Alat Konservasi - Elsi Utami Ar - 0077
Alat Konservasi - Elsi Utami Ar - 0077
Disusun Oleh :
Nim : P1337425120077
TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
bertujuan untuk mencegah, merawat dan merestorasi penyakit, kerusakan, dan kelainan yang
mengenai jaringan keras dan lunak gigi untuk mengembalikan fungsi, bentuk, estetik dan
perlindungan jaringan pendukung gigi serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam
rongga mulut
BAB II
PEMBAHASAN
Instrument Putar
1) Instrumen Kecepatan Tinggi
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya digunakan
bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal
tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara
250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan sedikit di atas 250.000,
mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar
ujung bur mudah dilihat (Pittford)
Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan. Kedua macam
bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona, bur intan lebih baik karena
tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.
Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang
terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak
digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak
megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai pemutarnya,
dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran biasanya
diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur.
Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.
Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau dengan
chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan yang rata yang
bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur untuk mencegah
lepasnya bur dari henpis.
Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted
Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung
dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena penggantinya
lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong bagian restorasi yang
dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai di laboratorium.
Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang
fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk meningkatkan
kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm.
Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan
sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk
menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan
untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan
finishing strip (Ariningrum, 2001:33)
Instrumen untuk Preparasi
a. Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu bidang dengan
tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang email yang terdukung yang
timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar, dan harus digunakan
sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email
tak terdukung mungkin masih ada.
b. Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung pemotongnya
demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada penggunaan
pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga
digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua
ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.
Gambar : Eskavator
Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam kavitas
yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai ujung yang rata
agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara
manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang bergerigi.
Plastis
untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan
tumpat sewarna gigii amalgam
Pengukir
Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam
sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan telah
dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan yaitu: Hollenbach ½ dan Ward
no. 2.
Burniser
Alat ini menyerupai pemampat tetapi ujungnya bulat, tidak datar. Burnisher dapat
digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan
ukiran, ketika ukiran amalgam selesai.
Amalgam Consender
Spatula
Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
Semen stopper
Pistol Amalgam
Amalgam Karver
Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi
yang ditumpat.
Amalgamator
Gambar : amalgamator
Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul
Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua
permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.
Celluloid Strip
Pemeliharaan Instrumen
Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya pemakaian
instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan rusaknya alat, aus,
atau patah.
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya.
Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan
akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal.
Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya
dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan
prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan
mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji
dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya
dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya
agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada
saat membersihkan kalkulus.
Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada
mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong
terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung
pemotong.
BAB III
PENUTUP
lmu konservasi gigi adalah ilmu yang paling tertua di bidang Kedokteran Gigi yang
berkembang sejak abad ke-18 sebagai sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalami
kerusakan gigi dan mempertahankan gigi mereka selama mungkin di dalam mulut. Ilmu
Konservasi Gigi mempelajari tentang fenomena abnormalitas jaringan gigi yang terdiri
dari palatum keras, pulpa, periapikal, dan pencegahan terhadap gejala abnormal melalui
tindakan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mendapatkan kembali fungsi
sistem stomatignatik.