PENDAHULUAN
Tujuan
Fungsi &Peranan
Tingkat Pengembangan
Proses Pengembangan
A. PENDAHULUAN (bagian Frengki)
1. Perubahan dan pengembangan
Perubahan tak selalu sama dengan pengembangan, akan tetapi pengembangan
selalu mengandung perubahan. Pengembangan berarti meningkatkan nilai atau
mutu. Perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan, yang mungkin
membawa perbaikan, akan tetapi dapat juga memperburuk keadaan. Pengembangan
selalu dikaitkan dengan penilaian. Pengembanngan diadakan untuk meningkatkan
nilai.
3. Perubahan guru
Perubahan kurikulum tak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pada
diri guru karena gurulah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi kurikulum. Namun,
apabila perubahan itu disadari oleh guru sebagai sebuah kebutuhan untuk mengatasi
masalah dan kekurangan yang dimilikinya, maka tanpa didorong-dorong pun ia
akan berupaya untuk mencari cara untuk mengatasi persoalan atau kekurangan yang
dirasakannya.
B. PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Pengertian pengembangan kurikulum (bagian Ipam)
Subandijah
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan
suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap
kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar
mengajar yang lebih baik.
b. Prinsip Efektivitas
Dalam proses pendidikan, konsep efektivitas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
1. Efektivitas mengajar pendidik, yang berkaitan dengan tingkat
keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.
2. Efektivitas belajar anak didik, yang berhubungan dengan tingkat
ketercapaian tujuan pengajaran melalui kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan.
c. Prinsip Efisiensi
Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan
tenaga yang digunakan dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang
optimal.
d. Prinsip Kesinambungan
Konsep prinsip kesinambungan memiliki beberapa makna, yaitu :
1. Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah yang menyangkut bahan
pelajaran.
2. Kesinambungan di antara berbagai bidang studi, yang berkaitan dengan
hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya
e. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang dikembangkan harus memiliki ruang gerak yang memberikan
kebebasan dalam bertindak. Konsep fleksibilitas dalam kurikulum dapat
dimaknai dari dua sisi, yaitu :
1. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, yang berkaitan dengan
pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan,
spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat
dipilih atas dasar kemampuan dan minat siswa.
2. Fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran, yang berkaitan
dengan pemberian kesempatan kepada para pendidik dalam
mengembangkan sendiri program-program untuk pencapaian tujuan dan
bahan pengajaran yang bersifat umum.
b. Alterasi
Bentuk perubahan kurikulum dengan, misalnya, menambah atau mengurangi
jam pelajaran untuk bidang studi tertentu, yang dapat mempengaruhi jam
pelajaran bidang studi lain.
c. Variasi
Dimaksudkan untuk menerima dan menerapkan suatu metode yang berhasil di
sekolah lain untuk dijalankan di sekolah sendiri, dengan meniadakan metode
yang lama.
d. Restrukturisasi
Bentuk perubahan kurikulum melalui pemberian peran baru kepada guru dengan
dukungan tenaga dan fasilitas baru, seperti pengembangan team teaching.
e. Orientasi baru
Yaitu perubahan yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai baru, Misalnya,
peralihan kurikulum yang berpusat pada pengetahuan akademis (subject-
centered) menjadi unit approach, kurikulum yang berpusat pada anak, atau
macam-macam pendekatan lain dalam kurikulum.
b. Menentukan isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di
peroleh siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat
berupa mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman
belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
c. Memilih kegiatan
Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujuan dan pengalaman-
pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan
bentuk kurikulum yang digunakan.
d. Merumuskan evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di
muka. Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus
menerus.
b. Masyarakat
Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat pengunanya serta
upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
c. Sistem nilai
Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam
pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan
dalam kurikulum.
C. TIM PENGEMBANGAN KURIKULUM (bagian Ardhy)
1. Landasan pembentukan tim pengembangan kurikulum
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pembiayaan Pendidikan;
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi;
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetisi Lulusan;
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006;
i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Standar Proses;
n. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor;
o. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
p. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar
Biaya;
q. Panduan Penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP Tahun 2006.
c. Kelompok kerja
Tim atau kelompok kerja (worker committee), para ahli kurikulum, para ahli
disiplin ilmu dari perguruan tinggi, guru senior.
Tiga hal yang dapat dilakukan tim pengarah dalam mengembangkan kurikulum
tingkat pusat ini, juga dapat digunakan oleh pengembang kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Secara rinci pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan membutuhkan tim pengarah adalah hal sebagai berikut,
1. Meminta masukan dari pakar tentang pengembangan kurikulum yang
dibutuhkan sesuai kondisi sekolah, baik berupa gagasan atau hasil
penelitian.
2. Memberi latihan dan penataran bagi para pengembang kurikulum tingkat
satuan pendidikan berkenaan dengan pengembangan kurikulum.
3. Sebagai konsultan dalam rangka mendapatkan kurikulum yang baik.
c. Kelompok kerja
1. Sebagai pemberi pertimbangan.
Keputusan-keputusan mengenai kurikulum sekolah secara institusional ada
di tangan kepala sekolah. Dalam konteks inilah kelompok kerja menjadi
pihak yang memberikan pertimbangan-pertimbangan atas usaha
pengembangan kurikulum sekolah. Sebagai pihak yang profesional,
kelompok kerja memiliki keahlian di bidangnya, termasuk urusan kurikulum
atau secara lebih luas mengenai pendidikan. Oleh karenanya, dalam rangka
pengembangan kurikulum, kelompok kerja memiliki gagasan/ide mengenai
kenyataan dan harapan-harapan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan.