Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN UAS

Nama: Moh. Fikri Fadholi Hasan


Nim: 21381041104
Kelas: C
No. Absen: 10
Matkul: Ilmu Pendidikan

1.
A. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup Minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan Tugas dan prestasi kerja;
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas Dan hak atas kekayaan
intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan Kompetensi;
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana Pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas Keprofesionalan;
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan Ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/ atau Sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
Pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang—Undangan;
g. Memperoleh rasa aman clan jaminan keselarnatan dalam Melaksanakan tugas;
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi Profesi;
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan Kebijakan pendidikan;
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan Meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi; dan / atau
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan. Profesi dalam Bidangnya.1
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru sebagaimana Dimaksud, pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

B. yang bisa dilakukan orangtua dalam mendukung pendidikan anak:


1.Memastikan Anak Sehat dan Siap Menerima Pelajaran MK
Untuk bisa menerima banyaknya materi yang diajarkan di sekolah, kondisi tubuh anak
harus prima. Siapa yang dapat memastikannya? Tentu saja, orangtua. Pastikan anak cukup

1
Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dcngan penghasilan di alas kebutuhan Hidup minimum adalah pendapatan
yang cukup untuk Memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganytu Secara wajar, baik sandang, pangan,
papan, Kesehatan, pendidikan, rekreasi, maupun jaminan Hari tua.
tidur di malam hari, makan makanan bergizi, termasuk membekalinya makan dan minum
yang cukup untuk di sekolah.
Jika kesehatan anak optimal, pembelajaran yang dijalaninya di sekolah tentu akan jadi
lebih lancar. Kalau anak tampak kurang sehat, jangan disepelekan. Segera download aplikasi
Halodoc untuk berbicara dengan dokter lewat chat, sebagai pertolongan pertama.
2.Jalin Komunikasi dengan Anak
Orangtua tentu tidak bisa tahu apa yang terjadi pada anak di sekolah. Jadi, ketika ia
pulang, jangan lupa untuk mengajaknya ngobrol santai. Tanyakan apa saja yang terjadi di
sekolah tadi, apakah ada hal buruk yang terjadi, atau apakah ada sesuatu yang
menyenangkan. Jalinlah komunikasi yang baik dengan anak, sehingga mereka terbiasa
bercerita apa saja dan merasa nyaman bergantung pada orangtuanya.
3.Lakukan Kontak Rutin dengan Guru
Selain mendengarkan dari sisi anak, cobalah lakukan kontak rutin dengan guru, untuk
menanyakan perkembangan anak di sekolah. Apakah ada masalah yang mungkin tidak kamu
ketahui, atau seperti apa kemampuan anak ketika menyerap materi yang disampaikan guru.
Jika orangtua menjalin komunikasi yang baik dengan guru, hal ini juga bermanfaat
dalam mencari tahu perubahan atau jadwal acara yang ada di sekolah. Sebab, ada kalanya
anak lupa memberitahu jadwal ujian, rapat wali murid, atau acara penting lainnya.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua, dalam mendukung pendidikan anak
di sekolah. Terpenting adalah, jangan terlalu mengintimidasi anak soal prestasi akademiknya.
Sebab, setiap anak punya minat dan bakat yang berbeda. Temukanlah minat dan bakat anak,
bukan memaksakan keinginan orangtua pada anak.2

C. Pertama, Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh


Dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,
Tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan Kelas
maupun kelulusan; kedua, Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan Kecakapan
hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; ketiga, Aktivitas dan tugas Pembelajaran
belajar dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan Kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas Belajar di rumah; keempat Bukti
atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan
berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi Skor/nilai kuantitatif.3

2.

2
Kiwi Family Media. Diakses pada 2020. The role of parents in education. Global Partnership for Education.
Diakses pada 2020. Parents involvement in their children’s education: A key to success.

3
Permatasari & Zulhafizh, S. (2020). Developing Quality of Learning in the Pandemic Covid-19 Through
Creative and Critical Thinking Attitudes. JURNAL PAJAR (Pendidikan danPengajaran), 4(5), 937-949.
A. Mahasiswa merupakan subyek pendidikan yang memiliki sejumlah Kemampuan
untuk memilih dan bertindak sebagai wujud kreativitas yang harus Dipelihara, dipupuk dan
dikembangkan. Dalam memasuki dunia perguruan Tinggi idealnya mahasiswa memenuhi
kualifikasi yang ditetapkan oleh suatu Perguruan tinggi yang dimasukinya, serta memiliki
kesiapan belajar dan Menerima pikiran-pikiran kritis.
Dengan kata lain perguruan tinggi hendaknya Dalam menerima calon mahasiswa
dilakukan melalui proses penyaringan (seleksi), dan bukan penjaringan (asal dapat
mahasiswa tanpa Memperhitungkan kualitasnya). Pengembangan terhadap potensi akademik
dan Profesionalitas mahasiswa penting dilakukan dalam rangka menghasilkan Lulusan
berkualitas, menjadi kaum intelektual dan intelegensia.Kaum intelektual akan mengabdikan
dirinya pada pengembangan ideide orisinil terikat dengan pencarian pemikiran-pemikiran
kreatif dan tidak Mudah menerima realita. Kaum intelektual mampu berpikir bebas mencakup
Pengamatan yang cermat terhadap gejala-gejala di suatu lingkungan serta
Menghubungkannya dengan gejala-gejala lain. Sebagai kaum intelegensia terpelajar),
mahasiswa diharapkan mampu memegang pekerjaan sesuai dengan Bidang dan profesi
ilmunya yang bersifat teknis.
Dengan kedua bekal tersebut Mahasiswa diharapkan mampu menjadi avant garde,
inovator atau pembaharu Masyarakat melalui berbagai pendekatan, sekaligus memiliki
keterampilan yang Akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupannya.4

B. Penyesuaian diri yang pertama disebut Penyesuaian diri yang autoplastis (auto berarti
sendiri, plastis berarti dibentuk), sedang Penyesuaian diri yang kedua disebut penyesuaian
diri yang alloplastis (allo berarti yang Lain). Penyesuaian diri dengan demikian ada yang
bersifat aktif, yaitu apabila individu Itu sendiri yang mempengaruhi atau mengubah
lingkungan, sebaliknya bersifat pasif Apabila kegiatan individu dipengaruhi lingkungan.
Dengan memahami dirinya khususnya dalam penyesuaian diri di sekolah, siswa Dapat
memiliki kebiasaan belajar yang baik yang akan menunjang pemahaman siswa Terhadap
pelajaran. Dengan kebiasaan belajar yang baik maka secara langsung prestasi Belajar akan
meningkat. Hal ini dapat dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar di Sekolah maupun di
rumah. Pelaksanaan layanan penguasaan konten yang direncanakan akan menggunakan
Materi yang menjurus pada usaha peningkatan penyesuaian diri dan kebiasaan siswa Dalam
belajar dapat membantu kesuksesan hasil belajar siswa di sekolah.5

C. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.


Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan dan solidaritas yang
tinggi. Mengekspor dan mempromosikan kebudayaan lokal Indonesia melalui produk
kesenian ke luar negeri. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
Mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Memperkenalkan dan mempelajari kebudayaan lokal dalam mata pelajaran di sekolah.6

4
Azyumardi, Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta Logos, 1999
5
Cocella, J.R. & Calhoun, J.F (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Terjemahan
oleh Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press
3.
A. a. Learning to Know
memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari dan mendapatkan
pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat
memicu munculnya sikap kritis dan semangat belajar peserta didik meningkat. Learning to
know selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah pengetahuan, karena didalam
learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta didik belajar untuk
memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adlah proses belajar.
b. Learning to be
artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta didik agar menjadi pribadi
yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan citacitakan.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan
bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan
sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk berperilaku sesuai
dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang
berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik,
kejiwaan anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan
menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi.
c. Learning to do
menekankan pentingnya interaksi dan peserta didik diajak untuk ikut serta dalam
memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata·. Belajar
untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja sama dalam sebuah tim guna untuk
memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan
kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan
dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari
proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan
siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan
memang harus dituntut memiliki kemampuan soft skill dan hard skill.
d. learning to life together
artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta didik bahwa mereka adalah
bagian dari kelompok masyarakat. jadi, mereka harus mampu hidup bersama. Dengan makin
beragamnya etnis di Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup bersama.
kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu
dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sebagai hasil
dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam
lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai
6
https://yoursay.suara.com/news/2021/12/24/155019/jangan-malu-ini-5-upaya-melestarikan-budaya-indonesia-
di-era-globalisasi?utm_source=whatsapp&utm_medium=share
dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar
merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together). Untuk itu,
pembelajaran di lembaga formal dan non formal harus diarahkan pada peningkatan kualitas
dan kemampuan intelektual dan profesional serta sikap dalam hal ini adalah kemampuan hard
skill dan soft skill.7

B. Pendidikan sepanjang hayat pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi yang
didalamnya mencakup ilmu-ilmu pengetahuan, nilai-nilai pendidikan, dan ketrampilan
didalam maupun diluar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, baik dari generasi ke
generasi. Hampir seluruh kegiatan manusia tersebut bersifat positif sehingga kegiatan
tersebut dapat di anggap bahwa mereka telah melakukan sebuah proses pendidikan. Tujuan
pendidikan secara luas dapat meningkatkan mencerdaskan, membentuk manusia yang
berkualitas serta selalu bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan adanya pendidikan tersebut dapat memelihara dan memancarkan nilai-nilai
asas, serta dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan cara berpikir manusia sejak ia
lahir sampai lanjut usia. Dengan adanya hal tersebut dapat mengekalkan jati diri manusia apa
bila ia mau belajar dengan sungguh-sungguh maka ia akan menjadi orang yang berhasil.
Karena kata pendidikan disini dapat dikatakan sebagai sifat yang dapat mencerminkan sikap
dan kecenderungan pada manusia. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu elemen
terpenting dalam proses pematangan seseorang yang berakhlak mulia. Pendidikan disini
dapat diaplikasikan pada seluruh generasi manausia guna untuk mementapkan kesemua nilai-
nilai murni dalam setiap diri manusia (individu).
Disamping itu, pendidikan merupakan teras untuk pembangunan dalam sebuah
masyarakat dan negara. Tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan bisa bertahan hidup
karena ia tidak mengetahui fungsi dan tujuan dari pendidikan tersebut maka ia tidak akan bisa
menyesuaikan hidup terhadap lingkungannya. Sebab manusia tersebut akan mengalami
kesulitan didalam hidupnya karena ia tidak memenuhi aspek-aspek yang penting dalam
sebuah proses yang dinamakan dengan pendidikan, hidupnya pun akan seenaknya sendiri
karena ia tidak mengetahui fungsi dan tujuan dari pendidikan tersebut.
Dalam konteks pendidikan hendaklah mengacu terhadap Al Qur’an dan Al Hadis
yang didasari oleh tauhid dan ke-esaan Allah SWT dengan dalil-dalil yang meyakinkan
Kegagalan dalam menerapkan isi kandungan Al Qur’an dan Al Hadis dalam pendidikan islam
akan menyebabkan kegagalan dalam membentuk akhlak yang baik sesuai dengan ajaran
Islam. Tauhi disini didefinisikan sebagai sikap ketergantungan kepada Allah dan hanya Allah
saja tempat untuk meminta. Untuk mencapai kesempurnaan tauhid, maka umat manusia
beranggapan bahwa salah satu sumber yang dapat diterima yakni adalah Al Qur’an dan As
sunah, bukan tradisi yang bisa diterima melainkan seperti Al Qur’an dan As sunahlah yang

7
Amin Dien, Indra Kusuma. 1991. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/medis/publication/56566-
ID-
none.pdf&ved=2ahUKEwi8eaDxsH4AhVO2TgGHWwBA58QFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw3BNd0BjkKCjx
kuGVJagEl20
bisa diterima.4 Dengan adanya kita memiliki sikap tauhid maka bisa dicapai dengan cara
melaksanaka semua perintah-perintah Allah serta dapat menjauhi larangannya. Apabila kita
tidak mengetahui apa fungsi dan tujuan pendidikan sepanjang hayat menurut syariat islam
yakni Al Qur’an dan Al Hadis, maka kita dapat mengkaji Al Qur’an lebih dalam lagi agar
kita dapat mengetahui isi kandungan dari Al Qur’an tersebut serta kita akan menemukan
prinsip-prinsip dasar dalam proses pembelajaran dan pendidikan, selanjutnya dengan adanya
hal tersesut maka kita bisa jadikan inspirasi yang dapat kita kembangkan dalam masyarakat
dalam rangka mengembangkan pendidikan yang bermutu untuk para generasi kegenerasi.
Ada beberapa hal yang terdapat didalam Al Qur’an diantaranya adalah menghormati sesama
manusia, menggunakan kisah atau cerita guna untuk tujuan pendidikan serta memelihara
kepedulian sosial dalam lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, seluruh umat islam disarankan untuk kembali pada ajaran islam
guna untuk menghidupkan semua pendidikan kita sehari-hari. Sebab, pendidikan disini
diibaratkan sebagai senjata yang sangat ampuh dalam mematahkan serangan ideologi, serta
pihak yang berusaha untuk menjatuhkan islam, sekaligus membentuk dan mewujudkan
manusia yang baik dan bertaqwa serta menyembah Allah SWT. dalam pengertian sebenar-
benarnya, dan mampu membina dalam kehidupannya serta dapat mengamalkan untuk tujuan
mengukuhkan keimanannya.8

8
Nidawati, “Alam Dan Sunnatullah Dalam Implementasi Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education),”
Jurnal Ilmiah Pionir 2, no. 1 (2014),
DAFTAR PUSTAKA
Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dcngan penghasilan di alas kebutuhan Hidup minimum
adalah pendapatan yang cukup untuk Memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganytu
Secara wajar, baik sandang, pangan, papan, Kesehatan, pendidikan, rekreasi, maupun
jaminan Hari tua.
Kiwi Family Media. Diakses pada 2020. The role of parents in education. Global Partnership
for Education. Diakses pada 2020. Parents involvement in their children’s education: A key
to success.
Zulhafizh & Permatasari, S. (2020). Developing Quality of Learning in the Pandemic Covid-
19 Through Creative and Critical Thinking Attitudes. JURNAL PAJAR (Pendidikan
danPengajaran), 4(5), 937-949.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta
Logos, 1999.
Calhoun, J.F, & Cocella, J.R. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan
Kemanusiaan. Terjemahan oleh Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
https://yoursay.suara.com/news/2021/12/24/155019/jangan-malu-ini-5-upaya-melestarikan-
budaya-indonesia-di-era-globalisasi?utm_source=whatsapp&utm_medium=share
Indra Kusuma, Amin Dien. 1991. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/medis/
publication/56566-ID-
none.pdf&ved=2ahUKEwi8eaDxsH4AhVO2TgGHWwBA58QFnoECAYQAQ&usg=AOvV
aw3BNd0BjkKCjxkuGVJagEl20
Nidawati, “Alam Dan Sunnatullah Dalam Implementasi Pendidikan Sepanjang Hayat (Life
Long Education),” Jurnal Ilmiah Pionir 2, no. 1 (2014),

Anda mungkin juga menyukai