BAHAN AJAR
TE 162306
Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia serta hidayah-Nya jualah maka, penulis dapat menyelesaikan bahan
ajar ini secara baik. Bahan ajar ini digunakan sebagai penuntun dan pedoman
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Praktek
Instrumentasi Industri untuk Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
Dalam kesempatan yang baik ini, Penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tim KBK Instrumentasi Industri
dan Mekanik dan kepada teman sejawat dalam lingkungan Prodi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah berpartisipasi dalam proses
pembuatan dan penyaduran bahan ajar ini.
Akhir kata, Penulis akhiri dengan kata sekian dan semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
JOB 1
SENSOR MAGNET DENGAN KONTAK
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor magnet dengan kontak.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor magnet
Sensor magnet Reed contact terletak di belakang lapisan plastik
hitam. Medan magnet dapat mempengaruhi Reed contact tanpa kontak
fisik. Reed contact terdiri dari dua bilah magnet yang terpisah, di dalam
tabung kaca yang tertutup rapat. Jika ada kontak medan magnet dari luar,
kedua bilah ini akan bersentuhan dan menghasilkan arus listrik.
contact). Untuk itu, pada bagian objek terdapat unsur magnet dengan
posisi yang sesuai. Tentukan medan magnet dari sensor ini.
Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor magnet
(Reed Switch) pada profile plate. Letak dari sensor magnet 5 cm bergeser
dari positioning slide (posisi tengah). Hubungkan sumber tegangan 24V
dan sensor jarak magnetic magnet pada lamp & buzzer unit.
Pemasangan positioning slide.
Ketika pemasangan vernier caliper, unit geser dari posisi geser
diatur ke “0”. Kedua pointer digerakkan terpisah sekitar 10 mm. caliper
vernier ditempatkan pararel/sejajar dengan siraman pelat dasar dengan
tepi dalam sedemikian rupa, yang pointer depan terletak berlawanan
berhenti untuk vernier caliper dua magnet pertahanan mempertahankan
badan caliper ke plat dasar penentuan posisi geser.
Catatan
Saat pengukuran, pastikan posisi hidup dan mati dari sensor
tersebut tidak terganggu: biarkan magnet berputar ke kiri sensor, hingga
perubahan status sensor, yang juga merupakan titik nyala sensor.
Kemudian teruskan putaran hingga status sensor menjadi mati, yang
merupakan titik mati sensor. Ulangi langkah untuk ke arah kanan.
D.3.1 Percobaan 1
JOB 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor magnet tanpa kontak.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor magnet
Dengan sensor tanpa kontak (SMTO), medan magnet ditandai
dengan titik biru. Medan magnet akan terdeteksi dengan perubahan dari
osilator yang menyebabkan sensor berfungsi. Saat magnet mendekat, inti
ferit dari frekuensi tinggi osilator menjadi penuh sehingga arus tercipta.
Perubahan tegangan tersebut akan menjadi sinyal output karena adanya
rangkaian penguat.
A.2 Permasalahan
Untuk mengukur jumlah rotasi dari roda gear non-logam,
dibutuhkan sensor magnet tanpa kontak. Oleh karena itu, sebuah magnet
ditempelkan pada roda gear. Agar terbentuknya pembacaan sensor yang
baik, medan magnet pembacaan sensor akan terekam. Pelajari pengaruh
dari perputaran medan magnet ini.
Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor magnet
(Reed Switch) pada profile plate. Letak dari sensor magnet 5 cm bergeser
dari positioning slide (posisi tengah). Hubungkan sumber tegangan 24V
dan sensor jarak magnetic magnet pada lamp & buzzer unit.
Pemasangan positioning slide.
Ketika pemasangan vernier caliper, unit geser dari posisi geser
diatur ke “0”. Kedua pointer digerakkan terpisah sekitar 10 mm. caliper
vernier ditempatkan pararel/sejajar dengan siraman pelat dasar dengan
tepi dalam sedemikian rupa, yang pointer depan terletak berlawanan
berhenti untuk vernier caliper dua magnet pertahanan mempertahankan
badan caliper ke plat dasar penentuan posisi geser.
