Anda di halaman 1dari 10

Asas Pelaksanaan, Penghargaan dan Kesejahteraan Guru, serta

Tunjangan Guru

Ringkasan Mata Kuliah


Untuk memenuhi Tugas Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Baedhowi, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Lindungi Semesta Aji
NIM : K7618057
Prodi : Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Perlindungan dan Penghargaan Profesi Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perlindungan memiliki arti yaitu tempat berlindung, hal
(perbuatan) melindungi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penghargaan memiliki arti yaitu suatu perbuatan menghargai;
penghormatan.
Dapat disimpulkan bahwa Perlindungan dan Penghargaan Profesi Guru adalah melakukan suatu perbuatan
melindungi guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancer dan tidak terhambat oleh berbagai alasan.
Kemudian, penghargaan profesi guru adalah suatu perbuatan menghargai baik secara materi atau non materi yang
diberikan kepada guru yang telah memberikan berbagai ilmu. Penghargaan dapat diartikan juga sebuah proses
menghormati terhadap guru tersebut. Menghormati dengan cara yang baik.
Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghargaan dan
kesejahteraan. Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi, berprestasi luar biasa, berdedikasi luar biasa,
dan/atau bertugas di daerah khusus.
Kesejahteraan guru menjadi perhatian khusus pemeritah, baik berupa gaji maupun penghasilan lainnya.
Guru memiliki hak atas gaji dan penghasilan lainya. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atas pekerjaannya dari
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di luar gaji pokok, guru pun berhak atas tunjangan yang melekat pada gaji. Penghasilan
adalah hak yang diterima oleh guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesian yang
ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai pendidik
profesional.
UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, serta peraturan lain yang menjadi ikutannya, memiliki
hak atas aneka tunjangan dan kesejahteraan lainnya. Tunjangannya mencakup, tunjangan profesi, khusus,
fungsional, subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.
Asas Pelaksanaan
Pelaksanaan perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan HaKI bagi guru dilakukan
dengan menggunakan asas-asas sebagai berikut :
1. Asas unitaristik atau impersonal, yaitu tidak membedakan jenis, agama, latar budaya, tingkat
pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi guru.
2. Asas aktif, dimana inisiatif melakukan upaya perlindungan dapat berasal dari guru atau lembaga
mitra, atau keduanya.
3. Asas manfaat, dimana pelaksanaan perlindungan hukum bagi guru memiliki manfaat bagi
peningkatan profesionalisme, harkat, martabat, dan kesejahteraan mereka, serta sumbangsihnya
bagi kemajuan p[endidikan formal.
4. Asas nirlaba, dimana upaya bantuan dan perlindungan hukum bagi guru dilakukan dengan
menghindari kaidah-kaidah komersialisasi dari lembaga mitra atau pihak lain yang peduli.
5. Asas demokrasi, dimana upaya perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh
guru dilakukan dengan pendekatan yang demokratis atau mengutamakan musyawarah untuk
mufakat.
6. Asas langsung, dimana pelaksanaan perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang diohadapi
oleh guru terfokus pada pokok persoalan.
7. Asas multipendekatan, dimana upaya perlindungan hukum bagi guru dapat dilakukan dengan
pendekatan formal, informal, litigasi, nonlitigasi, dan lain-lain.
Penghargaan dan Kesejahteraan Guru
Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghargaan dan kesejahteraan.
Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi, berprestasi luar biasa, berdedikasi luar biasa, dan/atau
bertugas di daerah khusus.
Penghargaan kepada guru dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan, desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau internasional. Penghargaan itu beragam jenisnya, seperti
satyalancana, tanda jasa, bintang jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam, jabatan fungsional, jabatan
