Disusun Oleh :
8. Dina Aprillany 1901048
KELOMPOK II
KELAS S1-3B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ADSORBSI
OBAT DI DALAM TUBUH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok yang telah diinstruksikan pada mata kuliah FARMAKOLOGI DASAR .
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak apt. Nofri Hendri Sandi, M.Farm
selaku dosen FARMAKOLOGI DASAR yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
2.3 Bioavalabilitas..................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1. Bagiamana obat ter Adsorbsi melewati membran sel dan transport obat melewati
membran?
2. Bagaimana mekanisme Adsorbsi obat pada berbagai rute pemberiaan obat dan
bentuk sediaan obat?
3. Bagaimana pengaruh Adsorbsi terhadap bioavabilitas ?
1.Untuk mengetahui Adsorbsi obat melewati membran sel dan transport obat
melewati membran sel.
2.Untuk mengetahui mekanisme Adsorbsi obat pada berbagai rute pemberian obat
dan dalam berbagai bentuk sediaan obat.
1
3.Untuk mengetahui pengaruh Adsorbsi terhadap bioavailabilitas.
4.Untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mampengeruhi Adsorbsi obat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ADSORBSI
3
A. Difusi pasif melalui pori, semua senyawa yang berukuran cukup kecil dan
larut dalam air dapat melewati kanal membran. Sebagian besar membran
(membran seluler epitel usus halus dan lain-lain) berukurankecil yaitu 4-7
Å dan hanya dapat dilalui oleh senyawa dengan bobot molekul yang kecil
yaitulebih kecil dari 150 untuk senyawa yang bulat, atau lebih kecil dari
400 jika senyawanya terdiriatas rantai panjang (Syukri, 2002). Difusi pasif
melalui pori dapat dilihat pada gambar 1:
4
Gambar 2. Difusi pasif dengan cara melarut pada lemak penyusun membrane
C. Tranpor aktif suatu molekul merupakan cara pelintasan
trans membran yangsangat berbeda dengan difusi pasif. Pada transpor
aktif diperlu kan adanya pembawa. Pembawa ini dengan molekul obat
dapat membentuk kompleks pada permukaan membran. Kompleks
tersebutmelintasi membran dan selanjutnya molekul
dibebaskan pada permukaan lainnya, lalu
pembawakembali menuju ke permukaan asalnya (Syukri, 2002).
Sistem transpor aktif bersifat jenuh. Sistem ini menunjukkan adanya suatu
kekhususanuntuk setiap molekul atau suatu kelompok molekul.
Transpor dari satu sisi membran ke sisi membran yang lain dapat
terjadidengan mekanisme perbedaan konsentrasi. Tranpor ini memerlukan
energi yang diperoleh darihidrolisis adenosin trifosfat (ATP) dibawah
pengaruh suatu ATP-ase (Syukri, 2002). Transporaktif dapat dilihat pada
gambar 3:
5
D. Difusi terfasilitasi, Difusi ini merupakan cara perlintasan membran yang
memerlukan suatu pembawa dengan karakteristik tertentu (kejenuhan,
spesifik dan kompetitif).
Pembawatersebut bertanggung jawab terhadap transpor aktif, tetapi pada tran
spor ini perlintasan terjadi akibatgradien konsentrasi dan tanpa pembebasan
energi (Syukri, 2002). Difusi terfasilitasi dapat dilihat pada gambar 4:
Gambar 5. Pinositosis
6
F. Transpor oleh pasangan ion adalah suatu cara perlintasan membran dari
suatu senyawayang sangat mudah terionkan pada pH fisiologik.
Perlintasan terjadi dengan pembentukankompleks yang netral (pasangan
ion) dengan senyawa endogen seperti musin, dengan
demikianmemungkinkan terjadinya difusi pasif kompleks tersebut melalui
membran (Syukri, 2002). Contoh : Propanolol – Asam Oleat, Kinin –
Heksilsalisilat.
Tabel 1: nilai pKa obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah
7
3. Obat Yang Terionisasi Sempurna
2.3 BIOAVAILABILITY
Bioavailabilitas adalah persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat
yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh atau aktif
setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap
waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
Bioavailabilitas terbagi menjadi dua, yaitu :
1.Bioavailabilitas absolut
bioavailabilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat
dibandingkan dengan bioavailabilitas zat aktif tersebut dengan pemberian intravena.
2.Bioavailabilitas relatif
Bioavailabilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain selain intravena.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas :
8
3. Rute pemberian
9
c) Ketersediaan Hayati
Ketersediaan Hayati =
a. Jalur Enternal
b. Jalur Parenteral
11
DESKRIPSI KEUNTUNGAN KERUGIAN
Aerosal Langsung masuk ke Irtasi pada mukosa paru- paru atau
paru-paru saluran pernafasan,
Partikel halus
memerlukan alat khusus, Pasien
atau tetesan
harus sadar
yang dihirup
12
Intravena Obat cepat masuk dan Perlu prosedur steriil, sakit, dapat
bioavailabilitas 100% terjadi iritasi di tempat injeksi,
Obat dimasukkan
resiko terjadi kadar obat yang
ke dalam vena
tinggi kalau diberikan terlalu
cepat
Sublingual Mudah, tidak perlu steril Tidak dapat untuk obat yang
dan obat cepat masuk ke rasanya tidak enak,dapat terjadi
Obat terlarut
sirkulasi sistemik iritasi di mulut, pasien harus
dibawah lidah
sadar, dan hanya bermanfaat
dan
untuk obat yang sangat larut
diAdsorbsi lemak
menembus
membran
13
Transdermal Obat Obat dapat menembus Hanya efektif untuk zat yang
kulit secara kontinyu, sangat larut lemak, iritasi lokal
diAdsorbsi
tidak perlu steril, obat dapat terjadi
menembus kulit
dapat langsung ke Memilih
pembuluh darah
1. CARA TRANSPORT
Ada Tiga Cara (jalan) obat berpindah melewati membran sel. Jalan yang paling
banyak melalui penetrasi langsung melalui membran bagi obat-obatan yang larut
dalam lemak, yang mampu larut dalam lapisan lipid (lemak) membaran sel (dinding
sel). Kebanyakan obat diformulasikan dapat larut dalam lemak sehingga dapat
berpindah melalui membran sel meskipun obat tablet oral dan kapsul harus dapat larut
dalam air agar terlarut di cairan aqua (Air) di dalam lambung dan usus.
Cara kedua melalui saluran protein (protein channels) yang merupakan jalan
untuk welewati membaran sel (dinding sel). Hanya beberapa Obat yang mampu
menggunakan cara ini karena kebanyakan molekul obat begitu besar untuk melewati
saluran (protein channels) yang kecil. Ion kecil (mis. Na+ dan K+) menggunakan jalur
ini, tetapi perpindahannya diatur oleh saluran spesifik dengan mekanisme gerbang.
Gerbang Terbuka untuk beberapa milidetik dan membiarkan ion berpindah melewatri
membran sel, selanjutnya tertutup (mis. menghalangi saluran masuk) untuk mencegah
perpindahan ion tambahan. Pada saluran Natrium (Na/Sodium), Gerbang berlokasi di
luarsel membran; ketika gerbang terbuka, ion Na+ (sodium) berpindah dari cairan
ekstraseluler (luar sel) ke dalam sel. Pada saluran Kalium (K+/Potasium), gerbang
berlokasi di dalam membran sel; ketika gerbang terbuka, ion K+ berpindah dari dalam
sel ke cairan ekstraseluler.
Yang merangsang gerbang terbuka atau tertutup adalah gerbang voltase atau
gerbang kimiawi (disebut ligand/ ikatan kimia komplek). Dengan Gerbang voltase,
Potensial listrik melewati membran sel (dinding sel) menemtukan apakah gerbang
terbuka atau tertutup. Dengan gerbang kimiawi , sebuah substansi kimia (sebuah
ligand) berikatan dengan protein membentuk saluran dan mengubah bentuk protein
untuk membuka atau menutup gerbang. Gerbang kimiawi (mis. pada neurotransmiter
14
seperti asetikolin) sangat penting dalam mengirimkan sinyal dari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dan dari sel saraf ke sel otot dan menyebabkan kontraksi.
Cara ketiga melalui protein pembawa (carrier proteins) yang mentraspotasikan
molekul dari satu sisi membaran sel ke sisi lainnya.Seluruh protein pembawa selektif
dalam membawa substansi yang akan ditransporkan (pindahkan). Sistem transpor ini
memiliki arti sangat penting dalam memindahkan molekul obat melewati tubuh.
sistem ini di gunakan, sebagai contoh, untuk membawa obat oral dari usus ke aliran
darah, untuk membawa hormon ke tempat aksi (kerja) di dalam sel, dan membawa
molekul obat dari aliran darah ke tubulus ginjal.
Ketika obat di Adsorbsi tubuh, obat ditransportasikan ke dan dari sel target melalui
mekanisme seperti difusi pasif, difusi terpasilitasi, dan transport aktif.
Difusi pasif, mekanisme paling umum, meliputi perpindahan obat dari area yang
berkosentasi tinggi ke area lain yang konsentrasinya lebih rendah. Sebagai contoh,
setelah obat oral diberikan, konsentasi awal obat tinggi di saluran pencernaan
(gastrointestinal) dari pada di dalam darah. Ini mendukung perpindahan obat ke
dalam aliran darah. Ketika obat disirkulasikan, kosentarasi obat lebih tinggi di dalam
darah daripada kosentrasi di tubuh sel, jadi obat berpindah (dari pembuluh kapiler) ke
dalam cairan disekitar sel atau kedalam sel sendiri. Difusi pasif terus berlanjut hingga
mencapi kondisi seimbang (equilibrium) antara jumlah obat di jaringan jumlah obat di
dalam darah.
Pada transpor aktif molekul obat dipindahkan dari area yang berkosentrasi rendah
ke kosentasi yang tinggi (kebalikan difusi pasif). Peroses ini membutuhkan substansi
pembawa dan melepaskan energi sel.
15
3. OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM TRANSPORT
1. Sulfonilurea
1.2 Farmakokinetik
Resorpsinya dari usus umumnya lancar dan lengkap, sebagian besar terikat
pada protein antara 90-99%. Plasma-t½-nya berkisar antara 4-5 jam
(tolbutamid, glizipida), 6-7 jam (glibenklamida) sampai 10 jam (gliklazida)
atau lebih dari 30 jam (klorpropamida).
2. Amlodipine
1.1.Mekanisme Kerja
16
1.2 Indikasi
Kebanyakan obat terjadi secara pasif melalui difusi. Kecepatan absorbs dan
koefisien Adsorbsi bergantung pada banyak factor diantaranya adalah :
1. Ukuran partikel obat Kecepatan disolusi obat berbanding langsung dengan luas
permukaan yang kontak dengan cairan/pelarut. Bertambah kecil partikel,
bertambah luas permukaan total, bertambah mudah larut (Joenoes, 2002).
2. Pengaruh daya larut obat Pengaruh daya larut obat/bahan aktif tergantung pada:
- Sifat kimia: modifikasi kimiawi obat - Sifat fisik: modifikasi fisik obat -
Prosedur dan teknik pembuatan obat - Formulasi bentuk sediaan/galenik dan
penambahan eksipien (Joenoes, 2002).
3. Sediaan obat
Sediaan obat juga mempengaruhi absorbs obat, akan berbeda absorbs sediaan
obat tablet dengan obat larutan daya Adsorbsi nya akan lebih tinggii obat dalam
bentuk sediaan larutan dari pada tablet dikarenakan larutan langsung dapat
diserap didalam usus tanpa harus melalui proses desintegrasi atau penghancuran
sepeti tablet.
4. Dosis
Dosis juga mempengaruhi ADSORBSI obat dengan dosis kecil lebih mudah
dibsorbsi atau lebih cepat diADSORBSI dibandingkan dengan dosis besar.
5. Rute pemberian dan tempat pemberian
Rute pemberian sangat mempengaruhi absobsi suatu obat, bila rute pemberian obat
diberikan secara oral akan berbeda dengan diberikan secara injeksi dan
ADSORBSInya akan lebih cepat jika diberikan secara injeksi dibandingkan dengan
oral
17
6. Waktu kontak dengan permukaan Adsorbsi
Waktu kontak juga mempengaruhi absorbs suatu obat jika waktu kontaknya lama
maka obat akan ter Adsorbsi lebih maksimal dan jika waktu kontaknya sebentar
maka obat akan ter Adsorbsi akan lebih sedikit pula.
7. Luasnya permukaan yang mengAdsorbsi
Luas permukaan yang meng Adsorbsi penting dikarenakan jika luas permukaan
yang meng Adsorbsi semakin luas makan kontak antara obat dengan daerah yang
men Adsorbsi makin banyak pula bila luas permukaanya sempit maka obat yang ter
Adsorbsi sedikit
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
19
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini,
kami berharap saran dan kritik pembaca untuk meningkatkan kemampuan kami
sebagai penyusun dalam menyusun makalah ini
20
DAFTAR PUSTAKA
6. Neal, M.J., 2006, Farmakologi Medis, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
21