Anda di halaman 1dari 30

HAKEKAT DARI PROFESI

Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas tinggi dalam
melayani atau mengabdi pada kepentingan umum untuk mencapai kesejahteraan manusia.

Keterampilan teknis yang didukung oleh pengetahuan dan sikap kepribadian tertentu yang dilandasi
oleh norma norma yang mengatur perilaku anggota profesi

Ciri ciri profesi:


1. Lebih mementingkan layanan kemanusian ideal dari pada kepentingan pribadi
2. secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep, prinsip, pengetahuan
yang didukung keahliannya.
3. memiliki kualifikasi tertentu
4. memiliki kode etik, mengatur keanggotaan, perilaku dan cara kerja
5. membutuhkan tenaga intelektual
6. ada organisasi profesi yang menaunginya
7. memandang profesi sebagai karir hidup

unsur unsur profesi


1. didasaarkan atas sejumlah pengetahuannya yang di khususkan
2. selalu meningkatkan kemampuan para anggotanya
3. melayani seluruh keperluan para anggotanya
4. memiliki norma norma etis
5. dapat memperngaruhi kebijaksanaan pemerintah di bidangnya
Misal: kebijakan pemerintah, persiapan profesional, kebijakan kurikulum
6. memiliki solidaritas kelompok profesi

Profesi yang ideal memiliki unsur unsur sebagai berikut:


1. Suatu dasar ilmu yang sistematis
2. kewenangan profesional yang di akui oleh klien
3. sangsi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya
4. kode etik yang regulatif
5. kebudayaan profesi
6. persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh

jenis kompetensi (kemampuan)


1. profesional memiliki pengetahuan tentang subject metter yang diajarkan baik teori maupun praktek
2. personal, memiliki sikap kepribadian yang mantap
3. sosial, memiliki kemampuan berkomunikasi, berinteraksi dengan murid, guru, karyawan dan
masyarakat

komponen kompetensi profesional


1. guru yang profesional harus menguasai bahan ajar
2. mengelola proses belajar dan mengajar (pembelajaran)
3. mengelola kelas
4. menggunakan media (sumber)
5. menguasai landasan kependidikan
6. mengelola interaksi belajar mengajar
7. menilai prestasi siswa
8. mengenal fungsi dan program layanan dan bimbingan konseling
9. mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. memahami prinsip, dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan untuk pembelajaran.

Faktor penentu profesional


1. akuntabilitas lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) pengajar/ guru, pemakai, dan
kelompok profesional.
2. pendekatan kompetensi
3. integrasi isi dan metode (teori dan praktek)
4. kode etik organisasi profesional
5. periode inservice
6. organisasi profesional

Tujuan Pendidikan
UU RI no 2 thn 1989
Tentang sistem pendidikan nasional
pada pasal 4
Tujuan pendidikan:
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya

No 20 tahun 2003 pasal 3


Tujuan:
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada tuhan,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara indonesia yang
demokratis.

1. Pengertian dan Syarat Profesi


Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut
keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi.

Ciri-ciri atau karakteristik suatu profesi :


a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel/dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu.
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota berserta sanksi yang
jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka
anggota profesi secara perseorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial atau
material.

Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu profesi :


a. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang
mendalam.
b. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
f. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
g. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.
h. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan.
Pengertian diatas, dapat dipahami bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan
pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan keterampilan melalui ilmu pengetahuan yang
mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan.

2. Pengertian Profesi Keguruan


Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan
dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal dan
sistematis.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa :
“Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal,
pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

3. Kode Etik Profesi Keguruan


Dalam menjalankan profesinya guru harus taat dan tunduk pada kode etik yaitu norma dan
asas yang disepakati dan diterima guru-guru di Indonesia sebagai pedoman dan perilaku
dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara.

Kode etik guru terdiri atas :

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang sesuai dengan falsafah negara.
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan pendidikan.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
f. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan
mutu profesinya.
g. Guru secara bersama-sama memelihara, memberi dan meningkatkan mutu organisasi.
h. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
pidana pendidikan.
4. Pengembangan Profesi Keguruan
Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapa dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keterampilan untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan
pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.

Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru agar
guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan profesi meliputi
kegiatan sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan.
b. Membuat alat pelajaran/alat peraga/alat bimbingan.
c. Menciptakan karya seni.
d. Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan.
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
KOMPETENSI PROFESI KEGURUAN

1. Karakteristik Kompetensi Profesi Guru

Kompetensi dari definisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai
guru.
Kompetensi guru menurut Direktorat Tenaga Teknis dan Pendidikan Guru, yakni antara lain
sebagai berikut :
a. Memiliki kepribadian sebagai guru.
b. Menguasai landasan kependidikan.
c. Menguasai bahan pelajaran.
d. Menyusun program pengajaran.
e. Melaksanakan proses belajar-mengajar.
f. Melaksanakan proses penilaian pendidikan.
g. Melaksanakan bimbingan.
h. Melaksanakan administrasi sekolah.
i. Menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan masyarakat.
j. Melaksanakan penelitian sederhana.