struktural, bintang jasa pendidikan, dan/atau bentuk penghargaan lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pada sisi lain, peraturan perundang-undangan mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten wajib
menyediakan biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk pemakaman guru yang gugur di daerah khusus.
Guru yang gugur dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di daerah khusus, putera dan/atau puterinya
berhak mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kesejahteraan guru menjadi perhatian khusus pemeritah, baik berupa gaji maupun penghasilan lainnya.
Guru memiliki hak atas gaji dan penghasilan lainya. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atas pekerjaannya dari
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di luar gaji pokok, guru pun berhak atas tunjangan yang melekat pada gaji.
Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat oleh pemerintah dan
pemerintah daerah diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan penggajian yang
berlaku. Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat diberikan berdasarkan perjanjian kerja dan/atau kesepakatan kerja bersama.
Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas
keprofesian yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru
sebagai pendidik profesional.
Ringkasnya, guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 14 Tahun 2005
dan PP No. 74 Tahun 2008, serta peraturan lain yang menjadi ikutannya, memiliki hak atas aneka tunjangan dan
kesejahteraan lainnya. Tunjangan dan kesejahteraan dimaksud mencakup tunjangan profesi, tunjangan khusus,
tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. 
1. Penghargaan Guru Berprestasi.
Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi melalui proses pemilihan yang ketat secara
berjenjang, mulai dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan/atau kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.
Pemilihan guru berprestasi dimaksudkan antara lain untuk mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan
profesionalisme guru yang diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya yang akan
terlihat dari kualitas lulusan satuan pendidikan sebagai SDM yang berkualitas, produktif, dan kompetitif.
Menurut UU No. 14 Tahun 2015 mengatakan bahwa “Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa,
dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan”. Pemilihan guru berprestasi adalah
pengembangan dari pemberian predikat keteladan bagi guru melalui pemilihan guru teladan. Pada tahun 1998-
2001, pemilihan guru teladan dilaksanakan hanya sampai tingkat provinsi. Setelah mendapat masukan dan
evaluasi, pemilihan guru teladan diusulkan untuk ditingkatkan kualitasnya menjadi pemilihan guru berprestasi.
Guru yang berprestasi memiliki makna bahwa guru mempunyai keunggulan/mumpuni yang dapat dilihat dari
kompetensinya, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru berprestasi merupakan
guru yang menghasilkan karya inovatif atau kreatif melalui : pembaharuan (inovasi) dalam pembelajaran dan
pembimbinga; penemuan teknologi tempat guna dalam bidang pendidikan; penulisan buku fiksi/nonfiksi di bidang
pendidikan atau sastra Indonesia dan sastra daerah; penciptaan karya seni; atau karya prestasi di bidang olahraga.
Mereka juga guru yang secara lamgsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang
intrakulikuler dan/atau ekstrakulikuler.
Pelaksanaan pemilihan guru berprestasi berjalan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Pemilihan guru berprestasi dipilih untuk jenjang Taman-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan
Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat. Sistem penilaian untuk menentukan peringkat guru berprestasi
dilakukan secara ketat, yaitu melalui uji tertulis, tes kepribadian, presentasi karya akademik, wawancara, dan
penilaian portofolio. Guru yang mampu mencapai prestasi terbaik melalui beberapa jenis teknik penilaian inilah
yang akan memperoleh predikat sebagai guru berprestasi tingkat nasional.

2. Penghargaan bagi Guru SD Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil.


Pemberian penghargaan kepada guru yang bertugas di daerah khusus dilakukan secara rutin baik pada
peringatan Pendidikan Nasional maupun peringatan lainnya. Tujuan penghargaan ini antara lain :
a. Mengangkat harkat dan martabat guru atas dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai
pendidik bangsa dihormati dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia,.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan prestasi, pengabdian, loyalitas, dan dedikasi serta
drama baktinya pada bangsa dan negara melalui pelaksanaan kompetensinya secar profesional sesuai
kualifikasi masing-masing.
c. Meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan pekerjaan/jabatannya sebagai sebuah
profesi, meskipun bekerja di daerah terpencil atau ternelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana
sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain yang mengharuskan menjalani kehidupan
secara prihatin.
Penghargaan kepada guru yang bertugas di Daerah Terpencil/Khusus diberikan secara selektif dan
kompetitif kepada dua orang guru sekolah dasar (SD) dari seluruh provinsi di Indonesia. Dinas pendidikan provinsi
mengirimkan dua orang daerah khusus yang sudah diseleksi yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan
yang berdedikasi tinggi untuk mendapat penghargaan, baik yang berstatus sebagai guru pegawai negeri sipil (Guru
PNS) maupun guru bukan PNS. Kriteria umum untuk dapat menerima penghargaan, antara lain : beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taan kepada Pancasila dan UUN 1945, memiliki moralitas,
kepribadian dan kelakuan yang terpuji, dapat dijadikan panutan bagi siswa, teman sejawat dan masyarakat
sekitarnya, dan mencintai tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan untuk kriteria khusus untuk memperoleh
penghargaan antara lain :
a. dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menunjukan dedikasi luar biasa, pengabdian, kecakapan,
kejujuran dan kedisiplinan serta mempunyai komitmen yang tinggj dalam melaksanakan fungsi-fungsi
profesionalnya dengan segala keterbatasan yang ada di daerah terpencil.
b. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Melaksanakan tugas sebagai guru di daerah terpencil/khusus sekurang-kurangnya selama lima tahun
secara terus menerus atau selama delapan tahun secara terputus-putus.
d. Berusia minimal 40 tahun dan belum pernah menerima penghargaan yang sejenis di tingkat nasional.
e. Responsif terhadap permasalahan-permasalahan yang aktual dalam masyarakat.
f. Memiliki keahlian yang dapat membantu dalam memecahkan masalah sosial sehingga usahanya berupa
sumbangan langsung bagi penanggulangan masalah-masalah tersebut.
g. Menunjukkan kjepemimpinan dalam kepeloporan serta integritas kepriobadoannya dalam mengamalkan
keahliannya dalam masyarakat.
h. Menyebarkan dan meluaskan ilmu dan keahlian yang dimilkinya kepada masyarakat dan menunjukkan
hasil nyata berupa kemajuan dalam masyarakat.

3. Penghargaan Bagi Guru PLB/PK Berdedikasi.


Penghargaan ini diberikan kepada guru dengan maksud unutk mendorong dedikasi, motivasi, loyalitas dan
profesionalisme guru PLB/PK yang diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Guru
PLB/PK berdedikasi adalah guru yang memiliki dedikasi dan kinerja melampui target yang ditentukan satuan
pendidikan khusus mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan./atau menghasilkan
karya kreatif atau inovati yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan/atau secara
langsung membimbing peserta didik yang berkebutuhan khusus sehingga mencapai prestasi di bidang
intralkulikuler dan/atau ekstrakulikuler.
Pemilihan guru PLB/PK dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Penghargaan ini diberikan
kepada guru PLB/PK yang diharapkan dapat mendorong dalam mrningkatkan kemampuan profesional yang
diperlukan untuk membantu mempersiapkan SDM yang memiliki “kelainan” tertentu untuk siap menghadapi
tantangan kehidupannya di masa depan. Kriteria penetapan calon guru PLB/PK berdedikasi adalah dedikasi dan
prestasi meliputi pelaksanaan tugas, hasil pelaksanaan tugas, dan sifat terpuji. Dimensi pelaksanaan tugas
mencakup :
a. Konsisten dalam membuat persiapan mengajar yang standar bagi anak berkebutuhan khusus.
b. Kecakapan dalam melaksanakan pembelajaran bagi anka berkebutuhan khusus.
c. Keterampilan mengelola kelas sehingga tercipta suasana tertib.
d. Kemampuan melakukan komunikasi yang efektif di dalam kelas.
e. Konsisten dalam melaksanakan evaluasi dan analisis hasil belajar peserta didik berkebutuhan khusus.
f. Objektivitas dalam memberikan nilai kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Dimensi kemampuan menunjukkan hasil pelaksanaan tugas secara baik mencakup :
a. Penemuan metode atau pendekatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi dan/atau peraga
baru dalam khusus.
b. Dampak sosial/budaya/ekonomi lingkungan terhadap proses belajar mengajar yang dirasakan atas
penemuan metode/pendeklatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi dan/atau peraga baru
dalam pembelajaran bagi ana berkebutuhan khusus.
c. Kemampuan memprakarsai suatau kegiatan pendidikan bagi anak berklebutuhan khusus.
d. Memiliki sifat inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan sumber atau alat peraga yang ada dalam
lingkungan setempatr untuk kelancaran kegiatan belajar m,engajar bagi anak berkebutuhan khusus.
e. Mampu menghasilkan peserta didik yang terampil sesuai dengan tingkat kemampuan menurut jenis
kebutuhan peserta didik.
Dimensi memiliki sifat terpuji mencakup kemampuan menyampaikan pendapat secara lisan atau tertulis,
kesediaan untuk mendengar atau menghargai pendapat orang lain, sopan santun dan susisla, disiplin kerja,
tanggung jawab, komitmen terhadap tugas, kerja sama dan stabilitas ekonomi.

4. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan.


Kriteria guru yang berhak mendapatkan penghargaan Satyalancana Pendidikan, meliputi persyaratan
umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum antara lain WNI, berakhlak mulia dan budi pekerti, serta
mempunyai nilai dalam DP3 amat baik untuk unsur kesetiaan dan sekurang-kurangnya bernilai baik untuk unsur
lainnya. Persyaratan khsuus antara lain :
a. Diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di tempat terpencil/tertinggal sekurang-kurangnya selama 5
tahun terus menerus atau 8 tahun terputus-putus.
b. Diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di daerah perbatasan, konflik, dan bencana sekurang-
kurangnya selama 5 tahun terus menerus atau 8 tahun terputus-putus.
c. Diutamakan yang bertugas selain di daerah khusus sekurang-kurangnya selama 8 tahun terus menerus
dan bagi kepala sekolah sekurang-kurangnya selama 2 tahun.
d. Berprestasi dan/atau berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas sekurang-kurangnya mendapat
perhargaab tingkat nasional.
e. Berperan aktif dalam kegiatan organisasi/asosiasi profesi guru, kegiatan kemasyarakatan dam
pembangunan di berbagai sektor.
f. Tidak pernah memiliki catatan pelanggaran atau menerima sanksi atau sedang dan berat menurut
peraturan perundang-undangan.

5. Penghargaan Bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran.


Lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya dilakukan melalui beberapa tahap.
Pertama, sosialisasi melalui berbagai media, antara lain penyusunan dan penyebaran poster dan leaflet. Kedua,
penerimaan naskah. Ketiga, melakukan seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi terhadap materi yang
ditulis. Para finalis melaksanakan presentasi dan wawancara dihadapan dewan juri yang memiliki keahlian di
bidang masing-masing. Kegiatannya berupa :
a. Penyusunan pedoman lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional.
b. Penilaian naskah lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional.
c. Penentuan penilaian nominasi pemenang lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat
nasional.
d. Penentuan pemenang lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional.
e. Pemberian penghargaan pemenang lomba tingkat nasional.
Hasil yang dicapai dalam lomba tersebut adalah terhiompunnya berbagai pengalaman guru dalam
merancang, menyajikan dan menilai pembelajaran atau bimbingan dan konseling yang secara nyata mampu
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, sehingga dapat dimanfaatkan oleh rekan guru yang memerlukan
cetakan dalam bentuk buku yang berisi model-model keberhasilan dalam pembelajarn sebagi publikasi.

6. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade.


