Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2

Nurul adel faulya           (F202101200)

2.Ambarwati                       (F202101192)

3.Aisyah anugrah pagala (F202101175)

4.Muh. Alif rifki alhabsyi  (F202101184)

5.Akram eka aprial            (F202101179)

6.Dian afisa                        (F202101205)

7.Ainun aulia sandi salsabila (F202101119) MODERATOR

8.Sulistiawati S.                 (F202101213)

9.Gita nurdin                      (F202101176

Hasil diskusi atau kesimpulan

Antipiretik adalah golongan obat-obatan yang dapat menurunkan demam. Di dalam tubuh
manusia obat antipiretik akan bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin
E1, yaitu suatu zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam proses terjadinya demam.

Paracetamol adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau sakit
gigi. Paracetamol atau acetaminophen tersedia dalam bentuk tablet, sirop, tetes, suppositoria,
dan infus

Obat jenis Tablet merupakan sediaan obat berbentuk bundar atau pipih. Tablet

paling sering dijumpai di Indonesia karena bentuk ini mudah dan praktis dalam pemakaian,
penyimpanan dan juga dalam produksinya. Tablet tidak sepenuhnya berisi obat, biasanya tablet
juga dilengkapi dengan zat pelengkap atau zat tambahan yang berguna untuk menunjang agar
obat tepat sasaran. Dan Sirup merupakan larutan zat kimia obat yang dikombinasikan dengan
larutan gula sebagai perasa manis. Biasa digunakan untuk obat dan suplemen anak-anak.
Setiap obat umumnya memiliki efek samping, salah satunya adalah memicu reaksi alergi. Pada
orang yang memiliki alergi obat, gejala alergi bisa muncul dengan cepat dalam hitungan jam
atau secara perlahan dalam waktu beberapa hari sejak penggunaan obat.

Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat-obatan. Ada dugaan, seseorang
lebih berisiko mengalami alergi obat bila memiliki sejumlah faktor berikut:

• Menderita alergi jenis lain, misalnya rhinitis alergi atau alergi terhadap makanan

• Memiliki anggota keluarga yang alergi terhadap obat tertentu

• Menggunakan obat tertentu secara berulang, dalam jangka panjang, atau dalam
dosis tinggi

• Menderita penyakit yang sering dikaitkan dengan munculnya reaksi alergi, seperti
infeksi HIV dan virus Epstein Barr

Untuk obat yang memiliki kandungan pirolazan dan berbahaya untuk kesehatan terutama sel
darah putih itu sudah tidak lagi dijual diwarung-warung kecil karena beredarnya undang undang

Pasal 197 berbunyi.

“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau
alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar".

Dan apabila masi terdapat di beberapa warung itu karena kurangnya pemahaman dari pihak
warung. Jadi untuk masyarakat yang ini mengonsumsi obat tersebut haruslah sesuai dengan
resep dokter.

Anda mungkin juga menyukai