Anda di halaman 1dari 12

Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

MAKNA SIMBOLIK TOR-TO RSOMBAH DALAM UPACARA ADAT


KEMATIAN SAYUR MATUA PADA MASYARAKAT SUKU BATAK
SIMALUNGUN

Febrina Athylata Purba


Program Pascasarjana
Institut Seni Indonesia Surakarta
Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126
Email: nathylafelin04@gmail.com

Slamet
ISI Surakarta

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Makna Simbolik Tor-torsombah Dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua
Pada Masyarakat Suku Batak Simalungun” merupakan bentuk pertunjukan tari yang terkait dalam
upacara adat kematian sayur matua. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna simbolik Tor-tor
Sombah dalam upacara adat kematian sayur matua, bagaimana hubungan antara Tor-tor Sombah
Sombah dengan upacara adat kematian sayur matua pada masyarakat suku Batak Simalungun, serta
bentuk pertunjukan Tor-tor Sombah Sombah dalam upacara adat kematian sayur matua. Permasalahan
dalam penelitian ini diungkapkan dengan mendeskripsikan bentuk dari Tor-tor Sombah Tor-tor Sombah
yang dilihat dari elemen-elemen koreografi dengan dibantu oleh notasi laban dan dianalisis dengan
memakai teori dari Laban yaitu effort dan shape. Selain itu juga dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis makna simbolis Tor-tor Sombah yang dilihat dari dua bagian yaitu aspek dalam dan aspek
luar dengan konsep dari Allegra Fuller Synder. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data
ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data lapangan
menggunakan model dari Kurath dengan metode etnografi tari. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tor-
tor Sombah Tor-tor Sombah dalam upacara adat kematian sayur matua bagi masyarakat suku Batak
Simalungun dilaksanakan sebagai penyampaian rasa hormat anak kepada orang tua yang sudah
meninggal. Tor-tor Sombah dalam kehidupan masyarakat suku Batak Simalungun saling berkaitan dan
merupakan bagian dari adat yang digerakkan secara simbolis pada upacara adat. Tor-tor Sombah
memiliki makna dan simbol dalam unsur sajian yang ditampilkan yaitu: dalam gerak tangan, iringan
musik, busana, tata rias, properti, dan umpasa. Gerakan pada tangan yang terdapat dalam Tor-tor
Sombah mempunyai tiga bentuk, yaitu :sombah, mangalo-alo, mamasu-masu. Selain menunjukkan
bahwa Tor-tor Sombah memiliki makna simbolik, berkaitan juga sebagai media komunikasi, dan melalui
gerak yang disajikan terjadi interaksi antar peserta upacara. Tor-tor Sombah menjadi bagian dari
kebudayaan yang berfungsi untuk menjaga serta mempertahankan kelangsungan sistem sosialnya pada
masyarakat suku Batak Simalungun.

Kata kunci: or-tor Sombah, Upacara Adat Kematian Sayur Matua Batak Simalungun, Koreografi, Makna
Simbolik.

ABSTRACT

The study entitled “Makna Simbolik Tor-tor Sombah Dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua Pada
Masyarakat Suku Batak Simalungun” is a form of dance performance concerning the traditional ceremony
of Sayur Matua death. This study aims to explore the symbolic meaning of Tor-tor Sombah in Sayur
Matua death ceremony, how the relationship between Tor-tor Sombah and the traditional ceremony of
Sayur Matua death in Batak Simalungun tribe, as well as the form of Tor-tor Sombah performance at the
ceremony of Sayur Matua death. The problems in this study are expressed by describing the form of Tor-
tor Sombah Tor-tor Sombah which is seen from the choreographic elements through Laban notation and

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 219


Jurnal Seni Budaya

is analyzed by using Laban theories, namely effort and shape. In addition, this study also aims to analyze
the symbolic meaning of Tor-tor Sombah based on the inner and outer aspects with the concept of
Allegra Fuller Synder. The data is collected by using qualitative method with an ethnochoreological
approach. The Field data collection uses models from Kurath through dance ethnographic methods. The
results of the study show that Tor-tor Sombah in Sayur Matua death ceremony in Batak Simalungun tribe
represents the delivery of children’s respect towards their deceased parents. The Tor- tor Sombah is
interrelated with the life of Batak Simalungun tribe and is part of the custom that is symbolically presented
in traditional ceremonies. Tor-tor Sombah has meanings and symbols in the elements of presentation,
namely: hand gestures, musical accompaniment, costume, make-up, property, and umpasa. There are
three forms of hand gestures in the Tor-tor Sombah, namely: sombah, mangaloalo, mamasu-masu.
Besides the symbolic meaning contained in Tor-tor Sombah, it also represents a medium of
communication. The presented movement causes an interaction among the participants of the ceremony.
The Tor-tor Sombah is part of a culture that serves to maintain the continuity of its social system in Batak
Simalungun tribe.

Keywords: Tor-tor Sombah, Traditional Ceremony of Sayur Matua Death of Batak Simalungun,
Choreography,

Symbolic Meanings. sayur matua, maupun untuk hiburan. Tor-tor


Sombah untuk kehidupan masyarakat Batak
Simalungun mempunyai peranan penting sebagai
A. Pengantar aktivitas kehidupan yang berkaitan dengan
kehidupan spiritual, dan hubungan sosial
Tari adalah sebuah pertunjukan yang kemasyarakatannya. Tor-tor Sombah dilakukan
melibatkan seluruh elemen masyarakat dengan berbagai kegiatan ritual kematian sayur
pendukungnya. Tari diadakan sesuai dengan matua maupun upacara keagamaan, dan juga
kebudayaan setempat dengan cara dalam konteks dapat dipertunjukan dalam konteks adat
yang berbeda-beda. Tari diadakan untuk Tor-tor Sombah adalah salah satu tarian
upacaraupacara yang berkaitan dengan adat dan tradisional suku Batak Simalungun, yang dapat
kepercayaan, namun ada juga yang ditarikan oleh pemuda-pemudi,dan orangtua.
melaksanakannya sebagai hiburan atau rekreasi. Menurut sejarah, Tor-tor Sombah ditampilkan
Sistem sosial dan lingkungan alam yang kepada tamutamu kehormatan, dan kegiatan
mempengaruhi bentuk, dan makna tari pada suatu upacara adat yang diiringi dengan gonrang. Bila
komunitas suku dan budaya. tor-tor ini telah selesai dipertunjukan maka tor-tor
Tari dalam masyarakat suku Batak yang lain dapat ditampilkan sesuai dengan
Simalungun disebut dengan Tor-tor, dan sudah permintaan atau kebutuhan dari upacara adat
ada sejak abad ke-13 dan menjadi budaya dari dengan diiringi gual.
suku Batak. Tor-tor untuk kehidupan suku Batak Tor-tor Sombah telah lama hidup di
Simalungun yang merupakan adat dan hiburan, tengahtengah kehidupan masyarakat suku Batak
biasanya diiringi dengan alat musik tradisional, dan Simalungun, dengan istilah Sombah yang artinya
suara manusia. Gerakan tor-tor terdiri dari gerakan “sembah”. Sombah pada zaman kerajaan di
badan yaitu: gerakan kepala, penglihatan mata, Simalungun, bila dapat dirubah, diganti, dan
ayunan tangan, jari-jari mangeper, eot, ondok, dan disesuaikan menurut keadaan sekarang yaitu Tor-
langkah. Gerakan tor-tor tersebut menunjukan tor Bolon/Tor-tor Agung. Bentuk gerak dari tor-tor
keindahan, terutama bila si penari (panortor) sombah menunjukan kedua belah tangan
melakukan gerakan tersebut dengan menyembah kepada tamu pimpinan, cara
menggunakan perasaan, maka orang lain penyembahan dengan menggunakan tangan.
(penonton) yang melihatnya dapat menangkap Gerakan dari Tor-tor Sombah bisa dilakukan
pesan atau makna dari gerak tor-tor yang dengan berbagai jenis variasi gerak yang dapat
dilakukan oleh panortor tersebut. menambah nilai keindahan, supaya Tortor Sombah
Tor-tor Sombah untuk kehidupan (tor-tor bolon/tor-tor ogung) ini benar-benar agung.
masyarakat Batak Simalungun berhubungan erat Perkataan sombah hendaknya dihindarkan/
dengan upacara adat, upacara ritual kematian dijauhkan, karena menurut keterangan dari para

