Pemeriksaan klinis pada sistem saraf merupakan serangkaian tindakan pengamatan dan
pengujian yang dialakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
Apakah terdapat lesi pada sistem syaraf?
Dimanakah lokalisasi dari lesi tersebut (focal atau multi focal)?
Seberapa parah lesi tersebut?
Apakah penyakit itu semakin buruk, semakin baik atau tidak mengalami perkembangan
sama sekali?
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan klinis sistem saraf
diantaranya adalah pelight, hamar perkusi dan sepasang hemostatic forcep. Sebuah form standar
tertentu dapat digunakan sebagai patokan dalam penarikan diagnosa.
A. Pengamatan awal dan persyarafan daerah kepala
1. Pengamatan awal
Cara berdiri, posisi kepala, kordinasi dan persarafan daerah kepala dapat secara
langsung diamati. Hewan akan meunjukan perilaku membau dan makan ketika sistem
saraf CN1 bekerja dengan baik dan akan menghindari benda-benda asing jika CN2
bekerja dan dengan mengamati reaksi hewan terhadap suara dapat diamati
kemampuan mendengar dari hewan.
6. Otot temporal/masseter
Palpasi otot-otot tersebut untuk mendetetksi atropi. Atropi otot mengindikasikan
lesi pada baigan motor dari syaraf trigeminal (CN5) dan asosiasinya dengan batang
otak dan otot itu sendiri.
Gambar 6. Otot maseter
7. Ketegangan rahang dan jarak geraknya
Buka rahang untuk mengevaluasi ketegangan otot dan rentang jarak geraknya.
Ketegangan otot yang tidak sesuai mengindikasikan lesi pada bagian motor dari CN5
dan asosiasinya dengan batang otak.
C. Respon Postural
1. Wheelbarrow thoracic limbs dan wheelbarrow pelvic limbs
Sanggah hewan saat berdiri dan berjalan, mula mula pada thoracic limbs
dan kemudian pada pelvix limb. Examinasi wheelbarrow dapat mendeteksi
adanya gangguan pada koordinasi, kekuatan ekstremitas pada kedua sisi.
2. Hopping
Dengan disanggah, posisikan hewan dalam keadaan berdiri dengan 1 kaki pada
masingmasing ke empat kaki untuk mendeteksi adanya inkoordinasi pada masing-
masing dari keempat kaki
D. Respon Spinal
Komponen anatomis dari setiap reflex spinal adalah sistem syaraf perifer spesifik,
segmen spinal cord, syaraf perifer motoral, dan otot. Setiap komponen harus
berfungsi dengan baik agar reflex spinal dapat berlangsung. Dengan adanya gangguan
atau bahkan ketiadaan reflex spinal mengindikasikan lesi pada daerah spesifik dari
reflex spina yang diuji. Gangguan tersebut seringkali mengindikasikan adanya lesi
pada suatu daerah di antara otak dan reflex spinal yang diuji.
G. Pemeriksaan Lain
1. Tanda babinskis (babinskisign)
Menggesekan ujung hamar perkusi secara proximal pada region metacarpal dan
metarsal akan menginduksi fleksi singkat pada digiti. Extensi pada digiti ini
mengindikasikan babinskis sign positive dan mengindikasikan adanya lesi pada
suatu daerah diantara otak dan C5 (thoracic limb) atau antara otak dan L5 (pelvic
limb).
Gambar 25. Uji babinskis sign
2. Atrophy otot paha (limb)
Atrophy otot paha dapat dideteksi dengan palpasi dan observasi. Otot yang
mengalami atropi mengindikasikan lesi pada syaraf spesifik pada otot tersebut.