2. Aspek-Aspek Kompetensi Profesi Guru


Pada UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh
profesi guru adalah :
a. Kompetensi pedagogik.
b. Kompetensi profesional.
c. Kompetensi pribadi.
d. Kompetensi sosial.

3. Komponen Aspek-Aspek Kompetensi Profesi Guru


(1) Kompetensi pedagogik
a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.
b. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar.
c. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar.

(2) Kompetensi profesional


a. Guru mampu mengelola program belajar mengajar.
b. Kemampuan mengelola kelas.
c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
d. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
f. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa.
g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
h. Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.
i. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian dan mampu menafsirkan hal-hal penelitian
pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

(3) Kompetensi Pribadi


a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh guru.
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan dirinya sebagai panutan da
teladan bagi para siswanya.

(4) Kompetensi Sosial


a. Guru mampu berperan sebagai pemimpin baik dalam lingkup sekolah maupun diluar sekolah.
b. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik.
c. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik dalam lingkup
kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
d. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
e. Guru tampil secara pantas dan rapi.
f. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.
g. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya, guru hendaknya mampu bertindak tepat
waktu.
PERAN PROFESI GURU
DALAM SISTEM PEMBELAJARAN

1. Hakikat Pembelajaran
Pada hakekatnya pembelajaran adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti
bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa
dalam kondisi belajar dapat diamat dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu
perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba,
menduga, atau menemukan.

2. Peran Guru dalam Sistem Pembelajaran


(1) As instructor
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas).
(2) As conselor
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan
masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
(3) As leader
Guru mengadakan superisi atas keiatan balajar murid, mengadakan menajemen kelas,
mengadakan manajemen balajar sebaik-baiknya, mengatur disiplin kelas secara demoktaris.
(4) As scientist
Guru menyampaikan pengetahuan kepada murid dan berkewajiban mengembangkan
pengetahuan itu dan terus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.
(5) As person
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang di senangi oleh murid-muridnya
oleh orang tua dan masyarakat.
(6) As comunicator
Guru sebagai pelaksana menghubungkan sekolah dan masyarakat.
(7) As modernisasi
Guru memegang peranan sebagai pembaharu.
(8) As contruktor
Membantu berhasilnya rencana pembangun masyarakat.

3. Strategi dalam Perencanaan Pembelajaran


Guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsif
membelajarkan dan memberdayakan siswa bukan mengajar siswa.

4. Strategi dalam pelaksanaan Pembelajaran


Seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai:
1. Konservator (pemelihara)
2. Inovator (Pengembangan)
3. Transmitor (Penerus)
4. Transformator (Penterjemah)
5. Organisator (penyelenggaraan)
5. Strategi dalam evaluasi pembelajaran
Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi
setaiap guru/pengajar dimana setiap pengajaran pada akhirnya harus dapat memberikan informasi
kepada lembaganya atau pun kepada siswa itu sendiri, bagaimana dan sampai di mana penguasaan
dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai
mata ajaran yang telah diberikannya.

Prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar:
1. Tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar
2. Mengukur sampai yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar
yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4. Di desain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5. Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan se-realible mungkin sehingga mudah di
interpretasikan dengan baik.
6. Di gunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mangajar guru.
BAB IV
PERAN PROFESI GURU
DI BIDANG LAYANAN ADMINISTRASI

1. Pengertian Administrasi Pendidikan


Ialah kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Fungsi Administrasi Pendidikan


Pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan di maksudkan untuk pencapaian tujuan
pendidikan itu. Tujuan itu dicapai melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses
pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu.

3. Ruang Lingkup Administrasi


Kegiatan-kegiatan dalam administrasi pendidikan meliputi:
a. Bidang administrasi material.
b. Bidang administrasi personal
c. Bidang administrasi kurikulum
4. Peran Guru dalam Administrasi Pendidikan
Peran guru sebagai manajer dalam proses pengajaran:
a. Merencanakan
Menyusun tujuan pengajaran
b. Mengorganisasikan
Menghubungkan seluruh sumber daya
c. Memimpin
Memberi motivasi para peserta didik
d. Mengawasi
Apakah kegiatan itu mencpai tujuan.

BAB V
PERAN PROFESI GURU
DI BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSLING

1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konsling


Bimbingan ialah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakuan secara berkesimpulan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan diri
dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan
demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang
berarti.
Konsling ialah pemberian yang dilakukan melalui wawancara konsling dengan seorang ahli
kepada individu yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

2. Tujuan layanan Bimbingan dan Konsling


Pelayanan bimbingan dan konsling di sekolah ialah bertujuan agar konsling/peserta didik dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya di masa
yang akan datang
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerja.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

3. Landasan Bimbingan dan Konsling


1. Landasan filosofis
2. Landasan Historis
3. Landasan Religius
4. Landasan Psikologis
5. Landasan Sosial budaya
6. Landasan Ilmiah dan teknologi
7. Landasan pedagogis.

4. Peran Guru dalam Layanan Bimbingan dan Konsling


Salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai bimbingan dan unit menjadi pembimbing
baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedanga di bimbingnya. Sementara itu,
berkenaan dengan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konsling adalah:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konsling kepada siswa.
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan
bimbingan & konsling, serta pengumpulan data tentang siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konsling kepada guru
pembimbing/konselor.
4. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yag memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konsling untuk mengikuti/menjalani layanan yang dimaksud itu.
5. Berpartisifasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa.

BAB VI
ORGANISASI PROFESI KEGURUAN

1. Bentuk Organisasi Profesi Keguruan


Salah satu karakteristik dari sebuah pekerjaan profesional yaitu adanya suatu organisasi profesi
yang menaungi para anggota dari profesi yang bersangkutan. Demikianlah pula dalam profesi
keguruan, profesi guru memiliki ikatan kesejawatan, kode etik profesi, dan organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan untuk mengatur yang berkaitan dengan keprofesian. Organisasi profesi
guru adalah PGRI yaitu perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan di urus oleh guru
sebagai wadah untuk mengembangkan profesionalisme, memperjuangkan perlindungan hukum,
dan perlindungan keselamatan kerja serta menghimpun dan menyalurkan spirasi anggotanya.

2. Peran Organisasi Profesi Keguruan


PGRI mempunyai peranan strategi dalam reformasi pendidikan nasional kepada anggotanya PGRI
berperan dan bertanggung jawab serta memperjuangkan dalam upaya mewujudkan serta
melindungi hak-hak asasi dan martabat guru khususnya dalam aspek profesinya dan
kesejahteraannya.

2. Profesi Kependidikan
3. Posted in Label: guru, profesi kependidikan
4. 02:56
5. Pengertian profesi
6. Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau
bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan
mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi ,
profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan
pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan
pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok,
yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik,
7.

8.
Menurut Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan
yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:
a. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak
ramai.
c. Menggunakan hasil penelitin dan aplikasi dari teori ke praktik.
d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
e. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan yang masuk.
f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang gerhubungan denan layanan yang diberikan
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan
j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan denan layanan yang diberikan
m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari pablik dan kpercayaan diri setiap
anggotanya
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi

Profesi, profesional, dan profesionalisme

dedi supriadi (alm) dalam bukunya bertajuk "mengangkat citra dan martabat guru"
telah menjelaskan secara sederhana ketiga istilah tersebut. Profesi menunjuk pda
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan
terhadap profesi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa suatu profesi secara teori tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu.

Sementara profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, menunjuk pada penampilan
atau performance atau kinerja seseorang yang sesuai dengan tuntutan profesinya.
Misalnya, 'pekerjaan itu dilaksanakan secara profesional'. Kedua, menunjuk pada
orang yang melakukan pekerjaan itu, misalnya 'dia seorang profesional'.

Istilah profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan atau performance


seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau profesi. Ada yang profesionalismenya
tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Menurut dedi supriadi, profesionalisme
menuntut tiga prinsip utama, yakni 'well educated, well trained, well paid' atau
memperoleh pendidikan yang cukup, mendapatkan pelatihan yang memadai, dan
menerima gaji yang memadai. Dengan kata lain profesionalisme menuntut pendidikan
yang tinggi, kesempatan memperoleh pelatihan yang cukup, dan akhirnya
memperoleh bayaran atau gaji yang memadai.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya


memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta
dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus
diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengertian profesi kependidikan

Kata profesi identik dengan keahlian – seorang melakukan tugas profesi


berpengertian sebagai seorang ahli .¬
Profesi dapat pula berarti seorang yang melakukan pekerjaan¬ berdasarkan keahlian,
kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas.
Profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yg diperoleh¬ melalui studi dan
latihan, bertujuan menciptakan ketrampilan
Pekerjaan yg bernilai tinggi, shg pekerjaan itu diminati dan disenangi orang lain......¬
Pekerjaan profesi harus¬ didukung oleh teori yang telah dipelajari.
Seorang profesional dituntut banyak belajar , membaca dan mendalami teori tentang
profesi yg digelutinya.¬
Profesioanal harus mengandalkan teori – praktik – pengalaman.¬
Profesional memiliki banyak definisi, misalya dlm bidang olah raga= petinju
profesional – amatir¬
Profesi ialah istilah yg merupakan model bagi konsepsi pekerjaan yg dicita citakan ¬
Profesional suatu pekerjaan yg meminta persiapan spesialisasi yg relatif lama di pt
dan dikuasai oleh ko-de etik tertentu.¬

Secara konseptual, utk kerja guru mencakup 3 aspek:


1. Kemampuan profesional
- penguasaan materi dan konsep dasar keilmuan
- penguasaan atas landasan dan wawasan kependidikan & keguruan
- penguasaan prosen kependidikan, keguruan dan pembelajaran

2. Kemampuan sosial : mencakup kekmampuan utk menyesuaian diri pada tuntutan


kerja dan
lingkungan sekitar pada tugasnya sbg guru
3. Kemampuan personal
- sikap positif thd tugasnya dan thd keseluruhan situasi pendidikan dan unsur-2nya.
- memahamin nila-2 yg seyogyanya dianut oleh guru

Hakekat profesi guru

Definisi guru : orang yg digugu dan ditiru


Guru adalah seorang yg mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas
(c.mc.lendon)

Guru adalah mereka yg secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari
serang individu hingga terjadi pendidikan (jd. Grambs & c. Morris mc. Clare)

Jadi guru adalah orang dewasa yg scr sadar bertanggungjawab dlm mendidik,
mengajar, dan membimbing siswa.

Orang yg disebut guru adalah orang yg memiliki kemampuan merancang program


pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dpt belajar, yg
pada akhirnya dpt mencapai tingkat kedewasaan dr proses pendidikan

Agar guru dpt melaksanakan tugasnya scr profesional, guru perlu mengetahui
beberapa gurubmerupakan suatu profesi, berarti jabatan yg memerlukan keahlian
khusus sbg guru dan tdk dpt dilakukan sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Prinsip:
1. Hrs dpt membangkitkan minat siswa pada meteri pelajaran, serta dpt menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.
2. Guru hrs dpt membangkitkan minat siswa utk aktif berpikir serta mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan
3. Guru hrs dpt membuat urutan dlm pem belajaran dan memahami perkembang-an
siswa
4. Guru hrs selalu melaks. Kegiatan apersepsi
5. Diharapkan guru dpt menjelaskan secara gamblang, sehingga jelas
6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi antara mapel dan /atau praktik
nyata dlm kehidupan sehari-hari
7. Guru hrs tetap menjaga konsentrasi belajar siswa
8. Guru hrs mengembangkan sikap siswa dlm membina hubungan sosial
9. Guru hrs menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa scr individual Guru sebagai
suri tauladan

Guru mepunya pengaruh terhadap peRubahan perilaku siswa.


Utk itu guru hrs dpt menjadi contoh bagi siswanya, oleh karena itu cara mengajar
guru dpt berpengaruh thd cara belajar siswa, diantaranya:
1. Memperkecil kebiasaan cara mengajar (guru baru) yg cepat merasa puas dlm
mengajar
2. apabila dg ceramah dan mendominasi kbm. Guru hendaknya sbg pengarah,
pembimbing, fasilitator dlm menyediakan berbagai fasilitas belajar, memberi bantuan
kpd yg kesulitan dlm belajar, dan menciptakan kondisi yg merangsang dan menantang
kpd siswa utk berpikir dan melakukan
3. Guru hrs menguasai berbagai metode,strategi dan model pembelajaran. Serta dapat
mengaplikasikannya sesuai dengan tujuan pembelajaran
4. Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar
Syarat-syarat profesi
Ada beberapa hal yang termasuk dalam syarat-syarat profesi seperti;
1. Standar unjuk kerja.
2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan
standar kualitas.
3. Akademik yang bertanggung jawab.
4. Organisasi profesi.
5. Etika dan kode etik profesi.
6. Sistem imbalan.
7. Pengakuan masyarakat.

Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.


1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan
pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Syarat – syarat guru profesional
Guru profesional hrs memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai
profesinya, menjaga kode etik guru, dll, seperti filosofi ki hajar dewantoro “ tut wuri
handayani, ing ngarso sung tolodo, ing madya mangun karso”

Guru profesional harus memiliki persyaratan, yg meliputi:


1. Memiliki bakat sebagai guru
2. Memiliki keahlian sbg guru
3. Memiliki keahlian yg baik dan terinterasi
4. Memiliki mental yg sehat
5. Berbadan sehat
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yg luas
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila
8. Guru adalah seorang wni yg baik
(oemar hamalik)

Guru profesional sebagai:


1. Komunikator, mengkomunikasikan mapel dlm bentuk verbal dan non verbal.
pesan yg disampaikan berupa buku teks, catatan, lisan, ceritera, dsb, pesan itu di
kemas sedemikian rupa shg mudah dipahami, dimengerti, dipelajari, dicerna, dan
diaplikasikan siswa., pesan yg verbal dirancang utk disajikan dlm bbrp kali
pertemuan, dan dterapkan sesuai stdar kompetensi., kompetensi Dasar, indicator,
Media, dan dlm alokasi wkt yg Sesuai dg beban dan muatan materi

