Luka Bakar Grade 3
Luka Bakar Grade 3
KELOMPOK I C
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Pada
Pembimbing Pembimbing
Institusi Lahan
(…………………………………….) (…………………………………….)
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan field trip sistem integumen
yang berjudul “Pasien Dengan Gangguan Sistem Integumen Luka Bakar Listrik”.
Dalam penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yng tidak
mungkin kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi sempurnanya laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi kami
maupun bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................5
A. LATAR BELAKANG.............................................................................5
B. TUJUAN.................................................................................................6
A. DEFINISI................................................................................................7
B. ETIOLOGI..............................................................................................9
C. PATOFISIOLOGI...................................................................................9
D. MANIFESTASI KLINIS......................................................................11
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................13
F. PENATALAKSANAAN......................................................................13
G. TERAPI MEDIKASI............................................................................17
H. KOMPLIKASI......................................................................................18
A. ANALISA DATA.................................................................................20
B. PENGELOMPOKKAN DATA............................................................21
C. INTERVENSI......................................................................................23
D. KRITIK DAN SARAN.........................................................................27
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................30
A. KESIMPULAN.....................................................................................30
B. SARAN.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh
dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan
derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain.
Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar
selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena
kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya
karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung
meletus. (Moenajad, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan
langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur,
status kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya
luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering
mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian
anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar
harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk
menangani segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada luka
bakar tertentu. (Elizabeth,2009)
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh
pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit
melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah kehilangan cairan tubuh,
membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan
sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi
citra tubuh. Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk
cedera kulit yang sebagian besar dapat dicegah.( Horne dan Swearingen,
2000)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan kegawatdaruratan pada
klien dengan luka bakar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji terhadap derajat luka bakar.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa dari pengkajian
terhadap luka bakar.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana dalam pelaksanaan
perawatan luka bakar.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai rencana yang telah
disusun.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari rencana tindakan yang telah
disusun.
BAB II
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi. [ CITATION Nur151 \l 1057 ]
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan
terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab,
kedalaman luka, dan keseriusan luka yakni:
1. Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
b. Luka bakar derajat II
Derajat II dangkal (superficial)
Derajat II dalam (deep)
c. Luka baar derajat III
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American burn asosiation menggolongkan lua baar menjadi tiga
ategori:
a. Luka bakar mayor
b. Luka bakar moderat
c. Luka bakar minor
4. Ukuran luas Luka bakar
dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan
beberapa metode yaitu:
a. Role of nine
Kepala dan leher: 9%
Dada 9%
Punggung 9%
Bokong 9%
Lengan kiri 9%
Lengan kanan 9%
Kaki kanan bagian depan 9%
Kaki kiri bagian belakang 9%
Kaki kiri bagian depan 9%
Kaki kiri bagian belakang9%
Genitalia : 1 %
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan
diagram lund dan browder sebagai berikut:
usia (tahun)
Lokasi
0-1 1-4 4-9 10-15 dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
dada dan perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kelamin 1 1 1 1 1
lengan atas kanan 4 4 4 4 4
lengan atas kiri 4 4 4 4 4
lengan bawah kanan 3 3 3 3 3
lengan bawah kiri 3 3 3 3 3
tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
paha kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
paha kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6 7
tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6 7
kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
B. ETIOLOGI
Disebaban oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh
melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3
fase, yaitu:
1. Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini
terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat
cedera termis bersifat sistemik
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawanya) menimbulkan
masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan cairan tubuh disertai
panas/energi
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi
maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka
bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
C. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang
tinggi, akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun
pembuluh darah besar dan akibat dari kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami
gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang massif,
terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga
merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang
sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka
pada luka bakar juga dapat terjadi syok hipovolemik atau burn shock.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka
bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai conth, pada
kasus luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1
detik dengan air yang panas dari shower dengan suhu 68,90C dapat
menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga
terjadi cedera derajat- tiga ( fullthickness injury ). Pajanan selama 15
menit dengan air panas yang suhunya sebesar 56,10C mengakibatkan
cedera full-thickness yang serupa. Suhu yang kurang dari 440C dapat
ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka
bakar.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan
faktor-faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta
komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia.
Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk
mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan
pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar
menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya
menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme. (Musliha,
2010)
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Berdasarkan kedalam luka bakar
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
Kulit kering, hiperemi berupa eritema
Tidak dijumpai bulae
Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensori teriritasi
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
Dijumpai bulae
Nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih
tinggi di atas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
Orgsn-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
Derajat II dalam (deep)
Kerusakan hampir mengenai seluruh bagian dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
Penyembuhsn terjadi lebih lama, tergantung epikel yang
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari
sebulan
c. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan
yang lebih dalam
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat kelenjar sebasea mengalami kerusakan
Tida dijumpai bulae
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat.
Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit
sekitar
Terjadi kuagulasi protein pada eoidermis dan dermis
yang dikenal sebagai skar
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi oleh arena
ujungujung saraf sensori mengalami kerusakan strek
kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses
epitelisasi spontan dari dasaluka
4. Amati GCS.
10. Pengisapan lendir (suction) minimal setiap 2 jam dan jika perlu.
12. Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes setiap 2 jam.
karena proses penyembuhan luka yang lama terlebih pada klien dengan
rehabilitasi.
G. TERAPI MEDIKASI
1. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang
2. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
3. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
4. Antasida : kalau perlu
H. KOMPLIKASI
Komplikasi menurut Lalani (2011), sebagai berikut :
1. Infeksi luka
a. Sulit dibedakan dengan penyembuhan luka karena sama-sama
terdapat eritema, edema, nyeri tekan.
b. Jika demam, malaise, atau gejala memburuk, pikirkan
kemungkinan infeksi.
c. Dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan luka bakar yang lebih
dalam.
d. Perlu dirawat inap dan mendapat antibiotik IV.
2. Sepsis
3. Syok akibat luka bakar
4. Edema akibat luka bakar
5. Eskarotomi
6. Rabdomiolisis
7. Cidera inhalasi
8. Hipermetabolisme
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS KLIEN :
a. Nama Klien : Fatur Rahman
b. Umur : 10 Tahun
c. No. Rekam Medis : 830734
d. Diagnosa : Electic Burn Injuri Grade 3
2. KELUHAN UTAMA : Nyeri
A. PENGELOMPOKKAN DATA
Data Subjektif :
1. Ibu pasien mengatakan bahwa
aktivitas sehari-hari pasien
terganggu
2. Ibu pasien mengatakan bahwa
aktivitas sehari-hari dibantu
(mis, mandi, makan, BAB,
BAK, dan mengenakan baju)
Data Objektif :
1. Terpasang spalak pada kedua
tangan
3. Pasien tampak dibantu(mis,
mandi, makan, BAB, BAK, dan HAMBATAN MOBILITAS FISIK
mengenakan baju) 00085
Faktor Resiko
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan mirip
pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. Tubuh
melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah hilangnya cairan tubuh,
membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan
sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D dan mempengaruhi
citra tubuh.
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti kobaran api ditubuh atau terkena air
panas, sengatan listrik atau bahan kimia dan sengatan sinar matahari.
B. SARAN
- Untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar
luka bakar dan dan memahami asuhan keperawatan luka bakar