3590 9429 1 PB
3590 9429 1 PB
Abstract
Psychological well-being is a major part of the company because it is an individual's ability to optimize his psychological
functions that can be seen from self-acceptance, being able to develop self potential, have independence, have targets in
life, are capable in managing social areas and build healthy interactions with others. In addition, employees also need a
sense of security to be able to work optimally. This research is motivated by the fact that there is uncertainty in the
psychological well-being of contract employees. The research sample of 100 contract employees of Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Medan Thamrin Branch. The collection of material in this research uses a scale of job insecurity and a
scale of psychological well-being. The results show a correlation coefficient of r = -0.858. It can be concluded, companies
need to reduce the appearance of job insecurity in order to better psychological well-being for contract employees.
Abstrak
Kesejahteraan psikologis adalah bagian utama dalam perusahaan karena ini merupakan kemampuan induvidu untuk
mengoptimalkan fungsi psikologisnya yang dapat dilihat dari penerimaan diri, mampu mengembangkan potensi diri,
memiliki kemandirian, memiliki target dalam hidup, cakap dalam mengatur area sosial dan membangun interaksi yang
sehat dengan orang lain. Selain itu, karyawan juga membutuhkan rasa aman untuk dapat bekerja dengan optimal.
Penelitian ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa terdapat ketidakpastian pada kesejahteraan psikologis karyawan kontrak.
Sampel penelitian berjumlah 100 orang karyawan kontrak Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Thamrin.
Pengumpulan bahan dalam riset ini menggunakan skala ketidakamanan kerja dan skala kesejahteraan psikologis. Hasilnya
menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = -0,858. Dapat disimpulkan, perusahaan perlu mengurangi munculnya
ketidakamanan kerja guna untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis yang lebih baik pada karyawan kontrak.
31
Psikostudia: Jurnal Psikologi ISSN: 2302-2582
Vol 9, No 1, Maret 2020, hlm. 31-37 E-ISSN: 2657-0963
Indonesia, Tbk masih merupakan karyawan serta tunjangan-tunjangan yang tidak bisa
kontrak dan outsourcing diantaranya adalah didapatkan oleh karyawan berstatus kontrak,
bagian frontliner dan pramubakti. Setiap nantinya juga hanya karyawan kontrak yang
tahun, karyawan kontrak melakukan berhak atas tunjangan pensiun. Kenaikan
perpanjangan kontrak oleh pihak SDM. jabatan juga akan mempengaruhi posisi
Namun, semakin berkembangnya zaman dan karyawan kontrak sebab hanya yang menjadi
bertambah canggihnya sistem informasi dan karyawan tetaplah yang bisa mengikuti Job
teknologi sehingga terjadi perubahan- Opening untuk jabatan tertentu seperti
perubahan sistem di Bank BRI sehingga supervisor, kepala unit, assistant manager,
karyawan-karyawan kontrak akan auditor, manager bisnis, pemimpin cabang
mengalami pengerucutan dan digantikan oleh dan posisi lainnya. Hal ini juga menjadi
mesin-mesin seperti mesin setor tunai kesenjangan sosial, sebab karyawan akan
(CDM), Anjungan Tunai Mandiri (ATM). merasa berkecil hati dan iri terhadap fasilitas
Pekerjaan-pekerjaan frontliner dan yang didapatkan oleh karyawan organik.
pramubakti seperti membuka buku tabungan Ketakutan akan kehilangan pekerjaan
nasabah, menerima setoran tunai dari membuat karyawan menuntut keadilan
nasabah baik untuk transfer, menabung, dan kepada perusahaan agar tetap memberikan
mengambil uang nantinya hal tersebut akan hak-hak mereka dan meminta agar
digantikan dengan mesin-mesin sehingga perusahaan mempekerjakan karyawan
fungsi dari frontliner tidak dibutuhkan lagi. dengan status dirumahkan. Keadaan inilah
Bahkan kedepannya dalam urusan yang menjadi pemicu pekerja menjadi
perkreditan, baik untuk kredit mikro, makro, merasa tidak sejahtera secara psikologis.
dan retail sudah dirancang program untuk Padahal untuk melahirkan mutu SDM yang
mempermudah para nasabah agar tidak perlu unggul, perusahaan seharusnya dapat
mendatangi unit kerja Bank BRI dan tidak memberikan hak-hak karyawan sesuai
perlu tanda tangan untuk akad kredit dengan ketentuannya sehingga karyawan itu
melainkan dari sistem yang sudah dirancang sendiri tidak merasa terancam akan status
melalui telepon genggam. Fungsi frontliner pekerjaannya dan kehidupannya. Karyawan
akan jauh berkurang apabila program kredit yang sudah merasa terpenuhi hak-haknya
tanpa kantor tersebut sudah dijalankan. maka secara otomatis kesejahteran
Efek dari hal inilah yang menyebabkan psikologisnya akan meningkat.
karyawan kontrak harus memilih untuk tetap Keadaan tercapainya kebahagiaan tanpa
bertahan sebagai karyawan kontrak dan tetap adanya gangguan psikologis yang ditandai
menjadi frontliner atau memilih keluar dari dengan kesanggupan individu mengoptimalkan
zona aman dan memilih untuk menjadi segala fungsi psikologisnya itulah
bagian dari bisnis. Sebab, di dalam Kesejahteraan psikologis (psychological well-
perbankan saat ini, hanya orang yang masuk being) yang sebenarnya. Ryff dan Singer
di dalam bagian bisnislah yang dapat menjadi (dalam Snyder & Lopez, 2002), mengutarakan
karyawan organik atau sebagai pegawai tetap bahwa kesejahteraan psikologis ialah peranan
di BRI. Namun hal itu tidaklah mudah, sebab optimal dari fungsi psikologis seseorang.
akan banyak target-target dan tekanan- Sedangkan Robertson dan Cooper (2011),
tekanan dari manajemen untuk melampaui menguraikan pengertian tentang kesejahteraan
target yang diberikan oleh perusahaan. Selain psikologis yang dirasakan seseorang di tempat
dari perbedaan status tentunya terdapat juga mereka bekerja. Taraf kesejahteraan psikologis
perbedaan fasilitas yang diterima oleh bisa terlihat dari kondisi indikator
karyawan berstatus kontrak diantaranya kesejahteraan psikologis seseorang.
adalah hak guna kendaraan dinas, jumlah Para ahli telah banyak mengemukakan
kenaikan gaji setiap tahunnya, perhitungan pendapatnya salah satunya Snyder & Lopez
insentif tahunan, bonus tahunan, fasilitas (2002), yang menguraikan bahwa acceptance
kesehatan baik untuk pribadi dan keluarga (penerimaan), affection (kasih sayang), dan
33
Psikostudia: Jurnal Psikologi ISSN: 2302-2582
Vol 9, No 1, Maret 2020, hlm. 31-37 E-ISSN: 2657-0963
35
Psikostudia: Jurnal Psikologi ISSN: 2302-2582
Vol 9, No 1, Maret 2020, hlm. 31-37 E-ISSN: 2657-0963
37