Catatan
Saat pengukuran, pastikan posisi hidup dan mati dari sensor
tersebut tidak terganggu: biarkan magnet berputar ke kiri sensor, hingga
perubahan status sensor, yang juga merupakan titik nyala sensor.
Kemudian teruskan putaran hingga status sensor menjadi mati, yang
merupakan titik mati sensor. Ulangi langkah untuk ke arah kanan.
D.3.1 Percobaan 1
JOB 3
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor induktif.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor magnet
Sensor induktif memiliki rangkaian osilator, yang terdiri dari
rangkaian resonansi pararel dengan induktansi dan kapasitansi sebaik
amplifier. Dengan adanya inti ferit pada induktansi (kumparan), medan
magnet akan berbelok ke arah luar
Jika benda konduktif berada di medan elektromagnetik,
berdasarkan hukum induktansi, pusaran arus tercipta, sehingga
menipiskan proses osilasi. Berdasarkan konduktivitasnya, dimensi dan
jarak dari objek yang mendekat, osilasi akan menipis hingga osilasi
menipis. Proses dari osilator ini akan dilanjutkan oleh perangkat
elektronik selanjutnya, dan sinyal output akan terbentuk.
A.2 Permasalahan
Perakitan poros pada majalah diawasi dengan sensor-sensor
induktif. Ukur jarak pensaklaran dari berbagai sensor induktif untuk
menentukan jarak pensaklaran antara sebuah objek logam dan sensor.
Inductive proximity switch (1), Magazine shaft (2)
Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor magnet
(Reed Switch) pada profile plate. Letak dari sensor magnet 5 cm bergeser
dari positioning slide (posisi tengah). Hubungkan sumber tegangan 24V
dan sensor jarak magnetic magnet pada lamp & buzzer unit.
Pemasangan positioning slide.
Ketika pemasangan vernier caliper, unit geser dari posisi geser
diatur ke “0”. Kedua pointer digerakkan terpisah sekitar 10 mm. caliper
vernier ditempatkan pararel/sejajar dengan siraman pelat dasar dengan
tepi dalam sedemikian rupa, yang pointer depan terletak berlawanan
berhenti untuk vernier caliper dua magnet pertahanan mempertahankan
badan caliper ke plat dasar penentuan posisi geser.
Catatan
Saat pengukuran, pastikan posisi hidup dan mati dari sensor
tersebut tidak terganggu: biarkan magnet berputar ke kiri sensor, hingga
perubahan status sensor, yang juga merupakan titik nyala sensor.
Kemudian teruskan putaran hingga status sensor menjadi mati, yang
merupakan titik mati sensor. Ulangi langkah untuk ke arah kanan.
D.3.1 Percobaan 1
1. Gunakan piringan kalibrasi pada mild steel (S 235 JR, part 3) dari
objek percobaan dan tempelkan pada positioning slide.
2. Ukur jarak pensaklaran dari sensor. Catat titik pensaklarannya, yang
mana pensaklaran terjadi saat piringan mendekati sensor, dan juga
titik pensaklaran saat anda menjauhkan piringan dari sensor. Selisih
dari kedua titik merupakan jarak dari sensor (Hysteresis).
a. j
3. Hitung nilai Hysteresis (mm) = Switch-off point (mm) – Switch-on
point (mm)
D.3.2 Percobaan 2
1. Lakukan percobaan yang sama dengan sensor induktif unit 2.
2. Ulangi pengukuran beberapa kali untuk melihat pembentukan dari
jarak pensaklaran.
D.4 Data hasil percobaan
D.4.1 Percobaan 1 sensor induktif unit 1 (M18)
JOB 4
MENENTUKAN PERBEDAAN LOGAM DARI SENSOR
INDUKTIF
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor induktif.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor magnet
Sensor induktif memiliki rangkaian osilator, yang terdiri dari
rangkaian resonansi pararel dengan induktansi dan kapasitansi sebaik
amplifier. Dengan adanya inti ferit pada induktansi (kumparan), medan
magnet akan berbelok ke arah luar
Jika benda konduktif berada di medan elektromagnetik,
berdasarkan hukum induktansi, pusaran arus tercipta, sehingga
menipiskan proses osilasi. Berdasarkan konduktivitasnya, dimensi dan
jarak dari objek yang mendekat, osilasi akan menipis hingga osilasi
menipis. Proses dari osilator ini akan dilanjutkan oleh perangkat
elektronik selanjutnya, dan sinyal output akan terbentuk.
A.2 Permasalahan
Pada konveyor, sebuah objek berbahan logam dibawa ke bagian
perancangan. Posisi dari bahan tersebut dapat dilacak oleh sensor
induktif. Pemilihan bahan dari bahan berbeda bisa dilakukan. Tentukan
pengaruh dari bahan yang berbeda pada jarak pensaklaran.
Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor magnet
(Reed Switch) pada profile plate. Letak dari sensor magnet 5 cm bergeser
dari positioning slide (posisi tengah). Hubungkan sumber tegangan 24V
dan sensor jarak magnetic magnet pada lamp & buzzer unit.
Pemasangan positioning slide.
Ketika pemasangan vernier caliper, unit geser dari posisi geser
diatur ke “0”. Kedua pointer digerakkan terpisah sekitar 10 mm. caliper
vernier ditempatkan pararel/sejajar dengan siraman pelat dasar dengan
tepi dalam sedemikian rupa, yang pointer depan terletak berlawanan
berhenti untuk vernier caliper dua magnet pertahanan mempertahankan
badan caliper ke plat dasar penentuan posisi geser.
Catatan
Saat pengukuran, pastikan posisi hidup dan mati dari sensor
tersebut tidak terganggu: biarkan magnet berputar ke kiri sensor, hingga
perubahan status sensor, yang juga merupakan titik nyala sensor.
Kemudian teruskan putaran hingga status sensor menjadi mati, yang
merupakan titik mati sensor. Ulangi langkah untuk ke arah kanan.
D.3.1 Percobaan 1
Titik
hidup(mm)
Titik
mati(mm)
Jarak
(mm)
Faktor
reduksi
JOB 5
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor Pengaruh Permukaan objek pada jarak
pensaklaran.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor magnet
Sensor induktif memiliki rangkaian osilator, yang terdiri dari
rangkaian resonansi pararel dengan induktansi dan kapasitansi sebaik
amplifier. Dengan adanya inti ferit pada induktansi (kumparan), medan
magnet akan berbelok ke arah luar.
Jika benda konduktif berada di medan elektromagnetik,
berdasarkan hukum induktansi, pusaran arus tercipta, sehingga
menipiskan proses osilasi. Berdasarkan konduktivitasnya, dimensi dan
jarak dari objek yang mendekat, osilasi akan menipis hingga osilasi
menipis. Proses dari osilator ini akan dilanjutkan oleh perangkat
elektronik selanjutnya, dan sinyal output akan terbentuk.
A.2 Permasalahan
Objek metal dengan ukuran yang berbeda-beda akan dideteksi
pada meja putar dari sensor induktif. Hanya objek yang terbuat dari mild
steel (S 235 JR) yang terdeteksi. Pelajari pengaruh dari ukuran objek
terhadap jarak pensaklaran pada sensor.
1 Position slide
1 Vernier caliper
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor magnet
(Reed Switch) pada profile plate. Letak dari sensor magnet 5 cm bergeser
dari positioning slide (posisi tengah). Hubungkan sumber tegangan 24V
dan sensor jarak magnetic magnet pada lamp & buzzer unit.
Pemasangan positioning slide.
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide
pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm. Vernier
caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup tepi, sehingga
gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper. Kedua magnet yang
menahan caliper dipasang pada base plate dari positinong slide.
Catatan
Objek yang digunakan pada percobaan ini akan menunjukkan
hubungan antara jarak pensaklaran dengan ukuran dari objek. Standard
EN 50 010 menunjukkan standar kalibrasi plate untuk menentukan
nominal jarak pengukuran. Standar kalibrasi plate pada sensor induktif
memiliki ketebalan 1mm dan panjang pada setiap diameter pada
lingkaran dari permukaan yang aktif dari sensor atau tiga kali panjang
dari nominal jarak pensaklaran pada sensor, yang mana nilainya lebih
besar.
Pada sensor ini, nominal jarak pensaklarannya adalah 7 mm dan
diameter permukaan yang aktif 16mm. Standard sisi kalibrasi plates
memiliki panjang 21mm.
