Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN BAB 2

Dosen pengampu:
Lamria Simamora, SE., MSA, Ak, CA

Disusun oleh :

Nama : Gilang Adi Prayogo

Nim : 193030303145

Kelas :A

Jurusan : Akuntansi
PERTANYAAN (HALAMAN 57-58)
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan neraca keuangan ! Bagaimana mengorganisir item-
item dalam neraca keuangan !
2. Jelaksan apa yang disebut sebagai laporan laba-rugi !
3. Jelaskan apa yang disebut sebagai laporan aliran kas ! Apa manfaatnya?
4. Jelaskan bagaimana melakukan analisis laporan keuangan ! Langkah apa saja yang harus
dilakukan?
5. Jelaskan rasio-rasio keuangan yang bisa dipakai sebagai analisis keuangan!
6. Jelaskan apa yang bisa dipakai sebagai angka pembanding (standar) dalam analisis
keuangan !
7. Jelaskan bagaimana melakukan analisis Du Pont! Apa manfaatnya?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis common size ! apa manfaatnya ?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan economic value added! Bagaimana menghitungnya,
dan apa manfaatnya?

JAWABAN
1. Neraca keuangan merupakan snapshot kekayaan perusahaan pada titik tertentu. Neraca
disusun berdasarkan persamaan Aset = Kewajiban + Modal Saham. Sisi kiri meringkaskan
kekayaaan yang dimiliki perusahaan sementara sisi kanan meningkatkan sumber dana yang
dipakai untuk membeli asset tersebut. (HALAMAN 30)
2. Laporan laba-rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode tertentu.Karena itu
‘laporan laba-rugi keuangan perusahaan ditulis sebagai laporan laba-rugi untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 19X3’, yang berarti laporan laba-rugi menyajikan ringkasan aktivitas
selama satu tahun,yaitu tahun 19X3. Laporan laba-rugi sering dianggap sebagai laporan yang
paling penting dalam laporan tahunan. (HALAMAN 30)
3. Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu
tertentu. Laporan aliran kas diperlkuan karena dalam beberapa situasi, laporan laba-rugi tidak
cukup akurat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Misal, Perushaan mempunyai
tingkat penjualan yang tinggi (missal penjualan dilakukan dengan kredit), yang berarti akan
mencatat pendapatan/penjualan yang tinggi. Di lain pihak, karena perusahaan tersebut masih
baru, maka perusahaan akan mengeluarkan kas yang banyak untuk membangun infrastruktur
pemasaran dan produksinya. Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan: (1) memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pembiayan kas perusahaan selama periide tertentu, dan
(2) memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi
perusahaan selama periode tertentu. (HALAMAN 33)
4. Pada waktu menganalisis laporan keuangan, beberapa hal perlu diperhatikan.
1. Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan lima atau enam tahun ke belakang barangkali bisa digunakan untuk
melihat adanya trend-trend tersebut. Jika trend menunjukkan perkembangan yang
lebih baik, maka perusahaan berada pada jalur yang tepat, dan sebaliknya.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik-tidaknya. Angka
pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak baik.
Salah satu contoh angka pembanding yang sering digunakan adalah rata-rata industri
(rata-rata yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di sektor
usaha yang sama). Alternatif lain, jika rata-rata industri sulit diperoleh, adalah dengan
menggunakan angka dari perusahaan lain yang sejenis.
3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan
hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang melengkapi
laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau
restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan ke dalam analisis.
4. Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak tersedia
di laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut bisa membuat analisis menjadi
lebih tajam. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bisa disertai dengan
analisis perkembangan pangsa pasar. (HALAMAN 35-36)
5. Ada lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan:
1. Rasio likuiditas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek.
2. Rasio aktivitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menggunakan
asetnya dengan efisien.
3. Rasio hutang/leverage: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
total kewajibannya.
4. Rasio keuntungan/profitabilitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan profitabilitas.
5. Rasio pasar: rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai buku,
pendapatan, atau dividen. (HALAMAN 36-37)
6. Angka-angka rasio yang berdiri sendiri mempunyai arti yang kecil. Untuk menentukan
baik tidaknya angka tersebut diperlukan angka pembanding.
Angka pembanding bisa memakai: (1) Data historis (data masa lalu), dan (2) Angka-angka
dari perusahaan lain yang sejenis, yang diringkaskan ke dalam rata-rata industri.
Menggunakan data lima sampai enam periode ke belakang akan membantu mengidentifikasi
adanya trendtrend tertentu, apakah trend yang semakin membaik atau memburuk. Trend
perusahaan dengan trend industri bisa dibandingkan satu sama lain. Sehingga manajer
keuangan bisa memperoleh gambaran yang lebih tajam. (HALAMAN 45-46)
7. Du Pont (Perusahaan kimia di Amerika Serikat) mengembangkan analisis DuPont. Analisis
bertujuan untuk memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian: perputaran aset dan
profit margin. Misalkan ada dua perusahaan, yaitu perusahaan ritel supermarket dan
perusahaan pesawat terbang (Boeing atau IPTN). Keduanya ingin mempunyai ROA yang
sama. Karena karakteristik usaha kedua perusahaan tersebut sangat berbeda. Jika kita
memecah ROA ke dalam dua komponen: perputaran aktiva dan profit margin, maka
perusahaan ritel akan mempunyai perputaran asset yang tinggi dan profit margin yang
rendah. Sebaliknya, perusahaan pesawat terbang akan mempunyai perputaran aktiva yang
rendah, tetapi profit margin yang tinggi.
Analisis Du Pont bisa dikembangkan lebih lanjut dengan memasukkan hutang/modal untuk
menghitung Return on Equity. (HALAMAN 51)
8. Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap rekening dalam laporan laba-
rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total
aktiva (untuk neraca). Teknik common size memudahkan membaca data-data keuangan,
khususnya untuk membaca data-data keuangan dalam beberapa periode untuk mencari
trendtrend tertentu. (HALAMAN 48)
9. EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk
memperoleh nilai tambah tersebut. Pendekatan EVA yang dikembangkan oleh lembaga
konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stern Steward Management Services pada
pertengahan 1990-an. Secara matematis, formula EVA bisa dituliskan sebagai berikut ini.
EVA = NOPAT – Biaya Modal
Karena NOPAT pada dasarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang kita
tanam, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang kita tanamkan, maka NOPAT dan
biaya modal bisa dituliskan sebagai berikut.
NOPAT = Modal yang Diinvestasikan × ROIC Biaya
Modal = Modal yang Diinvestasikan × WACC
Karena itu, EVA bisa juga dituliskan sebagai berikut ini.
EVA = Modal yang Diinvestasikan (ROIC – WACC)
dimana ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighted Average Cost of Capital
Kelebihan konsep EVA adalah bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada
penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal,
dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal. (HALAMAN 52-54)
PROBLEM (LANGSUNG JAWABAN)
1.
Rasio Perusahaan Industri
1 2 1 1 2
Rasio Likuiditas 2,

Rasio lancar 2,2


Rasio quick 2,6 1,9
2,1
1,5
1,8 0,8
0,9

Rasio Aktivitas

Rata-rata umur
Piutang ( hari )
Perputaran persediaan
Perputaran aktiva tetap 96,8 47,5
Perputaran total aktiva 101,1 36,7

4,0 4,4 4,3


4,1
5,1
3,1 4,1
4,3
1,3 1,2
1,7
1,9

Rasio Solvabilitas

Rasio total utang ke total aset


Times interest earned 0,66 0,66
Fixed Charged Coverage 0,68 0,59

4,9 4,9 3,4


4,5
2,5
2,6 2,7
3,2

Rasio Profitabilitas

Profit margin (%)


ROA (%) 4,9 3,1
ROE (%) 5,3 3,6

6,3 4,4
6,6 6,7

18,4 20,4 14,0


16,5

Rasio Pasar

PER
Dividend Yield (%) 10,5 10,5
Dividend pay-out 8,5 10,5

3,4 3,6 4,0


3,6
35,3
31,1 40,4
37,5

Dari kedua perusahaan tersebut baik itu dari segi perusahaan dan segi indutrinya
terdapat perbedaan yang signifikan dimana pada tingkat profitabilitasnya, perusahaan kedua
jauh lebih baik dari perusahaan pertama dan dari segi likuditas untuk perusahaan pertama
angka rasio lancar berada pada 2,2 dan perusahaan kedua berada pada angka 2,6 begitupula
dengan rasio qucik bisa dilihat perbedaan kedua perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek, untuk melihat rasio aktivitas kita liat di perusahaan kedua tersebut banyak
mengalami perbedaan dalam menggunakan asetnya secara efisien kita liat rasio pasar untuk
kedua perusahaan tersebut perusahaan pertama lebih trending daripada perusahaan kedua.
(HALAMAN 46)

2. a). Analisis rasio keuangan

> Rasio Likuiditas

Rasio Lancar = Aktiva Lancar/ Utang Lancar = 1.900 / 750 = 2,5

Rasio Quick = Aktiva lancar – Persediaan/ Utang Lancar = 1.900-500 / 750 = 1,8
> Rasio Aktivitas

Perputaran Piutang = Penjualan / Piutang = 20.000 / 400 = 50 kali

Rata-rata umur piutang = Piutang / (Penjualan/365)= 21,9 hari

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Piutang = 10.000 / 400 = 25 kali

Rata-rata umur persediaan = 365/25 = 14,6 hari

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap = 20.000 / 2.000 = 10 kali

Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva = 20.000 / 3.000 = 6,66 kali

> Rasio Utang

Rasio Total Utang terhadap Total Aset = Total Utang / Total Aktiva = (1.250 + 750) / 3.000 =
0,66

Times Interest Earned (TIE) = Laba sebelum pajak / bunga = 7.500 / 2.500 = 3

> Rasio Profitabilitas

Profit Margin = Laba bersih / Penjualan = 3.000 / 20.000 = 0,15 atau 15%

Return On Asset = Laba bersih / Total Aset = 3.000 / 3.000 = 1 atau 100%

Return On Equity = Laba bersih / Modal Saham = 3.000 / 1.000 = 3 atau 300%

b). Analisis DuPont

ROA = Profit Margin x Perputaran Aktiva

100% = 15% x 10

ROE = ROA / ( 1 – (Total utang/Total asset)

300% = 100% (1 – 0,66)

Karena angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. ROE
tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. ROE
dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan hutang (leverage keuangan) perusahaan.
(HALAMAN 32-52)

Anda mungkin juga menyukai