Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

PERKEMBANGAN HEWAN
(PEMBELAHAN DAN BLASTULA)

OLEH

MARFIRA SAIF (A1J1 18 032)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
PEMBELAHAN SEL

Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua
atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk memperbanyak diri
atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses reproduksi sel

- Fungsi Pembelahan Sel

Fungsi pembelahan sel pada makhluk memiliki 2 fungsi, yaitu:Pembelahan sel

Fungsi pembelahan Sel pada makhluk hidup uniseluler atau bersel tunggal adalah
sebagai cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang berkembang biak
dengan membelah diri: Protozoa, Amoeba, dll.

Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup
bersel banyak adalah sebagai cara untuk memperbayak sel tubuh sehingga makhluk
hidup yang bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang.

Proses pembelahan sel merupakan cara agar sel dapat tumbuh dan
berkembang. Sel yang membelah diri disebut sel induk, sedangkan sel hasil
pembelahan diri disebut sel anak. Pada dasarnya proses pembelahan sel terbagi
menjadi 2, yaitu: pembelahan sel secara langsung dan pembelahan sel secara tidak
langsung.

- Jenis-Jenis Pembelahan Sel

Pada makhluk hidup bersel eukariotik terdapat dua macam reproduksi sel,
yaitu mitosis dan meiosis. Kedua jenis reproduksi ini akan dijelaskan secara rinci
sebagai berikut.
A. Pembelahan mitosis

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Proses ini (mitosis)
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase
M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal. Yang mana hasil utama dari mitosis adalah
pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah
kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi
genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus
identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom
sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase,
yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.

Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis
adalah

berikut:

1) Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan
sel karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Selain itu saat pembelahan sel,
kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama
interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi untuk ekspresi informasi genetik.

2) Profase

Pada tahap ini nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi
DNA dengan protein) terkondensasi menjadi kromosom. Setelah masing-masing
kromosom hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung informasi
genetik yang sama, mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan
bentuk sel menjadi fungsimembangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.

3) Metafase

Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas. Selama


metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh
benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-
kutub spindel yang berbeda.Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi
dengan kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain.
Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi
kromosom yang berdiri sendiri atau independen yang berada satu bidang pada pusat
sel.

4) Anafase

Tahap anafase dimulai dengan pemisahan kromosom pada sentromernya.


Kemudian Setiap kromosom bergerak bertolak belakang terhadap pasangannya untuk
menuju ke kutub masing-masing, sambil tetap bergantungan pada serat gelendong
melalui sentromer . setelah itu sentromer dari masing-masing kromatid membelah
menjadi dua dari bidang.
5) Telofase

Kromosom yang terpilin pendek melepaskan gulungannya menjadikromatin


yang panjang dan halus, sementara serat-serat gelendong melebur didalam sitoplasma
bersamaan dengan munculnya kembali nukleolus danmembran nukleus. Membran
nukleus yang baru terbentuk mengelilingi kromatin,nukleolus, dan sejumlah
sitoplasma sehingga dihasilkan nukleus baru.

6) Sitokinesis

Pada peristiwa ini, terbaginya sel induk menjadi dua sel anak yang meliputi
pembagian sitoplasma, ribosom,retikulum endoplasma, RNA, dan struktur-struktur
lainnya. Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang
biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel
tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan
diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan
membentuk dua sel anak secara terpisah.

B. Pembelahan meiosis

Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan dengan
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah
kromosom sel induk Olek karena itu meiosis disebut juga dengan pembelahan
reduksi. Pembalahan sel
ini berlangsung melalui dua tahap
yaitu meiosis I dan Meiosis II,
tanpa melalui interfase.
Interfase hanya terjadi sebelum
dan sesudah meiosis.
Meiosis memiliki ciri sebagai berikut:

1. Terjadi dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gametogenesis) pada


kelenjar kelamin (gonad).

2. Menghasilkan empat sel yang tidak identik dengan sel semula (diploid menjadi
haploid), karena terjadi pengurangan kromosom pembelahan ini sering disebut
pembelahan reduksi.

3. Bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom, agar komposisi kromosom anak


sama dengan komposisi kromosom induk.

B.1. Meiosis I

Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan,
terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA
yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas:

1. Profase I

Profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase lainnya


bahkan lebih lama daripada tahap profase pada pembelahan mitosis. Profase I dapat
berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I membutuhkan waktu sekitar
90% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pembelahan meiosis.

Tahap ini terbagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:


a. Leptoten : ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan
menebal. Mulai terbentuk kromosom homolog.

b. Zigoten : kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut


panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis. Kromosom homolog yang berpasangan ini
disebut bivalen (terdiri dari 2 kromosom homolog).

c. Pakiten : kromatid antara kromosom homolog satu dengan kromosom homolog


yang lain membentuk pasangan sinapsis yang disebut tetrad.

d. Diploten : Setiap bivalen dengan empat kromatid tetap berkaitan di suatu titik yang
disebut kiasma (tunggal, kiasmata jika jamak). Proses persilangan kromatid-kromatid
disebut pindah silang (crossing over ) yang memungkinkan terjadinya pertukaran
materi genetik (DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya sehingga memengaruhi
variasi genetik sel anakan. Adanya crossing over inilah yang menyebabkan setiap
individu yang diturunkan tidak sama persis dengan induknya.

e. Diakinesis : terbentuk benang-benang spindel pembelahan (gelendong


mikrotubulus), membran inti sel atau karioteka dan nukleolus mulai lenyap, dan
diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang membentuk dua pasang kromosom
homolog.

2. Metafase I

Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar


berhadap hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).

Peristiwa yang terjadi selama Metafase 1 :

a. Membran inti sudah menghilang


b. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada satu kromosom di
setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan melekat pada
pasangan homolognya. Dalam hal ini, kromosom masih bersifat diploid.

3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad
(diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom
hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang
berbeda.

4. Telofase I dan Sitokenesis I

Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang


berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan
tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini,
membran inti muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu
sitokinesis.

Sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis


terjadi secara simultan dengan telofase. Artinya, terjadi secara bersama-sama. Tahap
ini merupakan tahap di antara dua pembelahan meiosis. Alur pembelahan atau pelat
sel mulai terbentuk.

Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung


setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian, kromosom tersebut masih
berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan
sel anakan yang mempunyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan
selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut
dengan interkinesis. Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada
sel anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang
serupa seperti meiosis I.
B.2. meosis ll

Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat
perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi
DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks.
Oleh karena, kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan
dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.Pembelahan sel pada meiosis II melalui taha
sebagai berikut:

1. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.

b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.

c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.

d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan. Serat – serat gelendong


terbentuk diantara 2 kutub pembelahan

2. Metafase II

a. Kromosom berada pada bidang ekuator, kromatid berkeompok duadua.

b. Belum terjadi pembelahan sentromer.

c. Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-


benang spindel.

d. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan

3. Anafase II
a. Kromosom melekat pada kinektor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang
gelendong kearah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah.

b. Kromatid akan bergerak ke arah yang berlawanan.

4. Telofase II

a. Kromatid berkumpul pada kutub pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin kembali.

b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

d. Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang menyelimuti


kromosom pada masing-masing kutub.

e. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan diikuti oleh


sitokinesis.

f. Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid.

g. Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma.

h. Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau
bagian bunga betina, pembentukan gametnya lebih kompleks.

Proses pembelahan sel secara meiosis ini menghasilkan:

1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing –
masing haploid (n).

2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya, itulah
sebabnya pembelahan sel secara meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi.
3. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).

4. Sel anakan mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis
yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang
bervariasi juga.

FASE BLASTULA

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses


ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel
pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.Secara umum, sel embriogenik
tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain: Sel tunggal (yang telah
dibuahi), Blastomer, Blastula, Gastrula, Neurula, Embrio / Janin.
Blastula

Embriyo yang memiliki rongga itu disebut blastula, rongganya disebut


blastocoels. Proses pembentukan blastula
disebut blastulasi. Blastula merupakan
bentuk lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya
perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam
blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula.Macam- macam blastula :

Melihat pada bentuk dan susunan blastomerenya blastula dibagi atas 3


macam:

1. Coeloblastula (bentuk bola)

2. Discoblastula (bentuk cakram)

3. Stereoblastula (bentuk bola tapi masif)

Daerah bakal pembentuk alat dikenal 5 daerah yaitu:

1. Balak ectoderm epidermis


2. Bekal ectoderm saraf

3. Bakal notochord (terkadang denggan pre-chorda)

4. Bakal mesoderm

5. Bakal endoderm (entoderm)

Blastulasi

Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula dapat dibedakan


dari morula, karena blastula terdapat suatu ruangan yang disebut Blastosul.
Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka dapat dibedakan atas Blastula
berongga (suloblastula) yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus dan
Blastula tidak berongga (strecoblastola) yang terdapat pada blastula ikan dan
amphibia. Lapisan blastomer yang mengelilingi blastosul terdiri dari satu lapis atau
lebih

Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula dapat dibedakan atas blastula
bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil, aves dan mamalia dan blastula tidak
bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus. Pada blastula
bertropoblas dapat dibedakan dua macam sel yaitu formative cell (sel utama), yaitu
sel-sel yang nantinya akan membentuk sel tubuh embrio dan auxillary/ tropoblas (sel
pelengkap), yaitu sel-sel yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan merupakan
jembatan penghubung antara induk dan embrio. Sel-sel tropoblas berkembang lebih
awal daripada sel utama. Pada blastula embrio unggas, sel utama terletak di bagian
tepi berbentuk seperti cakram yang disebut Diskoblastula

Pada fase blastula dikenal istilah Potensi, yaitu kesanggupan sel untuk
berdeferensiasi. Totipoten adalah kesanggupan blastomer untuk berkembang
sempurna adalah sama (equipoten). Apabila potensi sel blastomer sudah sedemikian
terbatas, maka dikatakan sel blastomer disebut unipoten. Teknik transplantasi sering
dipakai sebagai penunjang untuk menetapkan daerah permukaan blastula yang sudah
ditetapkan (preformed). Tiga macam transplantasi, yaitu transplantasi autoplastik
(pemindahan jaringan dalam satu tubuh embrio), Transplantasi hemoplastik
(pemindahan jaringan antar embrio yang sejenis) dan Transplantasi senoplastik
(pemindahan jaringan antar jenis tapi masih segenus)

Contoh blastula;

1. Blastula pada amphioxus, Bakal ectoderm dibina oleh sebagian besra oleh apiblast
(micromere). Ectioderm sarf berupa sabit dorsal, terletak kebawah dari daerah bakal
ectoderm epidermis. Bakal notochord juga berupa sabit di dorsal, terletak di daerah
eccctoderm saraf. Bakal mesoderm berupa ssabit dorsal. Bakal endoderm dibina atas
lapisan hypoblast (macromere), mengisi daerah terbawah blastula.

2. Blastula pada Katak, akan mengikuti daerah-daerah bakal ectoderm epidermis dan
saraf, mesoderm dan notochord. Sedangkan hypoblast akan menjadi daerah bakal
endoderm. Bakal ectoderm epidermis mengisi sebagian besar daerah epiblast
berbentuk sabit yang luaus. Bakal ectoderm saraf dan notocrod berbentuk sabit juga ,
kleduanya berdempet; bakal ectoderm saraf terletak sebelah atas, bakal mesoderm
terletak di samping sabit notochord yang nanti akan mmenetukan daerah kiri-kanan
embryo. Bakal endoderm mengisi seluruh hypoblast di paling bawah blastula.

3. Blastula pada Ayam, Epiblast akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm, dan
notochord. Bakal endoderm bersal dari hypoblast, yang sel-selnya tumbuh dan
menyebar kebawah, ke daerah blastocoels.Bakal ectoerm apidermis mengisi daerah
yang bakal jadi anteriaor embryo lapisan epiblast. Bakal ectoderm saraf berupa sabit
terletak diposterior ectoderm epidermis. Bakkal notochord dan prechorda di posterior
ectoderm saraf. Sedangkan bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast.
Prechorda, berupa lempeng , terletak persis di bakal jadi poros embryo.
4. Blastula pada Babi, Di daerah animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga terjadi
penebalan. Di tempat penebalan itu terjadi perpindahan sederetan sel keblastocoel,
menjadi lapisan hypoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast.
Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga anchenteron. Epiblast akan
menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm. Hypoblast menunbuhkan
bakal endoderm.seperti halnya ayam.

Anda mungkin juga menyukai