Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN MORAL

MENURUT LAWRENCE KOHLBERG


Nama anggota
• Adita Ramadhani (1810003)
• Arju Rohmata Robby (1810013)
• Candra Maulidia D.P (1810021)
• Diana Tri Maulidia (1810029)
• Elvira Pramadya Putri (1810037)
• Nanda Putri Nur S (1810067)
• Rahma Nur Azizah A (1810081)
• Rizka Silvia (1810083)
• Tasya Salsabillah O (1810101)
Teori Kohelberg
• Kohlberg mengemukakan teori perkembangan
moral berdasar teori Piaget, yaitu dengan
pendekatan organismik (melalui tahap-tahap
perkem-bangan yang memiliki urutan pasti
dan berlaku secara universal). Selain itu
Kohlberg juga menyelidiki struktur proses
berpikir yang mendasari perilaku moral
(moral behavior).
 Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang
merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam
tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi

 Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring


penambahan usia yang semula diteliti Piaget, yang
menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang
melalui tahapan-tahapan konstruktif.

 Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan


menentukan bahwa proses perkembangan moral pada
prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan
perkembangannya berlanjut selama kehidupan.
Tingkat teori Perkembangan Moral menurut Kohlberg

Tahap-tahap perkembangan moral terdiri dari 3


tingkat, yang masing-maising tingkat terdapat 2
tahap, yaitu :
1. Pra-Konvensional
2. Konvensional
3. Pasca-Konvensional
1. Pra-Konvensional
Perilaku anak tunduk pada kendali eksternal
• Tahap 1 : orientasi pada kepatuhan dan hukuman 
anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah
(reward) dan tidak mendapat hukuman (punishmet)
• Tahap 2 : relativistic hedonism  anak tidak lagi
secara mutlak tergantung aturan yang ada. Mereka
mulai mennyadari bahwa setiap kejadian bersifat
relatif, dan anak lebih berprinsip kesenangan.
Orientasi moral anak masih bersifat individualistik,
egosentris dan konkrit.
2. Konvensional
Fokusnya terletak pada kebutuhan sosial.
• Tahap 3 : orientasi mengenai anak yang baik  anak
memperlihatkan perbuatan yang dapat dinilai oleh orang
lain.
• Tahap 4 : mempertahankan norma-norma sosial dan
otoritas menyadari kewajiban untuk melaksanakan
norma-norma yang ada dan mempertahankan pentingnya
keberadaan norma, artinya untuk dapat hidup secara
harmonis, kelompok sosial harus menerima peraturan
yang telah disepakati bersama dan melaksanakannya.
3. Pasca-Konvensional
Individu mendasarkan penilaian moral pada prinsip yang benar
secara inheren.
• Tahap 5 : orientasi pada perjanjian antara individu dengan
lingkungan sosialnya  pada tahap ini ada hubungan timbal balik
antara individu dengan lingkungan sosialnya, artinya bila seseorang
melaksankan kewajiban yang sesuai dengan tuntutan norma sosial,
maka ia berharap mendapatkan perlindungan dari masyarakat.
• Tahap 6 : prinsip universal pada tahap ini ada norma etik dan
norma pribadi yang bersifat subyektif. Artinya, dalam hubungan
seseorang dengan masyarakat ada unsur-unsur subyektif yang
menilai apakah suatu perbuatan/perilaku itu baik/tidak baik,
bermoral/tidak bermoral. Disini dibutuhhkan unsur etik/norma etik
yang sifatnya universal sebagai sumber untuk menentukan suatu
perilaku yang berhubungan dengan moralitas.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai