Anda di halaman 1dari 17

TEORI PERKEMBANGAN MORAL

www.stikesbethesda.ac.id stikes bethesda yakkum stikes.bethesda stikesbethesda stikes bethesda yakkum


Pola Perkembangan Moral
• Bayi yang baru lahir tidak membawa aspek moral,
sehingga dianggap AMORAL ATAU NON-MORAL.
• Aspek moral merupakan sesuatu yang berkembang
dan dikembangkan (TEORI PSIKOANALISA DAN TEORI
BELAJAR).
Teori Psikoanalisa
• Perkembangan moral adalah proses internalisasi norma-norma
masyarakat dan kematangan organic-biologik.
• Seseorang telah mengembangkan aspek moral bila telah
menginternalisasikan aturan-aturan kehidupan di dalam masyarakat,
dan dapat mengaktualisasikan dalam perilaku yang terus menerus,
atau dengan kata lain telah menetap.
• Menurut teori psikoanalisa perkembangan moral dipandang sebagai
proses internalisasi norma-norma masyarakat dan sebagai
kematangan dari sudut organic-biologik.
Teori Psikologi Belajar
• Perkembangan moral dipandang sebagai hasil
rangkaian stimulus-respons yang dipelajari oleh anak,
antara lain berupa hukuman (punishment) dan pujian
(reward) yang sering dialami oleh anak.
Perkembangan Moral Piaget
• Tahap Realisme Moral
 Moralitas oleh pembatasan (≤12thn):
• Usia 0 – 5 tahun: pada tahap ini perilaku anak ditentukan oleh
ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran / penilaian.
Anak menilai tindakan berdasar konsekuensinya.
• Usia 7/8 – 12 tahun: pada tahap ini anak menilai perilaku atas dasar
tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai dimodifikasi (lebih luwes /
fleksibel). Konsep tentang keadilan mulai berubah.
• Tahap Operasional Formal
 Moralitas dengan analisis(>12thn):

• Anak mampu mempertimbangkan segala cara untuk


memecahkan masalah.
• Anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil  melihat
masalah dari berbagai sudut pandang.
Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg
• Kohlberg mengalami 3 tahap pemikiran yang sarat dipengaruhi
oleh John Dewey, Baldwin, Jean Pieget, dan Emile Durkheim:
1. Periode pertama, tahun 1958-1970. Dimana Kohlberg
mengembangkan pendekatan kognitif-developmental. Disini dia
berhasil menelurkan karyanya: “Stage and Sequence” (1969).
2. Periode kedua, tahun 1970-1976. Kohlberg disini
mengkonsentrasikan pemikirannya pada pengembangan
strukturalisme Pieget dengan konsekuen penerapannya. Kohlberg
disini mengkonsentrasikan pemikirannya pada perkembangan
longitudinal individu. Pada periode ini, dia mencoba untuk
melakukan ‘revisi’ atas karya sebelumnya dan munculah,”Moral
Stage and Moralization” (1976).
3. Periode ketiga, 1975 hingga wafatnya (1987). Kohlberg mencirikan
pemikirannya pada peralihan ‘naturalistis’ terhadap ‘tindakan
moral’ dalam konteks kelompok atau ‘suasana moral’ yang
terlembaga.

Kritiknya atas penjelasan yang sosiologis-irasional Durkheim yang


kemudian ditarik kembali, secara tidak langsung dia terpengaruh
atas itu, dan menjadi ilham baru atas pemikirannya mengenai
‘suasana moral’. Pada periode ini Kohlberg mengeluarkan
karyanya yang berjudul “The Moral Atmosphere of High School:
A Comparative Study” (1984).
Tahap Perkembangan Moral Mansia (Kohlberg)
Pemikiran Lawrence Kohlberg mengenai 3 tingkat dan 6 tahap
perkembangan moral manusia, menurut Prof. Dr. K. Bertens dalam
bukunya “Etika”, yang kemudian menjadi sebuah teori moral yang
mempengaruhi dunia psikologi dan filsafat moral atau etika, yakni:

1. Tingkat Pra-Konvensional
a. Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan.
Pada tahap ini anak dalam hal melakukan suatu tindakan akan memiliki
orientasi atas hukuman yang merupakan konsekuensi atas tindakan itu,
serta kepatuhan dari seseorang dalam hal ini orang yang dituakan atau
kepatuhan terhadap hukum.
b. Tahap orientasi relativis-instrumental.
Pada tahap anak tetap menilai sesuatu berdasarkan
kemanfaatan, kesenangan, atau sesuatu yang buruk menjadi
keburukan, namun disini si anak sudah mampu belajar
memperhatikan harapan dan kepentingan orang lain.
2. Tingkat Konvensional
a. Tahap penyesuaian dengan kelompok atau orientasi untuk menjadi
“anak manis”. Pada tahap selanjutnya, terjadi sebuah proses
perkembangan kearas sosialitas dan moralitas kelompok.
Kesadaran dan kepedulian atas kelompok akrab, serta tercipta
sebuah penilaian akan dirinya dihadapan komunitas/kelompok.
b. Tahap orientasi hukum dan ketertiban. Pada kondisi ini dimana
seseorang sudah mulai beranjak pada orientasi hukum
legal/peraturan yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang
tertib dan nyaman dalam kelompok/komunitas.
3. Tingkat Pasca Konvensional
a. Orientasi kontrak-sosial legalistik. Tahap ini merupakan suatu
kondisi dimana penekanan terhadap hak dan kewajiban cukup
ditekankan, sehingga proses demokratisasi terjadi. Pada tahap ini
juga muncul sebuah sikap cinta tanah air dan pemerintahan
yang berdaulat.
b. Orientasi prinsip etika universal.
Pada situasi ini dimana orang dalam melakukan tindakan
mencoba untuk sesuai dengan nurani serta prinsip-prinsip moral
universal.
Adapun syarat atas prinsip moral universal menurut Kohlberg,
yakni: komprehensif, universal, dan konsisten (tidak ada kontradiksi
dalam penerapannya).
Sedangkan prinsip universal itu ialah keadilan, prinsip perlakuan
timbal balik (reciprositas), kesamaan, dan penghormatan terhadap
martabat manusia.
Sifat/Karakter Perkembangan Moral (Kohlberg)
a. Perkembangan setiap tahap-tahap selalu berlangsung dengan
cara yang sama, dalam arti si anak dari tahap pertama berlanjut ke
tahap kedua.
b. Bahwa orang (anak) hanya dapat mengerti penalaran moral satu
tahap di atas tahap dimana ia berada.
c. Bahwa orang secara kognitif memiliki ketertarikan pada cara
berfikir satu tahap di atas tahapnya sendiri.
Kohlberg menekankan pada pendidikan moral
yang menggunakan system ‘kurikulum tersamar’,
dimana dia menekankan bahwa pengajar atau
guru dalam hal ini mampu mewujudkan suatu
kondisi pribadi yang mencerminkan moral
terhadap peserta didik.
• Jelaskan secara singkat, apakah perbedaan Teori
Perkembangan Moral Piaget dan Kohlberg !
THANK YOU
F O R WAT C H I N G & L I S T E N I N G

Anda mungkin juga menyukai