Hasil Belajar
Setelah mengikuti pokok bahasan ini peserta mampu:
1. Memahami pengenalan dan jenis sistem pelumasan
2. Memahami sistem pelumasan pada anti friction bearing (ball bearing, roller bearing)
3. Memahami sistem pelumasan pada journal bearing (sleeve bearing)
4. Memahami sistem pelumasan Mesin Diesel
5. Memahami sistem pelumasan hidrolik dan transmisi
6. Memahami cara pemilihan jenis pelumas yang sesuai
Kriteria Penilaian
Peserta mampu :
1. Menjelaskan pengenalan dan jenis sistem pelumasan
2. Menjelaskan sistem pelumasan pada anti friction bearing (ball bearing, roller bearing)
3. Menjelaskan sistem pelumasan pada journal bearing (sleeve bearing)
4. Menjelaskan sistem pelumasan Mesin Diesel
5. Menjelaskan sistem pelumasan hidrolik dan transmisi
6. Menjelaskan cara pemilihan jensi pelumas
Evaluasi
Sistem pelumasan dapat diartikan sebagai penggunaan suatu material guna memperbaiki
kemulusan gerakan relatip antara dua permukaan.
Tujuan utama dalam pelumasan mesin adalah mengurangi gesekan antara dua permukaan
yang saling bergerak bergesekan, sehingga dapat mengurangi kerugian daya atau energi
akibat gesekan tersebut.
1) Pelumasan Hidrodinamis
Pada pelumasan dengan tipe hidrodinamis (hydrodynamic lubrication) permukaan yang
bergesekan atau yang bersinggungan baik yang bergerak meluncur atau pun
menggelinding, dipisahkan oleh pelumas secara sempurna. Dimana tekanan pada lapisan tipis
pelumas dibangkitkan oleh gerakan relatif oleh kedua permukaan itu sendiri. Salah satu
contoh penggunaan pelumasan dengan tipe hidrodinamis adalah gerakan rotasi yang terjadi
pada bantalan luncur (journal bearing). Selanjutnya contoh pelumasan ini dapat dilihat pada
Gb. 2.1 seperti berikut:
2) Pelumasan Hidrostatis
Pada pelumasan hidrostatis ini menggunakan pompa tekanan tinggi yang akan menekan
minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergerak. Pelumasan jenis ini tidak memerlukan
gerakan relatif dan biasanya digunakan pada mesin-mesin yang bagian-bagian bergeraknya
terlalu berat seperti turbin yang berkapasitas besar tidak dimungkinkan lagi terjadinya
pelumasan hidrodinamis pada saat start, sementara tipe pelumasan lainnya tidak dihendaki
terjadi. Untuk ini diperlukan tekanan yang besar terjadi pada lapisan tipis minyak pelumas di
antara poros dan bantalan misalnya. Tekanan demikian dapat diperoleh dengan menggunakan
pompa tekanan tinggi yang akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergesek,
Pada keadaan ini lapisan tipis yang terjadi hanya dalam ketebalan beberapa ukuran molekul
saja. Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin dihidupkan dan terus berlanjut hingga
menjelang mesin mencapai kecepatan operasionalnya. Lapisan yang terbentuk dalam
pelumasan jenis ini sangat rumit untuk dijelaskan yang jelas, ketebalan lapisan tersebut hanya
beberapa molekul.Lapisan ini bahkan tidak terbentuk dari oli pelumas, melainkan berupa
kotoran, oksida logam, dan gas dari udara.
Jadi pelumasan padat (Solid Lubrication) dapat diartikan seperti sebuah sistem pelumasan
dimana diantara permukaan kontak saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang dilapisi
dan kadang menyatu pada elemen tersebut. Misalnya bahan inorganik tertentu seperti grafit
dan molybdenum disulfida, memiliki sifat mampu membentuk lapisan tipis pada permukaan
logam yangbergeser dengan mudah dan menahan penetrasi oleh permukaan-permukaan yang
bergesekan.
Grease memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan oli antara lain :
- Instalasi lebih sederhana
- Lebih baik mencegah kotoran
- Lebih baik meredam getaran
Hal yang penting dalam pelumasan grease pada bantalan gelinding antara lain memenuhi
sebagai berikut :
Ketepatan kuantitas
- Jumlah grease pada bantalan harus tepat.
- Terlalu banyak grease menyebabkan over heating. Terlalu sedikit grease menyebabkan
gesekan dan keausan tinggi.
- Jumlah pelumas ditentukan oleh ukuran bantalan. Ketepatan tipe grease sangat
penting
untuk meningkatkan umur bantalan.
- Bearing tidak diisi penuh dengan grease, tetapi ruang kosong di rumah bantalan hanya
boleh diisi 30-50%.
- Bantalan yang tidak bergetar berlebihan menggunakan lithium soap grease. Ruang
pada rumah bantalan dapat diisi sampai 90% tanpa menimbulkan meningkatnya
temperatur.
- Kontaminan dari luar masuk bearing dapat dicegah dengan mengganti dalam interval
waktu tertentu disebut dengan relubrikasi (relubrication).
G a 0.005.D.b
Keterangan :
Ga : Jumlah grease (gram)
D : Diameter luar bantalan (mm)
b : Lebar bantalan (mm)
Relubrikasi
Relubrikasi (Relubrication) dilakukan dengan menggunakan lubricating gun. Hubungkan
lubricating gun pada nipel rumah bantalan, tekan sedemikian rupa sehingga grease yang lama
terbuang semua
Umur grease
Umur grease dipengaruhi oleh tipe grease, kecepatan operasi, tempertaur operasi dan
pengaturan sil. Untuk bantalan yang kecil umur grease begitu panjang sehingga tidak
memerlukan relubrrikasi atau regreasing.
Ketepatan pemasangan
Yang dimaksud dengan ketepatan pemasangan atau ketepatan perakitan yaitu pemasangan
dilakukan dalam kondisi bersih dan bebas debu. Tempat kerja tidak didekatkan dengan
mesin yang menghasilkan geram dan mesin yang menghasilkan debu.
Poros diperiksa dan dibersihkan kembali, sil yang rusak diganti. Jangan memindahkan
bantalan dari kemasannya sebelum dipasang.
Rumah bearing dekelompokkan menjadi rumah bearing yang dapat dipisah atau displit ada
juga rumah bantalan menjadi satu. Untuk bantalan yang dipasang pada rumah bantalan yang
dapat dipisah, setelah bearing dipasang pada poros, segera diberi grease, selanjutnya dipasang
pada rumah bantalan. Kemudian ruang bebas dalam rumah bantalan kemudian diisi dengan
grease. Jangan lupa periksa kebersihan ruangan rumah bantalan sebelum bantalan dipasang
dan diberi grease.
Pengisian grease
Ketepatan grease
Grease yang tidak sesuai dengan pemakaian akan mempengaruhi umur bantalan.
Pemilihan tipe grease ditentukan oleh :
- Beban dan lingkungan
- Kecepatan putaran
- Ukuran bearing
Jenis grease
Grease berdasarkan beban dan lingkungan dikelompokkan menjadi :
- LT (low temperatur),
- MT (medium temperatur),
- HT (high temperatur),
- EP (extreme presure)
- EM (extreme movement).
Interval Relubrikasi
Penggantian grease
Simple Inspiring Performing Phenomenal xv
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggantian grease yaitu :
- Gunakan tipe yang sama, karena beberapa grease akan kehilangan kapabilitasnya jika
dicampur dengan grease yang lain.
- Jangan sekali-kali memcampur grease, jika tidak yakin.
- Jika waktu relubrikasi terlalu lama dan rumah bantalan mudah dibuka diperlukan
frekuensi pelumasan yang lebih banyak dengan menggunakan alat bantu yang sesuai.
- Gunakan grease gun
- Beberapa bantalan dilengkapi dengan alur dan pembuangan relubrication
Pemilihan pelumas
Pemilihan pelumas dipengaruhi oleh :
• Diameter rata-rata bantalan
• Kecepatan putar
Standar pelumas
Standar pelumas dapat didasarkan pada standar pabrik, asosiasi, nasional dan internasional.
Secara internasional pelumas dinyatakan dalam ISO VG ( ISO Viscosity Grade ), misalnya
ISO VG 22, ISO VG 32. Angka yang ada di belakang IS VG menunjukkan viskositas
kinematik pada 40° dalam satuan cSt atau mm2/s.
Pelumas
Fungsi pelumas pada bantalan luncur antara lain :
- Mengurangi gesekan antara permukaan yang kontak
- Menghilangkan panas yang timbul
- Mencegah korosi.
