BAB II. Isi B.Indo
BAB II. Isi B.Indo
ISI
Kalimat baku ialah kalimat yang diungkapkan sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Kalimat baku harus memperhatikan kebakuaan ejaan,
kebakuan bentuk kata, dan kebakuan makna kata.khusus kebakuan makna kata lebih
difokuskan pada ketepatan diksi (pilihan kata) dan kelogisan. Dalam kalimat baku
semua informasi (pesan) yang disampaikan penulis atau pembicara harus dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca atau pendengar sehingga tidak terjadi salah berkomunikasi
dan berkeejaan.
2.2.1 Berkeklausaan
Berkeklausaan dalam kalimat baku dapat diartikan bahwa kalimat itu harus
memiliki klausa (minimal hadir fungsi subjek dan predikat) karena dari fungsi
subjek dan predikatlah gagasan atau pesan suatu kalimat dapat dipahami.
Ketiga kalimat tersebut tidak tergolong pada kalimat baku karena subjek
kalimat tidak hadir; kalimat itu tidak dibentuk oleh klausa. Agar ketiga kalimat
itu menjadi baku, hadirkan subjeknya atau bentuk menjadi klausa, yaitu dengan
cara berikut.
yang dilesapkan)
2.2.2 Berkeparalelan
paralel diungkapkan dengan pemakaian imbuhan (afiks) dan kategori (jenis) kata
yang sama. Artinya, jika yang pertama menerapkan bentuk verba yang berafiks,
misalnya, (me(N)-, me(N)-kan, me(N)-i, (berafiks sama) atau jika bentuk
pertama menerapkan bentuk nomina yang berafiks pe(N)-, pe(R)-, -an, pe(R)-an,
pe(N)-an, dan ke-an, bentuk kedua dan seterusnya juga bentuk nomina lagi.
Pada kalimat (4) dan (5) tidak tampak berkeparalelan sehingga kalimat
baku karena pemakaian afiks yang tidak sama. Agar baku, kedua kalimat itu
(4b) Polisi behasil menangkap yang mencuri, yang merampok, dan yang
memerkosa.
luwes.
2.2.3 Berkefokusan
berupa ide atau gagasan di awal kalimat. Dengan meletakan ide atau
gagasan di awal kalimat, diharapkan pesan yang disampaikan menjadi
2.2.4 Berketegasan
pada ide atau gagasan yang dapat dipentingkan menurut sudut pandang
b. Pada peristiwa itu dia pun terlibat sehingga haus diproses berdasarkan
Pada kalimat (a) dan (b), ada kalimat yang becetak miring, yaitu Andalah
dan dia pun. Kehadiran partikel –lah dan pun yang diletakan dan
didekatkan pada kalimat ganti Anda dan dia dapat memperjelas dan
2.2.5 Berkehematan
yang tidak diperlukan, baik itu berupa kata maupun frasa. Yang perlu
dengan cara:
c. Hindari pleonastis
d. Hindari sinonim
2. Pada bulan Mei 2018 badan peneliti FIB Unpad akan memupu
data ke India.
kami sediakan.
2. Pada Mei 2018 tim peneliti FIB Unpad akan memupu data ke
India.
ialah bunga untuk mawar, melati, anggrek; kota untuk Bandung, Medan,
Jakarta; mobil untuk avanza, xenia, mazda; warna untuk merah, hitam,
putih.
dapat diartikan pemakaian kata yang mubazir; yaitu kata yang sudah
tersebut, harus ada bagian yang dilesapkan, yaitu atas, bawah, dalam,
dipakai secara berurutan dalam suatu kalimat. Hal itu tampak, misalnya
bertatapan, demi untuk, agar supaya, hanya saja, sejak dari adalah
merupakan, sangat sekali. Dengan kata lain, jika terjadi kesinoniman
(penerapan kata bersinonim secara berderet) dalam suatu kalimat, hal itu
menjadi indikasi bahwa kalimat tidak baku. Agar kalmat menadi baku,
kita harus memilih satu dari dua kata yang bersinonim itu, misalnya, para
2.2.6 Berkecermatan
atau pesan yang diungkapkan secara cermat, yaitu memiliki satu tafsiran atau
tidak ambigu, Selain itu, berkecematan pun dapat dinyatakan dengan berurutan
(4) Bukan hanya sejuta, seribu, apalagi seratus ribu pun saya tidak
punya.
terakhir) atau peristiwanya masih baru; kalimat (2) dapat kita tafsirkan
lukisanwajah Nabila, lukisan karya Nabila, atau lukisan milik Nabila; kalimat (3)
pun bermakna ganda, yaitu bias yang sakit itu Pak Zaki atau burung (hewan)
milik Pak Zaki. Khusus untuk kalimat (4) cara berpikir kita menjadi “loncat-
loncat” atau tidak berurutan. Pada kalimat (5) dan (6) tampak kesalahan
mletakkan posisi aspek (kata yang menunjukkan lama dan jenis perbuatan), yaitu
sudah (aspek) dan modalitas harus diletakkan sebelum peran pelaku (yang
mengisi fungsi predikat kalimat). Oleh karena itu, keenam kalimat tersebut agar
(1) Buku-sejarah baru itu belum kami miliki. (yang baru adalah buku
(3) Menurut kabar burung, Pak Zaki sakit atau menurut kabar, buruk Pak
Zaki sakit.
(4) Bukan hanya seribu, seratus ribu, apalagi sejuta saya tidak punya.
Berlogisan dapat diartikan bahwa informasi yang ada pada kalimat itu
harus logis (dapat dicerna dengan akal yang sehat). Dengan kata lain, ide atau
gagasan yang disampaikan itu berterima, masuk akal, atau gramatikal. Kita kerap
kali dalam mengungkapkan ide itu tidak memperhatikan kelogisan karena sudah
Baru.
berikutnya.
karena gagasan yang disampaikan tidak logis; berikut adalah penjelasannya. Waktu dan
tempat itu tidak bias berbicara karena bukan manusia; mayat, apalagi sudah dipotong-
potong tentunya jelas sudah tidak bernyawa; makalah pun bukan mausia, jadi tidak bisa
membahas; waktu sehari semalaman adalah 24 jam; jadi tidak dapat menyingkat
terima kasih; memuji dan bryukur saja tanpa usaha, tentunya skripsi tidak akan selesai;
parkir bebas dapat diartikan tidak beraturan; hidung tersumbat dan bibir pecah-pecah
tentunya tidak atau jangan dihilangkan karena akan berdampak pada wajah atau muka
kita. Agar kalimat-kalimat tersebut menjadi baku, harus kita ungkapkan sebagai berikut;
sudah berikutnya.
6a. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
diselesaikan.
2.2.8 Berkediksian
Berkediksian dapat diartikan bahwa kalimat itu memiliki ketepatan pilihan kata,yaitu
antara bentuk dan makna yang diungkapkan sangat tepat. Dengan kata lain,kata yang
kita pilih itu maknanya sudah sesuai dengan konteks kalimat sebagai medianya. Solusi
terbaik untuk mengetahui diksi yang kita pakai itu tepat atau tidak tepat adalah dengan
cara kita melihat makna kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(29) Uang itu ada di saya sudah tiga hari yang lalu.
konteks kalimat itu sehingga kalimat itu tentu tidak baku. Kata mengajar mengacu pada
tempat,mengajarkan harus diikuti nama bidang studi, mengajari harus diikuti peserta
didik. Kata membukakan merupakan kata kerja yang menyatakan perbuatan untuk orag
lain; kata depan di menyatakan tempat; kata menugaskan harus diikuti objek berupa
benda tidak bernyawa, sedangkan kata menugasi harus diikuti benda bernyawa (kata
kerja yang menyatakan perbuatan untuk orang lain); kata membawahkan berarti
menempatkan sesuatu di bawah. Oleh karena itu, kalimat-kalimat tersebut dapat kita
(29a) Uang itu ada pada saya sudah tiga hari yang lalu.
2.2.9 Berkeimbuhan
Berkeimbuhan dapat diartikan jika pada kalimat itu memiliki kata berimbuhan, imbuhan
yang melekat pada bentuk dasar itu benar berdasarkan kaidah. Dengan kata lain,kita
(34) Anak yang hilang itu akhirnya diketemukan oleh pedagang koran.
pada kalimat (32) sampai dengan (34) merupakan bentukan tidak baku. Bentuk dasar
(kata dasar) yang berawalan konsonan /k/,/t/,/p/,/s/ yang diikuti vokal bila dilekati afiks
me(N)-harus luluh; bentukan dikarenakan jika diaktifkan kita tidak mengenal bentukan
temu. Jadi, ketiga kalimat tersebut dapatlah kita bakukan menjadi berikut.
(34a) Anaka yang hilang itu akhirnya ditemukan oleh pedagang koran.
2.2.10 Berkeejaan
Berkeejaan dapat diartikan bahwa kalimat itu harus memiliki penerapan ejaan yang
benar. Ejaan itu meliputi huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, unsur serapan,
dan tanda baca. Ketidaktepatan penerapan ejaan dapat menyebabkan pula kalimat
menjadi tidak baku. Sebagaimana kita ketahui, pembakuan itu sudah dilakukan pada
bentuk kata, makna kata (diksi), kalimat, paragraph, dan yang terakhir adalah
(36) Selain pergi ke Desa Margahayu, kampiun itupun ke Ciwidey, Jawa Barat
(38) Secara teoritis kejadian itu sudah diramalkan para ahli geologi.
Kalimat (35) sampai dengan (36) menunjukkan penerapan ejaan yang tidak tepat
sehingga kalimat-kalimat tersebut menjadi tidak baku. Penulisan kata sapaan harus
harus ditulis terpisah; tanda baca koma harus dicantumkan sebelum konjungsi
baku.
(36a) Selain pergi ke Desa Margahayu, kampiun itu pun ke Ciwidey, Jawa Barat.
(38a) Secara teoretis kejadian itu sudah diramalkan para ahli geologi.
Yang perlu kita koreksi adalah kepopuleran istilah atau penamaan kalimat efektif.
Efektif berarti berhasil guna, membawa hasil, manjur (mujarab). Selain itu, definisi
umum yang sudah melembaga dari kalimat efektif adalah kalimat yang singkat,padat,
dan jelas. Jika istilah dan definisi itu kita tetap pertahankan terus, berarti kita hanya
“mengambi” bagian (satu di antara) dari ciri kalimat baku, yaitu berkelogisan atau
berkediksian. Dengan kata lain, kata efektif itu sejajar dengan kata logis dan frasa tepat
diksi. Selain itu, definisi tersebut tidak memberikan kejelasan yang komprehensif. Oleh
karena itu, istilah kalimat efektif tidak sama dengan kalimat baku; kalimat baku lebih