Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MODUL 1.1.a.

10 AKSI NYATA-PENERAPAN PEMIKIRAN


KI HADJAR DEWANTARA DI KELAS DAN SEKOLAH
NAMA CGP : WAHYU LESTARININGRUM

ARTIKEL AKSI NYATA


MODUL 1.1

Purworejo, Mei 2021


Penulis Artikel
Wahyu Lestariningrum
SMA Negeri 9 Purworejo
AKSI NYATA FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR
DEWANTARA

A. Latar Belakang
Pandemi Coronavirus Disease-19 telah mempengaruhi sistem pendidikan di seluruh dunia,
yang mengarah ke penutupan sekolah, universitas, dan perguruan tinggi. Hal ini berdampak pada
sekitar 98.5% populasi siswa di dunia (UNESCO, 2020). Kebijakan yang diambil oleh banyak
negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah
dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun
mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran memiliki makna yang berbeda
dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. KHD mengatakan “Pengajaran merupakan proses
pendidikan yang dilakukan dalam memberi ilmu yang bermanfaat untuk kecakapan
hidup seorang anak secara lahir dan batin, pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala
kekuatan kodrat, yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.” Agar
pendidikan dapat terlaksana dengan baik, maka Ki Hajar Dewantara menetapkan beberapa filosofi
yang diterapkan di Sekolah Taman Siswa. Di antaranya, filosofi petani, menghamba pada anak,
memahami kodrat anak (sesuai alam dan zaman), bermain, dan memperbaiki budi pekerti.
Pelaksanaan filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara ini lebih mengutamakan kemerdekaan dalam
belajar. Murid merdeka dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan kodrat yang dimiliki. Murid
bebas berkreasi mengungkapkan ide-idenya lewat ceramahnya.
Pada sekolah SMA Negeri 9 Purworejo dilaksanakan pembelajaran daring. Pada awal
diterapkannya pembelajaran jarak jauh ini sebagian besar siswa merasa kurang nyaman dan
jenuh. Terkait dengan hal tersebut, tidak menyurutkan semangat kerja saya selaku Pendidik dan
Calon Guru Penggerak untuk merancang tindakan dan melakukan aksi nyata walau dalam kondisi
pandemi dan murid belajar dari rumah (BDR) secara mandiri. Maka saya selaku peserta Calon Guru
Penggerak, mengangkat dan mengambil salah satu topik aksi nyata sesuai Kerangka
Filosofis “Merdeka Belajar“, mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu menggunakan
metode belajar diskusi menggunakan google meet karena kondisi belajar sekarang masih
pembelajaran jarak jauh, harapannya dengan diskusi anak-anak akan lebih merdeka dalam belajar,
merdeka dalam mengemukakan pendapat akan tetapi tetap dibimbing atau dituntun oleh Guru.
Segala metode pembelajaran kami berikan untuk memberikan pengalaman belajar yang kreatif
dan inovatif yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara sehingga membuat siswa tidak jenuh
selama mengikuti PJJ dan kemerdekaan belajar dapat tercapai.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai
berikut :
1. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa, sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi
lebih bermakna.
2. Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student center oriented).
3. Meningkatkan motivasi belajar sehingga kegiatan belajar
siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif, efektif, mandiri,
menyenangkan dan gembira.
4. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
C. Dukungan Yang Dibutuhkan
1. Keluarga
Yaitu sebagai pusat pendidikan yang
pertama dan utama dalam membentuk
motivasi dan kemandirian siswa

2. Sekolah
Yaitu sebagai tempat mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki siswa
dengan program yang terstruktur dan
sistematis

3. Lingkungan Masyarakat
Yaitu sebagai tempat eksplorasi dan
eksistensi kemandirian dengan potensi
kemandirian yang dimilikinya,
mengkondisikan lingkungan yang
kondusif untuk kemandidian siswa

D. Deskripsi Aksi Nyata yang Dilakukan


Berdasarkan latar belakang di atas, sebagai CGP yang berstatus guru di SMA Negeri 9
Purworejo, sudah menjadi tanggung jawab dan berusaha untuk menerapkan Merdeka Belajar
dalam mengembangkan kemandirian, inovasi dan kreativitas peserta didik sehingga saya
melakukan beberapa aksi nyata. Dalam aksi nyata ini, saya selaku calon guru penggerak memiliki
tekad dan semangat yang berpihak kepada murid, dimana dalam masa pandemi Covid-19 ini murid
harus tetap mendapatkan pembelajaran yang bermakna dari sekolah, guru dan orang tua. Terkait
dengan hal tersebut, maka saya merancang serta melakukan aksi nyata agar keinginan dan tekad
saya untuk berpihak kepada murid dapat terwujud. Adapun aksi nyata tersebut yaitu pembelajaran
dengan menerapkan Problem Based Learning pada materi Koloid di kelas XI MIPA 1 SMA
Negeri 9 Purworejo yang berjumlah 25 siswa. Pada awal pembelajaran menggunakan media WA
untuk mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pembelajaran. Dalam metode PBL
terdapat beberapa sintaks pembelajaran, yang pertama mengorientasi peserta didik pada masalah,
pada tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek
pembelajaran. Disajikan tiga buah ilustrasi gambar, gambar yang pertama berisi air dengan garam,
gambar yang kedua berisi air dengan bubuk susu dan gelas yang ketiga berisi air dengan pasir. Dari
ketiga gambar tersebut peserta didik diminta untuk mengamati dan memilih yang termasuk koloid,
serta dapat menjelaskan alasannya. Sintaks yang kedua mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
yaitu guru mengorganisasikan peserta didik dengan membagi peserta didik kedalam 6 kelompok
dan membagikan kedalam masing-masing kelompok Lembar kerja Peserta Didik yang harus mereka
selesaikan. Sintaks yang ketiga Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini
peserta didik melakukan diskusi untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji menggunakan platform google meet yang dilaksanakan pada
bulan Mei 2021. Sintaks yang keempat Mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu peserta
didik mengasosiasi data yang ditemukan dari diskusi dengan berbagai data lain dari berbagai sumber
dan mempresentasikannya. Sintaks yang kelima Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi.

E. Hasil Aksi Nyata


Dari pembelajaran dengan diskusi tersebut murid sangat antusias sekali sehingga dapat
dikatakan diskusinya berhasil, ini dibuktikan dengan terpecah masalah yang dibahas, dan keaktifan
murid dalam berdiskusi, Diskusinya menjadi hidup, anak-anak bebas belajar dengan pembelajaran
merdeka berpusat pada anak, dan pembelajaran yang bermakna.

F. Pembelajaran Yang Didapat dari Pelaksanaan


Pembelajaran yang di dapat dari penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara untuk
melaksanakan pembelajaran yang terpusat kepada anak dan guru disini sebagai pamong atau
penuntun dalam hal ini menggunakan pembelajaran diskusi melalui google meet yaitu bahwa anak
itu adalah beragam , dan mempunyai pendapat dan cara belajar masing-masing , ketika
menggunakan pembelajaran dalam hal diskusi maka akan terjadi pembelajaran yang bermakna ,
anak aktif langsung dalam pembelajaran yang harapan dapat meningkatkan pemahaman dalam
materi yang diajarkan.
Kegagalan :
Masih terdapatnya beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran virtual dengan
menggunakan google meet. Hal ini dikarenakan gawai yang digunakan dipakai bersamaan dengan
saudara di rumah atau di saat bersamaan digunakan oleh orang tuanya pada saat bekerja. Namun
masih tetap bisa diatasi.
Keberhasilan :
1. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga materi yang mereka
pelajari akan menjadi lebih bermakna.
2. Terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center oriented).
3. Meningkatnya motivasi belajar sehingga kegiatan belajar siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif,
efektif, mandiri, menyenangkan dan gembira.
4. Tercapainya tujuan dari pembelajaran yang sudah dirancang.

G. Rencana Perbaikan
Setelah melakukan pembelajaran yang berpusat pada anak dalam hal ini melakukan diskusi
melalui google meet, menggali potensi anak , dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, tentu
kita masih harus melaksanakan perbaikan agar kualitas pemebelajaran kedepan bisa jadi lebih bagus
dan bermakna. Rencana perbaikan yang akan dilakukan yaitu :
a. Mengoptimalkan peserta yang kurang aktif dalam berdiskusi.
b. Memberikan waktu bagi murid sebelum diskusi untuk mengeklplorasi pengetahuan lebih
dalam.
c. Guru harus meningkatkan eklporasi materi agar ketika refleksi pembelajaran lebih banyak
pengertahuan yang di dapatkan.
H. Dokumentasi Aksi Nyata
 Mengkondisikan peserta didik melalui media Whatsapp dengan memberikan salam pembuka

 Presensi peserta didik


 Mengkondisikan peserta didik untuk masuk dalam Google meet

 Pembelajaran dalam Google meet

 Menutup pembelajaran dengan memberikan salam penutup dengan media Whatsapp

Anda mungkin juga menyukai