I. Identitas buku
Buku ini berjudul ‘Douwes Dekker: Sang Inspirator Negara’. Buku
ini ditulis oleh kelompok KPG. Buku ini memiliki jumlah halaman xi+188
halaman. Buku ini diterbitkan oleh Tempo Publishing, di Jakarta pada
Agustus 2017. Novel ini memiliki cover yang sederhana dan berwarna
cokelat, serta terdapat gambar tokoh Douwes Dekker dan di bawahnya
terdapat judul buku yang ditulis dengan besar. Buku ini menggunakan kertas
kalender untuk bagian cover dan kertas koran untuk bagian isi.
II. Sinopsis
Adapun fakta sejarah yang terdapat buku ini, yaitu pada halaman 11
“Pada tanggal 21–23 Maret 1913, kongres indische partij yang
pelaksanaannya menggunakan nama insulinde digelar di Semarang, dihadiri
1.000 orang”. Pada halaman 19 paragraf pertama kalimat pertama “Tur
propaganda berakhir pada hari kedelapan. Rombangan tersebut singgah di
Tegal dan Cirebon sebelum kembali ke Bandung pada 22 September 1912.”.
Unsur intrinsik yang pertama pada buku ini adalah Tema. Tema pada
buku ini adalah Pergerakan Revolusi Nasional.Lalu, unsur yang kedua
adalah Tokoh atau Penokohan. Tokoh pertama adalah Douwes Dekker. Ia
adalah seorang keturunan Belanda, Perancis, Jerman, dan Jawa. Meski
bukan penduduk Hindia, Ia sangat mencintai Hindia. Tokoh kedua adalah
Tjipto Mangoenkusoemo.
Unsur instrinsik yang ketiga Latar. Latar meliputi latar tempat dan
latar waktu. Latar tempat pada buku ini adalah Perkebunan Polanharjo. Latar
tempat tersebut terbukti pada halaman 12 “Belanda menahan mereka karena
dianggap memprovokasi gerakan buruh di Perkebunan Polanharjo, Klaten.” .
Latar tempat kedua pada buku ini adalah Den Haag. Latar tempat tersebut
terbukti pada halaman 119 “ Kereta api itu akhirnya tiba di Den Haag pada 2
Oktober 1913”. Lalu, latar waktu. Latar waktu pada buku ini adalah pada
awal abad 20.
Unsur instrinsik yang keempat adalah Alur. Alur pada buku ini adalah
campuran. Alur campuran pada buku ini terbukti karena adanya flashback
yang sering terjadi pada kisah ini. Unsur instrinsik yang kelima adalah sudut
pandang. Sudut pandang pada buku ini adalah sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang ketiga terbukti pada halaman 53 pargraf kedua “Dalam
NIP, Douwes Dekker terpilih menjadi skretaris komite central, tjipto sebagai
komensaris dan ketuanya G.L.Topee.”. Pada halaman 93 “ ‘tak begitu
menyenangkan berada di ruanagn yang tak lebih besar dari kandang burung,
mendapat jatah makan rutin, tapi dengan pengawasan yang extra ketat’ kata
Douwes Dekker”.
Unsur instrinsik yang keenam adalah Gaya bahasa. Gaya bahasa pada
buku ini adalah Majas simile. Majas simile adalah majas yang
membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan
kata penghubng atau kata pembanding. Kata penghubung yang digunakan
contohnya seperti, bagaikan, bak, layaknya, laksana,dll.
V. Analisis Unsur Ekstrinsik