Anda di halaman 1dari 1

Pengertian Meningitis Etiologi

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal Terdapat beberapa penyebab yang terjadi pada masalah meningitis yaitu
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat bakteri, faktor predisposisi, faktor maternal, dan faktor imunologi. Menurut (Suriadi & Rita
(Suriadi & Rita Yuliani 2006). Pengertian lain juga menyebutkan bahwa meningitis adalah inflamasi arakhnoid dan pia mater yang Yuliani 2006) penyebab meningitis antara lain :
mengenai CSS (Cairan SerebroSpinal). Infeksi menyebar ke subarachnoid dari otak dan medula spinalis biasanya dariventrikel a. Bakteri : Haemophilus influenza (tipe B), streptococcus pneumonia, Neisseria
(Batticaca, Fransisca, 2008). meningitis, hemolytic streptococcus, staphylococcus aureu, e. coli
Dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu reaksi yang terjadi dari b. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan
peradangan yang terjadi akibat infeksi karena bakteri, virus, maupun jamur pada wanita
selaput otak (araknoidea dan piamater) yang ditandai dengan adanya sel darah c. Faktor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
putih dalam cairan serebrospinal dan menyebabkan perubahan pada struktur otak
d. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin, anak yang
mendapat obat obat imunosupresi
e. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yangberhubungan
dengan sistem persarafan

Meningococcus,
staphylococcus atau basil Basil tubercolosa
Iritasi meningen spt: abses otak, encephallitis, limpoma
influenza

Masuk ke cairan serebrospinal secara


hematogen/ pericontinoicatum
melalui syaraf perifer/langsung
Manifestasi Klinis Meningitis
masuk ke cairan serebra spinal Gejala klinis yang timbul pada meningitis
Pemeriksaan Penunjang bakterial berupa sakit kepala, lemah, menggigil,
Menginfeksi permukaan sub
demam, mual, muntah, nyeri punggung, kaku kuduk,
Tes darah kejang, peka pada awal serangan, dan kesadaran
arachnoid
menurun menjadi koma. Gejala meningitis akut berupa
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian bingung, stupor, semi-koma, peningkatan suhu tubuh
diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat Peradangan selaput otak sedang, frekuensi nadi dan pernapasan meningkat,
adakah mikroorganisme yang membahayakan di dalam darah (meningitis) tekanan darah biasanya normal, klien biasanya
pasien. menunjukkan gejala iritasi meningeal seperti kaku
pada leher,tanda Brudzinksi (Brudzinki’s sign) positif,
Pemindaian Peradangan serebrospinal l’ggn dan tanda Kernig (Kernig’s sign) positif (Batticaca,
Fransisca, 2008).

CT scan atau MRI dapat dilakukan untuk memeriksa


Timbul eksudat dan menumpuk
pembengkakan atau peradangan di sekitar kepala. Di rongga sub arachnoid

Spinal tap (lumbal pungsi)

Dalam tes ini, cairan serebrospinal digunakan sebagai sampel


untuk mendiagnosis meningitis. Penderita meningitis umumnya Penyumbatan pembuluh darah Tekanan intrakranial Peningkatan ransangan meningeal
memiliki kandungan gula yang rendah serta terjadi peningkatan
pada jumlah sel darah putih dan protein dalam cairan
serebrospinalnya. Ggn aliran darah
Kaku kuduk,
Sakit kepala, mual,
muntah Mual muntah,
Tes PCR Kernig +, brudzinski
O2 tidak adekuat

Dokter juga dapat melakukan tes polymerase chain reaction MK: Gangguan rasa nyaman b.d
 (PCR) atau tes molekular untuk melihat materi genetik virus gejala penyakit MK: Resiko defisit nutrisi
MK: resiko perfusi serebral b.d ketidaknyamanan
dalam tubuh, apabila meningitis yang ada dicurigai disebabkan tidak efektif b.d mencerna makanan
oleh virus. aterosklerosis aorta SLKI: status kenyamanan
SLKI: status nutrisi, fungsi
SLKI: perfusi serebral SIKI: - penganturan posisi gastrointestinal
- manajemen mual-muntah
SIKI:manajememen SIKI:- manajemen gangguan
peningkatan makan
intrakranial - manajemen energi

Penatalaksanaan Medis Meningitis


Menurut (Riyadi & Sukarmin, 2009) penatalaksanaan medis yang secara Komplikasi meningitis
umum yang dilakukan di rumah sakit antara lain : Menurut (Riyadi & Sukarmin, 2009) komplikasi yang dapat muncul pada
Pemberian cairan intravena. Pilihan awal yang bersifat isotonik seperti asering atau ringer laktat dengan dosis yang anak dengan meningitis antara lain :
dipertimbangkan melalui penurunan berat badan anak atau tingkat degidrasi yang diberikan karena pada anak yang a. Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural). Cairan ini muncul
menderita meningitis sering datang dengan penurunan kesadaran karena kekurangan cairan akibat muntah, pengeluaran karena adanya desakan pada intrakranial yang meningkat sehingga
cairan melalui proses evaporasi akibat hipertermia dan intake cairan yang kurang akibat kesadaran yang menurun. memungkinkan lolosnya cairan dari lapisan otak ke daerah subdural.
b. Peradangan pada daerah ventrikuler otak (ventrikulitis). Abses pada meningen
b. Pemberian diazepam apabila anak mengalami kejang. Dosis awal diberikandiazepam 0,5 mg/Kg BB/kali pemberian dapat sampai ke jaringan kranial lain baik melalui perembetan langsung maupun
melalui intravena. Setelah kejang dapatdiatasi maka diberikan fenobarbital dengan dosis awal pada neonates 30m, anak hematogen termasuk ke ventrikuler.
kurang dari 1 tahun 50 mg sedangkan anak yang lebih dari 1 tahun 75 mg. Untuk rumatannya diberikan fenobarbital 8- c. Hidrosepalus. Peradangan pada meningen dapat merangsang kenaikan
10 mg/Kg BB/ di bagi dalam dua kali pemberian diberikan selama dua hari. Sedangkan pemberian fenobarbital dua hari produksi Liquor Cerebro Spinal (LCS). Cairan LCS pada meningitis lebih kental
berikutnya dosis diturunkan menjadi 4-5 mg/Kg BB/ dibagi dua kali pemberian. Pemberian diazepam selain untuk sehingga memungkinkan terjadinya sumbatan pada saluran LCS yang menuju
menurunkan kejangjuga diharapkan dapat menurunkan suhu tubuh karena selain hasil toksik kumanpeningkatan suhu medulla spinalis. Cairan tersebut akhirnya banyak tertahan di intracranial.
tubuh berasal dari kontraksi otot akibat kejang. d. Abses otak. Abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar ke otak karena
meningitis tidak mendapat pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat.
c. Pemberian antibiotik yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab. Antibiotik yang sering dipakai adalah ampisilin e. Epilepsi.
dengan dosis 300-400 mg/KgBB dibagi dalam enam dosis pemberian secara intravena dikombinasikan dengan f. Retardasi mental. Retardasi mental kemungkinan terjadi karena meningitis
kloramfenikol 50 mg/KgBB dibagi dalam empat dosis pemberian. Pemberian antibiotik ini yang paling rasional melalui yang sudah menyebar ke serebrum sehingga mengganggu gyrus otak anak
kultur dari pengambilan cairan serebrospinal melalui pungsi lumbal. sebagai tempat menyimpan memori.
g. Serangan meningitis berulang. Kondisi ini terjadi karena pengobatan yang
d.Penempatan pada ruang yang minimal rangsangan seperti rangsangan suara, cahaya dan rangsangan polusi. tidak tuntas atau mikroorganisme yang sudah resisten terhadap antibiotik yang
Rangsangan yang berlebihan dapat membangkitkan kejang pada anak karena peningkatan rangsang depolarisasi neuron digunakan untuk pengobatan.
yang dapat berlangsung cepat.

e. Pembebasan jalan napas dengan menghisap lendir melalui suction danmemposisikan anak pada posisi kepala miring
hiperekstensi. Tindakan pembebasan jalan napas dipadu dengan pemberian oksigen untuk mendukung
kebutuhanmetabolism yang meningkat selain itu mungkin juga terjadi depresi pusat pernapasan karena peningkatan
tekanan intracranial sehingga peril diberikan oksigen bertekanan lebih tinggi yang lebih mudah masuk ke saluran
pernapasan. Pemberian oksigen pada anak meningitis dianjurkan konsentrasi yang masuk bisa tinggi melalui
maskeroksigen.

Anda mungkin juga menyukai