Anda di halaman 1dari 2

Nama : Riska Andrasari

Npm : 18040022

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Semester :5

Mata Kuliah : Menulis Prosa Fiksi

Soal

Mencari definisi dan perbedaan sastra imajinatif dan contohnya !

Jawaban :

- Definisi sastra imajinatif

Sastra imajinatif adalah karya sastra yang mengungkapkan perasaan seseorang secara bebas, tidak
terikat pada suatu kenyataan atau fakta yang sudah terjadi, mungkin akan terjadi, atau bahkan mungkin
tidak akan terjadi. Dalam sastra imajinatif, pembaca diajak untuk memberikan arti atau makna terhadap
peristiwa yang digambarkan dalam karya sastra tersebut.

(http://euislatifah.blogspot.com/2014/04/sastra-imajinatif.html?m=1)

- Perbedaan antara sastra imajinatif dan non imajinatif

Karya Sastra Imajinatif

Sastra imajinatif yaitu sastra yang berupaya untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka
pandangan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap
yang semestinya terhadap realitas kehidupan.
Ciri-ciri sastra imajinatif antara lain memenuhi estetika seni (unity=keutuhan, balance = keseimbangan,
harmony = keselarasan, dan right emphasis = pusat penekanan suatu unsur), cenderung khayali, dan
bahasa cenderung konotatif (makna ganda). Sastra imjinatif terdiri dari dua jenis yakni prosa dan puisi.
Prosa terdiri dari fiksi dan drama. Prosa fiksi meliputi novel atau roman, cerita pendek (cerpen), dan
novelet (novel pendek). Drama meliputi drama prosa dan drama puisi. Drama adalah karya sastra yang
mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Tampilan drama tersebut meliputi komedi,
tragedi, melodrama, dan tragic comedy. Puisi meliputi puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

Karya Sastra Non Imajinatif

Sastra non imajinatif merupakan sastra yang lebih menonjolkan unsur kefaktualan daripada daya
khayalnya dan ditopang dengan penggunaan bahasa yang cenderung denotatif.

Sastra non imajinatif memiliki beberapa ciri yang mudah membedakaannya dengan sastra imajinatif.
Pertama, dalam karya sastra tersebut unsur faktualnya lebih menonjol daripada khayalnya. Kedua,
bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan kalaupun muncul konotatif, kekonotatifan tersebut
amat bergantung pada gaya penulisan yang dimiliki pengarang. Persamaannya, baik sastra imajinatif
maupun sastra non imajinatif, keduanya sama-sama memenuhi estetika seni (unity, balace, harmony,
dan right emphasis). Sastra non imajinatif terdiri dari esai, kritik, biografi, sejarah, memoar, catatan
harian, dan surat-surat.

(http://mariahsitijenab.blogspot.com/2018/01/sastra-imajinatif-non-imajinatif-unsur.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai