Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Praktikum Kimia Organik I


”Pelarut Organik”

Nama : Jovanca Rizky Rosariano Topol

Nim : 19501008

Prodi : Ilmu kimia

Universitas Negeri Manado


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Kimia
2020
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pelarut organik adalah pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam
molekulnya. Saat ini terdapat tiga puluh ribuan jenis pelarut organik yang digunakan di
industri. Contoh pelarut organik adalah alkohol, eter, ester, etil asetat, keton, dan
sebagainya. Pelarut organik banyak digunakan di industri sebagai pembersih, penghilang
minyak, tinner, ekstraksi atau bahan kimia intermedia dalam produksi suatu bahan kimia
tertentu.

Pelarut organik sangat bermanfaat untuk industri akan tetapi juga dapat
menimbulkan bahaya yang serius. Pelarut organik memiliki daya bakar, daya ledak, daya
absorbsi melalui kulit, dan dapat menguap yang dapat menggangu kesehatan
manusia/pekerja atau menimbulkan kecelakaan di industri itu sendiri.

Oleh karena itu perlunya pembahasan yang terperinci mengenai sifat fisik dan
sifat kimia pelarut organik, jenis-jenis pelarut organik, sumber pelarut organik, kegunaan
pelarut organik, nilai ambang batas penggunaan pelarut organik, cara pemajanan terhadap
pekerja, dampak, efek kesehatan, penanggulangan pencegahan penyakit serta kecelakaan
kerja yang diakibatkan oleh pelarut organik dan mengetahui kepolaran pelarut organik
yang akan di tinjau dalam makalah ini.
TUJUAN

Mengetahui sifat fisik dan sifat kima pelarut organik

Mengetahui jenis-jenis pelarut organik

Mengetahui sumber pelarut organik

Mengetahui kegunaan pelarut organik

Mengetahui nilai ambang batas pelarut organik

Mengetahui jalur masuk atau paparan pelarut organik

Mengetahui dampak dan efek kesehatan akibat pemajanan pelarut organik

Mengetahui cara pengukuran pelarut organik

Mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan kesehatan atau kecelakaan yang dapat
diakibatkan oleh pelarut organik

Mengetahui kepolaran larutan organik


TINJAUAN TEORI

PELARUT ORGANIK

Pelarut adalah suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang melarutkan
substansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen. Pelarut paling umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan
kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik.

PEMAKAIAN PELARUT ORGANIK

pembersih , penghilang minyak,tinner dan ekstraksi

bahan kimia intermedia dalam produksi suatu bahan kimia tertentu

Saat ini ada 30 ribuan jenis pelarut digunakan di industri

SIFAT FISIK DAN KIMIA

Bentuk : cairan tak berwarna, kecuali isophorone

Daya larut yaitu daya melarutkan dalam lemak, sifat utama sebagai pelarut dan berpengaruh
terhadap kesehatan

Potensi pelarut sebagai anestesi umum dan agent defatting berhubungan secara proposional
dengan daya larutnya.

Daya absorbsi melalui kulit berhubungan dengan daya larut lipid maupun air

Daya pembakaran dan daya ledak, beberapa pelarut organik sangat mudah terbakar, beberapa
pelarut organik sangat sulit terbakar (hidrokarbon halogen)

Daya menguap, pelarut organik mudah menguap. Makin besar daya menguap makin tinggi kadar
di udara kemungkinan terinhalasi makin besar.
Tabel sifat-sifat pelarut umum

