Anda di halaman 1dari 28

ASSALAMU’ALAIKUM. WR.

WB

ANTI
PRESENTASI KELOMPOK 5A

ASMA
Dosen pengampu : Ibu Dewi Damayanti Abdul Karim, S.Farm., M.S.Farm
ANGGOTA KELOMPOK DAN
TUGASNYA :
Presentasi : Materi :
1. Rahael Erika Septiana (210106006) 1. Indah Safitri (210106004)
2. Kaka Widi Rahayu (210106044) 2. Dila Cindy Reptiana (210106002)
3. Luthfi Tamir (210106039) 3. Suci Humayroh (210106005)
4. Nanggroe Logawan (210106012) 4. Nurul Asa Jamalia (210106011)
5. Adelia Citra Mahendri (210106072) 5. Turisma Alfi Arizona (210106026)

Power Point : Pertanyaan :


1. Noventy Ratna Sari (210106035) 1. Endang Listiana (210106001)
2. Laili Ismiati (210106017) 2. Mela Anisa (210106
3. Dewi Septiani (210106024) 3. Nada Zahra Afifah (210106016)
4. Dhiya Rahmasari (210106014) 4. Dela Maya Fitria (210106042)
5. M. Febrio Mahmuja (210106023) 5. Ayu Wulandari (210106008)
KLASIFIKASI ASMA
● Intermiten
Gejala : siang hari < 2x/ minggu. Malam hari < 2x/ bulan, serangan berlangsung selama >
beberapa jam, intensitas serangan bervariasi, fungsi paru masih normal.
● Persisten Ringan
Gejala : siang hari > 2x/minggu , tetapi < 1x/hari , malam hari > 2x/bulan, serangan dapat
mempengaruhi aktifitas.
● Persisten Sedang
Gejala : siang hari ada gejala , malam hari > 1x/ minggu serangan mempengaruhi
aktifitas , serangan > 2xminggu serangan berlangsung berhari-hari. Sehari-hari
menggunakan inhalasi beta 2 agonis short acting.
● Persisten Berat
Gejala : Berlangsung terus menerus dan timbul setiap hari, serangan asma malam sering
terjadi, aktifitas fisik terbatas.
PENGERTIAN ASMA
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan (bronchiole) pada paru-paru dimana terdapat
peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiole sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami
pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter
dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya
dapat bernafas.
PENYEBAB KAMBUHNYA
ASMA
Pada penderita asma saluran pernafasannya peka terhadap berbagai rangsangan, seperti :
● Polusi udara, contohnya asap, debu, atau zat kimia
● Serbuk sari
● Udara dingin
● Hewan berbulu, contohnya kucing
● Bau menyengat, contohnya parfum
● Tekanan jiwa
● Olahraga, contohnya lari jarak jauh
GEJALA PENYAKIT ASMA
● Pernafasan berbunyi mengi, terutama saat mengeluarkan nafas
(exhalation). Namun, tidak semua penderita asma memiliki
perafasan yang berbunyi, dan tidak semua yang memiliki
pernafasan berbunyi adalah penderita penyakit asma.
● Adanya sesak nafas akibat penyempitan saluran bronki
(bronchiale).
● Batuk berkepanjangan di malam hari atau saat cuaca dingin.
● Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.

● Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat


berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
FAKTOR RESIKO ASMA
● Genetik
● Alergen
● Stress
● Makanan
● Infeksi Virus
● Umur
● Jenis Kelamin
DASAR FARMAKOLOGI OBAT
ANTI ASMA
A. BRONKODILATOR
1. B2 SYMPATHOMIMETICS
•Beta 2 simpatomimetik =Agonis Adrenoseptor Beta 2 Selektif = Agonis Beta 2 adrenergik
•Mekanisme: Berikatan dan menstimulasi beta 2 adrenergik reseptor pada otot polos → meningkatkan
pembentukan Camp (cyclic adenosine monophosphate) → Bronkodilatasi → Relaksasi
•Warning: pasien hipertensi, penyakit jantung iskemik
•Contoh: Salbutamol (albuterol), terbutaline, salmeterol dan formoterol, fenoterol, bambutol.

B2 simpatomimetik
• Mekanisme Simpatomimetik
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama penggunaan secara klinik dan untuk
memprediksi efek samping yang umum. Obat simpatomimetik selektif β2 (beta 2) memiliki manfaat yang
besar dan bronkodilator yang paling efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma.
Penggunaan langsung melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas, memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan yang menimbulkan
bronkospasme dibandingkan bila diberikan secara sistemik.

• Efek samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan. Akan tetapi, tidak berarti pengobatan dihentikan,
pada beberapa kasus, perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu.
Contoh Obat B2 Simpatomimetik

a. Salbutamol (Albuterol)
•Untuk serangan asma akut
•Bioavailabilitas: 50%
•Pressuride metered dose inhaler (pMDI) → Bronkodilatasi dalam 5 menit,
durasi 2-4 jam.
•Oral: durasi 4-6 jam
•Efek samping: Muscle Tremors
•Komplikasi: Hypokalaemia (kekurangan kadar potassium/kalium)
•Dosis: 2-4 mg oral, 0,25-0,5 mg im/sc, 100-200 µg inhalasi

b. Formoterol/budesonide (Symbicort)
•Long Acting: bekerja 12 jam (inhalasi)
•Dose: 12-24 µg by inhalation twice
 
c. Salmeterol Xinafoate
•Long acting, slow onset
•Untuk terapi pemeliharaan dan asma nocturnal
•Efek kombinasi dengan glucocorticoid secara inhalasi = dua
kali glucocorticoid tunggal.
 

d. Terbutalin Sulfat
•Similar to salbutamol
•Dosis: 5 mg oral, 0,25 mg sc, 250 µg inhalasi

e. Bambedil
•Indikasi: asma nocturnal dan asma kronis
•Dosis: dosis tunggal, malam 10-20 mg oral.
2. Metil Xantin

• Bukan lini pertama asma, lebih utama di ppok (COPD)


• Mekanisme: pelepasan ca2+ dari retikulum sarkoplasma → penghambatan
fosfodiesterase → memblokade reseptor adenosine.
Ada 3 obat golongan Metil Xantin yang terpenting, yaitu :
• Teofilin
• Teobromin
• Kafein
Ketiga golongan obat tersebut dikonsumsi secara oral.

Mekanisme kerja obat golongan metilxantin bekerja dengan menghambat enzim fosfodiesterase sehingga mencegah
peruraian siklik AMP, sehingga kadar siklik AMP intrasel meningkat. Hal ini akan merelaksasi otot polos bronkus
dan mencegah pelepasan mediator alergi seperti histamin dan leukotrien dari sel mast. Selain itu metilxantin juga
mengantagonis 13 bronkokontriksi yang disebabkan oleh prostaglandin dan memblok reseptor adenosin

Obat golongan metilxantin memiliki efek pada sistem syaraf pusat dan stimulasi jantung. Mereka meningkatkan curah
jantung dan menurunkan tekanan pembuluh vena sehingga menimbulkan berbagai reaksi samping yang tidak
diinginkan. Contohnya, mual atau muntah, sakit perut, sakit kepala, sulit tidur (insomnia), diare, mudah marah,
Contoh Obat:

a. Teofilin
•Absobsi oral baik
•Distribusi keseluruh jaringan, menembus plasenta dan sawar asi
•50 % terikat protein plasma
•Dimetabolisme di liver dan 10% extcreted unchanged in urin
•T1/2 (waktu paruh) 7-12 jam untuk dewasa, 3-5 jam untuk anak-anak, dan 24-36 jam untuk prematur
•Penyesuaian dosis → usia > 60 tahun (x 0.6), CHF (kondisi saat jantung tidak mampu memompa darah
dalam jumlah yang cukup) (X 0.6), Pneumonia (X 0,4)
•Indikasi: asma bronkial, COPD, Apnoea in premature infant
Interaksi Teofilin
•Meningkatkan metabolism teofilin (induksi enzyme CYPIA2) → Merokok (1,6), Phenitoin (1,5), rifampicin
(1,5)
•Menghambat metabolism teofilin → erythromycin, ciprofloxacin, cimetidine, kontrasepsi oral, allopurinol →
dosis teofilin diturunkan sampai 2/3
•Teofilin meningkatkan efek furosemide, simpatomimetic, digitalis, anticoagulants oral, hypokalemi
•Teofilin menurunkan efek phenytoin, lithium.
3. Antikolinergik
a. Ipratropium Bromida
• Mekanisme kerja
Ipratropium untuk inhalasi oral adalah suatu antikolinergik (parasimpatolitik) yang akan menghambat refleks
vagal dengan cara mengantagonis kerja asetilkolin. Bronkodilasi yang dihasilkan bersifat lokal, pada tempat
tertentu dan tidak bersifat sistemik. Ipratropium bromida (semprot hidung) mempunyai sifat antisekresi dan
penggunaan lokal dapat menghambat sekresi kelenjar serosa dan seromukus mukosa hidung.

• Efek samping
Sakit punggung, sakit dada, bronkhitis, batuk, penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah, rasa lelah berlebihan, mulut kering.

• Contoh obat
Aerosol
b. Tiotropium Bromida
•Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan sebagai antikolinergik. Pada
saluran pernapasan, tiotropium menunjukkan efek farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada
otot polos sehingga terjadi bronkodilasi. Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu.

•Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3% pasien atau lebih, terdiri dari sakit perut, nyeri dada,
konstipasi, mulut kering.

•Contoh Obat
Tiotropium
B. LEUKOTRIN
ANTAGONISTS
Absorbsi oral baik
Ikatan protein plasma tinggi
t1/2 montelukast 3-6 jam, zafirlukast 8-12 jam
montelukas: 10 mg, OD; anak 2-5 tahun 4mg, OD 6-14 tahun
5mg, di malam hari
Zafirlukast: 20 mg BD, anak 5-11 tahun 10 mg BD
Tidak efektif untuk asma akut
Indikasi: Profilaksis asma ringan sampai sedang, asma yang
diinduksi aspirin, antigen dan asma yang diinduksi oleh olahraga
Dikombinasi dengan glucocorticoid
Efek samping: peningkatan enzim hati, sakit kepala, dyspepsia
Antagonis Reseptor Leukotrien

1. Zafirlukast

•Mekanisme kerja
Zafirlukast adalah antagonis reseptor leukotrien D4 dan E4 yang selektif dan kompetitif, komponen anafilaksis
reaksi lambat. Produksi leukotrien dan okupasi reseptor berhubungan dengan edema saluran pernapasan,
konstriksi otot polos dan perubahan aktifitas selular yang berhubungan dengan proses inflamasi, yang
menimbulkan tanda dan gejala asma.

•Efek samping
Sakit kepala, mual dan infeksi.

•Contoh obat
Zafirlukast
2. Montelukast sodium

•Mekanisme kerja
Montelukast adalah antagonis reseptor leukotrien selektif dan aktif pada penggunaan oral, yang menghambat reseptor leukotrien sisteinil. Leukotrien
adalah produk metabolisme asam arakhidonat dan dilepaskan dari sel mast dan eosinofil.
•Efek samping
Lebih pada 3% pasien seperti influenza
•Contoh obat
Montelukast sodium

3. Zilueton
•Mekanisme kerja
Zilueton adalah inhibitor spesifik 5-lipoksigenase dan selanjutnya menghambat pembentukan (LTB1, LTC1, LTD1, lte1).
•Efek samping
Kepala, nyeri, sakit perut, rasa lelah, dispepsia, mual, myalgia.
•Contoh obat
Zilueton
C. MAST CELL STABILIZER
Kromolin Sodium dan Nedokromil
Sodium cromoglycate → sel mast → stabilisasi → mediator alergi tidak dilepaskan

1. Kromolin Natrium
•Mekanisme Kerja
Kromolin merupakan obat antiinflamasi. Kromolin tidak mempunyai aktifitas intrinsik bronkodilator,
antikolinergik, vasokonstriktor atau aktivitas glukokortikoid. Obat-obat ini menghambat pelepasan
mediator, histamin dan SRS-A (Slow Reacting Substance Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast. Kromolin
bekerja lokal pada paru-paru tempat obat diberikan.

•Efek samping
Batuk,iritasi faringeal dan napas berbunyi.

•Contoh obat
Kromolin
2. Nedokromil Natrium
•Mekanisme Kerja
Nedokromil merupakan anti-inflamasi inhalasi untuk pencegahan asma.
Obat ini akan menghambat aktivasi secara in vitro dan pembebasan
mediator dari berbagai tipe sel berhubungan dengan asma termasuk
osinofil, neutrofil, makrofag, sel mast, monosit dan platelet.
Nedokromil menghambat perkembangan respon bronko konstriksi
baik awal dan maupun lanjut terhadap antigen terinhalasi.

•Efek samping
Efek samping bisa berupa batuk, faringitis, rinitis, infeksi saluran pernapasan atas, bronkospasma, mual, sakit
kepala, nyeri pada dada dan pengecapan tidak enak.