Dilihat dari bahan pelumasnya, pelumasan bantalan luncur dapat digolongkan menjadi :
- Pelumasan gas
- Pelumasan cair (oli)
- Pelumasan semi fluid/pasta (grease)
- Padat
Bahan
Material yang sering digunakan dalam bantalan luncur antara lain :
- Babbit metal
- Bronzes
- Casi iron
- Silver
Simple Inspiring Performing Phenomenal xxv
- Non-metallic bearing
Babbit
Babbit direkomendasikan untuk digunakan bantalan luncur dengan tekanan antara 70 – 140
kg/cm2. Jika diterapkan pada otomotif, babbit digunakan dalam bentuk lapisan dengan tebal
0,05 – 0,15 mm dimasukkan dalam sel baja. Komposisi babbit dengan dasar tin terdiri dari
90% tin, 4,5% copper, 5% antimony dan 0,5% lead. Komposisi babbit dengan dasar lead
terdiri dari 84% lead, 6% tin, 0,5% copper dan 9,5% antimony.
Bronze
Bronze merupakan logam paduan copper, zinc dan tin, secara umum berbentuk bus yang
dipres ke dalam sel.
Bus ada yang menjadi satu dan belah menjadi dua. Bronz yang umumnya digunakan sebagai
material bantalan luncur adalah gun metal dan phosphor bronzes.
Gun metal terdiri dari 80% copper, 10% tin dan 2% zinc digunakan untuk untuk bantalan
high grade yang menerima beban tekanan tinggi, tidak lebih dari 100 kg/cm2 dan kecepatan
tinggi.
Cast iron
Cast iron bearing biasanya menggunakan baja. Bantalan ini cukup baik dengan batas tekanan
35 kg/cm2, kecepatan sampai 40 m/menit serta pelumasan yang cukup.
Silver
Silver lead bearing secara luas digunakan dalam aircraft engine yang memperhatikan
tegangan fatiq.
Non metal
Non-metallic bearing dibuat dari carbon-graphite, karet, kayu dan plastik. Carbon-graphite
bearing adalah melumasi sendiri, stabil pada operasi kondisi operasi yang cukup luas dan
dapat beroperasi pada temperatur tinggi dari pada bantalan luncur yang lain.
Pelumas cair yang digunakan pada bantalan berasal dari mineral dan sintetis. Pelumas
mineral sering digunakan karena murah dan stabil.
Grease atau pelumas semi fluid memiliki viskositas yang lebih tinggi dari pelumas cair.
Grease digunakan pada beban berat dan kecepatan rendah.
Pelumas pejal digunakan untuk mengurangi gesekan bilamana lapisan pelumas tidak dapat
dipertahankan karena tekanan atau temperatur
Sifat pelumas
Sifat-sifat pelumas yang penting antara lain :
• Viscosity
• Oiliness
• Specific gravity
• Viscosity index
• Flash point
• Fire points
Gesekan bantalan luncur
( f ) Z .N . A.
Keterangan :
μ : Koefisien gesek
(f) : Konstanta matematik
Z :Viskositas
N : putaran
A : luas penampang
33 Z .N d
. . k
1010 p c
Z .N
dan .
p
.
Tekanan bantalan
F
p
A
Keterangan :
p : Tekanan (kg/cm2)
F : Beban bantalan (kgf)
A : luas penampang (cm2)
M f 0,5. .F .D
Keterangan :
Mf : Momen gesek (Nmm)
μ : Koefisien gesek
F : Gaya pada bantalan (N)
D : Diameter pitch bantalan ( mm)
60.M f
Pf
2. .n
Keterangan :
Pf: Tenaga gesek (W)
Mf : Momen gesek (Nmm)
n : Putaran (rpm)
Panas
.F .V
Hg
J
Keterangan :
Hg : Panas yang timbul (kcal)
μ : Koefisien gesek
F : Beban (kg)
V : kecepatan linier (m/s)
J : 427 kg.m/kcal
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada mesin diesel ialah semua bagian-bagian yang
saling bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan tabung silinder
b. Antara poros dengan bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.
Mesin diesel baik untuk sektor transportasi maupun sektor industri terus berkembang dan
semakin banyak pemakaiannya. Mesin diesel putaran tinggi dan putaran sedang pada
umumnya menggunakan minyak pelumas dengan jenis dan kualitas yang sama, baik untuk
karter maupun untuk pelumasan silindernya
Sedangkan untuk mesin diesel putaran rendah minyak pelumas yang digunakan untuk karter
dibedakan dengan pelumas untuk silindernya khususnya pada mesin diesel tipe kepala silang.
Mesin diesel pada umumnya memerlukan minyak pelumas yang mampu mengatasi pengaruh
dan kondisi operasi yang berat. Terlebih pengaruh dan kemungkinan terjadinya kontaminasi
yang berasal dari ruang bakar, berupa asam sulfat yang sangat korosi.
Sistem pelumasan kering (Gb. 2.31) tidak memanfaatkan karternya sebagai penampung
minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor. Minyak pelumas yang
jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah filter, dan
dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut.
Keterangan :
1. Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung
2. Filter 6. Filter
3. Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
4. Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas
Sistem pelumasan kering memiliki desain ruang engkol yang lebih kecil. Dengan absennya
minyak pelumas di ruang engkol maka kerja mesin menjadi sedikit lebih ringan akibat
berkurangnya gesekan antara poros engkol dan minyak pelumas seperti yang terjadi pada
sistem celup/basah. Sistem ini memiliki konstruksi yang lebih kompleks tapi disisi lain
ukuran mesin menjadi lebih kecil. Sehingga lebih leluasa mengatur posisi mesin di motor
khususnya pada mesin-mesin berkonfigurasi V-engine.
Sistem pelumasan basah (Gb.2.32) adalah sistem pelumasan mesin yang memanfaatkan
karternya sebagai penampung minyak pelumas. Dalam sistem ini, di bagian bawah dari pada
karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat
pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan
bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah
pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem pelumasan basah yang umum
digunakan adalah:
a. Sistem percikan/celup
b. Sistem tekan
c. Kombinasi sistem percikan dan tekanan
Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas
a. Sistem percik/celup
Merupakan sistem pelumasan yang paling sederhana. Sistem ini tidak menggunakan
komponen tambahan untuk mensirkulasi oli kebagian mesin yang membutuhkan pelumasan.
Stang seher (conecting rod) didesain sedemikian rupa sehingga dapat membawa sedikit oli
yang akan memancar (percikan) ke dinding silinder akibat gaya sentrifugal dari putaran poros
engkol. Desain pada batang seher berbentuk seperti sendok, dapat membawa minyak pelumas
dan akan memercikan kearea dinding silinder untuk melumasi piston.
Sistem ini umumnya ditemukan pada mesin dengan posisi katup disamping (side valve).
Karena pada konstruksi mesin Side Valve, semua bagian penting dari mesin yang perlu
dilumasi berada di bawah mesin jadi tidak diperlukan pompa oli untuk mengirim oli ke
kepala silinder.
b. Sistem tekan
Minyak pelumas ditampung di karter mesin pada ruang engkol, oli di pompa ke seluruh
bagian mesin yang membutuhkan pelumasan dan kemudian kembali ke ruang karter (Gambar
Secara konstruksi, pelumasan tipe basah lebih sederhana dengan komponen pelumasan relatif
lebih sedikit dan sirkulasi pelumas ke komponen mesin lebih cepat. Namun gesekan antara
poros engkol dan genangan oli di karter memberi hambatan tersendiri meskipun nilainya
relatif kecil.
Itulah sebabnya pengisian oli pada mesin tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan
Sebelum diuraikan mengenai jenis-jenis minyak pelumas, terlebih dahulu perlu diketahui
jenis atau bagian-bagian mesin atau peralatan yang memerlukan pelumasan.
Secara garis besar jenis peralatan atau mesin yang membutuhkan pelumasan dibagi menjadii
3 (tiga) bagian yaitu mesin, roda, gigi dan peralatan industry.
Mesin
Mesin diklasifikasikan kedalam beberapa jenis menurut jenis bahan bakar yang digunakan
oleh karena hal ini akan menentukan minyak pelumas yang dipakai untuk menghasilkan
pelumasan yang baik.
Klasifikasi mesin menurut jenis bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mesin Diesel terdiri dari :
Mesin diesel putaran cepat : 1.000 rpm keatas
Mesin diesel putaran sedang : 350 - 1.000 rpm
Mesin diesel putaran lambat : dibawah 350 rpm
Mesin bensin terdiri dari mesin bensin 4 langkah dan mesin bensin 2 langkah
Simple Inspiring Performing Phenomenal xxxviii
Roda Gigi
Roda gigi kendaraan, untuk :
- Transmisi baik manual maupun otomatis
- Gardan
Roda gigi industri
Peralatan Industri
Komponen peralatan
- Bearings (bantalan-bantalan)
- Kompresor Udara (Refrigerator)
- Peralatan denga udara tekan (Pneumatic tool)
Komponen peralatan produksi
- Metal cutting (Pengerjaan logam)
- Heat treatment
- Mesin textile
Komponen fluida
- Transformer dan switch gear
- Hidrolik
- Heat transfer
Dengan mengetahui jenis peralatan atau mesin yang cukup banyak tersebut yang semuanya
harus dilumasi oleh minyak pelumas maka jelas bahwa jenis minyak pelumas yang digunakan
pun harus sesuai dengan sifa-sifat peralatan atau mesin yang akan dilumasi menurut fungsi
dan tugasnya.