Titik Konstanta Massa


Solvent Rumus kimia
didih Dielektrik jenis
Pelarut Non-Polar
CH3-CH2-CH2-CH2- 0.655
Heksana 69 °C 2.0
CH2-CH3 g/ml
0.879
Benzena C6H6 80 °C 2.3
g/ml
0.867
Toluena C6H5-CH3 111 °C 2.4
g/ml
0.713
Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3
g/ml
1.498
Kloroform CHCl3 61 °C 4.8
g/ml
CH3-C(=O)-O-CH2- 0.894
Etil asetat 77 °C 6.0
CH3 g/ml
Pelarut Polar Aprotic
/-CH2-CH2-O-CH2- 1.033
1,4-Dioksana 101 °C 2.3
CH2-O-\ g/ml
/-CH2-CH2-O-CH2- 0.886
Tetrahidrofuran (THF) 66 °C 7.5
CH2-\ g/ml
1.326
Diklorometana (DCM) CH2Cl2 40 °C 9.1
g/ml
0.786
Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 °C 21
g/ml
Asetonitril (MeCN) CH3-C≡N 82 °C 37 0.786
g/ml
Dimetilformamida 0.944
H-C(=O)N(CH3)2 153 °C 38
(DMF) g/ml
Dimetil sulfoksida 1.092
CH3-S(=O)-CH3 189 °C 47
(DMSO) g/ml
Pelarut Polar Protic
1.049
Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 °C 6.2
g/ml
CH3-CH2-CH2-CH2- 0.810
n-Butanol 118 °C 18
OH g/ml
0.785
Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18
g/ml
0.803
n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20
g/ml
0.789
Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 30
g/ml
0.791
Metanol CH3-OH 65 °C 33
g/ml
Asam format H-C(=O)OH 100 °C 58 1.21 g/ml
1.000
Air H-O-H 100 °C 80
g/ml
PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK

Gol Alifatik : n-hexane

Gol Aromatik : Benzene, Toluene

Gol Alkohol : Metil alkohol, Etil alkohol, n-buti alkohol

Gol. Glikol : etilin glikol

Gol. Fenol : Fenol

Gol. Keton : aseton, metil etil keton, diaseton alkohol

Gol Ester : metil format, metil asetat

Gol. Glikol eter: 2-metoksi etanol, 2-butoksietanol

Gol. Asam : asam formic, asam Asetat, asam propionic

Gol Chlorinated hydrocarbon; trikloro etilen, carbon tetrakorida, Chloroform

SUMBER PELARUT ORGANIK DALAM LINGKUNGAN KERJA

Rumah sakit: larutan pembersih

Pertanian: pestisida

Pabrik: thinner, pereaksi kimia

Pengolahan minyak : Benzen, Benzena, toluen, dan silen

Laboratorium: larutan pengering, pelarut, pengekstraksi

Industri cat : Karbon Disulfida

Industri lem : methanol

Industri obat-obatan : Aseton, eter, dan alcohol


PERATURAN MENGENAI PELARUT ORGANIK

Menurut Permenaker Nomor 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja. NAB beberapa pelarut organik
sebagai berikut :

NAMA BAHAN NAB PSD/KTD Berat


KIMIA DAN
Molekul
NOMOR CAS (BM)
BDS Mg/m3 BDS Mg/m3

Aseton (67-64-1) 500 1187,12 750 1780 58,05

;A4

benzene (8052-12-4) 0,5;A4

Toluen (108-88-3) 50;A4 188;A4 92,13

Xilen (1330-20-7) 100; 434;A4 150;A4 651;A4 106,16

(0,m,pisomer) A4

Fenol (108-95-2) 5 94,11

Terpentin (8006- 100 556


64-

2)

Metanol (67-56-1) 200 250 32,04


JALUR MASUK ATAU PAPARAN

Jalur masuk atau paparan utama dari pelarut organik adalah melalui inhalasi atau saluran
pernapasan dan melalui kulit.

DAMPAK PELARUT ORGANIK

HC Aliphatic (Hexane, Benzine, Mineral spirits)

Dampak yang ditimbulkan : Depresi susunan saraf pusat, dermatitis,

HC Cyclic (Cyclohexane, Turpentine)

Dampak yang ditimbulkan : Efek hampir sama dengan aliphatic, hanya tidak terlalu inert.
Efek utama adalah dermatitis. Berbagai HC cyclic yang terinhalasi dapat dimetabolisme
oleh tubuh menjadi zat yang kurang toksik.

