Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 2

Kewajiban yang Harus dilaksanakan guru …………………………………………. 3-4

Hak-hak yang Dapat Diterima Guru ……………………………………………....... 5-7

Sanksi Bagi Guru yang Tidak Menjalankan Kewajibannya ……………………........ 7-8

Kesimpulan ………………………………………………………………………….. 9-10

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………. 11

1
PENDAHULUAN

Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem
pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat.
Adapun tugas guru yang sangat banyak,baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di
sekolah. Seorang guru yang benar-benar sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut,
berusaha selalu ingin berkembang maju,agar bisa menjalankan tugasnya lebih baik. Setelah
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pendidik guru juga mempunyai hak
dan kewajiban.
Hak dan Kewajiban Guru sebagai pendidik diatur pada peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pendidikan. Sebelum kita menginjak ke materi hak dan kewajiban Guru
sebagai pendidik tidak ada salahnya kita memahami dahulu pengertian dari hak dan
kewajiban itu sendiri.
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek hukum.
Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan,
menggarap, dll. Hak dibedakan menjadi dua yaitu hak mutlak dan hak relative.
Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan
hukum. Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang pribadi
sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan tugas bila melihat
kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila bersifat relatif.

2
PEMBAHASAN

I. Kewajiban yang Harus Dilaksanakan Guru


Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan
hukum. Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang
pribadi sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan
tugas bila melihat kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila
bersifat relatif.
Kewajiban seorang guru antara lain :
1. Memiliki Kualifikasi Akademik yang berlaku (S1 atau D IV)
2. Memiliki Kompetensi Pedagogik, yang meliputi :
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum atau silabus
d. Perancangan permbelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. Evaluasi hasil belajar; dan
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
3. Memiliki Kompetensi Kepribadian, yang meliputi :
a. Beriman dan bertaqwa
b. Berakhlak mulia
c. Arif dan bijaksana
d. Demokratis
e. Mantap
f. Berwibawa
g. Stabil
h. Dewasa
i. Jujur
j. Sportif
k. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
l. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan
m. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

3
4. Memiliki kompetensi social, yang meliputi :
a. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
5. Memiliki Kompetensi Profesional, yang meliputi :
a. Mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu
b. Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau  kelompok mata
pelajaran yang akan diampu.
6. Memiliki sertifikat pendidik
7. Sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
8. Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan
oleh peserta didik kepada pemimpin satuan pendidikan
9. Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, penyelenggara
pendidikan, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah.
10. Melaksanakan pembelajaran yang mencakup kegiatan pokok :
a. Merencanakan pembelajaran
b. Melaksanakan pembelajaran
c. Menilai hasil pembelajaran
d. Membimbing dan melatih peserta didik
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok.

4
II. Hak-Hak yang Dapat Diterima Guru
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek
hukum. Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual,
menggadaikan, menggarap dll.
Hak dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Hak mutlak, pemegang hak dapat mempertahankan terhadap siapapun (hak
asasi, hak publik, hak keperdataan).
b. Hak relative/ nisbi , hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau
beberapa orang untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu.
Hak-hak seorang guru antara lain :
1. Mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik bagi guru
yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV
2. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
3. Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan
fungsional bagi guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi Guru oleh Departemen memenuhi beban kerja sebagai Guru
b. Mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan
pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang
dimilikinya
c. Terdaftar pada Departemen sebagai guru tetap.
d. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan tidak terikat sebagai
tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas.
4. Mendapat masalahat tambahan dalam bentuk :
a. Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan
bagi Guru
b. Kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/atau putri Guru,
pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
5. Mendapat penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat prestasi
kerja luar biasa baiknya, kenaikan jabatan, uang atau barang, piagam, dan/atau
bentuk penghargaan lain.
5
6. Mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi 1 (satu) kali bagi Guru yang bertugas di Daerah Khusus.
7. Mendapatkan penghargaan bagi Guru yang gugur dalam melaksanakan tugas
pendidikan
8. Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam bentuk
kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional
9. Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan kepada peserta
didik
10. Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang terkait dengan prestasi
akademik dan/atau prestasi non-akademik
11. Memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar aturan.
12. Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan
13. Mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil
14. Mendapat perlindungan profesi terhadap :
a. Pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Pemberian imbalan yang tidak wajar
c. pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi
d. Pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat Guru dalam
melaksanakan tugas.
15. Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan
pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap:
a. Resiko gangguan keamanan kerja
b. Kecelakaan kerja
c. Kebakaran pada waktu kerja
d. Bencana alam
e. Kesehatan lingkungan kerja
f. Ataupun resiko lainnya
16. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
17. Memperoleh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
18. Berserikat dalam organisasi profesi guru
6
19. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
20. Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan Kualifikasi Akademik
dan kompetensinya, serta  untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan
profesi dalam bidangnya berhak memperoleh cuti studi.

III. Sanksi Bagi Guru yang Tidak Menjalankan Kewajibannya


Pencampuran urusan profesi pada saat ini merupakan kode etik yang dapat
meningkat menjadi peraturan hukum atau uu. Peraturan tersebut berupa sankjsi yg
bersifat pidana atau perdata. Pada hakikatnya, sanksi adalah upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan juga untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh, DEWAN
KEHPORMATAN GURU INDONESIA. Sanksi dapat berupa moral, ataupun
sanksi resiko dikeluarkan dari organisasi profesi.
Adapula sanksi yang diatur dalam UU yaitu nsbgai berikut :
1. Sanksi dan pemberhentian guru diatur dalam UU No.14 tahun 2005 Pasal 30.
Ayat 1, Guru dapat diberhentikan dengan hormat sebagai guru karena:
a. Meninggal dunia
b. Mencapai batas usia pensiun
c. Atas permintaan sendiri
d. Sakit jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas secara
terus-menerus selama 12 bulan
e. Berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru
dan penyelenggara pendidikan
2. Ayat 2, Guru dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai guru karena:
a. Melanggar sumpah dan janji jabatan
b. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
c. Melalaikan kewajiban dalam melakukan tugas selama satu bulan atau lebih
secara terus-menerus
d. Pemberhentian guru dilakukan sesuai Undang-Undang
e. Pemberhentian guru karena batas usia pensiun dilakukan sampai berumur
60 tahun.
f. Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah diberhentikan
sebagai guru kecuali, tidak dengan sendirinya diberhentikan sebagai PNS.
7
3. Pasal 31 UU No.14 Tahun 2005:
a. Pemberhentian guru dapat dilakukan setelah yang bersangkutan diberikan
kesempatan untuk membela diri
b. Guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
diberhentikan tidak atas permintaan sendiri, memperoleh kompensasi
finansial sesuai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

8
KESIMPULAN

Manakala kerja guru professional tertuang dalam UU No.14 tahun 2005 yang diantaranya
menjelaskan tentang hak dan kewajiban guru yang professional. Maka tuntutan kerja profesi
tersebut menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilaksanakan. Dalam artian bahwa pelaksanaan
tersebut dalam kerangkan untuk tercapainya tujuan Sistem Pendidikan Nasional secara
terencana dan terarah.
Tuntutan terhadap guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan sains, teknologi dan seni
merupakan tuntutan profesi sehingga guru dapat senantiasa menempatkan diri dalam
perkembangannya. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi akibat kemajuan
teknologi yang memberikan banyak peluang untuk setiap orang menjadi guru bagi dirinya
sendiri, artinya ia bisa mengakess aneka jenis informasi sebagai pengetahuan baru. Guru
lebih diposisikian sebagai partner belajar, memfasilitasi belajar siswa sesuai dengan kondisi
setempat secara kondusif.
Untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan, maka perlu dipersiapkan secara matang,
dalam perencanaan pembelajaran dan penyiapan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak
dengan tetap berpijak kepada kurikulum yang menjadi acuan dan standart nasional.
Ketentuan membuat silabus, program semester, program tahunan, perencanaan
pembelajaran, melakukan evaluasi dan menganalisis hasil evaluasi adalah wajib. Kewajiban
administratif tersebut menjadi mutlak ketika mengacu kepada UU No.14 Tahun 2005 pasal
20. Ini persoalan kerja professional yang dapat berimplikasi luas bukan hanya terhadap guru
tetapi juga bagi peserta didik dan orangtua murid yang menikmati jasa layanan sekolah. Jika
guru mengabaikan kewajiban tersebut, maka dapat diartikan melanggar Undang-undang.
Pelanggaran terhadap Undang-undang implikasinya akan dapat menuai sangsi sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam kerja professional guru dituntut untuk bisa melayani murid sebagai subyek belajar
dan memperlakukannya secara adil, melihat keberbedaan sebagai keberagaman pribadi
dengan aneka potensi yang harus dikembangkan. Maka hubungan antara guru dengan murid
merupakan pola hubungan yang fleksibel, ada kalanya guru menempatkan diri sebagai
patner belajar siswa, saat yang lain sebagai pembimbing, dan berposisi sebagai penerima
informasi yang belum diketahuinya. Disinilah pembelajaran berlangsung dalam sebuah
orkestrasi pembelajaran yang melihat segala sesuatu di sekitar guru sebagai pembelajar
sebagai potensi untuk mencapai kesuksesan belajar.

9
Ukuran kesuksesan kerja professional bagi seorang guru dapat dilihat dari target yang ingin
dicapai dalam pembelajaran, serta kemampuan mengoptimalkan fasilitas belajar dan kondisi
setempat. Bahwa umumnya keterbatasan menumbuhkan kreatifitas pembelajaran. Ketika
tujuan Sistem Pendidikan Nasional ingin mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggungjawab (Pasal 3 UU.No.20 Tahun 2003), maka kerja profesionalisme guru
harus dilandasi oleh nilai dan tujuan sistem pendidikan nasional . Disinilah peran
ketauladanan guru tetap dibutuhkan sebagai pembimbing dan pendamping anak didik atau
siswa.
Apabila kegagalan pembelajaran disebabkan oleh guru karena perencanaan yang tak terarah
atau tanpa persiapan pembelajaran yang kondusif, guru telah melanggar Undang-Undang,
sehingga bisa dituntut di depan hukum. Sebuah tuntutan kerja professional yang tertuang
secara tegas dalam UU No.14 Tahun 2005, tetapi pemberian hak (terutama bagi guru
honorer) diserahkan pada kesepakatan bersama antara guru dengan lembaga pendidikan
bersangkutan. Artinya lembaga pendidikan non pemerintah bisa mengabaikan hak-hak guru
professional yang tertuang dalam Undang-undang. Sementara UU diberlakukan kepada
guru professional baik yang bekerja di lembaga pendidikan milik Pemeriintah atau Lembaga
Pendidikan Swasta.

10
DAFTAR PUSTAKA

S, Hermawan. 1979. Etika Keguruan. Jakarta : PT. Margi Wahyu

Depdiknas. 2008. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Undang-Undang No.20 tahun


2003.

Pramudiana, Hanna. Hak dan Kewajiban Guru.


http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/hak-dan-kewajiban-guru.html

Ba’an, S.pd. Hak dan Kewajiban Guru. http://baanspd.blogspot.com/2012/03/hak-dan-


kewajiban-guru.html

11

Anda mungkin juga menyukai