•Contoh obat
Nedrokomil
D. KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid → Induksi Sintesis lipocortin → Menghambat Phospholipase
A2 → mencegah pembentukan berbagai mediator inflamasi
Ada 6 obat golongan kortikosteroid, yaitu :
•Beklometason Dipropionat
•Budesonid
•Ciclesonid
•Flutikason Propionat
•Mometason Furoat
•Prednisolon

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang secara oral lebih baik daripada parenteral.Obat ini memiliki mekanisme kerja
yaitu menurunkan reaktivitas bronkus, meningkatkan diameter saluran nafas dan menurunkan frekuensi kekambuhan
asma.Pemberian kortikosteroid oral untuk jangka lama harus diperhatikan tentang kemungkinan timbulnya efek
samping.

Efek samping pemberian obat Kortikosteroid yaitu seperti kenaikan berat badan, kaki bengkak, tekanan darah tinggi,
hipokalemia, sakit kepala, lemah otot, penipisan kulit dan siklus menstruasi tidak teratur.

Penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan dapat menimbulkan efek samping akibat glukokortikoid maupun
mineralokortikoid. Efek samping glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang terutama berbahaya bagi usia
lanjut. Efek samping mineralokortikoid adalah hipertensi, retensi Na dan cairan, dan hipokalemia
E. ANTI – IGE ANTIBODY
• Antibody monoklonal yang ditunjukan untuk melawan IgE manusia
• Untuk asma alergi sedang hingga berat yang tidak respon dengan kortikosteroid
dosis tinggi

F. OBAT-OBAT PENUNJANG
1. Ketotifen Fumarate
•Mekanisme kerja
Ketotifen adalah suatu antihistamin yang mengantagonis secara nonkompetitif dan relatif selektif reseptor
H1, menstabilkan sel mast dan menghambat penglepasan mediator dari sel-sel yang berkaitan dengan
reaksi hipersensitivitas.
• Efek samping
Mulut kering, mengantuk dan rasa malas, meningkatkan nafsu makan.
• Contoh obat
Ketotifen Sumarat

2. N-asetilsistein
• Mekanisme kerja
Aksi mukolitik asetilsistein berhubungan dengan kelompok sulfhidril pada molekul, yang
bekerja langsung untuk memecahkan ikatan disulfida antara ikatan molekular mukoprotein,
menghasilkan depolimerisasi dan menurunkan viskositas mucus.
• Efek samping
Stomatitis, mual, muntah, demam, rhinorea, mengantuk, berkeringat
• Contoh obat
Asetilsistein
Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan
Eksresi (ADME)
A. Absorbsi
Tahap pertama adalah penyerapan. Obat-obatan bisa masuk ke dalam tubuh
dalam berbagai cara, dan mereka diserap ketika mereka melakukan perjalanan dari berbagai
rute pemberian/administrasi ke dalam sirkulasi tubuh.

B. Distribusi
Setelah obat diserap, tahap berikutnya adalah distribusi. Pada umumnya aliran darah akan
membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Selama langkah ini, efek samping dapat terjadi ketika
obat memiliki efek dalam organ selain organ target. Untuk pereda nyeri, organ sasaran mungkin
otot sakit di kaki dan iritasi lambung bisa menjadi efek samping. Banyak faktor yang
mempengaruhi distribusi, seperti kehadiran
molekul protein dan lemak dalam darah yang dapat menempatkan molekul obat terikat
untuk membawa ke tempat yang dituju.
C. Metabolisme
Setelah obat telah didistribusikan ke seluruh tubuh dan telah melakukan tugasnya,
obat akan pecah, atau dimetabolisme. Penguraian dari molekul obat biasanya
melibatkan dua langkah yang terjadi sebagian besar di pabrik pengolahan kimia
tubuh, yakni hati.

D. Eksresi
Banyak produk dari hasil pemecahan enzimatik yang biasa disebut metabolit,
biasanya merupakan senyawa yang kurang aktif dari molekul asli obatnya. Untuk
alasan ini, para ilmuwan menyebut hati sebagai organ “detoksifikasi”.
TERAPI
Terapi serangan akut Terapi jangka panjang

• Short-acting B2 agonists (salbutamol, • Cortikosteroid inhalasi


terbutalin) (beclomethasone dipropionate,
• Anticholinergics (ipratropium bromide) budesonide, fluticasone propionate)
• kortikosteroid • Cromolin sodium, nedocromil
• Long acting B2 agonists (salmeterol,
formoterol)
• Metylxanthine (aminofilin, teofilin)
• Leukotriene modifiers (montelukast,
zafirlukast, zileuton)
• Imunomodulator (Anti IgE)
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM. WR. WB

ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai