Anda di halaman 1dari 33

Tugas Baca Ringkasan Buku Orthopaedic Neurology Hoppenfeld

PPDS Neurologi Rudolph Muliawan Putera


NIM 011928036301

Upper Extremity C5 – T1
Neurologic Level C5

Motorik C5
Deltoid adalah otot yang hampir seluruhnya diinervasi C5. Biceps diinervasi C5 dan
C6 sehingga evaluasi C5 pada biceps bisa overlap.
Deltoid adalah otot dengan tiga bagian. Deltoid anterior flexi, deltoid medius
abduksi, deltoid posterior extensi bahu; dan dari ketiga gerak tersebut, yang paling kuat
adalah pada abduksi. Karena deltoid tidak bekerja sendiri dalam semua gerak tersebut, akan
sulit mengevaluasi gerakan yang murni dari deltoid. Oleh karena itu, perhatikan dengan
baik untuk gerakan abduksi yang merupakan kekuatan terkuat deltoid.
Primary shoulder abductors
1. Deltoid (bagian medius) C5, C6 nervus axillaris
2. Supraspinatus C5, C6 nervus suprascapularis
Secondary shoulder abductors
1. Deltoid (bagian anterior dan posterior)
2. Serratus anterior
Biceps adalah fleksor bahu dan siku dan supinator lengan bawah (untuk mengerti
fungsi keseluruhannya, bayangkan orang menancapkan corkscrew ke botol wine, lalu
mengeluarkan corkscrew dari botol. Untuk tes kekuatan biceps adalah dengan fleksi siku
dengan lengan bawah dalam keadaan supinasi untuk menghindari otot substitusi yang akan
membantu fleksi siku.
Refleks C5
Refleks biceps sebagian besar merupakan indikator integritas neurologi C5;
walaupun juga memiliki sebagian komponen C6. Untuk tes refleks biceps, letakkan lengan
pasien dalam keadaan rileks pada lengan anda. Tangan anda berada pada bagian medial dari
siku pasien, sebagai penopang lengan pasien. Letakkan ibu jari pada tendon biceps di daerah
fossa cubiti. Untuk menemukan lokasi pasti tendon biceps, suruh pasien untuk sedikit
fleksikan lengan.
Sensorik C5
C5 mensuplai sensasi pada lengan atas bagian lateral (dari ujung bahu hingga siku). Bagian
paling murni dari nervus axillaris adalah pada bagian lateral dari otot deltoid. Lokasi spesifik
sensorik dari dermatom C5 ini berguna sebagai indikator trauma spesifik pada nervus
axillaris atau trauma pada akar saraf C5.
Neurologic Level C6

Motorik C6
Otot ekstensor pergelangan tangan atau otot biseps tidak memiliki inervasi C6
murni. Otot ekstensor pergelangan tangan diinervasi sebagian C6 dan sebagian C7; otot
biseps diinervasi C5 dan C6.
Otot pergelangan tangan terdiri atas ekstensor carpi radialis longus dan brevis (C6)
dan ekstensor carpi ulnaris (C7). Untuk memeriksa ekstensi pergelangan tangan, stabilkan
lengan bawah dengan telapak tangan menggenggam dorsum tangan pasien. Kemudian
instruksikan pasien untuk ekstensi pergelangan tangan. Ketika pergelangan tangan sudah
dalam keadaan ekstensi penuh, letakkan telapak tangan anda pada dorsum tangan pasien
dan coba melawan pergelangan tangan itu dari keadaan ekstensi. Tes juga pada
pergelangan tangan yang satunya sebagai komparasi.

Jika inervasi C6 absen dan C7 ada, pergelangan tangan akan deviasi ke sisi ulnar.
Sedangkan jika C6 ada dan C7 absen, akan terjadi deviasi ke sisi radial.
Biceps C6 (nervus musculocutaneous). Otot biceps diinervasi C5 dan sebagian C6.

Refleks C6
Refleks brakioradialis diinervasi oleh nervus radialis via neurologic level C6. Untuk
tes refleks, ketuk tendon brakioradialis di bagian distal dari radius dengan menggunakan
palu refleks. Tes juga di sisi yang satunya dan bandingkan hasilnya. Brakioradialis adalah
refleks yang mengindikasi integritas neurologic level C6.
Refleks biceps mungkin digunakan sebagai indikator integritas neurologic level C5
dan C6. Akan tetapi, karena dual inervasi ini, kekuatan refleksnya hanya sedikit melemah
jika dibandingkan dengan sisi sebelahnya. Refleks biceps sebagian besar adalah reflex C5.

Sensorik C6
C6 mensuplai sensasi pada lateral lengan bawah, ibu jari, jari telunjuk, dan setengah
jari tengah. Untuk memudahkan mengingat distribusi sensorik C6, bentuklah nomor “6”
dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah dengan menyatukan ibu jari dan jari telunjuk
sambil mengekstensikan jari tengah.
Neurologic Level C7

Motorik C7
Triceps, fleksor pergelangan tangan, dan ekstensor jari sebagian besar diinvervasi C7,
sebagian kecil oleh C8.
Triceps C7 (nervus radialis). Otot triceps adalah ekstensor elbow yang utama. Untuk
tes kekuatannya, stabilkan lengan pasien bagian proksimal dari siku dan instruksikan pasien
untuk ekstensi lengan dari keadaan fleksi. Sebelum mencapai 90°, mulai tahan pergerakan
lengannya hingga resistensi maksimal.
Wrist flexor group: C7 (nervus medianus dan ulnaris)
1. Flexor carpi radialis (nervus medianus, C7)
2. Flexor carpi ulnaris (nervus ulnaris, C8)
Flexor carpi radialis (C7) memberikan kekuatan utama untuk fleksi pergelangan
tangan. Flexor carpi ulnaris (C8) memberikan kekuatan yang lebih sedikit, tetapi
memberikan axis untuk fleksi (perhatikan ketika fleksi normal, lebih mengarah ke arah
ulnar). Untuk mempersiapkan tes fleksi pergelangan tangan, instruksikan pasien untuk
mengepalkan, stabilkan pergelangan tangan, kemudian perintahkan pasien untuk fleksi
kepalan tangannya. Ketika pergelangan tangan dalam keadaan fleksi, pegang jari-jari pasien
dan mencoba untuk menarik pergelangan tangan keluar dari posisi fleksi.

Finger extensors: C7 (nervus radialis)


1. Extensor digitorum communis
2. Extensor indicis proprius
3. Extensor digiti minimi
Untuk tes ekstensi jari, stabilkan pergelangan tangan dalam posisi netral. Instruksikan pasien
akan mengekstensikan sendi metacarpophalangeal dan fleksi sendi interphalangeal pada
waktu yang sama. Fleksi sendi interphalangeal bertujuan untuk mencegah substitusi otot-
otot intrinsik dari tangan untuk ekstensor jari. Letakkan tangan anda pada dorsum falang
proksimal dan mencoba melawan untuk menjadi fleksi.

Refleks C7
Refleks triceps diinvervasi oleh komponen nervus radialis dari C7. Untuk tes refleks otot
triceps, istirahatkan lengan pasien pada lengan Anda, posisinya persis sama seperti dalam
tes untuk refleks biseps. Instruksikan pasien untuk rileks lengan sepenuhnya. Ketika sudah
rileks, ketuk tendon trisep.

Sensorik C7
C7 mensuplai sensasi jari tengah. Akan tetapi, jari tengah terkadang juga diinervasi C6 dan
C8 sehingga tidak ada cara yang pasti untuk tes sensasi C7.
Neurologic Level C8

Motorik C8
Finger flexors
1. Flexor digitorum superficialis (nervus medianus, C8)
2. Flexor digitorum profundus (nervus medianus dan ulnaris, C8)
3. Lumbricals (nervus medianus dan ulnaris, C8)
Untuk tes flexi jari, instruksikan pasien untuk fleksi jari pada sendi metacarpophalangeal,
sendi interphalangeal proximal dan distal. Kemudian kuncikan empat jari anda pada jari-jari
pasien. Coba untuk menarik jari dari posisi fleksi. Normalnya, semua sendi akan tetap fleksi.

Sensorik C8
C8 mensuplai sensasi pada jari manis dan jari kelingking tangan dan setengah distal lengan
bawah. Sisi ulnar dari kelingking adalah area utama untuk sensasi nervus ulnaris (sebagian
besar C8).
Neurologic Level T1

Motorik T1
Finger abduction
1. Dorsal interossei (DAB – Dorsal Interossei Abduct), nervus ulnaris, T1
2. Abductor digiti quinti (jari kelima) nervus ulnaris, T1
Finger adduction
1. Palmar interossei (PAD – Palmar Interossei Adduct), nervus ulnaris, C8, T1
Sensorik T1
T1 mensuplai sensasi pada setengah lengan atas medial dan bagian medial lengan bawah.
Ringkasan Upper Extremity C5 – T1
Pada pemeriksaan neurologis extremitas atas, lebih baik untuk mengevaluasi
kekuatan motor terlebih dahulu, lalu refleks, dan sensorik yang terakhir.
Kekuatan motor bisa diperiksa hampir seluruhnya hanya pada pergelangan tangan.
Ekstensi pergelangan tangan (C6), fleksi pergelangan tangan (C7), ekstensi jari tangan (C7),
fleksi jari tangan (C8), dan abduksi adduksi jari tangan (T1) bisa seluruhnya dilakukan dalam
satu motion. Hanya C5 yang perlu dilakukan di tempat lain, pada otot deltoid dan biceps.
Tes refleks juga bisa dilakukan sekaligus jika siku dan ekstremitas distabilkan dalam
satu posisi. Lalu lebih mudah untuk memindahkan palu refleks pada tendon yang dituju –
biceps (C5), brachioradialis (C6), triceps (C7).
Sensorik juga bisa dilakukan sekaligus. Mulai dari bagian luar ekstremitas dan pindah
ke bawah ekstremitas (C5, lengan atas; C6, lengan bawah), lalu jari – jari (C6, C7, C8). Dan
terakhir pada bagian dalam ekstremitas (C8, lengan bawah; T1 lengan atas), dan axilla (T2)
Lower Extremity T2 – T12, L1 – L3, dan L4, L5, S1, dan S2, S3, S4
Neurologic Level T2 – T12
Motorik T2 – T12
INTERCOSTALS Otot intercostal diinervasi per segmental dan sulit untuk dievaluasi
secara individu.
RECTUS ABDOMINUS. Otot rectus abdominus diinervasi secara segmental oleh
primary anterior divisions dari T5 sampai T12, dengan umbilicus sebagai titik acuan, antara
T10 dan T11. Beevor’s sign bisa digunakan untuk tes integritas inervasi segmental dari otot
rectus abdominus. Minta pasien untuk seperempat sit-up dengan lengan disilangkan di
belakang kepala. Observasi umbilicus pasien. Normalnya, umbilicus tidak bergerak. Jika
tertarik ke salah satu sisi, mengindikasikan kemungkinan adanya asimetris dari otot
abdominalis anterior.

Sensorik T2 – T12
Area sensorik T4 berada pada nipple line, T7 pada processus xyphoideus, T10 pada
umbilicus, dan T12 pada groin. Jika hanya satu akar saraf yang terkena, bisa terjadi overlap
pada area – area tersebut. Akan tetapi, hypoesthesia mungkin tetap ada.
Neurologic Level T12 – L3
Motorik T12 – L3
Otot yang biasa diperiksa adalah iliopsoas (T12, L1, L2, L3), quadriceps (L2, L3, L4),
dan adductor group (L2, L3, L4).
Otot iliopsoas adalah flexor utama dari panggul. Iliopsoas menerima inervasi dari
beberapa level sehingga jika terjadi sedikit kelemahan ketika dibandingkan denegan
kontralateral, mengindikasikan masalah neurologis. Selain itu, kelemahan motorik iliopsoas
juga bisa disebabkan adanya abses pada otot; pasien mungkin mengeluh nyeri ketika
diperiksa kekuatannya.

Otot quadriceps (L2, L3, L4) bisa diperiksa dengan meletakkan satu tangan di sedikit
di atas lutut. Instruksikan pasien untuk ekstensi lututnya sambil anda memberikan resistensi
di atas sendi ankle. Palpasi kelemahan quadriceps dengan tangan yang satunya.
Hip adductor group (L2, L3, L4) bisa dites dengan pasien terlentang pada sisi
sampingnya dan instruksikan untuk abduksi kakinya. Letakkan tangan ada sisi medial dari
kedua lutut dan perintahkan pasien untuk adduksi kakinya melawan tahanan tangan anda.
Refleks T12 – L3
Refleks tendon patella disuplai oleh L2, L3, L4. Tetapi sebagian besar oleh L4.
Sensorik T12 – L3
Saraf dari L1, L2, dan L3 memberikan sensasi pada area paha bagian anterior antara
ligamen inguinal dan lutut. Dermatom L1 adalah oblique band pada bagian upper anterior
paha, di bawah ligamen inguinal. Dermatom L3 adalah oblique band pada anterior paha, di
atas knee cap. Di antara dua band tersebut, terdapat dermatom L2.
Pemeriksaan sensorik dengan masing – masing band dermatom memberikan hasil
yang lebih akurat untuk level T12, L1, L2, dan L3 daripada pemeriksaan motorik karena otot
– ototnya tidak representatif secara individual. Neurologic level L4, L5, dan S1 memiliki
representasi otot yang individual, dermatom, dan refleks sehingga lebih mudah untuk
diagnosis.
Neurologic Level L4

Motorik L4
Otot tibialis anterior (L4, nervus peroneus profundus) diinervasi sebagian besar
segmen L4, dan juga L5. Untuk memeriksa kekuatannya, instruksikan pasien untuk duduk di
ujung meja pemeriksaan. Support kaki bagian bawahnya, dan letakkan ibu jari pada posisi
yang membuat kakinya dorsoflexi dan inversi. Coba berikan tahanan plantar fleksi dan
eversi, palpasi otot tibialis anterior.
Refleks L4
Refleks patella dimediasi akar saraf L2, L3, dan L4 (terutama L4). Untuk aplikasi klinis,
refleks tendon patella dianggap refleks L4, tapi refleks masih akan muncul walaupun L4
rusak karena masih dipersarafi L2 dan L3. Refleks patella hampir tidak pernah hilang, kecuali
pada primary muscle, nerve root, atau anterior horn cell disease.

Sensorik L4
Dermatom L4 menginervasi sisi medial betis hingga ke
sisi medial kaki. Sendi lutut merupakan pembatas antara
dermatom L3 ke atas dan L4 ke bawah. Crest tibia yang tajam
membagi antara dermatom L4 di medial dan L5 di lateral.
Neurologic Level L5

Motorik L5
1. Extensor hallucis longus
2. Extensor digitorum longus dan brevis
3. Gluteus medius
Tendon extensor hallucis longus melewati di depan sendi ankle lateral dari tibialis
anterior. Untuk memeriksa kekuatannya, instruksikan pasien duduk di ujung meja
pemeriksaan. Support kaki dengan satu tangan di sekitar calcaneus dan letakkan ibu jari
pada posisi yang membuat pasien dorsoflexi ibu jari kakinya. Berikan tahanan dorsoflexi.
Untuk memeriksa kekuatan gluteus medius, instruksikan pasien berbaring pada sisi
sampingnya. Stabilkan pelvis pasien dengan satu tangan dan instruksikan untuk abduksi
kakinya sampai penuh lalu berikan resistensi ke arah sebaliknya pada setingkat sendi lutut.

Refleks L5
Jika setelah melakukan pemeriksaan motorik dan sensorik L5 tetapi belum menemukan
kepastian, bisa dilakukan dengan refleks tibialis posterior. Pegang telapak kaki dengan
sedikit eversi dan dorsofleksi, lalu pukul tendon tibialis posterior pada sisi medial dari kaki
sebelum masuk ke tuberositas naviculare. Normalnya, responnya akan sedikit plantar
inversi.

Sensorik L5
Dematom L5 menginervasi betis lateral dan dorsum kaki. Crest tibia membagi antara L5 dan
L4. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, palpas crest tibia dari lutut ke arah
maleolus medial. Semua area lateral dari crest, termasuk dorsum kaki, menerima inervasi
L5.
Neurologic Level S1
Motorik S1
1. Peroneus longus dan brevis
2. Gastrocnemius – soleus
3. Gluteus maximus
Otot peronei bisa diperiksa bersamaan seiring dengan fungsinya untuk eversi ankle dan
kaki. Untuk tes kekuatannya, instruksikan pasien untuk plantarfleksi dan eversi kakinya
seolah-olah berusaha meraih dengan jari kelingkingnya. Berikan tahanan ke arah yang
berlawanan pada tulang metatarsal kelima.
Otot gastrocnemius-soleus adalah otot yang jauh lebih kuat daripada otot lainnya
sehingga sulit untuk mendeteksi kelemahan sehingga pemeriksaan kekuatan otot tersebut
kurang akurat dan lebih baik untuk mengamati fungsinya. Minta pasien untuk berjalan
berjinjit. Jika pasien tidak bisa melakukannya, berarti ada kelemahan. Selain itu, mintalah
pasien untuk lompat naik dan turun. Jika pasien mendarat dengan telapak kakinya (flat-
footed landing) atau tidak bisa melakukan, menandakan kelemahan otot betis.
Fungsi otot gluteus maximus bisa diperiksa dengan pasien berbaring pronasi dengan
panggul fleksi pada ujung meja dan kaki bergelantung. Instruksikan pasien untuk ekstensi
panggulnya. Berikan resistensi dengan mendorong ke bawah dari paha posterior, sedikit di
atas lutut.

Refleks S1
Refleks tendon achilles diinervasi terutama S1. Jika akar saraf S1 terpotong, refleks
achilles akan menghilang total. Untuk tes refleks achilles, instruksikan pasien duduk dengan
betis bergelantung di ujung meja. Posisikan kaki sedikit dorsofleksi dan raba tendon achilles
lalu pukul dengan ujung yang flat dari palu refleks. Refleks positif ditandai dengan kontraksi
gastrocnemius dan plantarfleksi kaki.

Sensorik S1
Dermatom S1 mengcover sisi lateral dan bagian plantar kaki.
Neurologic Level S2, S3, S4
Saraf yang keluar dari S2 dan S3 mensuplai otot intrinsik kaki. Walaupun tidak ada
pemeriksaan yang efisien untuk isolasi otot tersebut, denervasi otot intrinsik bisa diketahui
dengan clawing jari kaki. S2, S3, dan S4 juga memberikan suplai motor prinsipal pada
bladder.
Refleks S2, S3, dan S4 bisa dengan refleks anal superficial yang diperiksa dengan
menyentuh kulit perianal; responnya otot anal spinchter akan berkontraksi.
Sensorik dermatom sekitar anus tersusun atas tiga cincin konsentris, yang menerima
inervasi dari S2 (cincin terluar), S3 (cincin tengah), S4-S5 (cincin dalam).
Ringkasan Lower Extremity
Motorik ekstremitas bawah bisa diperiksa dengan efisien dan mudah. Tes otot dari
kaki bisa dari medial ke lateral; tibialis anterior pada sisi medial kaki diinervasi L4, extensor
digitorum longus dan brevis pada telapak kaki diinervasi L5, dan peronei pada lateral betis
diinervasi S1.

Sensorik bisa diperiksa secara berkelanjutan dorsum kaki dari medial ke lateral.
Batas medial kaki menerima inervasi dari L4, bagian atas kaki inervasi dari L5, dan bagian
lateral kaki dari S1.
Refleks bisa diperiksa pada tendon infrapatella, L4; tendon achilles, S1; tendon
tibialis posterior, L5 (sulit diperiksa).
9 Tanda Cerebellar
1. Vertigo
2. Ataxia
3. Nystagmus
4. Intentional tremor
5. Slurred speech
6. Hypotonia
7. Romberg positif
8. Dysdiadokinesia
9. Rebound phenemenon positif

Anda mungkin juga menyukai