220 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018


Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

orang tua, bahwa yang disembah hanya Tuhan, berkaitan. Keterkaitan antara Tor-tor Sombah
manusia tidak disembah tetapi dihormati. Sebagai dengan masyarakat suku Batak Simalungun yaitu
alatalat penggerak dalam Tor-tor Sombah ini berhubungan dengan aktivitas pada upacara adat
diutamakan ialah gonrang, sarunei, mongmongan, kematian sayur matua.Tor-tor sombah bagi
ogung, dan sitalasayak. Bila gual itu diiringi dengan masyarakat suku Batak Simalungun bukan hanya
sarunei bolon dengan sigumbangi (sarunei dengan sekedar gerakan yang indah, tetapi harus
memakai sigumbangi, yaitu seruas bambu yang berlandaskan falsafah kehidupan dan ritual serta
dibuat khusus untuk memperbesar resonansi suara merupakan bagian dari adat yang digerakkan
sarunei). secara simbolis.
Penyajian Tor-tor Sombah sering Secara harafiah, gerakan Tor-tor Sombah
ditampilkan dalam upacara adat, upacara ritual, merupakan gerakan tubuh manusia yang teratur,
dan hiburan. Setiap penampilan dari Tor-tor terlatih, yang kemudian menjadi kebiasaan yang
Sombah jika tidak diiringi dengan sigumbangi, diakui dan didukung. Setiap gerakan Tor-tor
maka Tor-tor Sombah disebut tor-tor hear. Sombah memiliki pola di dalam aturan-aturan dan
Sebelum tor-tor dimulai biasa dilakukan oleh nilai keindahan setempat yang dilakukan secara
masyarakat suku Batak Simalungun lebih dahulu simbolis, dan memiliki makna-makna religius, yang
dipertunjukan ragam gual/sarunei, diperdengarkan bertujuan untuk menghormati arwah para leluhur.
tanpa tarian. Untuk sekarang ragam suara sarunei Sampai saat ini, Tortor Sombah terus hadir dalam
dimainkan terlebih dahulu, baru menyusul ragam setiap pesta adat bagi masyarakat suku Batak
suara gual, kemudian menari. Simalungun, yaitu diantaranya pada pesta
Kegiatan tersebut merupakan suatu pernikahan, upacara Mangompoi Jabu, upacara
pendahuluan dari upacara gonrang, supaya Manulangi. Terjadi juga dalam upacara
perkataan pada upacara diadakan sesungguhnya kematianserta upacara Mangongkal Holi.
sehingga jalannya upacara dari awal sampai akhir Kehadiran upacara di dalam suatu
dapat diikuti dengan khidmat oleh para peserta lingkungan masyarakat merupakan ungkapan
yang turut dalam upacara tersebut. Sebelum Tor- tertentu yang berhubungan dengan bermacam-
tor Sombah selesai ditampilkan oleh para macam peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa
panortor, maka para panortor lainnya telah bersiap- penting tersebut dilaksanakan sebagai suatu
siap dan dapat mengikuti bunyi gonrang, sarunei, upacara dengan rangkaian dan tatanan yang
mongmongan, ogung.Tor-tor Sombah ditarikan dijalankan sesuai dengan kepercayaan dan tradisi
dengan penuh penghayatan sehingga para secara turun temurun. Seperti halnya Tor-tor
panortor dapat mengikuti bunyi gonrang, ogung, Sombah dalam upacara adat kematian sayur
mongmongan, terutama sarunei bolon, dengan matua bagi msyarakat suku Batak Simalungun.
tujuan agar para panortor dapat menunjukan Upacara adat kematian sayur matua dilaksanakan
makna dan keindahan dari Tor-tor Sombah yang sebagai penyampaian rasa hormat anak kepada
ditampilkan. orangtua yang sudah meninggal. Karena bagi
Tor-tor sombah ditarikan sesuai dengan masyarakat suku Batak Simalungun, orang tua
kedudukan masing-masing masyarakat dalam diibaratkan sebagai wujud dari Tuhan yang
kehidupan adat suku Batak Simalungun dimana kelihatan.
terdapat beberapa interaksi sosial antara unsur- Tujuan dari upacara adat kematian sayur
unsur kekerabatan yang diatur berdasarkan Tolu matua ini adalah untuk mengungkapkan
Sahundulan Lima Saodoran. Tolu Sahundulan perwujudan rasa gembira orang tua yang telah
Lima Saodoran adalah sebagai sistem meninggal dengan penuh kemenangan atau
kemasyarakatan (sistem kekerabatan) suku Batak sukses, karena telah beranak dan bercucu dalam
Simalungun. Konsep Tolu Sahundulan Lima arti mempunyai generasi penerus berikutnya.
Saodoran mengatur posisi partisipan upacara Sebab bagi masyarakat suku Batak Simalungun,
dalam acara adat yang berlangsung. Tolu Anak adalah harta yang paling berharga, dalam
Sahundulan Lima Saodoran merupakan tiga posisi bahasa Bataknya “Anakkhonki do hamuraon di
penting dalam kekerabatan suku Batak yang ahu” yang berarti anak-anakkulah hartaku yang
dijunjung tinggi dan menjadi falsafah dalam paling berharga. Berdasarkan pemahaman
kehidupan masyarakat Batak Simalungun. tersebut, jelas bahwa pentingnya peran anak
Tor-tor sombah dalam kehidupan dalam upacara adat kematian sayur matua
masyarakat suku Batak Simalungun saling masyarakat suku Batak Simalungun.

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 221


Jurnal Seni Budaya

Pada masyarakat Batak Simalungun, keturunan sayur matua secara bersama akan
kematian (matei) di usia yang sudah sangat tua, menanggung biaya upacara tersebut.
merupakan kematian yang paling diinginkan. Secara fisik Tor-tor Sombah merupakan
Terutama bila orang tua yang meninggal telah tarian, namun memiliki makna yang lebih dari
menikahkan semua anaknya dan telah memiliki gerakangerakannya. Makna dan simbolik pada
cucu dari anakanaknya. Pelaksanaan upacara Tor-tor Sombah terdapat di dalam unsur sajian
kematian adat sayur matua dengan menarikan tor- yang ditampilkan yaitu : iringan musik, busana, tata
torsombah sebagai tarian untuk menghormati rias, dan properti, umpasa yang digunakan, serta
orang tua yang sudah meninggal, bagi keluarga kebiasaan yang dilakukan sebelum, pada saat dan
yang berduka, Tuhan Yang Maha Esa, dan leluhur selama pertunjukan merupakan tradisi yang terus
(nenek moyang). Tor-torsombah hadir dan menjadi menerus berlaku pada masyarakat suku Batak
bagian dari kesenian tradisi masyarakat suku Simalungun. Untuk gerakan tari pada tangan yang
Batak Simalungun yang merupakan suatu kegiatan terdapat dalam Tor-tor Sombah mengandung
ritual untuk selalu dibawakan pada setiap kegiatan makna. Gerak tangan dalam menarikan Tor-tor
upacara adat khususnya upacara adat kematian Sombah mempunyai empat bentuk, yaitu :
sayur matua. Tor-tor Sombah menjadi bagian dari Sombah, Dihar, Mangalo-alo dan Mamasu-masu,
kebudayaan bagi masyarakat suku Batak Huda-huda/Toping-toping.
Simalungun yang berfungsi untuk menjaga serta Selain menunjukan bahwa Tor-tor Sombah
mempertahankan kelangsungan sistem sosialnya. memiliki makna simbolik , dan berkaitan juga
Upacara adat kematian sayur matua pada sebagai media komunikasi, karena melalui media
masyarakat suku Batak Simalungun merupakan gerak yang disajikan terjadi interaksi antar
pengakuan bahwa masih ada kehidupan dibalik partisipan upacara. Dalam menari tor-tor , setiap
dunia ini. Pelaksanaan upacara adat kematian partisipan upacara wajib menggunakan Ulos. Ada
sayur matua sangat penting bagi masyarakat suku berbagai macam jenis Ulos Batak. Ulos yang
Batak Simalungun karena merupakan sebagai digunakan dalam manortor harus disesuaikan
tanda penghormatan terakhir oleh orangtua yang dengan konteks acara adat yang diselenggarakan.
meninggal dunia, keluarga yang telah ditinggalkan Begitu pula dengan musik dan lagu yang
yaitu anakanak, cucu, sanak saudara. mengiringi Tor-tor Sombah, dimana musik acara
Upacara adat kematian sayur matua untuk adat sangat berbeda dengan musik acara yang
suku Batak Simalungun diiringi dengan alat musik sifatnya hiburan, permintaan untuk musik acara
gonrang bolon yang dimainkan di dalam ataupun di adat disesuaikan dengan tema dari upacara adat,
luar rumah, namun pada tempat yang berdekatan dan adanya peran dari tokoh adat yang memimpin
dengan jenazah. Alat musik gonrang berhenti upacara adat.
dimainkan pada saat mendekati tengah malam, Peristiwa upacara adat kematian sayur
meskipun menurut tradisi yang asli, musik ini matua memiliki kedudukan penting dalam
dimainkan sampai pagi. Mendekati senja hari kehidupan masyarakat Suku Batak Simalungun
setelah berlangsungnya upacara disertai dengan terkait dengan upacara kematian. Kehadiran Tor-
kata-kata sambutan, arak-arakan menuju lokasi tor Sombah dalam upacara adat kematian sayur
penguburan mulai dilaksanakan dengan dipimpin matua tidak terlepas dari sistem kepercayaan
oleh para pemain musik dan pengusung jenazah. masyarakat Simalungun dalam menghormati orang
Demikian seorang warga Simalungun dibaringkan tua yang sudah meninggal untuk mengantarkan ke
ke peristirahatannya yang terakhir menurut tata sorga. Kehadiran Tor-tor Sombah menjadikan
cara yang digariskan oleh tradisi. upacara adat kematian sayur matua sempurna
Upacara adat kematian sayur matua ini secara adat Simalungun.
disertai dengan adanya penyerahan hewan ternak Menelusuri kehadiran Tor-tor Sombah
sebagai persembahan, dipilihnya hewan ternak dalam upacara adat kematian sayur matua dan
karena yang meninggal sudah sempurna dalam rasa ingin tahu tentang kebudayaan Batak
adat yaitu sudah Sayur Matua. Seluruh rangkaian Simalungun menyebabkan penulis ingin
upacara sayur matua, dilaksanakan selama tiga mempelajari lebih dalam mengenai segala bentuk
sampai tujuh hari, untuk kegiatan upacaranya akan budaya dan adat istiadat suku Batak Simalungun.
melibatkan banyak orang, dengan biaya yang Tor-tor Sombah yang merupakan bagian dari seni
cukup besar. Dengan adanya hubungan Tolu budaya dalam hal ini untuk upacara adat kematian
Sahundulan Lima Saodoranyang terbentuk sayur matua membuat timbul berbagai pertanyaan

222 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018


Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

dalam pikiran penulis, dimana Tor-tor Sombah masing-masing masyarakat dalam kehidupan adat
mampu menyampaikan makna-makna, dan suku Batak Simalungun dimana terdapat beberapa
berguna untuk melestarikan kebudayaan interaksi sosial antara unsur-unsur kekerabatan
masyarakat suku Batak Simalungun sehingga yang diatur berdasarkan prinsip Tolu Sahundulan
mampu bertahan dengan bentuk tradisional di dan Lima Saodoran.
tengah zaman moderenisasi. Untuk mengetahui Tor-tor Sombah dalam upacara adat
nilai, makna, bentuk serta hubungan dengan kematian sayur matua bagi masyarakat suku Batak
upacara adat kematian sayur matua, maka judul Simalungun dilaksanakan sebagai penyampaian
penelitian ini adalah “Makna Simbolik Tor-tor rasa hormat anak kepada orangtua yang sudah
Sombah Dalam Upacara Adat Kematian Sayur meninggal.Tor-tor Sombah yang hadir dan
Matua Pada Masyarakat Suku Batak Simalungun”. berkembang di dalam masyarakat suku Batak
Simalungun tidak pernah lepas dari masyarakat
B. Pembahasan sebagai pendukungnya.Tor- tor Sombah dalam
upacara adat kematian sayur matua pada
1. Tor-tor Sombah dalam upacara adat masyarakat suku Batak Simalungun akan
kematian sayur matua pada masyarakat dijelaskan dengan model dari Talcott Parson dalam
suku batak simalungun a. Upacara Adat Harja W. Bacthiar (1985:66) merupakan suatu
Kematian Sayur Matua suku Batak bentuk ekspresi budaya sebagai suatu sistem
Simalungun simbol yang terbentuk dari sistem kepercayaan,
Kematian adalah salah satu bagian siklus sistem pengetahuan, sistem nilai moral, dan
lingkaran kehidupan seseorang yang paling akhir. ekspresi.
Bagi masyarakat suku Batak Simalungun, upacara Tor- tor sombah hadir dan menjadi bagian
kematian menjadi penting karena bagian ini adalah aktivitas masyarakat suku Batak Simalungun
akhir dari setiap kehidupan manusia, dan pasti sebagai wujud kegiatan ritual. Sebagaimana yang
akan dialami oleh setiap individu. Pandangan dijelaskan Synder bahwa tari adalah simbol
masyarakat suku Batak Simalungun terhadap kehidupan manusia yang merupakan aktivitas
peristiwa upacara adat kematian khususnya untuk kinetik yang ekspresif (Synder dalam I Made
sayur matua memiliki syarat-syarat yang harus Bandem, 1996:22). Oleh karena itu, tor- tor
dijalankan, karena tidak semua yang dapat sombah dibagi menjadi tiga aspek dalam yang
meninggal secara sempurna (sayur matua). berkaitan dengan bentuk wujud tari yaitu stimulasi
Meninggal sebagai Sayur matua bagi atau dorongan dalam bentuk penyembahan dan
masyarakat Batak Simalungun adalah suka cita penghormatan (sombah) kepada Tuhan, raja atau
dan kesempurnaan. Sayur matua adalah orang tua ketua adat, orang tua yang didukung dengan
yang sudah meninggal dunia telah ber-anak cucu simbol gerak sombah, kemudian transformasi atau
baik dari anak laki-laki maupun anak perempuan. perubahan dalam bentu baru yaitu kegiatan
Pelaksanaan upacara adat kematian sayur matua, sombah dalam upacara adat kematian sayur matua
harus dilalui beberapa tahapan, yaitu:(a). yang menjadi aktivitas gerak, dalam
persiapan: Martonggo Raja, (b). pemotongan kemanunggalan atau unity yang dirangkaikan
hewan kerbau, (c). perlengkapan upacara. Adapun dalam sebuah kegiatan upacara adat kematian
pelaksanaan upacara adat kematian sayur matua sayur matua dan pertunjukan tari yang dinamakan
adalah sebagai berikut:(1).Upacara di Jabu ( di Tor-tor Sombah .
dalam rumah), (2). Upacara Maralaman (di
halaman rumah), (3). Pasca Upacara Kematian. 2. Koreografi Tor-tor Sombah dalam Upacara
Adat Kematian Sayur Matua pada
b. Kedudukan Tor-tor Sombah dalam Masyarakat suku Batak Simalungun
Upacara Adat Kematian Sayur Matua Koreografi Tor-tor Sombah dalam upacara
Suku Batak Simalungun. adat kematian kematian sayur matua pada
Tor-tor Sombah telah lama hidup di masyarakat suku Batak Simalungun yang secara
tengahtengah kehidupan masyarakat suku Batak keseluruhan berdasarkan elemen-elemen yang
Simalungun, dengan istilah Tor-tor yang artinya terkandung dalam koreografi. Koreografi yang
tarian, dan Sombah yang artinya “sembah”. Tor-tor dikenal sebagai sebuah penataan tentang tari
Sombah ditarikan sesuai dengan kedudukan dipertegas dengan pendapat dari Y. Sumandiyo
Hadi menyatakan bahwa koreografi merupakan

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 223


Jurnal Seni Budaya

pemahaman terhadap sebuah penataan tari yang dalam upacara adat kematian sayur matua pada
dapat dianalisis dari aspek isi, bentuk, maupun masyarakat suku Batak Simalungun. Gerak
tekniknya, baik untuk tarian kelompok maupun sombah merupakan gerak tangan yang terdiri dari
tarian tunggal (Hadi, 2011:1).Adapun unsurunsur gerak sombah debata, sombah adat, tolak
koreografi sebagai berikut: bala/mangalo-alo. Gerak dihar (gerak pencak silat)
a. Judul Tari merupakan bagian tengah yang dibawakan oleh
Tor-tor Sombah merupakan tarian tradisi penari laki-laki, gerak dihar ini memiliki makna
masyarakat suku Batak Simalungun. Penamaan untuk memiliki sikap berani dalam menghadapi
dari Tor-tor Sombah ini merupakan gabungan dari segala rintangan. Selanjutnya gerak mangalo-alo
dua kata yaitu “tor-tor” dan “sombah”. Tor-tor merupakan gerakan untuk menerima berkat serta
merupakan istilah untuk menyatakan gerak atau mengajak semua orang untuk turut mengambil
tari yang diucapkan dengan menggunakan bahasa bagian dalam kegiatan ritual upacara adat
daerah Simalungun. Sedangkan sombah kematian sayur matua suku Batak Simalungu.
merupakan gerakan tangan yaitu kedua telapak Pada bagian penutup yaitu gerak huda-
tangan yang menyatu dengan posisi berada di huda/toping-toping dimana para penari perempuan
depan dada, diatas depan kening, dan merupakan dan laki-laki memakai topeng, topeng tersebut
gerak utama yang terdapat di dalam Tortor digunakan oleh para penari memiliki makna untuk
Sombah . menghibur para keluarga yang mengalami
musibah.
b. Tema Tari
Tor-tor Sombah dalam upacara adat d. Gerak
kematian sayur matua pada masyarakat suku Gerak mempunyai beberapa faktor dasar,
Batak Simalungun merupakan tarian yang yaitu bahan, tenaga, ruang, dan waktu.Gerak tari
bertemakan keagamaan dan upacara adat dalam elemen-elemen Tor-tor Sombah
kematian. Tor-tor Sombah yang berada dalam di sesungguhnya bersifat sederhana, fleksibel, dan
dalam masyarakat suku Batak Simalungun komunikatif terhadap masyarakat atau penonton
dijadikan sebagai salah satu media komunikasi dan yang menikmatinya.
simbol penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Menjelaskan mengenai gerak yang
Esa dan orang tua yang telah meninggal dunia, terdapat di dalam Tor-tor Sombah dijelaskan
dan keluarga yang ditinggalkan. dalam beberapa bagian, yang semua bagian
tersebut merupakan bagian tari sebagai teks.
c. Deskripsi Tari Menurut Marry Alice Brennan dalam Prihartini, dkk
Tor-tor Sombah dalam upacara adat menyebutkan dalam artikelnya menyinggung
kematian sayur matua pada masyarakat suku sebuah sistem analisis gerak yang sangat tekstual
Batak dalam presentasinya, namun memiliki kontesktual
Simalungun merupakan tarian tradisi dilakukan di dalam penentuan yang kualitas estetisnya.
dengan posisi badan rendah (posisi saat Istilah yang digunakan dalam pernyataan tersebut
melakukan sholat), posisi kedua tangan berada di ialah Laban Movement Analysis
depan dada yaitu posisi “Sombah”, ditambah (LMA).Brennan juga menjelaskan bahwa di dalam
dengan adanya gerakan pencak silat (gerak dihar) tari terdapat ‘gaya’ sebagai kualifikasi teknis dan
yang dibawakan oleh penari laki-laki, dan para estetis dapat dikenali seseorang dengan mampu
penari juga menggunakan properti topeng (huda- merinci dua unsur kunci dalam LMA yakni effort
huda/toping-toping)diiringi alat musik gonrang. dan shape (Brennan dalam Prihartini, dkk,
Tor-tor Sombah dalam upacara adat 2012:24-25).
kematian sayur matua pada masyarakat suku Menganalisis gerak menurut Y. Sumandiyo
Batak Hadi terbagi dalam beberapa bagian, yaitu motif
Simalungun terbagi menjadi empat bagian yaitu gerak, gerak pokok, gerak penyambung, gerak
gerak sombah, gerak dihar (gerak pencak silat), pengulangan, klimaks, dan kesatuan (unity), dan
gerak mangalo-alo, dan gerak huda-huda/toping- penjelasannya sebagai berikut: Menganalisis motif
toping, keempat bagian tersebut mempunyai gerak pembentuk Tor-tor Sombah dalam hal ini
peranan masingmasing.Gerak sombah (sembah) meminjam model dari Laban yaitu mengacu pada
merupakan bagian awal dari Tor-tor Sombah konsep effort dan shape pada analisis gerak.
Konsep effort merupakan aksi ketubuhan,

224 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018


Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

loncatan, gerak vertikal, gerak horizontal, tempo f. Tipe Tari


lambat cepat, sebagai suatu usaha. Shape atau Tipe tari merupakan jenis tarian seperti apa
bentuk gerak yang berupa motif gerak, pada yang ada dalam suatu tari tersebut. Tipe tari
penjelasan gerak pada Tor-tor Sombah meliputi menurut Elizabeth R. Hayes dalam Y. Sumandiyo
lintasan gerak, volume gerak, dan level. Pada Hadi terbagi kepada dua jenis yaitu kelompok kecil
analisis gerak effort dan shape dapat diketahui atau smallgroup dan kelompok besar atau large-
pembentuk motif gerak yaitu pola gerak pokok, group (Hayes, 2003:2). Tor-tor Sombah termasuk
pola gerak selingan, dan pola gerak isian (Ann dalam tipe tari kelompok besar. Tari berkelompok
Hutchinson, 1970:12). merupakan tari yang memiliki jumlah penari lebih
dari lima orang. Menurut Sal Murgiyanto, tari
e. Penari berkelompok harus selalu sederhana, dilakukan
Penari menurut Bagong Kussudiardja serempak, dan utuh
sebagai pembawa tari. Penari harus bertanggung (Murgiyanto, 1983:82).
jawab terhadap tari yang dibawakan dalam setiap Pendapat dari Sal Murgiyanto di atas dilihat
pertunjukan. Penari juga harus bersungguh- dari bentuk Tor-tor Sombah , gerakan yang ada di
sungguh dalam menari, karena dari penari inilah dalam tarian ini mempunyai gerakan yang
nama akan membawa nama baik bagi dirinya sederhana. Gerakan yang sederhana dilakukan
sendiri maupun kepada penata tarinya secara serempak oleh para penari untuk dapat
(Kussudiardja, 2000:19). saling bekerja sama, sehingga tarian tersebut
Pada tari tradisi keutamaan pada “rasa” dapat dilihat secara utuh.
terlihat dari pengalaman penari dalam
mengungkapkan rasa tersebut ke dalam tari. Tari g. Musik Tari
tradisi yang mengutamakan isi serta teknis Irama musik dalam seni tari selain sebagai
penggarapannya menuju kesempurnaan suatu pengiring tari juga untuk mempertegas gerak,
ujud yang berujung pada bentuk yang indah memberi gambaran suasana, dan merangsang
(Soedarso Sp, 2006:171). Bentuk pertunjukan tari munculnya gerak. Hagualon adalah jenis atau
tidak dapat dipisahkan dari peran penari, karena style dalam gonrang Simalungun. Hagualon
melalui penarilah bentuk sajian tari itu ditampilkan, berasal dari kata “gual” (tabuh) bisa diartikan tata
baik dalam bentuk fisik maupun bentuk ungkapnya cara memukul (menabuh) gonrang atau jenis irama
(Widyastutieningrum, 2012:126). pukulan padagonrang dengan rumustertentudan
Tor-tor Sombah dalam upacara adat tetap (tidak bisa diubah-ubah).
kematian sayur matua suku Batak Simalungun Gonrang adalah gendang. Orang
para penari terbagi menjadi empat bagian. Masing- Simalungun menyebutnya gonrang sedangkan,
masing dari pelaku tersebut mempunyai peranan orang Batak Toba menyebutkan dengan istilah
masing-masing dan bertanggung jawab dalam tari. gondang. Peralatan gonrang Simalungun adalah
Setiap pelaku di dalam Tor-tor Sombah harus terdiri dari: Gonrang (gonrang sidua-dua, gonrang
mampu saling bekerja sama untuk mencapai sipitu-piti, gonrang bolon).
kesempurnaan dalam menjalankan upacara adat 1. Gonrang Bolon
kematian sayur matua. Para pelaku dalam Tor-tor 2. Dua buah Ogung (Gong) 3. Dua
Sombah pada upacara adat kematian sayur matua buah Mongmongan (Kenongan)
suku Batak Simalungun terdiri dari (1) ketua adat, 4. Satu buah Sarunei (Serunai).
(2) pihak Hula-hula dan sanina, (3) pihak anak dan 5. Sitalasayak
boru, (4) pemain musik, (5) masyarakat. Penari
dalam upacara adat kematian sayur matua suku Ansambel musik gonrang yang tersusun
Batak Simalungun merupakan peserta upacara itu atas sebuah sarunei, dua buah alat tabuh yaitu
sendiri. Para penari Tor-tor Sombah dalam Gonrang sidua-dua, satu buah Mongmongan, dan
upacara adat kematian sayur matua suku Batak sebuah tawak-tawak atau siappuk (Gong bernada
Simalungun juga terbagi menjadi beberapa bagian, tinggi). Gual yang digunakan dalam Tor-tor
yaitu (1) penari sombah, (2) penari dihar, (3) penari Sombah adalah gual bolon.
huda-huda/toping-toping, (4) penari mangalo-alo.

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 225


Jurnal Seni Budaya

h. Tata Busana Pertunjukan Tor-tor Sombah dalam


Tata busana yang dapat dilihat secara upacara adat kematian sayur matua pada
umum di lingkungan masyarakat suku Batak masyarakat suku Batak Simalungun setiap
Simalungun adalah menggunakan pakaian adat penampilannya baik di dalam maupun di luar
Simalungun, dan melihat corak warnanya gedung selalu memakai tata cahaya general light.
disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunaan Tata cahaya general light merupakan cahaya
tata busana dalam acaraacara yang bersifat sakral, tampak yang tampak seluruh panggungnya. Tata
formal, dan hiburan. Ada perbedaan penggunaan cahaya general light dipakai dalam pertunjukan
tata busana antara pria dan wanita dalam Tor-tor Tor-tor Sombah semakin menambah energi para
Sombah untuk disajikan sebagai bentuk penari. Tata cahaya seperti ini mampu
pertunjukan dan untuk busana upacara adat menciptakan suasana yang dekat dengan
kematian sayur matua. penontonnya.
Penggunaan tata busana untuk upacara
adat kematian sayur matua para penari dan j. Properti
peserta upacara yang wanita memakai baju atau Properti merupakan alat yang dipakai
kebaya berwarna hitam, begitu juga dengan pria. dalam satu pertunjukan tari. Pada upacara adat
Untuk penutup kepala pada pria (gotong) diikatkan kematian sayur matua, properti yang digunakan
kain berwarna putih yang memiliki simbol adalah oleh para penari ialah menggunakan padung ni
merupakan bagian keluarga yang mengalami onggang (paruh burung enggang), menggunakan
kemalangan (ada salah satu anggota keluarga toping (topeng), menggunakan bahul-bahul
yang meninggal dunia). Para penari menggunakan (kantong anyaman) yang dislempangkan dibahu
topeng yang menyerupai wajah wanita (toping penari, yang kegunaannya untuk menerima uang
naboru) dan wajah laki-laki (toping dalahi), dan dari para penonton, khususnya dari mereka yang
para penari tidak menggunakan riasan wajah. memiliki ikatan dengan keluarga yang
Kedua topeng memiliki rambut yang terbuat dari bersangkutan.
ijuk, tapi beda topeng laki-laki dan perempuan.
Penari huda-huda menggunakan kain putih k. Tata Panggung
yang menutupi setengah badannya dan dikepala Tata panggung merupakan sebuah tempat
menggunakan paruh burung enggang. Busana yang dipakai dalam satu bentuk pertunjukan.Tata
yang digunakan penari toping dalahi yaitu celana panggung terdiri atas dua bagian, yaitu:
panjang hitam, suri-suri berwarna biru gelap, hiou outdoor(luar) dan indoor (dalam). Pembagian stage
berwarna biru gelap juga dengan motif ragei sattik, panggung tersebut mempunyai kelebihan.
dan baju polangpolang (warna belang- belang Pertunjukan Tor-tor Sombah dalam
kotak terdiri dari warna hitam, putih, merah) dan upacara adat kematian sayur matua pada
membawa bahul-bahul (kantong anyaman yang masyarakat suku Batak Simalungun menggunakan
diselempangkan) guna untuk menerima uang dari tata panggung terbuka yaitu di halaman rumah
para keluarga yang menyaksikan. Busana penari atau lapangan. Melihat dari betuk pertunjukan Tor-
toping naboru adalah menggunakan suri-suri tor Sombah dalam upacara adat kematian sayur
berwarna merah, hati rongga berwarna merah, matua pada masyarakat suku Batak Simalungun
baju polang-polang, dan membawa bahul-bahul. menuntut memakai tata panggung yang luas
Sedangkan untuk penari huda huda hanya bertujuan agar para masyarakat yang ikut
menggunakan kain penutup dari atas kepala berpartisipasi.
sampai mata kaki yang berwarna sama seperti
baju polangpolang yaitu putih, merah dan hitam l. Durasi
dan membawa padung ni onggang (paruh burung
Durasi dalam suatu pertunjukan merupakan
enggang).
waktu yang dari suatu penampilan yang
dipentaskan. Durasi dalam suatu pertunjukan
i.Tata Cahaya memiliki waktunya masing-masing. Durasi
Tata cahaya panggung atau stage lighting maksimal dari suatu pertunjukan adalah 15 menit
merupakan bagian dari tata teknik pentas yang sampai 60 menit.
spesifikasinya mengenai pengetahuan teori dan Tor-tor Sombah dalam upacara adat
praktek membuat desain pencahayaan panggung kematian sayur matua pada masyarakat suku
(Martono, 2010:1).

226 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018


Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

Batak Simalungun memiliki cara yang untuk ini seperti yang dikemukakan oleh Allegra Fuller
menempuh waktu secara efektif. Dalam berbagai Synder, bahwa tari adalah simbol kehidupan
kesempatan seperti festival tari tradisi, pada acara manusia dan merupakan aktivitas kinetik yang
undangan, dan acara pertandingan Tor-tor ekspresif. Penjelasan analisis makna tersebut,
Sombah semuanya memiliki waktu yang khusus. berdasarkan ungkapan Allegra Fuller Synder
bahwa kehidupan manusia dalam sistem simbol
m. Pola lantai tari merupakan kinetik dan ekspresif. Dalam hal ini
Tor-tor Sombah dalam upacara adat yang menjadi dua bagian penting yang membentuk
kematian sayur matua pada masyarakat suku Tor-tor Sombah yaitu aspek dalam dan aspek luar.
Batak
Simalungun memiliki pola lantai. Pola lantai yang a. Aspek Dalam
terlihat dalam Tor-tor Sombah dalam upacara adat Pada aspek dalam tersebut terdapat tiga
kematian sayur matua pada masyarakat suku bagian penting yaitu
Batak Simalungun berbentuk garis lurus yang 1). Stimulasi (stimulation).
saling berhadapan, dan dibagi menjadi dua baris. Stimulasi merupakan rangsangan yang
Pola lantai yang seperti dalam Tor-tor Sombah timbul dari dalam suatu tarian. Tor-tor Sombah
terlihat diseluruh tari tradisi yang ada di terstimulasi karena alasan agama yang
Simalungun. Penari dari Tor-tor Sombah membentuk suatu unsurunsur tari.
mempunyai posisi bersujud dan menyembah yang Tor-tor Sombah memiliki beberapa unsur
sejajar, dan untuk setiap kesempatan pola lantai di dalamnya, yaitu (1) penari, (2) koreografi, (3)
Tor-tor Sombah dalam upacara adat kematian syair, (4) pola lantai, (5) tata busana dan tata rias,
sayur matua pada masyarakat suku Batak dan (6) musik, transformasi (transformation), dan
Simalungun tidak ada yang berubah. kemanunggalan
(unity).
3. Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam
Upacara Adat Kematian Sayur Matua 2). Transformasi (transformation)
Makna dari Tor-tor Sombah merupakan Transformasi merupakan suatu perubahan
bentuk simbolik masyarakatnya yang diungkapkan dari satu bentuk lama ke bentuk yang baru.
di dalam gerak, jumlah penari, syair yang Perubahan yang terjadi merupakan bagian yang
dibawakan, dan lainnya. Analisis makna Tor-tor baru dari bentuk yang lama. Transformasi ini
Sombah menggunakan model Allegra Fuller dikutip dalam I Made Bandem pada buku The
Synder dalam I Made Bandem yang memberikan Random Dictionary of English Languege,
pengertian bahwa tari adalah merupakan simbol Unabridge sebagai “change in form, appearance,
kehidupan manusia, dan merupakan aktivitas nature or character” yang artinya (perubahan
kinetik yang ekspresif, termasuk pada aspek dalam bentuk, penampilan, situasi, atau karakter)
(stimulus, transformasi, dan kemanunggalan), dan (Bandem, 1996: 24).
aspek luar (masyarakat dan lingkungan sekitar) Tor-tor Sombah yang hadir di dalam
(Bandem, 1996: 22).Analisis menjelaskan tentang upacara adat kematian sayur matua pada
penampilan Tor-tor Sombah sebagai sebuah masyarakat suku Batak Simalungun dapat dilihat
pertunjukan yang didalamnya memiliki nilai berupa dari beberapa bagian untuk proses tansformasi.
pemaknaan atau isi dari Tor-tor Sombah, Pertama, suatu kegiatan ritual dalam upacara adat
sedangkan ekspresi diwujudkan dalam bentuk tari kematian sayur matua yang dijalankan oleh
Tor-tor Sombah terutama dalam gerak dan syair. masyarakat suku Batak Simalungun, kemudian
Tor-tor Sombah lahir dalam lingkungan ditransformasikan menjadi kesenian tari yaitu Tor-
masyarakat suku Batak Simalungun bukan hanya tor Sombah. Tor-tor Sombah merupakan tarian
sebagai sebuah ungkapan seni, tetapi sebagai yang dibawakan sebagai bentuk penghormatan
media upacara adat dan agama, jumlah penari terhadap Tuhan, Raja, tokoh adat, orang tua, dan
yang tak terbatas jumlahnya, syair yang tamutamu kehormatan yang sampai saat ini
dibawakan, pola lantai, dan lainnya. Sedangkan dilakukan oleh masyarakat suku Batak
dorongan dari luar sangat dipengaruhi oleh Simalungun. Kedua, masyarakat merupakan
masyarakat dan lingkungan, terutama sistem orang-orang yang ikut terlibat langsung dalam
kepercayaan dan sistem kekerabatan. Penjelasan kegiatan tor-tor pada pesta adat perkawinan,

