Sejarah Asal Usul Kambing Kacang
Sejarah Asal Usul Kambing Kacang
kambing ini disebut juga kambing Jawa. Kambing kacang tidak memiliki garis
terjadi di tanah lapang. Devendra dan Burn (1994) menyatakan bahwa kambing
Kacang merupakan kambing asli Indonesia dan Malaysia. Hal ini diperkuat oleh
oleh Samad (1973) dan Soedjai (1975), bahwa asal-usul kambing Kacang yang
terdapat di Indonesia belum diketahui asal-usulnya secara pasti. Karena menurut Isa
(1953), kambing Kacang yang ada di Indonesia diduga berasal dari India Muka yang
8 cm.
3. Garis profil kepala lurus atau cekung.
4. Telinga pendek dan tegak berdiri ke depan dengan panjang kurang lebih 15
cm.
5. Hidung lurus.
6. Janggut selalu terdapat pada jantan, sementara pada betina jarang ditemukan.
7. Rambut pada kambing betina pendek kecuali bagian ekor dan kambing jantan
atau 135-173 hari, sementara betina pada umur 153-454 hari atau rata-rata
sapih 79,4%.
14. Kemungkinan induk melahirkan anak kembar dua sekitar 52,2%, kembar tiga
belang putih-hitam
16. Tinggi badan jantan dewasa rata-rata 60-65 cm, sedangkan kambing betina
dewasa sekitar 56 cm
17. Bobot badan hidup jantan dewasa sekitar 25 kg dan bobot betina dewasa
antara 15-20 kg
18. Produktivitas tinggi.
19. Daya tahan terhadap serangan penyakit bagus.
20. Tipe kambing ini sebagai penghasil daging.
C. Karakteristik Kambing Kacang
mempunyai bobot hidup lebih kecil dibanding kambing jenis lainnya. Kambing
setempat dan angka reproduksinya cukup baik. Ambing kacang sangat cepat
berkembang biak karena pada umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan keturunan.
Jenis kambing ini cocok untuk penghasil daging karena sangat prolifik (sering
keturunan kembar tiga setiap induknya. Kambing kacang berkembang biak sepanjang
tahun. Kambing kacang dapat hidup dengan perawatan yang seadanya, bahkan
hampir tidak memerlukan pemeliharaan sama sekali. Hewan ini sering dibiarkan
mencari pakan sendiri, kawin, dan beranak tanpa bantuan pemilik ternak. Produk
Purworejo, tepatnya di daerah Kaligesing. Kambing ini hasil dari persilangan antara
kambing lokal di Kaligesing dengan kambing keturunan Etawa yang dibawa oleh
penjajah. Hasil persilangan tersebut saat ini dikenal sebagai ras kambing Peranakan
Ciri khas dari Kambing Peranakan Etawa atau PE adalah pada bentuk mukanya
Kambing PE sangat terkenal dengan kwalitas susu dan yang baik. Namun
kambing ini cenderung banyak dternakan guna diambil susunya. Karena kambing ini
berhawa dingin.
1. Warna bulu beragam mulai dari merah coklat, belang putih, bercak hitam atau
Kg.
Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri khas yaitu separuh mirip
Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan
ternakan guna dimanfaatkan susu dan dagingnya. Kambing ini dapat menghasilkan
susu sebanyak 1,5 liter per hari. Namun lebih banyak dimanfaatkan dagingnya.