HC Aromatic (Benzene, Toluene, Xylene) Dampak yang ditimbulkan :

Benzene sangat toksik terhadap jaringan pembuat sel darah.

Toluena dan xylena yang tercampur metil-etil-keton dapat menyebabkan mual dan
pusing.

Pada hewan percobaan, kerusakan dapat terjadi pada eksposur

pertama,

Benzene dapat diabsorpsi lewat kulit dan inhalasi. Oleh karena itu, seringkali dilarang
dipakai bila pencucian menyebabkan terjadinya

kontak kulit dan inhalasi.

HC Aromaticcair menyebabkan iritasi lokal dan vasodilatasi

(pelebaran saluran darah). Bila terinhalasi dalam jumlah banyak akan terjadi kelainan
paru-paru yang parah.

Efek lain: dermatitis & SSP

HC Halogenated (Tetrachloromethane (CCl4), 1,1,1, trichloroethane) Dampak yang


ditimbulkan :

Efek bergantung pada Halogen yang terikatnya. Yang paling toksik:

CCl4 dengan efek terhadap ginjal, hati, SSP, dan pencernaan. TLV: 10 ppm, Eksposur
kronis CCl4 menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Trifluorotrikloro-etan di lain pihak, toksisitasnya rendah (TLV: 1000


ppm). Karena sifatnya yang tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, maka digunakan
secara umum sebagai substitute material

yang lebih berbahaya.

HC terklorinasi umumnya lebih toksik daripada HC terfluorinasi. Taraf toksisitas HC


terklorinasi: menengah. Trikloro-etilen-> SSP, dermatitis, kerusakan hati, perubahan
kepribadian pernah dideteksi.
EFEK PADA KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Efek Umum

Depresi SSP, Kebanyakan solven adalah depresan Susunan Syaraf Pusat. Mereka
terakumulasi di dalam material lemak pada dinding syaraf dan menghambat transmisi
impuls. Pada permulaan seseorang terpapar, maka fikiran dan tubuhnya akan melemah.
Pada konsentrasi yang sudah cukup tinggi, akan menyebabkan orang tidak sadarkan diri.
Manifestasi klinis dimulai dengan disorientasi, perasaan pusing, dan euphoria. Efek yang
disebut belakangan menyebabkan penyalahgunaan beberapa zat kimia ini. Sindroma
dapat berkembang menjadi paralisis, ketidaksadaran, dan kejang–kejang. Senyawa-
senyawa yang kurang polar dan senyawa senyawa yang mengandung klorin, alkohol, dan
ikatan rangkap memiliki sifat depresan yang lebih besar.

Iritasi, Solven adalah irritan. Di dalam paru-paru, irritasi menyebabkan cairan terkumpul.
lrritasi kulit digambarkan sebagai hasil primer dari larutnya lemak kulit dari kulit. Sel-sel
keratin dari epidermis terlepas. Diikuti hilangnya air dari lapisan lebih bawah. Kerusakan
dinding sel juga merupakan suatu faktor. Memerahnya kulit dan timbul tanda-tanda lain
seperti inflammasi. Kulit pada akhirnya sangat mudah terinfeksi oleh bakteri,
menghasilkan ruam dan bisul pemanah. Pemaparan kronik menyebabkan retak-retak dan
mengelupasnya kulit dan juga dapat menyebabkan terbentuknya calluses dan kanker.
Karena pelarut mudah menguap, penghirupan uapnya dapat jugamenyebabkan iritasi
pada saluran nafas, dan dapat juga menyebabkan iritasi mata.Solven-solven bervariasi
tingkatannya untuk dapat menyebabkan initasi. Semakin nonpolar suatu solven maka
semakin efektif ia melarutkan lemak kulit.

Interaksi, sebagian besar pelarut dapat menjalani biotransformasi dan dapat


meningkatkan aktivitas isozim sitokrom P-450. Karena pelarut sering berada dalam
campuran, interaksi antara zat – zat kimia itu mungkin terjadi. Contohnya pelarut
benzene dapat meningkatkan efek toksik zat lain dengan meningkatkan bioaktivitasnya.
Di lain pihak, toksisitas dapat juga berkurang pada campuran tertentu.
Efek Khusus

Hati, etanol merupakan penyebab perlemakan hati dan sirosis hati. Efek ini
tampaknya timbul akibat toksisitas langsung ditambah keadaan kurang gizi yang biasanya
terdapat diantara pecandu alcohol. Berbagai hidrokarbon berklorin dapat menyebabkan
berbagai jenis kerusakan hati, antara lain perlemakan hati, disamping nekrosis hati,
sirosis hati, dan kanker hati.

Ginjal, hidrokarbon berklorin tertentu, misalnya klorform dan karbon tetraklorida,


bersifat nefrotoksik selain hepatotoksik. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, efek
ginjal berkaitan dengan fungsi tubulus, misalnya glikosuria, aminoasiduria, dan poliuria.
Pada tingkat lebih tinggi, mungkin ada kematian sel serta peningkatan BUN dan anuria.
Pada manusia, CCl4 terutama mempengaruhi ginjal bila jalur pajanan adalah lewat
penghirupan, sementara hati merupakan organ organ sasaran utama bila zat kimia itu
dimakan. Etilen glikol juga bersifat nefrotoksik karena sitotoksisitas langsungnya di
samping karena penyumbatan tubulus proksimal oleh Kristal dari metabolitnya, kalsium
oksalat.

Susunan Saraf, terlepas dari pengaruhnya terhadap SSP, hidrokarbon alifatik dan
keton tertentu misalnya, n-heksan dan metal n-butil keton juga mempengaruhi sususan
saraf perifer. Manifestasi klinis dari polineuropati ini dimulai dengan kelemahan motorik
pada tangan dan kaki. Efek ini kemudian melibatkan kedua lengan dan kaki. Secara
patologi ini ditandai oleh aksonopati distal. Metabolit reaktif dari dua pelarut ini adalah
2,5-heksadion.

Sistem Hematopoietik, benzene merupakan contoh terkemuka pelarut yang


mempengaruhi sisitem ini. Zat ini menekan sumsum tulang pada hewan dan manusia dan
menurunkan jumlah eritrosit, leukosit, serta trombosit yang beredar. Pada manusia yang
terpajan benzene telah dilaporkan terjadinya leukemia belum pernah diamati pada hewan
coba di laboraturium. Tetapi, benzene dapat menyebabkan tumor padat pada hewan yang
diberi zat ini

Karsinogenesis, beberapa hodrokarbon berklorin diketahui dapat menimbulkan tumor


hati, dan benzene bersifat karsinogenik pada hewan dan menimbulkan leukemia pada
manusia. Selain itu, dioksan juga merupakan karsinogen hati dan dapat menimbulkan
kanker nasofaring.

Efek Lain

Degenerasi testis dan cacat kardiovaskular (CV) pernah terlihat pada hewan yang
terpajan monoetil eter etilen glikol.

Methanol dapat merusak retina lewat metabolitnya dan terutama mempengaruhi


bagian yang bertanggung jawab ter hadap penglihatan sentral.

Metilen klorida menyebabkan depresi SSP dan iritasi pada mata dan kulit seperti
halnya banyak pelarut lain. Tetapi zat ini menginduksi karboksi hemoglobinemia karena
CO dibentuk dalam biotransformasi.
CONTOH BAHAYA PELARUT ORGANIK PADA PEKERJA

Penggunaan Pelarut organik di bidang industri bermacam-macam, contohnya


benzena, toluena, xylena (BTX) di gunakan sebagai lem, pelarut, cat, dan lain- lain.
Penggunaan toluena sebagai sebagai pelarut cat, thinner, tinta, lem, bahan tambahan
produk kosmetik, industri pestisida, crude petroleum, disinfektan, industri plastik, dan
serat sintetik.

Rute masuk ke dalam tubuh dapat melalui tiga mekanisme, yaitu inhalasi
(terhirup), ingesti (tertelan), dan kontak langsung melalui kulit. Pelarut organik seperti
benzena, toluena, xylena (BTX) mudah menguap, seringkali uap BTX terhirup oleh
pekerja yang tidak mengunakan alat pelindung diri. Pelarut organik ini berbahaya bagi
kesehatan pekerja karena dapat menyebabkan (tergantung jenisnya):

Iritasi hidung, tenggorokan, dan saluran napas

Iritasi dan inflamasi pada paru

Gangguan susunan saraf pusat

Gangguan susunan saraf tepi

Gangguan neurologis: gangguan pendengaran contohnya toluena

Gangguan sistem reproduksi

Beberapa bersifat karsinogenik contohnya benzena

Gangguan organ seperti ginjal, hati, dll

Iritasi mata

Iritasi kulit.

Gangguan kesehatan akut pada pekerja yang terpajan benzena secara berlebihan
(overexposed workers) berupa sakit kepala, vertigo, mual, muntah. Pajanan kronis
benzena dapat menyebabkan gangguan darah seperti anemia dan menurunnya jumlah sel
darah putih. Kontak dalam waktu yang lama dengan kulit menyebabkan kerusakan kulit
mirip akibat terbakar. Studi epidemiologi terhadap para pekerja yang terpajan benzena
dalam periode waktu yang lama menunjukkan bertambahnya pekerja yang menderita
kanker, seperti kanker darah (leukemia).
CARA PENGUKURAN

Pengukuran pelarut organik tergantung dari masing-masing golongan. Sebagai


contoh adalah pengukuran benzena, toluena, xylena (BTX) pada udara tempat kerja yang
dapat menggunakan alat personal sampler pump. Pengukuran dilakukan berasarkan
metode sampling yang ditetapkan dalam Manual of Analytical Methods dar NIOSH.

UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA BAGI PARA


PEKERJA

Substitusi

Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang


berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon tetraklorida diganti dengan
triklor-etilen.

Ventilasi Umum

Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhittungan kedalam ruangan


kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang membahayakan,
yaitu kadar pada nilai ambang batas.

Ventilasi Keluar Setempat (Local exhauster)

Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan
yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirka keluar.

Isolasi

Pakaian dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan, misalnya


isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang disebabkannya menurun dan
tidak menjadi gangguan pada pekerjaan.

Pakaian/ Alat Pelindung

Alat pelindug dalam pekerjaan berupa: kacamata, masker, helm, sarung tangan, sepatu
atau pakaian khusus yang didisain untuk pekerjaan tertentu.

Pemeriksaan Sebelum Bekerja

Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja
tersebut sesuai dengan pekerjaan yang diberikan baik fisik maupun mentalnya.

Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja untuk
mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesui dengan pekerjaan yang akan

Pemeriksaan kesehatan secara berkala


Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap ng pekerja,apakah
ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan .dapat dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 1 thn sekali,atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Penerangan sebelum bekerja

Penerangan sebelum bekerja bertujuan agar pekerja mengetahui dan mematuhi peraturan-
peraturan,sehingga dalam bekerja lebih hati-hati dan tidak terkena penyakit-penyakit
akibat pekerjaan.

Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan kepada pekerja sangat penting untuk keselamatan dalam bekerja
,sehingga pekerja tetap waspada dalam melaksanakan pekerjaannya
Urutan Tingkat Kepolaran Pelarut Organik
Rumus Tingkat Densitas
No. Pelarut
Kimia Kepolaran (g/mL)

1. Sikloheksana C6H12 0,006 0,7739

2. Pentana C5H12 0,009 0,626

3. Heksana C6H14 0,009 0,659

4. Heptana C7H16 0,012 0,684

5. Karbon Tetraklorida CCl4 0,052 1,594

6. Karbon Disulfida CS2 0,065 1,594

7. p-Silne C8H10 0,074 0,861

8. Toluena C7H8 0,099 0,867

9. Benzena C6H6 0,111 0,8765

10. Eter C4H10O2 0,117 0,713

11. Metil t-Butil Eter C5H12O 0,124 0,741

12. Dietil Amina C4H11N 0,145 0,706

13. 1,4-Dioksana C4H8O2 0,164 1,033

N,N-Dimetil
14. C8H11N 0,179 0,956
Anilina

15. Klorobenzena C6H5Cl 0,188 1,1058

16. Anisole C7H8O 0,198 0,996

17. Tetrahidrofuran C4H8O 0,207 0,8833

18. Etil Asetat C4H8O2 0,228 0,895

19. Etil Benzoat C9H10O2 0,228 1,047

20. 1,2-Dimetoksi Etana C4H10O2 0,231 0,8637

21. Diglyme C6H14O3 0,244 0,943

22. Metil Asetat C4H6O2 0,253 0,933

23. Kloroform CHCl3 0,259 1,4788

24. 3-Pentanone C5H12O 0,265 0,814


25. 1,1-Dikloroetana C2H4Cl2 0,269 1,176

26. di-n-butil-pentalate C16H22O4 0,272 1,049

27. Sikloheksanone C6H10O 0,281 0,982

28. Piridina C5H5N 0,302 0,982

29. Metilena Klorida CH2Cl2 0,309 1,326

30. 2-butanone C4H8O 0,327 0,7999

31. Aseton C3H6O 0,355 0,7845

32. Dimetil-Formamide C3H7NO 0,386 0,9445

33. t-butil alkohol C4H10O 0,389 0,7887

34. Dimetil Sulfoksida C2H6OS 0,444 1,092

35. Asetonitril C2H3N 0,460 0,7857

36. 2-butanol C4H10O 0,506 0,8063

37. 2-Propanol C3H8O 0,546 0,785

38. 1-butanol C4H10O 0,586 0,8095

39. 1-Propanol C3H8O 0,617 0,803

40. Asam Asetat C2H4O2 0,648 1,0446

41. Etanol C2H6O 0,654 0,789

42. Dietilena Glikol C4H10O3 0,713 1,1197

43. Metanol CH4O 0,762 0,791


PENUTUP

KESIMPULAN

Pelarut adalah suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang melarutkan
substansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen. Pelarut paling umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan
kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik.

Umumnya pelarut organik merupakan golongan hidrokarbon yang bercirikan berbentuk


cair, tidak berwarna dan daya larut dalam lemak tinggi.

Dampak yang diakibatkan oleh penggunaan pelarut organik sangat berbahaya, terutama
bagi manusia atau pekerja yang sering kontak langsung dengan pelarut organik. Gejala awal
dapat berupa iritasi mata, hidung, tengorokan dan dermatitis.

Agar dampak yang terjadi tidak berkelanjutan dan semakin parah, maka dapat dilakukan
pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya pelarut organik bagi pekerja dengan berbagai
cara. Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara administratif ataupun secara teknis.

DAFTAR PUSTAKA

http://damayuda.blogspot.com/2010/12/stirena-c6h8.html

http://www.kesehatankerja.com/Benzene%20dan%20kesehatan%20kerja.html

http://jurnalk3.com/cara-pencegahan-dan-pengendalian-bahan-berbahaya-dan-
beracun.html

http://prodiaohi.co.id/bahaya-pelarut-organik-pada-pekerja-2

http://belajardoyan.blogspot.com/2011/09/makalah-toksikologi-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai