5 6089224823462953027 PDF
5 6089224823462953027 PDF
GRUP S (GELOMBANG 7)
Oleh :
1. Faktor lingkungan
a. Pakan. Hewan yang diberi pakan yang buruk dan berada paada kondisi
yang buruk dapat mengalami tinggkat distokia yang tinggi dan
mengurangi daya hidup pedet. Pemberian pakan yang banyak dapat
meningkatkan berat anak, timbunan lemak intrapelvis, distokia, dan
resiko laserasi vagina.
b. Penyakit. Hipokalsemia pada saat menjelang kelahiran, merupakan salah
satu penyebab inersia uterine primer.
c. Induksi kelahiran.
2. Faktor intrinsik.
a. Umur, pernah melahirkan sebelumnya, berat badan, dan ukuran pelvis.
Kejadian distokia yang lebih tinggi terlihat pada sapi dara yang
dikawinkan sewaktu muda, yang pertumbuhannya tidak bagus, dan pada
kelahiran pertama mereka. Jarak eksternal diantara tuber coxae harus
lebih besar dari 40 cm sebelum sapi dara dikawinkan untuk mengurangi
kejadian distokia.
b. Ras. Angka kejadian distokia pada sapi perah lebih tinggi dibandingkan
dengan sapi potong.
c. Berat badan, jenis kelamin, dan ukuran anak sapi. Banyak penelitian
yang menunjukan bahwa kejadian distokia meningkat seiring dengan
peningkatan berat badan dan ukuran tubuh anak sapi. Anak sapi jantan
umunya memiliki berat badan yang lebih besar dan masa kebuntingan
yang lebih lama dibandingkan dengan anak sapi betina.
d. Lama kebuntingan. Pada sapi bunting yang lebih tua, berat anak sapi
dapat meningkat rata-rata 0,5 kg/hari dan panjang tulang fetus
meningkat. Kedua faktor tersebut meningkatkan kejaadian distokia.
e. Presentasi anak sapi. Kejadian distokia dan lahir mati tertinggi adalah
pada anak sapi dengan presentasi posterior.