Kegiatan OSN untuk guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajran mata pelajaran yang tercakup dalam kerangka OSN serta menambah kembangkan semangat
kompetensi dan meningkatkan kompetensi profesional atau akademik untuk memotivasi peningkatan
kompetensinya dalam mendorong mutu proses dan keluaran pendidikan. Tujuannya yaitu :
a. Menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di kalangan guru.
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan, motivasi, kompetensi, profesionalisme dan kerja keras untuk
mengembangkan IPTEK.
c. Membina dan mengembangkan kesadaran ilmiah untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi
masa kini dan masa yang akan datang.
d. Mengangkat status guru sebagai penyandang profesi yang terhormat, mulia, bermartabat, dan terlindungi.
e. Membangun komitmen mutu guru dan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajarn secara merata.
Kegiatan OSN dilakukan secara berjenjang, mulai dari di tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, sampai
dengan tingkat nasional. Hadiah dan penghargaan bagi para pemenang tingkat kabupaten/kota dan tingkat
provinsi pengaturannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Sedangkan untuk pemenang tingkat nasional diberi hadiah dan penghargaan dari kementrian pendidikan.

7. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi.


Guru memiliki peran yang penting dan strategis dalam membimbing peserta didik ke arah kedewasaan,
kematangaan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Untuk itu, guru
diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat
diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.
Peran guru dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sangat berpengaruh. Prestasi
yang telah dicapai guru diharapkan dapat dijaga dan dikembangkan serta menyalurkannya kepada guru lainnya.
Pelaksanaan pemilihan dan pemberdayaan guru dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan agar
selalu berkembang sesuai kemajuan IPTEK.
Peningkatan mutu pendidikan di Asia memiliki program kerjasama yaitu The Japan Foundation. Program
kerjasama ini dilakaksanakan untuk memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi dengan memberikan
pengalaman dan wawasan tentang penyelenggaraan pendidikan dan budaya di negara maju seperti Jepang untuk
membandingkan dan mengimplementasikan di tempat tugas mereka.

8. Penghargaan Lainnya.
Penghargaan ini dilakukan melalui program kerjasama pendidikan antarnegara, khususnya bagi mereka
yang berprestasi dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan saling pengetian antaranggotanya.
Guru berprestasi yang terpilih diberi kesempatan untuk mengikutu pelatian singkat bidang keahlian atau teknologi
pembelajaran, studi kebudayaan, stuidi banding, dan sejenisnya. Kerjasama ini telah dilakukan dengan negara-
negara ASEAN, Jepang, Australia, dll.
Tunjangan Guru
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial. Penghasilan kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada
gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat
tambahna yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi. Pemenuhan hak guru untuk memperoleh penghasilan didasari atas pertimbangan prestasi dan
pengakuan atas profesionalnya.
Penghasilan merupakan hak yang diterima oleh guru dalam bentuki finansial sebagai imbalan
melaksanakan tugas keprofesian yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan martabat
guru sebagai pendidik profesional. Pemerintah mengatur sumber penghasilan guru selain gaji pokok, yaitu
tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan
tunjangan khusus.
1. Tunjangan Profesi.
Guru yang profesional dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik dan empat kompetensi menurut UU
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sertifikat guru merupakan proses untuk
memberikan sertifikat pendidik kepada mereka dan untuk pengakuan negara atas dasar keprofesionalan guru.
Untuk itu, pemerintah memberikan tunjang profesi kepada guru. Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen bahwa “pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik yang diangkat olehnpenyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
Tunjungan profesi ini diberikan dengan harapan dapat mendorong dan memotivasi guru untuk terus
meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya dalam melaksankan tugas di sekolah sebagai pendidik,
pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih dan penilai peserta didiknya. Guru yang sudah bersertifikat dapat
menerima tunjangan profesinya jika guru yang bersangkutan mampu membuktikan kinerjanya dengan mengajar
24 jam tatao muka per minggu dan persyaratan lainnya. Guru menerima tunjangan profesi sampai berumur 60
tahun yaitu batas pensiun bagi PNS guru. Setelah berusia 60 tahun, guru tetap berhak mengajar dimanapun baik
sebagai guru tidak tetap atau guru tetap yayasan untuk sekolah swasta.
Guru yang bukan PNS juga mendapat tunjangan profesiyang setara dengan guru PNS dengan kualifikasi
akademik, masa kerja, serta kompetensi yang setara atau ekuivalen. Bagi guru bukan PNS tunjangan profesi akan
dibayar setelah yang bersangkutan disesuaikan jenjang jabatan dan kepangkatannya melalui impassing. Tunjangan
profesi dialokasikan dalam anggaran pendapat dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD) sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 16 ayat 3 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.

2. Tunjangan Fungsional.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 17 ayat (1) mengamanatkan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan tunjangan profesional kepada guruyang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pasal 17 ayat 2 mengatakan
bahwa subsidi tunjangan fungsional diberikan kepada guru yang bertugas disekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat sehingga pelaksanaannya dialokasikan dalam anggran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah (Pasal 17 ayat 3).
Tunjangan fungsional yang diberikan oleh guru PNS sesuai dengan jenjang jabatan fungsional yang
dimiliki. Namun kenyataannya, guru diberikan tunjangan tenaga kependidikan berdasarkan pada golongan/runag
kepangkatan/jabatannya. Untuk guru bukan PNS, besarnya subsidi tunjangan fungsional memiliki aturan sendiri.

3. Tunjangan Khusus.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan
Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor merupakan komitmen
pemerintah untuk terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru dan dosen, diosamping peningkatan
profesionalismenya. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 18 mengatakan bahwa
“guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan ditugaskan di daerah khusus berhak
memperoleh tunjangan khusus yang diberikan serta dengan satu kali gaji pokok PNS yang bersangkutan.
Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang bertugas di Daerah Khusus.
Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan Daerah Khusus adalah daerah yang
terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan
negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan
darurat lainnya.
a. Daerah terpencil atau terbelakang adalah daerah dengan faktor geografis yang relatif sulit dijangkau karena
letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir dan pulau-pulau terpencil, dan
daerah dengan faktor geomorfologis lainnya yang sulit dijangkau oleh jaringan transportasi maupun media
komunikasi, dan tidak memiliki sumber daya alam.
b. Daerah dengan kondisi daerah adat yang terp[encil adalah daerah yang mempunyai tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta tidak dilibatkan dalam kelembagaan masyarakat adat
dalam perencanaan dan pembangunan yang mengakibatkan daerah belum berkembang.
c. Daerah perbatasan dengan negara lain adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di darat maupun di laut
kawasan perbatasan berada di kecamatan dan di pulau kecil terluar dengan luas area kurang atau sama dengan
2.000km2 (dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan
garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional atau nasional.
d. Daerah yang mengalami bencana alam yaitu daerah yang terletak di wilayah yang terkena bencana alam
(gempa, longsor, gunung api, banjir, dll) yang berdampak negatif terhadap layanan pendididikan dalam waktu
tertentu.
e. Daerah yang mengalami bencana sosial dan konflik sosial dapat menyebabkan terganggunya kegiatan
pembangunan sosial dan ekonomi yang membahayakan guru dalam melaksanakan tugas dan layanan
pendidikan dalam waktu tertentu.
f. Daerah yang berada dalam keadaan darurat lain adalah daerah dalam keadaan yang sukar/sulit yang tidak
disangka-sangka mengalami bahaya, kelaparan dan sebagainya yang memerlukan penanggulangan dengan
segera.
Tunjangan khusus setara dengan satu gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
Pemberian tnjangan khusus ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru sebagai kompensasi daerah
yang ditempati sangat sulit, juga memotivasi gru untuk tetap mengajar di daerah tersebut. Karena belum
terpenuhinya jumlah guru yang bersedia mengajar di daerah terpencil sehingga pemberian tunjangan khusus ini
diharapkan insentif bagi guru.

Daftar Referensi :
http://www.pendidikanutama.xyz/2017/12/perlindungan-dan-penghargaan-terhadap.html
http://profdikguru.blogspot.co.id/2015/05/penghargaan-guru.html
http://profdikguru.blogspot.co.id/2015/05/perlindungan-hak-hak-guru.html

Anda mungkin juga menyukai