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 227


Jurnal Seni Budaya

kematian, dan melalui tor-tor masyarakat akan Simalungun. Gotong merupakan penutup kepala
memposisikan diri mereka berdasarkan struktur yang dipakai oleh kaum laki-laki terbuat dari kain
masyarakat dan sistem kekerabatan yaitu Tolu batik berbentuk segitiga berwarna coklat. Bulang
Sahundulan dan Lima Saodoran pada masyarakat merupakan penutup kepala yang dipakai oleh
suku Batak Simalungun. Sistem kekerabatan kaum wanita terbuat dari benang wol yang dirajut
adalah suatu hubungan erat antara individu berbentuk trapesium dan memiliki banyak warna.
dengan individu, antara invidu dengan kelompok, Gotong dan bulang selalu digunakan bersama
atau antara kelompok dengan kelompok. Hal dengan ulos dan suri-suri dalam upacara adat
tersebut terjadi adalah sebagai akibat adanya pernikahan maupun upacara adat kematian sayur
hubungan darah atau dengan pernikahan. matua suku Batak Simalungun.
Ketiga, koreografi yang terlihat dalam Tor-
tor Sombah Batak Simalungun yaitu tangan, 3). Kemanunggalan (Unity)
badan, kaki, dan kepala digerakan seturut dengan Tor-tor Sombah merupakan salah satu
irama gonrang (gendang).Keempat, sajian bentuk tarian tradisi yang lahir, tumbuh, tetap bertahan
pola lantai yang berbentuk lingkaran sampai sekarang, dan menjadi bagian masyarakat
ditransformasikan menjadi pola segaris lurus. Pola suku Batak Simalungun. Dilihat dari beberapa
lingkaran ini merupakan sajian yang terdapat unsur yang dijelaskan sebelumnya bahwa Tor-tor
dalam kegiatan upacara adat kematian sayur Sombah mengalami kemanunggalan (unity) dari
matua Batak Simalungun. Pola lingkaran masyarakatnya terbagi menjadi beberapa bagian,
ditransformasikan ke dalam Tor-tor Sombah pada yaitu: Pertama, dari suatu kegiataan keagamaan,
upacara adat kematian sayur matua menjadi pola penyembahan dan penghormatan kepada Tuhan,
baru yaitu segaris. Pola segaris ini merupakan satu raja, ketua adat, orang tua sebagai dasar dari
bentuk representasi dari masyarakat suku Batak keseniannya menjadi satu bentuk tari yang
Simalungun terhadap kesenian yang berakar dari bernama Tor-tor Sombah. Kedua, para penari bisa
kegiatan keagamaan dan adat-istiadat. Kelima, dilakukan oleh penari laki-laki maupun wanita,
tata busana yang terlihat dalam upacara adat bahkan orang tua, dan jumlah penari tidak
kematian sayur matua terikat dengan adat-istiadat ditentukan. Ketiga, koreografi dalam Tor-tor
yang berlaku dalam masyarakat. Busana yang Sombah terlihat dalam empat bagian yaitu gerak
dipakai di dalam beberapa pertunjukan tari tradisi tangan (sombah), gerak kaki, gerak badan, dan
khususnya di dalam Tor-tor Sombah pada upacara gerak kepala. Keempat, syair yang terdapat di
adat kematian sayur matua adalah busana dalam Tor-tor Sombah ditentukan oleh ketua adat
tradisional suku Batak Simalungun. Busana yang dan permintaan dari peserta upacara adat. Kelima,
dipakai oleh penari dalam Tor-tor Sombah tata busana yang dipakai dalam Tor-tor Sombah
digunakan sesuai dengan busana tradisional yang adalah pakaian tradisional asli dari suku Batak
memiliki makna yaitu dari warna busana, gaya Simalungun, yang memiliki corak dan warna yang
berbusana, penggunaan bulang dan gotong, motif beraneka ragam yang disesuaikan dengan
ulos dan suri-suri yang digunakan. kebutuhan dari setiap permintaan dari ketua adat
Warna busana yang dipakai dalam Tor-tor yang menyelenggarakan upacara. Keenam, musik
Sombah pada upacara adat kematian sayur matua yaitu dari vokal (suara), permainan alat musik
adalah warna hitam. Warna hitam memiliki makna tradisional dari suku Batak Simalungun (gual).
sebagai simbol duka cita, kesedihan, dan Secara bentuknya, Tortor Sombah merupakan
kehilangan. Gaya berbusana yang dipakai para tarian adat untuk mengiringi upacara-upacara adat,
penari Tor-tor Sombah mencerminkan adat-istiadat acara-acara resmi. Kini Tor-tor Sombah hadir di
suku Batak Simalungun. Busana yang dipakai dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk
dalam Tor-tor Sombah harus tertutup, tidak pertunjukan seni dan hiburan yang dapat dinikmati,
membentuk lekukan tubuh. Busana yang dipakai dan Tor-tor Sombah juga menyampaikan pesan
para penari Tor-tor Sombah juga dipakai oleh bagi masyarakat.
seluruh peserta upacara adat kematian sayur
matua suku Batak Simalungun. b. Aspek Luar
Penggunaan bulang dan gotong yang Aspek luar merupakan pembahasan
dipakai oleh penari dan peserta upacara adat mengenai konteks-konteks dari simbol-simbol yang
kematian sayur matua memiliki makna sebagai terlihat dari aspek dalam yaitu unsur-unsur yang
simbol bahwa dirinya berasal dari suku Batak terdapat pada Tor-tor Sombah. Aspek luar menurut

228 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018


Febrina Athylata Purba: Makna Simbolik Tor-tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua...

Synder dalam Bandem (1996:22) dikatakan bahwa pemaknaan mengajarkan kepada kita untuk selalu
bagaimana kesenian-kesenian tersebut berada menyembah, percaya, dan berdoa kepada Tuhan,
dalam masyarakat dan lingkungannya (Bandem, saling menghormati, saling menolong, saling peduli
1996:25). terhadap keluarga dan sesama, saling mengasihi,
Aspek luar dari kesenian ini sangat dan semua manusia itu sama dihadapan Tuhan.
dipengaruhi oleh masyarakatnya. Unuk penjelasan Semua sikap ini tercermin di dalam Tor-tor
mengenai aspek luar pada Synder akan dikaitkan Sombah pada upacara adat kematian sayur matua
dengan sistem simbol budaya yang terlihat pada suku Batak Simalungun.Tata busana juga memiliki
konsep Parson dalam Bachtiar (1985) yang terdiri pemaknaan atas penanaman nilai moral oleh
atas tiga bagian, yaitu: (1) sistem konstitutif dilihat masyarakat suku Batak Simalungun dalam
dalam sistem kepercayaan, (2) sistem menjalankan ajaran agama dan adat-istiadat.
pengetahuan, (3) sistem nilai moral, (4) ekspresi Pemakaian tata busana ditempatkan sesuai
yang merupakan bentuk dari Tortor Sombah dengan pelaksanaan upacara adat yang
dalam upacara adat kematian sayur matua telah dijalankan, secara khusus mencerminkan budaya
menjadi bagian dari representasi budaya khas adat suku Batak Simalungun. Hal ini terlihat
masyarakat suku Batak Simalungun. dari pemakaian busana oleh para penari Tor-tor
Pertama, simbol konstitutif yang terbentuk Sombah dan para peserta upacara adat kematian
sebagai ritual, penyembahan, penghormatan, sayur matua yang sesuai dengan aturan-aturan
kepercayaan yang merupakan inti dari agama. Hal dari adat-istiadat suku Batak Simalungun, dan
ini terlihat di dalam Tor-tor Sombah terhadap untuk kebutuhan pertunjukan dan hiburan
kehidupan agama pada masyarakat suku Batak pemakaian kostum dikemas lebih menarik dari segi
Simalungun, dimana masyarakat suku Batak warna dan corak tetapi tidak melanggar dari
Simalungun sampai saat ini memegang penuh nilai aturan-aturan adat-istiadat yang telah diterapkan
luhur Habonaron do Bona. oleh masyarakat suku Batak Simalungun. Adanya
Kedua, simbol-simbol yang membentuk pemakaian aksesoris/perhiasan dapat menambah
ilmu pengetahuan pada Tor-tor Sombah yaitu nilai keindahan (estetika) yang disesuaikan dengan
syair, pola lantai, dan musik. Ketiga bagian yang karakter para penari dan tema dari upacara adat
terdapat di dalam pengetahuan diberikan kepada yang dijalankan, serta dalam hal pertunjukan seni
masyarakat. tari.
Syair-syair yang terdapat pada Tor-tor Sombah Tor-tor Sombah dalam upacara adat
dalam upacara adat kematian sayur matua kematian sayur matua merupakan tarian tradisional
berisikan pesan, pantun (umpasa), nasehat, dari Batak Simalungun yang mempunyai
kritikan kepada masyarakat. Semuanya itu dapat keistimewaan dan keunikan untuk menyampaikan
disampaikan melalui syair lagu yang dinyanyikan makna dalam tarian, dan juga menjadi proses
oleh penyanyi yang dipilih untuk menyanyikan syair pemberian dan penerimaan adat dalam sistem
lagu dengan diiringi alat musik gonrang dan kekerabatan melalui komunikasi nonverbal yang
sarunei (gual). Melalui syair lagu ini yang sebagai menggunakan simbol-simbol. Penyampaian makna
salah satu alat komunikasi non verbal kepada yang tampak dari pertunjukkan Tor-tor Sombah
masyarakat. Pola lantai, merupakan pemaknaan dalam upacara adat kematian sayur matua kepada
atas pembelajaran, pembinaan, penyampaian peserta upacara dan para kerabat melalui proses
secara cepat kepada masyarakat. Melalui pola interaksi simbolik.
lantai dapat menyampaikan pesan yang sederhana
dan dapat dengan mudah diterima oleh C. Kesimpulan
masyarakat.
Ketiga, simbol-simbol penilaian moral yang Masyarakat suku Batak Simalungun
membentuk nilai dan aturan-aturan. Simbol-simbol menjadikan kesenian sebagai bagian dari
yang membentuk penilaian moral dalam Tor-tor kehidupannya. Seni yang hadir di dalam
Sombah terlihat pada bagian koreografi dan masyarakat suku Batak Simalungun menciptakan
pemakaian tata busana.Pada bagian koreografi suatu hubungan interaksi satu dengan yang lain
terlihat pada bagian gerak tangan, yaitu: sombah, dan merupakan bagian dari proses
mangalo-alo, mamasumasu, gerak kaki: Serser, keberlangsungan hidup. Berdasarkan penelitian
Ondok, gerak badan: gerakan kenjot, dan gerakan dan hasil analisis terhadap Tor-tor Sombah dalam
badan. Ke empat bagian itu mempunyai

Volume 16 Nomor 2, Desember 2018 229


Jurnal Seni Budaya

upacara adat kematian sayur matua dapat Pramutomo, R.M. Antropologi Tari Sebagai Basis
disimpulkan sebagai berikut : Disiplin Etnokoreologi. Surakarta: ISI
Press, 2005.
KEPUSTAKAAN
_____________. Etnokoreologi Nusantara
Abdullah, Taufik. Di Sekitar Komunikasi Ilmu dan Batasan Kajian Sistematika Dan Aplikasi
Seni, Analisis Kebudayaan. 2008. Keilmuannya. Surakarta: ISI Press, 2007.

Alfian, “Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan _____________. Etnokoreologi Seni Pertunjukan


Kumpulan Karangan,” dalam Harsja W. Topeng Tradisional Di Surakarta,
Bachtiar, Birokrasi Dan Kebudayaan. Yogyakarta, Dan Malang. Surakarta: ISI
Jakarta: PT. Gramedia, 1985. Press, 2011.

Bandem, I Made. Etnologi Tari Bali. Pustaka Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian
Budaya, 1996. Kajian Budaya dan Humaniora Pada
umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Hadi, Y. Sumandiyo. Aspek-aspek Dasar 2010.
Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Multi
Grafindo, 2003. Royce, Anya Peterson. Antropologi Tari. Terj F.X
Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu
________________. Kajian Tari Teks dan Press, 2007.
Konteks. Yogyakarta: Press FSP ISI
Yogyakarta, 2007. Simatupang, Defri Elias, “Upacara Saur Matua :
Konsep Kematian Ideal Pada Masyarakat
________________. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Batak (Studi Etnoarkeologi).”
Pustaka, 2007. Jurnal :Balai Arkeologi. Medan. 2012.

Sinaga, Salmon. Adat Ni Simalungun. Pematang


________________. Seni Pertunjukan Dan Siantar: Partuha Maujana, 2002.
Masyarakat Penonton. Yogyakarta: ISI
Yogyakarta, 2012. Sedyawati, Edi. Pertumbuhan Seni Pertunjukan.
Jakarta: Sinar Harapan, 1981.
Hutchinson, Ann. Labanotation or Kinetography
Sumardjo, Jakop. Filsafat Seni. Bandung: ITB
Laban The System Of Analyzing and
Bandung, 2000.
Recording Movement. New York: A
Theatre arts books, 1954-1970. Slamet, Barongan Blora Menari Di Atas Politik Dan
Terpaan Zaman. Surakarta: Citra Sains
Martono, Hendro. Mengenal Tata Cahaya Seni
LPKBN Surakarta, 2012.
Pertunjukan. Yogyakarta: Padepokan
Press, 2000.

Morris, Desmond. Manwatching A Field Guide to


Human Behavior. Harry N. Abrams, New
York: INC, Publisher, 1997.

Murgiyanto, Sal. Koreografi Pengetahuan Dasar


Komposisi Tari. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan, 1983.

Purba, Mansen dan Oji E. Saragih, Horja Sayur


Matua. Medan: Bina Budaya Simalungun,
1994.

Purba, Rudolf dan J.E. Saragih. Peradaban


Simalungun. Pematang Siantar: Komite
Penerbit Buku Simalungun (KPBS), 2011.

230 Volume 16 Nomor 2, Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai