Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, perlu diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmas merupakan
penanggungjawab penyelenggaraan upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Konsep puskesmas tersebut mulai diperkenalkan pertama kali pada tahun 1968. Jumlah
puskesmas menurut data Pusat data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI
pada Juni 2011 sebanyak 9.133. Sampai tahun 2013 jumlah Puskesmas mencapai 9.669
terdiri dari 3.310 puskesmas rawatan dan 6.289 Puskesmas non rawatan. Lebih lanjut
mengenai Puskesmas diatur dalam keputusan menteri kesehatan nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas).
Didalam sistem organisasi  kesehatan diberbagai negara, puskesmas merupakan
local health unit yang perannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara
langsung kepada masyarakat. Sebagai unit pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di
suatu negara kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat
pelayanan bagi kesehatan masyarakat, namun lebih daripada itu juga dapat merupakan
sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter. Tugas kedua ini justru lebih
dirasakan dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena pada negara-negara yang
sedang berkembang yang latar belakang masyarakat pada umumnya masih tergolong
rendah, maka kehadiran puskesmas disuatu daerah digunakan pula bagi usaha-usaha
pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan juga kenyataan bagi usaha
modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan
bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang
relatif kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai
jenis kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama
diakui oleh masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap
peranan ibu bidan atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang
puskesmas untuk lebih memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep dasar dari Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang Pengertian Puskesmas
b. Mengetahui tentang Visi Puskesmas
c. Mengetahui tentang Misi Puskesmas
d. Mengetahui tentang Fungsi Puskesmas
e. Mengetahui tentang Upaya dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas
f. Mengetahui Pentingnya Perkesmas menjadi Upaya Kesehatan Wajib
Puskesmas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknik
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD) yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu Wilayah kerja.
Sebagai UPTD, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinkes kabupaten atau Kota. Oleh karena itu Puskesmas hanya
bertanggungjawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
Dinkes Kabupaten Kota sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan penanggungjawab
utama seluruh upaya pembangunan kesehatan di Wilayah kabupaten Kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota. Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan
konsep Wilayah (Desa, atau keluraha atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota.

B. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehata
adalah gambaran masyarakat masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dilingkungan dan dengan perilaku sehat,
memiliki kemapuan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi0tingginya. Indikator kecamatan
sehat yang ingin dicapai mecakup empat indikator utama yakni 1) Lingkungan sehat, 2)
Perilaku Sehat, 3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta 4) derajat
kesehatan penduduk kecamatan. Rumusan visi masing-masing puskesmas harus
mengacu pada terwujudnya kecamatan sehat.

3
C. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di Wilayah Kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di Wilayah
kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat dan
lingkungannya.

D. Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak bangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di Wilayah
kerjanya. Sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Selain itu,
puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di Wilayah kerjanya. Khususnya untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, tertama tokoh masyarakat,
keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangankan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memerhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial dan budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingakt
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

4
a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(publik goods) dengan tujuan utama memelihara dan meingkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.

E. Upaya dan Asas Penyelanggaraan Puskesmas


1. Upaya
Upaya kesehatan yang dilakukan Puskesmas merupakan upaya pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
harus diselenggarakan oleh seluruh puskesmas yang ada di Indonesia, yang
meliputi:
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) Upaya pemberantasan gizi masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

5
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu:
1) Upaya kesehatan sekolah
2) Upaya kesehatan olah raga
3) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4) Upaya kesehatan kerja
5) Upaya kesehatan gigi dan mulut
6) Upaya kesehatan jiwa
7) Upaya kesehatan mata
8) Upaya kesehatan usia lanjut
9) Upaya pembinaaan dan pengobatan tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta


upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat
pula bersifat upaya inovasi, yaitu upaya lain diluar upaya Puskesmas tersebut di
atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi Puskesmas 

2. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas.
Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah sebagai berikut :


a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyakarat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain :
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan 

6
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya 
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. 
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai
potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
1) Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu polindes, Bina Keluarga Balita
(BKB)
2) Upaya pengobatan : posyandu, Pos Obat Desa (POD)
3) Upaya perbaikan gizi : posyandu, panti pemulihan gizi keluarga sadar gizi
(KADARZI)
4) Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, Saka Bakti Husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren)
5) Upaya kesehatan lingkungan : kelompok pemakai air (pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
6) Upaya kesehatan usia lanjut : posyandu usila, panti wredha 
7) Upaya kesehatan kerja : pos upaya kesehatan kerja (Pos UKK)
8) Upaya kesehatan jiwa : posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman Obat Keluarga TOGA),
Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
10) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif), dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
c. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan
yang perlu diperhatikan yaitu :

7
1) Keterpaduan Litas Program
Merupakan upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan
yang menjadi tanggungjawab Puskesmaa. contoh keterpaduan lintas program
antara lain : 
a) Manajemen terpadu balita sakit (MTBs) : keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan
b) Upaya kesehatan Sekolah (UKS) : keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan kesehatan gigi, kesehatan
reproduksi remaja, dan kesehatan jiwa
c) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan KIA/KB, gizi, promosi
kesehatan, kesehatan gigi
d) Posyandu keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M kesehatan jiwa,
promosi kesehatan 
2) Keterpaduan lintas sektor
Merupakan upaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib,
pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait
tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain :
a) Upaya kesehatan sekolah : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama
b) Upaya promosi kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian 
c) Upaya kesehatan ibu dan anak : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB 
d) Upaya perbaikan gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha,
PKK, PLKB
e) upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan. 
f) Upaya kesehatan kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.

8
d. Azas Rujukan
Rujukan merupakan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun
secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Puskesmas memiliki keterbatasan dalam memberikan pelayanan kesehatan, padahal
Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat yang memiliki berbagai
permasalahan kesehatan. Untuk membantu Puskesmas dalam menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan tersebut serta untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya Puksesmas (wajib pengembangan, dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan. 

Ada 2 (dua) macam rujukan yang dikenal yaitu 


1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan ini adalah kasus penyakit. Apabila Puskesmas tidak mampu
menanggulangisatukasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu baik vertical
maupun horizontal. Sebaliknya klien pasca rawat inap yang hanya
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas. Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas 3 (tiga) macam, yaitu :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan medic
(misalnya operasi) dan lain sebagainya
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap 
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau pun
menyelenggarakan pelayanan medic di Puskesmas 
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan ini adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian
luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan ini juga dilakukan
apabila Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan tersebut telah menjadi kebutuhan
masyarakat. Apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya

9
kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan menjadi 3
(tiga) macam, yaitu :
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan. 
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam. 
c) Rujukan operasional, yaitu menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
Puskesmas tidak mampu.

F. Pentingnya Perkesmas Menjadi Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya pembangunan kesehatan
yang menyeluruh dan berkesinambungan. Paradigma sehat mengalami perubahan dari
yang sebelumnya fokus pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi fokus pada upaya
promotif dan preventif. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki jumlah
paling banyak di Indonesia.

Data Sumber Daya Kesehatan Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan


SDM (tenaga
No 2010 2011 2012 2013
kesehatan)
1 Dokter Spesialis 8.403 16.574 27.333 38.895
2 Dokter Umum 25.333 33.172 37.364 42.398
3 Dokter Gigi 8.731 10.575 11.826 13.114
4 Perawat 169.797 230.280 235.496 296.112
5 Bidan 96.551 120.924 126.276 136.917
6 Kefarmasian 18.022 25.439 31.223 46.764
7 Tenaga Kesehatan 64.908 99.631 97.904 125.609
Lainnya
8 Tenaga Non Nakes 109.307 124.694 139.812 197.272
Sumber : www.bppsdmk.depkes.go.id

10
Tabel diatas menunjukkan bahwa perawat merupakan tenaga kesehatan yang
paling banyak di Indonesia. Tidak hanya dari sisi kuantitas, dari sisi kualitas dalam
kaitannya tingkat pendidikan keperawatan pun semakin meningkat. Perawat telah
memiliki jenjang pendidikan doktoral. Dalam bidang komunitas pun perawat memiliki
spesialisasi khusus keperawatan komunitas. Dengan demikian, perawat memiliki peran
strategis dalam upaya pembangunan kesehatan, khususnya dalam komunitas.

Kementrian kesehatan melalui Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan


Keteknisian Medik telah melakukan pelayanan keperawatan di Puskesmas dan masyarakat
melalui pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang telah diatur
dalam KMK No.279/MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas. Perkesmas merupakan upaya strategis
untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat dengan sasaran individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Hal tersebut terkait dengan substansi pelayanan perkesmas yang mencakup
tiga tingkatan pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder, tersier. Namun demikian,
menurut hasil rakernas Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) di Jakarta
tahun 2011 menyebutkan bahwa pelaksananaan perkesmas tidak berjalan optimal karena
beberapa hal, seperti:

a. Perkesmas saat ini masih menjadi program pengembangan di Puskesmas sehingga


kurang mendapat respon baik beberapa puskesmas karena harus melaksanakan
program wajib yang lebih prioritas
b. Beberapa puskesmas tidak memiliki dokter sehingga perawat banyak melakukan
tugas ganda antara lain sebagai pemegang program, bendahara, dan tugas lainnya di
puskesmas
c. Sebagian besar tenaga perawat di Puskesmas berlatar belakang pendidikan SPK
sehingga perlu mendapat peningkatan kemampuan terkait perkesmas sebelum
melaksanakan program puskesmas
d. Beberapa puskesmas masih ragu melaksanakan bantuan operational kesehatn (BOK)
karena kurang jelas apakah BOK dapat digunakan untuk perkesmas

Oleh karena tu, perkesmas yang merupakan upaya strategis dalam pembangunan
kesehatan perlu diupayakan menjadi program wajib di puskesmas. Dasar pemikiran

11
perlunya perkesmas menjadi upaya kesehatan wajib menurut hasil rakernas Ikatan
Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) di Jakarta tahun 2011 adalah :
a. Dasar Filosofis
Asuhan keperawatan yang diberikan baik kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat secara bermutu dan merata dimana perawat perkesmas mempunyai
tanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencapai tujuan yaitu kemandirian
masyarakat.
b. Dasar Sosiologis
Sasaran pembinaan perkesmas diprioritaskan kepada keluarga miskin dan mengalami
penyakit HIV/ AIDS, TB, malaria dan masalah gizi atau kelompok di daerah kumuh
sehingga dapat menunjang pencapaian MDG’s.
c. Dasar Yuridis
1) Sasaran perkesmas sesuai dengan KMK No.279/2006 terdiri dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Jika perkesmas menjadi program wajib
puskesmas, maka perawat akan lebih fokus dalam melaksanakan peran
fungsinya pada area tersebut, terutama dalam pembinaan kemandirian
keluarga dalam kesehatannya, sehingga dapat menunjang visi kementrian
kesehatan yaitu menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
lebih mudah dicapai
2) Perkesmas menjadi program wajib puskesmas, akan mempengaruhi kebijakan
daerah dalam menentukan peraturan, SPM kabupaten/kota, tenaga, dana, alat
dan dukungan lainnya terhadap program perkesmas agar dapat dilaksanakan
sesuai standar
d. Dasar Ekonomi
1) Perkesmas menjadi program wajib puskesmas, akan memotivasi perawat di
puskesmas untuk melaksanakan program diatas sehingga masalah kesehatan
yang muncul di dalam pelayanan gedung dan luar gedung puskesmas akan
mudah terdeteksi, sehingga masalah kesehatan dapat dilakukan promotif dan
preventif secara optimal
2) Perkesmas menjadi program wajib puskesmas, akan menciptakan budaya kerja
yang harmonis dan kolaborasi, sinergi antar petugas kesehatan di puskesmas,
karena banyak masalah yang akan ditemukan oleh perawat ketika melakukan

12
perawatan di keluarga, kelompok atau masyarakat yang perlu diselesaikan
bersama dengan tim kesehatan lainnya

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya pembangunan
kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Paradigma sehat mengalami
perubahan dari yang sebelumnya fokus pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi
fokus pada upaya promotif dan preventif. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang
memiliki jumlah paling banyak di Indonesia.
Sebagian besar tenaga di puskesmas, adalah perawat sehingga sangat efektif
dan efisien jika dioptimalkan perannya melalui program perkesmas dalam mecapai
program SPM yang ditetapkan oleh pemerintah atau kab/kota, sesuai dengan
Kepmenpan No.94/2001, bahwa pokok tugas perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mandiri
dalam upaya kesehatannya.

14

Anda mungkin juga menyukai