2. Guru sebagai fasilitator memili-ki peran memfasilitasi siswa bljr scr maksimal dg
menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan sumber belajar

Kreteria profesionalitas guru

Definisi umum scr umum


1. Orang profesional menggunakan wkt penuh utk pekerjaannya
2. Ia terikat panggilan hidup
3. Anggota organisasi proesi
4. Menguasai iptek yg berguna, kertampilan dan pendidikan khusus
5. Ia terikat sysrat-2 kompetensi, kesadaran prestasi & pengabdian
6. Memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis

Ciri profesi bidang pendidikan

1. Profesi didsrkn atas sejumlah pengetahuan yg dikhusukan


2. Profesi mengejar kemajuan dlm pengetahuan anggotanya
3. Profesi melayani anggotanya
4. Profesi memiliki norma-2 etis
5. Profesi mempengaruhi kebijakan pemth
6. Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi

Kompetensi guru
Pada tahun 70-an, direktorat tenaga teknis dan pendidikan guru (dikgutentis)
merumuskan sepuluh kompetensi guru, yakni: (1) memiliki kerpibadian sebagai guru,
(2) menguasai landasan kependidikan, (3) menguasai bahan pelajaran, (4) menyusun
program pengajaran, (5) melaksanakan proses belajar mengajar, (6) melaksanakan
proses penilaian pendidikan, (7) melaksanakan bimbingan, (8) melaksanakan
administrasi sekolah, (9) menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan
masyarakat, (10) melaksanakan penelitian sederhana.

Pada tahun 2003, direktorat tenaga kependidikan (nama baru dikgutentis) telah
mengeluarkan standar kompetensi guru (skg), yang terdiri atas tiga komponen yang
saling kait mengait, yaitu (1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan potensi,
dan (3) penguasaan akademik, yang dibungkus oleh aspek sikap dan kepribadian
sebagai guru. Ketiga komponen kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuh
kompetensi dsasar, yaitu (1.1) penyusunan rencana pembelajaran, (1.2) pelaksanaan
interaksi belajar mengajar, (1.3) peniliaian prestasi belajar peserta didik, (1.4)
pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, (2)
pengembangan profesi, (3.1) pemahaman wawasan kependidikan, dan (3.2)
penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan).
Ketujuh kompetensi dasar guru tersebut dapat diukur dengan seperangkat indikator
yang telah ditetapkan.

Kode Etik Profesi Keguruan


a. Pengertian Kode Etik
1. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian, pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “
Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan didalam dan diluar kedinasan.”
2. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,Basumi sebagai ketua umum PGRI
menyatakan bahwa kode atik guru indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggalilan pengabdiannya
bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam kode etik guru indonesia terdapat dua unsur pokok yakni:
(1) sebagai landasan moral. (2) sebagai pedona tingkah laku.
Dari uraian diatas terlihat bahwa kode atik profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh onggota profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.
a. Tujuan Kode Etik
Menurut R. Hermawan S (1979) secara umum tujuan kode etik adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dam memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. Untuk meningkatkan penabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu oranisasi profesi
a. Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
memikat para anggotanya. Penetapan kode etik lasim ditetapkan pada suatu kongres
organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak dapat dilakukan oleh
orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus
untuk dan atas nama anggota profesi daro organisasi tersebut.
a. Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Sering juga kita jumpai, bahwa ada kalanya negara memcampuri urusan profesi,
sehingga hal-hal yag semula hanya merupaka kode etik dari suatu profesi tertentu
dapat meningkat menjuadi perturan hukum atau undang-undang. Apabila hanya
demikian, maka aturan yang mulanya seagai sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku meninkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi hukum yang
sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.
a. Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik guru indonesi dapat dirumuskan sebaai himpunan nilai-nilai dan norma-
norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang
utuh dan bulat. Fungsi kode guru indonesia adalah sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku tiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugasnya mengabdi
sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari
dimasyarakat. Dengan demikian kod etik guru indonesia merupakan alat yang amat
penting untuk membentuk sikap profesional pada anggota profesi keguruan.
D. Organisasi Profesi Keguruan
a. Fungsi organisasi profesional keguruan
Seperti yang tekah disebutkan dalam salah satu kriteria jabatan profesi harus
mempunyai wadah untuk menyatukan gerak lankah dan mengendalikan keseluruhan
profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru kita, itu telah ada yakni Persatuan
guru Republik indonesia atau yang lebih dikenal denga PGRI yang didirikan di
Surakarta pada tanggal 25 November 1945.
a. Jenis-jenis organisasi keguruan
Disamping PGRI yang satu-satunya organisasi yang diakui oleh pemerinta juga
terdapat organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
yang didirikan atas anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sayangnya,
organisasi ini tidak ada kaitan yang formal dengan PGRI. Selain itu ada juga
organisasi profesional guru yang lain yaitu ikatan serjana pendidikan indonesia (ISPI),
yang sekarang suda mempunyai nanyak devisi yaitu Ikatan Petugas Bimbingan
Belajar (IPBI), Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HSPBI), dan
lain-lain, hubungannya secara formal dengan PGRI juga belum tampak secara nyata,
sehingga belum didapatkan kerjasama yang saling menunjang dalam meningkatkan
mutu anggotanya.

Problem profesi guru


Adapun kelemahan-kelemahan lainnya yang terdapat dalam profesi keguruan di
Indonesia, antara lain berupa: (1) Masih rendahnya kualifikasi pendidikan guru dan
tenaga kependidikan; (2) Sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang belum
terpadu; (3) Organisasi profesi yang rapuh; serta (4) Sistem imbalan dan penghargaan
yang kurang memadai.

KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU


Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap
pelaksanaan tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Percaya kepada diri sendiri.
3. Tenggang rasa dan toleran.
4. Bersikap terbuka dan demokratis.
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
7. Memahami tujuan pendidikan.
8. Mampu menjalin hubungan insani.
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai
guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh
karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada
kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah
tempat guru tinggal.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan
tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang
tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.


1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di
sekolah.
8. Menguasai metode berpikir.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.
14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.
15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.
16. Berani mengambil keputusan.
17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.
18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.
19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.

Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar


Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan
mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-
bulu pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan
kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam
materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh
kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.
Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara
melakukan pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi,
senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran
akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang
akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa).
Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk
satuan pelajaran (satpel).
Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang
berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang
diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa
dalam PBM yang sedang berlangsung.
Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam melaksanakan PBM.
PERAN GURU SEBAGAI PENGAJAR
Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan
pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan
pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang
berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang
mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c)
rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.
Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
1. Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik
sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran
berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu
lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
2. Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan,
dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk
mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
3. Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan
tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan
prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
4. Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor
keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui
tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan
penilaian efektivitas strategi.
5. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas
karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik
Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam
pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi
dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang
digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu
evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas
hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka
perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek
perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif,
pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi
itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah
dengan orang tua.

1. Pengertian dan Syarat Profesi


Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang
tinggi.

Ciri-ciri atau karakteristik suatu profesi :


a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan
dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang
akuntabel/dapat dipertanggung jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu.
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota berserta
sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat,
maka anggota profesi secara perseorangan atau kelompok memperoleh imbalan
finansial atau material.

Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu profesi :

a. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
b. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
f. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
g. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.
h. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan.

Pengertian diatas, dapat dipahami bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan keterampilan melalui ilmu
pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui
sebagai sebuah persyaratan.

2. Pengertian Profesi Keguruan

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara
terpola, formal dan sistematis.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan
bahwa : “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”
.

3. Kode Etik Profesi Keguruan


Dalam menjalankan profesinya guru harus taat dan tunduk pada kode etik yaitu norma
dan asas yang disepakati dan diterima guru-guru di Indonesia sebagai pedoman dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan
warga negara.

Kode etik guru terdiri atas :

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang sesuai dengan falsafah Negara
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan pendidikan.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
f. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru secara bersama-sama memelihara, memberi dan meningkatkan mutu
organisasi.
h. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam pidana pendidikan.

4. Pengembangan Profesi Keguruan

Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapa dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keterampilan untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.

Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru
agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan
profesi meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan.


b. Membuat alat pelajaran/alat peraga/alat bimbingan.
c. Menciptakan karya seni.
d. Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan.
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

1. KOMPETENSI PROFESI KEGURUAN

1. Karakteristik Kompetensi Profesi Guru

Kompetensi dari definisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang


direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional
dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

Kompetensi guru menurut Direktorat Tenaga Teknis dan Pendidikan Guru, yakni
antara lain sebagai berikut :

a. Memiliki kepribadian sebagai guru.


b. Menguasai landasan kependidikan.
c. Menguasai bahan pelajaran.
d. Menyusun program pengajaran.
e. Melaksanakan proses belajar-mengajar.
f. Melaksanakan proses penilaian pendidikan.
g. Melaksanakan bimbingan.
h. Melaksanakan administrasi sekolah.
i. Menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan masyarakat.
j. Melaksanakan penelitian sederhana.

2. Aspek-Aspek Kompetensi Profesi Guru

Pada UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dimensi kompetensi yang harus
dimiliki oleh profesi guru adalah :

a. Kompetensi pedagogik.
b. Kompetensi profesional.
c. Kompetensi pribadi.
d. Kompetensi sosial.

3. Komponen Aspek-Aspek Kompetensi Profesi Guru

(1) Kompetensi pedagogic


a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.
b. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar.
c. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar.

(2) Kompetensi professional


a. Guru mampu mengelola program belajar mengajar.
b. Kemampuan mengelola kelas.
c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
d. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
f. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa.
g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
h. Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.
i. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian dan mampu menafsirkan hal-hal
penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

(3) Kompetensi Pribadi


a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh
guru.
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan dirinya
sebagai panutan da teladan bagi para siswanya.

(4) Kompetensi Sosial


a. Guru mampu berperan sebagai pemimpin baik dalam lingkup sekolah maupun
diluar sekolah.
b. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi
tujuan yang baik.
c. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik dalam
lingkup kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
d. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
e. Guru tampil secara pantas dan rapi.
f. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.
g. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya, guru hendaknya mampu
bertindak tepat waktu.

2. PERAN PROFESI GURU DALAM SISTEM PEMBELAJARAN

1. Hakikat Pembelajaran
Pada hakekatnya pembelajaran adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini
berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam
kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamat dan dicermati melalui
indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya,
menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan.

2. Peran Guru dalam Sistem Pembelajaran


(1) As instructor Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas).

(2) As conselor Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka
mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal
diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
(3) As leader Guru mengadakan superisi atas keiatan balajar murid, mengadakan
menajemen kelas, mengadakan manajemen balajar sebaik-baiknya, mengatur disiplin
kelas secara demoktaris.
(4) As scientist Guru menyampaikan pengetahuan kepada murid dan berkewajiban
mengembangkan pengetahuan itu dan terus memupuk pengetahuan yang telah
dimilikinya.
(5) As person Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang di senangi
oleh murid-muridnya oleh orang tua dan masyarakat.
(6) As communicator Guru sebagai pelaksana menghubungkan sekolah dan
masyarakat.
(7) As modernisasi Guru memegang peranan sebagai pembaharu.
(8) As contruktor Membantu berhasilnya rencana pembangun masyarakat.

3. Strategi dalam Perencanaan Pembelajaran


Guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsif
membelajarkan dan memberdayakan siswa bukan mengajar siswa.

4. Strategi dalam pelaksanaan Pembelajaran


Seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai:
1. Konservator (pemelihara)
2. Inovator (Pengembangan)
3. Transmitor (Penerus)
4. Transformator (Penterjemah)
5. Organisator (penyelenggaraan)

5. Strategi dalam evaluasi pembelajaran

Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan
kewajiban bagi setaiap guru/pengajar dimana setiap pengajaran pada akhirnya harus
dapat memberikan informasi kepada lembaganya atau pun kepada siswa itu sendiri,
bagaimana dan sampai di mana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa
tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata ajaran yang telah
diberikannya.

Prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar:
Tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar
1. Mengukur sampai yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran.
2. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur
hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
3. Di desain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
4. Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan se-realible mungkin
sehingga mudah di interpretasikan dengan baik.
5. Di gunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mangajar guru.

PERAN PROFESI GURU DI BIDANG LAYANAN ADMINISTRASI

1. Pengertian Administrasi Pendidikan


Ialah kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi Administrasi Pendidikan
Pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan di maksudkan untuk pencapaian
tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai melalui serangkaian usaha, mulai dari
perencanaan sampai pelaksanaan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya
fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha
itu.
3. Ruang Lingkup Administrasi
Kegiatan-kegiatan dalam administrasi pendidikan meliputi:
a. Bidang administrasi material.
b. Bidang administrasi personal
c. Bidang administrasi kurikulum

4. Peran Guru dalam Administrasi Pendidikan


Peran guru sebagai manajer dalam proses pengajaran:
a. Merencanakan
Menyusun tujuan pengajaran
b. Mengorganisasikan
Menghubungkan seluruh sumber daya
c. Memimpin
Memberi motivasi para peserta didik
d. Mengawasi
Apakah kegiatan itu mencpai tujuan.

ORGANISASI PROFESI KEGURUAN

1. Bentuk Organisasi Profesi Keguruan


Salah satu karakteristik dari sebuah pekerjaan profesional yaitu adanya suatu
organisasi profesi yang menaungi para anggota dari profesi yang bersangkutan.
Demikianlah pula dalam profesi keguruan, profesi guru memiliki ikatan kesejawatan,
kode etik profesi, dan organisasi profesi yang mempunyai kewenangan untuk
mengatur yang berkaitan dengan keprofesian. Organisasi profesi guru adalah PGRI
yaitu perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan di urus oleh guru
sebagai wadah untuk mengembangkan profesionalisme,
memperjuangkan perlindungan hukum, dan perlindungan keselamatan kerja serta
menghimpun dan menyalurkan spirasi anggotanya.

2. Peran Organisasi Profesi Keguruan


PGRI mempunyai peranan strategi dalam reformasi pendidikan nasional kepada
anggotanya PGRI berperan dan bertanggung jawab serta memperjuangkan dalam
upaya mewujudkan serta melindungi hak-hak asasi dan martabat guru khususnya
dalam aspek profesinya dan kesejahteraannya.

Profesi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan
tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai
suatu profesi.

[sunting] Karakteristik Profesi


Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini
tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri
ini berlaku dalam setiap profesi:

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan


mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar
pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang
lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan
istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi
anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka
yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati,
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10.Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11.Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
12. Perbedaan Profesi dengan Pekerjaan
13. 26Apr2009 Posted by bayan_news in Apr 26,2009 E-book, Informasi, Tugas
14. Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh
profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.
Karakteristik Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
mempunyai karakteristik yang membedakannya dari pekerjaan lain. Berikut ini adalah
daftar karakterstik profesi meskipun tidak memuat semua karakteristik yang pernah
diterapkan pada profesi, tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi walaupun
demikian dapat menjadi pengetahuan bahwa profesi harus memiliki hal-hal berikut ini
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk orang yang
akan menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh sebuah organisasi. Selain itu peningkatan
keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan
teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya
dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya
dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan
dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status
yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi individu maupun kelompok
anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan kepada masyarakat.
15. Suatu profesi harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
a. Profesi merupakan pekerjaan intelektual,maksudnya menggunakan intelegensia
yang bebas dan diterapkan atau dipraktikan pada persoalan/masalah dengan tujuan
untuk memahami dan menguasainya.
b. Profesi merupakan pekerjaan saintifik berdasarkan pengetahuan yang berasal dari
sains.
c. Profesi merupakan pekerjaan praktikal artinya bukan seluruh teori akademik, tetapi
dapat diterapkan/dipraktikan (uji coba).
d. Profesi terorganisr secara sistematis.
e. Memiliki standar cara melaksanakannya dan mempunyai tolak ukur hasilnya.
f. Altruisme yang brorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya bukan kepada diri
profesional
16. Profesi merupakan jenis pekerjaan tetap dan penuh. Artinya profesi merupakan
pekerjaan yang layanannya diperlukan oleh masyarakat untuk menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi atau memenuhi kebutuhan mereka secara terus menerus. Tanpa
layanan tersebut anggota masyarakat akan terganggu kehidupannya. Misalnya, tanpa
profesi kepolisian,jaksa dan hakim ketentraman dan keadilan kehidupan masyarakat
akan terganggu. Atau tanpa profesi kedokteran dan paramedis anggota masyarakat
akan terancam hidupnya.
17. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang tidak bergantung pada keahlian tertentu.
Setiap orang dimungkinkan memiliki pekerjaan namun tidak semuanya tertumpu pada
satu profesi. Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja
yang menghasilkan uang.
18. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
adalah agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau yang
membutuhkan
19. Contoh Pelanggaran Kode etik profesi
20. Praktik dokter yang sekaligus langsung memberikan obat kepada pasien (self
dispensing) merupakan pelanggaran kode etik profesi kedokteran, menyalahi disiplin,
dan bila ada yang melaporkan dapat dikenai tuduhan melanggar tata cara pengadaan
obat, kata seorang praktisi hukum kedokteran.
21. “Self dispensing hanya dibenarkan jika tidak ada sarana, seperti apotek, disekitar
tempat praktik, setidaknya jarak praktik dokter dengan apotek minimal 10 kilometer,”
ujar staf pengajar Forensik dan Hukum Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro (Undip) Semarang, dr. Gatot Suharto, S.H., Dipl. For.Med., di Semarang,
Senin.
22. Secara khusus, menurut dia, Kode Etik Kedokteran diatur dalam UU Praktik
Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004, dan secara umum diatur dalam UU Kesehatan
Nomor 23 Tahun 1992.
23. “Pemberian terapi obat langsung dari dokter kepada pasien diperbolehkan, jika
menghadapi situasi darurat dan hanya untuk dosis awal,” ujarnya.
24. Menurut dia, seorang dokter dapat dilaporkan oleh penyalur obat, karena menyalahi
tata cara disiplin obat di Indonesia, mengingat yang diberi izin menyalurkan obat
yang diresepkan adalah apotek.
25. “Ini merupakan pelanggaran etika dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah sering
memberikan peringatan, tapi terkadang praktik self dispensing memang tidak mudah
dibuktikan,” katanya menambahkan.
ANTARA News
26. Kesimpulan:
27. a) Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah
profesi.
28. b) Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi profesional.
29. c) Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari

Anda mungkin juga menyukai