat jauh
- Umumnya penderita miopia suka membaca
• Diagnosis
Diagnosis miopia ditegakkan berdasarkan anamnesis, manifestasi klinis dan
pemeriksaan oftalmologis
- Pemeriksaan untuk miopia dapat dilakukan secara subjektif dan objektif.
Secara subjektif dengan metode trial and error dengan menggunakan kartu
snellen. Pemeriksaan secara objektif dapat dilakukan dengan alat retinoskopi
atau autorefraktometer.
• Penatalaksanaan
- Koreksi miopia dapat dilakukan dengan pemberian kacamata, lensa kontak
atau dengan bedah refraktif.
- Miopia kurang dari 2-3 dioptri pada bayi dan balita umumnya tidak perlu
dikoreksi.
- Miopia 1-1,5 dioptri pada anak usia pra sekolah sebaiknya dikoreksi. Namun,
jika diputuskan untuk tidak memberikan koreksi, pasien harus di observasi
dalam 6 bulan.
- Untuk anak usia sekolah, miopia kurang dari 1 dioptri tidak perlu di koreksi.
- Untuk dewasa, koreksi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
• Pencegahan
- Beristirahat dari membaca atau bekerja dengan jarak dekat setiap 30 menit
- Ambil posisi duduk tegak namun nyaman
- Gunakan penerangan yang cukup saat membaca
- Jarak baca yang baik adalah sepanjang lengan hingga siku.
- Duduk setidaknya berjarak 6 kaki saat menonton televisi.
- Batasi waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain game
- Olahraga teratur
• Komplikasi
1. Ablasio retina
2. Vitreal Liquefaction dan Detachmen
3. Glaukoma
4. Trombosis dan perdarahan koroid
5. Katarak
• Prognosis
koreksi Myopia sederhana sangat baik. Pasien memiliki lapangan pandang
yang baik dengan koreksi. Tergantung dari derajat dan daya akomodasi
myopia.
PENCEGAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN PADA
SKENARIO
• Health Promotion dan Individu tekait edukasi :
– Perilaku membaca yang baik (Atur jarak baca yang tepat > 30 cm dan penerangan yang
cukup)
– Gaya hidup (mengurangi pengunaan media visual)
– Meningkatkan outdor activity (Perolehan Vitamin D sebagai komponen dalam
pembutukan kolagen untuk sclera)
– Duduk dengan posisi tegak ketika menulis
– Istirahatkan mata setiap 30-60 menit setelah membaca, nonton tv, mengunakan
computer
– Jangan membaca dengan posisi tidur
• Skrining ganguan penglihatan
– Skrining gangguan penglihatan (visus) dimaksudkan untuk mencegah kejadian
gangguan ketajaman penglihatan yang lebih serius pada populasi risiko tinggi.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai