Pembelahan Sel Dan Blastula Fira
Pembelahan Sel Dan Blastula Fira
PERKEMBANGAN HEWAN
(PEMBELAHAN DAN BLASTULA)
OLEH
KENDARI
2020
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua
atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk memperbanyak diri
atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses reproduksi sel
Fungsi pembelahan Sel pada makhluk hidup uniseluler atau bersel tunggal adalah
sebagai cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang berkembang biak
dengan membelah diri: Protozoa, Amoeba, dll.
Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup
bersel banyak adalah sebagai cara untuk memperbayak sel tubuh sehingga makhluk
hidup yang bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang.
Proses pembelahan sel merupakan cara agar sel dapat tumbuh dan
berkembang. Sel yang membelah diri disebut sel induk, sedangkan sel hasil
pembelahan diri disebut sel anak. Pada dasarnya proses pembelahan sel terbagi
menjadi 2, yaitu: pembelahan sel secara langsung dan pembelahan sel secara tidak
langsung.
Pada makhluk hidup bersel eukariotik terdapat dua macam reproduksi sel,
yaitu mitosis dan meiosis. Kedua jenis reproduksi ini akan dijelaskan secara rinci
sebagai berikut.
A. Pembelahan mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Proses ini (mitosis)
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase
M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal. Yang mana hasil utama dari mitosis adalah
pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah
kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi
genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus
identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom
sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase,
yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis
adalah
berikut:
1) Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan
sel karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Selain itu saat pembelahan sel,
kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama
interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi untuk ekspresi informasi genetik.
2) Profase
Pada tahap ini nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi
DNA dengan protein) terkondensasi menjadi kromosom. Setelah masing-masing
kromosom hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung informasi
genetik yang sama, mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan
bentuk sel menjadi fungsimembangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.
3) Metafase
4) Anafase
6) Sitokinesis
Pada peristiwa ini, terbaginya sel induk menjadi dua sel anak yang meliputi
pembagian sitoplasma, ribosom,retikulum endoplasma, RNA, dan struktur-struktur
lainnya. Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang
biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel
tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan
diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan
membentuk dua sel anak secara terpisah.
B. Pembelahan meiosis
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan dengan
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah
kromosom sel induk Olek karena itu meiosis disebut juga dengan pembelahan
reduksi. Pembalahan sel
ini berlangsung melalui dua tahap
yaitu meiosis I dan Meiosis II,
tanpa melalui interfase.
Interfase hanya terjadi sebelum
dan sesudah meiosis.
Meiosis memiliki ciri sebagai berikut:
2. Menghasilkan empat sel yang tidak identik dengan sel semula (diploid menjadi
haploid), karena terjadi pengurangan kromosom pembelahan ini sering disebut
pembelahan reduksi.
B.1. Meiosis I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan,
terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA
yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas:
1. Profase I
d. Diploten : Setiap bivalen dengan empat kromatid tetap berkaitan di suatu titik yang
disebut kiasma (tunggal, kiasmata jika jamak). Proses persilangan kromatid-kromatid
disebut pindah silang (crossing over ) yang memungkinkan terjadinya pertukaran
materi genetik (DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya sehingga memengaruhi
variasi genetik sel anakan. Adanya crossing over inilah yang menyebabkan setiap
individu yang diturunkan tidak sama persis dengan induknya.
2. Metafase I
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad
(diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom
hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang
berbeda.
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat
perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi
DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks.
Oleh karena, kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan
dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.Pembelahan sel pada meiosis II melalui taha
sebagai berikut:
1. Profase II
2. Metafase II
d. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan
3. Anafase II
a. Kromosom melekat pada kinektor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang
gelendong kearah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah.
4. Telofase II
a. Kromatid berkumpul pada kutub pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin kembali.
g. Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma.
h. Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau
bagian bunga betina, pembentukan gametnya lebih kompleks.
1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing –
masing haploid (n).
2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya, itulah
sebabnya pembelahan sel secara meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi.
3. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).
4. Sel anakan mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis
yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang
bervariasi juga.
FASE BLASTULA
4. Bakal mesoderm
Blastulasi
Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula dapat dibedakan atas blastula
bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil, aves dan mamalia dan blastula tidak
bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus. Pada blastula
bertropoblas dapat dibedakan dua macam sel yaitu formative cell (sel utama), yaitu
sel-sel yang nantinya akan membentuk sel tubuh embrio dan auxillary/ tropoblas (sel
pelengkap), yaitu sel-sel yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan merupakan
jembatan penghubung antara induk dan embrio. Sel-sel tropoblas berkembang lebih
awal daripada sel utama. Pada blastula embrio unggas, sel utama terletak di bagian
tepi berbentuk seperti cakram yang disebut Diskoblastula
Pada fase blastula dikenal istilah Potensi, yaitu kesanggupan sel untuk
berdeferensiasi. Totipoten adalah kesanggupan blastomer untuk berkembang
sempurna adalah sama (equipoten). Apabila potensi sel blastomer sudah sedemikian
terbatas, maka dikatakan sel blastomer disebut unipoten. Teknik transplantasi sering
dipakai sebagai penunjang untuk menetapkan daerah permukaan blastula yang sudah
ditetapkan (preformed). Tiga macam transplantasi, yaitu transplantasi autoplastik
(pemindahan jaringan dalam satu tubuh embrio), Transplantasi hemoplastik
(pemindahan jaringan antar embrio yang sejenis) dan Transplantasi senoplastik
(pemindahan jaringan antar jenis tapi masih segenus)
Contoh blastula;
1. Blastula pada amphioxus, Bakal ectoderm dibina oleh sebagian besra oleh apiblast
(micromere). Ectioderm sarf berupa sabit dorsal, terletak kebawah dari daerah bakal
ectoderm epidermis. Bakal notochord juga berupa sabit di dorsal, terletak di daerah
eccctoderm saraf. Bakal mesoderm berupa ssabit dorsal. Bakal endoderm dibina atas
lapisan hypoblast (macromere), mengisi daerah terbawah blastula.
2. Blastula pada Katak, akan mengikuti daerah-daerah bakal ectoderm epidermis dan
saraf, mesoderm dan notochord. Sedangkan hypoblast akan menjadi daerah bakal
endoderm. Bakal ectoderm epidermis mengisi sebagian besar daerah epiblast
berbentuk sabit yang luaus. Bakal ectoderm saraf dan notocrod berbentuk sabit juga ,
kleduanya berdempet; bakal ectoderm saraf terletak sebelah atas, bakal mesoderm
terletak di samping sabit notochord yang nanti akan mmenetukan daerah kiri-kanan
embryo. Bakal endoderm mengisi seluruh hypoblast di paling bawah blastula.
3. Blastula pada Ayam, Epiblast akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm, dan
notochord. Bakal endoderm bersal dari hypoblast, yang sel-selnya tumbuh dan
menyebar kebawah, ke daerah blastocoels.Bakal ectoerm apidermis mengisi daerah
yang bakal jadi anteriaor embryo lapisan epiblast. Bakal ectoderm saraf berupa sabit
terletak diposterior ectoderm epidermis. Bakkal notochord dan prechorda di posterior
ectoderm saraf. Sedangkan bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast.
Prechorda, berupa lempeng , terletak persis di bakal jadi poros embryo.
4. Blastula pada Babi, Di daerah animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga terjadi
penebalan. Di tempat penebalan itu terjadi perpindahan sederetan sel keblastocoel,
menjadi lapisan hypoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast.
Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga anchenteron. Epiblast akan
menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm. Hypoblast menunbuhkan
bakal endoderm.seperti halnya ayam.