D.3.1 Percobaan 1
1. Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide, the inductive sensor unit 1
pada profile plate. Sensor induktif dipasang dengan pergeseran 5cm
terhadap posisi tengah dari positioning slide (lihat pada gambar “Layout”).
Hubungkan tegangan 24V dan sensor induktif pada lamp & buzzer unit.
2. Pasangkan juga vernier caliper pada positioning slide.
3. Gunakan mild steel plates dengan panjang yang berbeda (parts 11-16) dari
objek percobaan dan lakukan pengukuran. Ukur jarak pensaklaran dari
sensor pada setiap plates. Catat hasil pengukuran saat pensaklaran terjadi
saat plates mendekati sensor.
JOB 6
KARAKTERISTIK RESPON DARI SENSOR
PANCARAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor karakteristik respon dari sensor
pancaran
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor pancaran
Sensor optikal memiliki dua komponen utama, emitter dan
receiver. Pada sensor pancaran ini, komponen tersebut terpisah.
Emitter terdiri dari light emitting diodes. Emitter tersebut memancarkan
gelombang infra merah. Pancaran ini dideteksi/ditangkap oleh receivier
pasangannya. Sebuah objek dapat memutuskan hubungan pancaran antara
emitter dan receiver. Objek tersebut akan terdeteksi hanya dengan
melewati pancaran yang kecil, dan juga dapat memantulkan pancaran.
A.2 Permasalahan
Dua sensor pancaran digunakan pada system loop dari pemasangan
tensioning senar. Sensor ini mendeteksi perbedaan bahan pada senar.
Pelajari respon dari sensor pancaran ini pada bahan yang berbeda.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
mendeteksi objek.
Kemudian uji jarak respon dari sensor pancaran. Atur
potensiometer pada nilai maksimum. Sisipkan papan kertas grafik di
bawah emitter. Gerakkan Kodak grey card melewati pancaran dari ujung,
dengan sisi putih menghadap ke emitter, dan catat titik nyala pada papan
kertas grafik. Ukur pada jarak sepanjang 2 cm. Gerakkan kembali Kodak
grey card dari kanan dan kiri menuju pancaran.
Pemasangan positioning slide.
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide
pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm. Vernier
caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup tepi, sehingga
gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper. Kedua magnet yang
menahan caliper dipasang pada base plate dari positinong slide.
Catatan
Kabel hitam emitter dengan kepala 4mm digunakan untuk
mensimulasikan interupsi pancaran. Sumber pancaran emitter
dinonaktifkan dengan menghubungkan tegangan 24V pada kabel ini. Saat
pengukuran, pastikan titik nyala dan mati tidak pada saat bersamaan.
Bawa Kodak grey card menuju sensor, dari kiri hingga sensor menyala.
Dalam hal ini, anda mendapatkan titik nyala sensor. Kemudian
kembalikan gerakan Kodak grey card ke kiri hingga sensor mati, yang
juga merupakan titik mati sensor. Jarak dari kedua titik merupakan jarak
sensitivitas sensor (Hysteresis).
D.3.1 Percobaan 1
1. Hubungkan lamp & buzzer unit dan sensor optical ESS dan ESE
(sensor pancaran emitter dan receiver) pada profile plate. Beri jarak
40 cm antara emitter dan receiver. Hubungkan sumber tegangan 24V
dan emitter & receiver pada lamp & buzzer unit. Hubungkan output
receiver normally open pada soket buzzer.
2. Menentukan respon terhadap bahan yang berbeda: Atur
potensiometer pada sensor pancaran pada nilai maksimum (putar
searah jarum jam, maks. 12 putaran). Gerakkan objek melewati
sensor pancaran.
3. Masukkan hasilnya pada tabel.
4. Dibutuhkan juga pengaturan pada receivernya, jika akan mendeteksi
bahan-bahan tertentu.
JOB 7
KARAKTERISTIK RESPON DARI SENSOR RETRO-
REFLECTIVE
CAPAIAN PEMBELAJARAN
A.2 Permasalahan
Sebuah gerbang taman diawasi oleh sensor retro-reflective.
Gerbang tidak akan tertutup apabila sebuah objek mendekat. Tentukan
objek mana yang dapat dideteksi sensor retro-reflective.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya
dan sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup tepi, sehingga
gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper. Kedua magnet yang
menahan caliper dipasang pada base plate dari positinong slide.
Catatan
Untuk hasil yang memuaskan, LED hijau (indikator cadangan)
harus hidup sama seperti LED kuning (indikator switching), saat sensor
mendeteksi objek.
D.3.1 Percobaan 1
JOB 8
MENENTUKAN JANGKAUAN DARI SENSOR
DIFFUSE OPTICAL
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
A.2 Permasalahan
Pada bagian penyotiran, bahan-bahan dari karakteristik permukaan dan
warna yang berbeda dapat dideteksi dengan sensor diffuse. Tentukan
karakteristik pensaklaran dan jangkauan dari berbagai macam sensor
diffuse.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.3.1 Percobaan 1
D.3.2 Percobaan 2
D.3.3 Percobaan 3
Catatan
Pada saat pengukuran, pastikan titik nyala dan titik mati tidak pada
saat yang sama. Pindahkan Kodak grey card menuju sensor, dari kiri,
hingga status sensor nyala, yang merupakan titik nyala. Kembalikan
Kodak grey ke kiri hingga status sensor mati, yang merupakan titik
Aluminum, part 5
Brass, part 6
Copper, part 7
Rubber, part 9
Data percobaan optical sensor unit RT 2 (M 18)
Aluminum, part 5
Brass, part 6
Copper, part 7
Rubber, part 9
JOB 9
MENENTUKAN JANGKAUAN SENSOR DIFFUSE
OPTICAL DENGAN KABEL FIBER-OPTIK
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor diffuse optikal dengan kabel fiber-
optik.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian sensor diffuse optikal
dengan kabel fiber-optikal (C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis kurva aplikasi dan jangkauan dari sensor
diffuse optical dengan kabel fiber-optic (C4).
.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor diffuse optikal
Sensor optical terdiri dari dua bagian utama, emitter dan receiver.
Pada sensor diffuse, keduanya terpasang pada tempat yang sama.
Pada emitter, light emitting diodes memancarkan sinyal infra
merah. Pancaran ini dideteksi dengan pasangan receivernya. Sebuah
objek dapat memantulkan kembali sebagian dari cahaya pancaran dan
mengaktifkan receiver. Objek yang tedeteksi bisa berupa objek pantul,
berlapis, transparan atau buram, yang bisa memantulkan pancaran secara
langsung atau menyebar.
A.2 Permasalahan
Penting untuk mengecek orientasi pembawa tutup botol dari vibrator
hopper. Jarak yang sempit memungkinkan hanya sensor dengan kabel
fiber-optik yang bisa digunakan. Ukur jangkauan sensitivitas dari sensor
optical.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.3.1 Percobaan 1
1. Pasang lamp & buzzer unit pad profile plate. Satukan sensor optical
(fiber-optic unit) dengan kabel fiber-optic. Sisipkan bagian atas dari
kabel fiber-optic pada mounting bracket dan letakkan mounting
bracket di depan positioning slide. Pasang positioning slide berjarak
5 cm dan bergeser 5 cm.
2. Hubungkan sumber tegangan 24 V dan sensor proximity pada lamp
& buzzer unit.
3. Pasangkan juga vernier caliper pada positioning slide.
4. Pelajari jangkauan sensor pada setiap kombinasi bahan. Letakkan
seitap bahan pada positioning slide.
5. Pada pengukuran pertama dengan sisi warna putih dari Kodak grey
card, atur potensiomete pada nilai maksimum (putar searah jarum
jam, maks. 12 putaran).
6. Catat titik nyala, titik mati, dan hysteresis pada table 9.1.
Catatan
Untuk hasil yang memuaskan, LED hijau (indikator cadangan) harus
hidup sama seperti LED kuning (indikator switching), saat sensor
mendeteksi objek. Pasang kabel fiber-optic, sisipkan kabel fiber-
optic pada colokkan kabel fiber optic.Mounting the fiber-optic
cables Insert the fiber-optic cables into the plugs of the fiber-optic
unit up to stop. Kencangkan sekrup pengunci.
Pemasangan vernier caliper
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide
pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm.
Vernier caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup
tepi, sehingga gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper.
Kedua magnet yang menahan caliper dipasang pada base plate dari
positinong slide.
Aluminum, part 5
Brass, part 6
Copper, part 7
Rubber, part 9
JOB 10
JARAK PENSAKLARAN DARI SENSOR KAPASITIF
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor kapasitif.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian sensor kapasitif (C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik pensaklaran dari sensor
kapasitif (C4).
.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor kapasitif
Prinsip kerja dari sensor kapasitif berdasarkan perubahan kapasitif
dari kondesator pada rangkaian RC, yang terdiri dari sebuah kondesator
(C) dan sebuah tahanan (R).
Jika sebuah substansi mendekati sensor, kapasitas dari kondesator
A.2 Permasalahan
Kotak kartu pada mesin pengemasan sedang diawasi. Sebuah
Sensor kapasitif digunakan. Pelajari apakah sensor ini dapat digunakan.
Selidiki juga jarak pensaklaran untuk bermacam-macam bahan.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.3.1 Percobaan 1
1. Pasang lamp & buzzer unit pada profile pate dan hubungkan sensor
kapasitif. Pasang positioning slide bergeser 5 cm dari sensor.
Hubungkan sumber tegangan 24V dan sensor pada lamp & buzzer
unit.
2. Hubungkan vernier caliper pada positioning slide.
3. Gunakan mild steel plate, part 3, atur jarak pensaklaran dari sensor
8mm dengan sekrup. Ukur jarak pensaklaran dari berbagai bahan
objek. Masukkan titik nyala dan mati pada tabel. Hitung hysteresis
antara titik nyala dan titik mati dan masukkan juga pada tabel.
4. Catat titik nyala, titik mati, dan hysteresis pada table 10.1.
Catatan
Sensor kapasitif dapat digunakan pada non-flush mounting.
Maksudnya permukaan yang aktif tidak boleh berada di dekat bahan
yang dapat mengubah status sensor. Tidak boleh untuk meletakkan
bahan di dekat sensor dengan tujuan untuk mendapatkan jarak
pensaklaran.
Pemasangan vernier caliper
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide
pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm.
Vernier caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup
tepi, sehingga gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper.
Kedua magnet yang menahan caliper dipasang pada base plate dari
positinong slide.
D.4 Data Percobaan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor kapasitif.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian sensor kapasitif (C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh ketebalan bahan terhadap
pensaklaran dari sensor kapasitif (C4).
.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor kapasitif
Prinsip kerja dari sensor kapasitif berdasarkan perubahan kapasitif
dari kondesator pada rangkaian RC, yang terdiri dari sebuah kondesator
(C) dan sebuah tahanan (R).
Jika sebuah substansi mendekati sensor, kapasitas dari kondesator
meningkat. Menyebabkan perubahan dari karakteristik osilator dari
A.2 Permasalahan
Pada konveyor, bahan plastik dari bermacam ketebalan objek terdeteksi.
Sebuah sensor kapasitif digunakan. Pelajari pengaruh ketebalan bahan
pada jarak pensaklaran dari sensor.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.3.1 Percobaan 1
1. Pasang lamp & buzzer unit pada profile pate dan hubungkan sensor
kapasitif. Pasang positioning slide bergeser 5 cm dari sensor.
Hubungkan sumber tegangan 24V dan sensor pada lamp & buzzer
unit.
2. Hubungkan vernier caliper pada positioning slide.
3. Gunakan mild steel plate, part 3, atur jarak pensaklaran dari sensor
8 mm dengan sekrup. Ukur jarak pensaklaran dari berbagai bahan
objek. Masukkan titik nyala dan mati pada tabel. Hitung hysteresis
antara titik nyala dan titik mati dan masukkan juga pada tabel.
4. Catat titik nyala, titik mati, dan hysteresis pada table 11.1.
Catatan
Sensor kapasitif dapat digunakan pada non-flush mounting.
Maksudnya permukaan yang aktif tidak boleh berada di dekat bahan
yang dapat mengubah status sensor. Tidak boleh untuk meletakkan
bahan di dekat sensor dengan tujuan untuk mendapatkan jarak
pensaklaran.
Pemasangan vernier caliper
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide
pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm.
Vernier caliper dipasang secara pararel dengan base plate, menutup
tepi, sehingga gerakan jarum akan maksimal pada vernier caliper.
Kedua magnet yang menahan caliper dipasang pada base plate dari
positinong slide.
D.4 Data Percobaan
Plastic,
5 mm thick, part 25
Plastic,
8 mm thick, part 26
Plastic,
11 mm thick, part 27
Plastic,
14 mm thick, part 28
Plastic,
17 mm thick, part 29
JOB 12
GELOMBANG SUARA DAN KARAKTERISTIK REFLEKSI
DARI SENSOR ULTRASONIK
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari sensor ultrasonik.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian sensor ultrasonik
(C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik refleksi dan kurva respon dari
sensor ultrasonik. Serta contoh aplikasi terhadap bahan-bahan yang berbeda
(C4).
.
A. PENDAHULUAN
A.1 Prinsip kerja sensor ultrasonik
Prinsip kerja sensor ultrasonic berdasarkan generasi, emisi, dan
resepsi dari gelombang suara pada jangkauan non-audible, antara 30 dan
300 kHz.
Sensor ultrasonic terdiri dari tiga modul yaitu ultrasonic
transducer, evaluation unit, dan bagian output. Ultrasonic transducer
biasanya merupakan piezo-elecric modul, yang bisa menghasilkan
getaran pada jangkauan 30 hingga 300 kHz dengan output sinyal
sinusoidal.
Sinyal ultrasonik dipancarkan pada frekuensi antara 1 Hz dan 100
Hz. Proses evaluasi terjadi saat pancaran sinyal ultrasonik dan resepsi
sinyal terpantul oleh sebuah objek. Ketika sebuah objek berada pada
jangkauan dari sensor ultrasonic, sinyal output terbentuk.
A.2 Permasalahan
Saat memproduksi film dan timah, pergerakan dari plastic film dan timah
sedang diawasi/dikendalikan oleh sensor proximity. Selidiki pengaruh
sensor ultrasonik pada sistem ini.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.3.1 Percobaan 1
1. Pasang lamp & buzzer unit, sensor ultrasonic dan skala pengukuran
pada profile plate. Hubungkan sumber tegangan 24 V dan sensor
pada lamp & buzzer unit.
2. Gunakan beberapa objek percobaan dan dekatkan pada emitter
dengan jarak 15 cm dan catat apa yang terjadi. Gunakan sliding part
yang terpisah dari positioning slide untuk pemasangan objek,
dengan skala pengukuran sebagai batas pengukuran. Selidiki
ketergantungan refleksi suara dari sudut pada perputaran di sliding
part.
3. Letakkan papan kertas grafik dibawah scalar sensor. Ambil
transparent plastic plate 100 mm x 100 mm, part 18, dari objek
percobaan, dan pindahkan dari ujung (dari kiri dan dari kanan)
menuju pancaran ultrasonik. Usahakan plastic plates tegak lurus
terhadap pancaran ultrasonic. Pada kertas grafik, beri titik, saat
sensor ultrasonic mendeteksi (ujung dari plate). Lakukan
pengukuran dengan jarak 5 cm dari sensor dan jarak pengukuran 2
cm.
4. Pasang kembali positioning slide jika anda menyelesaikan latihan.
5. Pastikan titik nyala dan titik mati dari sensor tidak bersamaan saat
melakukan pengukuran. Agar mudah, biarkan plastic plate
mendekati sensor hingga statusnya berubah. Kemudan jauhkan
objek ke kiri hingga status sensor mati, yang merupakan titik mati
sensor. Jarak antar kedua titik merupakan hysteresis.
6. Tahan metal plate (dari objek percobaan, misal stainless steel plate)
10 cm dari sensor dan terhadap pancaran 90°. Gunakan positioning
slide dan metal plate mendekati tahanan. Kemudian putar 45°.
Apakah sekarang anda dapat mendeteksi metal plate kedua (lihat
gambar di bawah)?
JOB 13
PENGUKURAN KECEPATAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari pengukuran kecepatan.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian sensor ultrasonik
(C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik sensor dengan kabel fiber-
optic pada pengukuran kecepatan (C4).
A. PENDAHULUAN
A.1 Permasalahan
Pada konveyor, kecepatan dari komponen melewati sensor diukur. Jarak
dari pemasangan sensor sangat kecil. Sehingga menggunkan kabel fiber-
optic.
Percobaan 2
Jumlah Alat dan Bahan
1 Lamp & buzzer unit
1 Counter unit
2 Optical sensor unit
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.2.1 Percobaan 1
JOB 14
PENGUKURAN KECEPATAN ROTASI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajaran Umum
Mahasiswa dapat membandingkan hasil kajian secara teoritis terhadap hasil
praktikum dengan aplikasi dari pengukuran kecepatan rotasi.
2. Capaian Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rangkaian pengukur kecepatan
rotasi (C3).
2. Mahasiswa dapat menganalisis perbedaan dan kriteria aplikasi dari deteksi
kecepatan rotasi dengan sensor optical dan induktif.
A. PENDAHULUAN
A.1 Permasalahan
Pada bagian-bagian tertentu dari pembangkit tekanan rendah harus
C. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum latihan praktik , baca datasheet komponen yang dibutuhkan
2. Rakit komponen
3. Buat catatan tentang apapun yang penting.
4. Pergunakan semua alat alat yang ada pada lab dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan fungsinya.
5. Setelah melakukan percobaan, matikan semua alat yang telah
dipergunakan dan pastikan semuanya kembali seperti semula dan tetap
dalam baik dan benar.
D. POKOK-POKOK ISI
D.1 Tata letak modul percobaan
D.2.1 Percobaan 1
Pasang lamp & buzzer unit, rotary unit, counting unit, dan positioning
slide pada profile plate. Hubungkan rotary dan counting unit pada lamp &
buzzer unit. Pasang kabel fiber-optic RT dengan sensor optical (Fiber-
optic unit) pada sisi reflector dari rotary unit, dan sensor induktif pada
positioning slide. Sensor-sensor ini juga harus terhubung pada lamp &
buzzer unit.
7.
Hubungkan sumber tegangan 24V pada lamp &
buzzer unit. Pasangkan juga vernier caliper pada
positioning slide.
Pengaturan sensor optical
Bagian penghubung dari kabel fiber-optic terhubung pada lubang
mounting pada sisi kanan mounting bracket dari rotary unit. Kedua ujung
dari kabel fiber-optic dipasangkan pada fiber-optic unit.
Potensiometer pada sensor optical harus diatur secara hati-hati jika
pensaklaran diaktifkan oleh tangan. Saat rotary unit pada kecepatan
maksimum, potensiometer harus diatur secara perlahan hingga frekuensi
maksimum rotasi ditampilkan pada counting unit (display dengan
jangkauan frekuensi 520 Hz hingga 630 Hz).
Catatan
Untuk hasil yang memuaskan, LED hijau (indikator cadangan) harus hidup
sama seperti LED kuning (indikator switching), saat sensor mendeteksi
objek.
Pengaturan sensor induktif
Sensor induktif harus terpisah dari retainer, dan dipasangkan pada penahan
kabel fiber-optic (set of test objects, part 30). Pasangkan sensor ke bahan
retainer pada positioning slide. Beri jarak 3 mm antara disc dan sensor (set
of tests objects, plastic, part 23).
Kecepatan dari rotary unit harus diatur untuk membantu pengaturan dari
sensor optikal hingga tampilan dengan frekuensi 200 Hz muncul. Sensor
induktif harus diatur juga dengan frekuensi yang sama (200 Hz).
Pemasangan vernier caliper
Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide pada
keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm. Vernier caliper
dipasang secara pararel dengan base plate, menutup tepi, sehingga gerakan
jarum akan maksimal pada vernier caliper. Kedua magnet yang menahan
caliper dipasang pada base plate dari positinong slide.
Pemasangan kabel fiber-optic
Sisipkan kabel fiber-optic pada colokan fiber-optik unit dari ujung ke
Catatan
Kecepatan awal motor 2500 r.p.m. saat sumber tegangan diaktifkan.
Biarkan motor bekerja pada kecepatan rendah dengan menekan tombol
kendali dekat soket biru dan perhatikan tampilan. Saat sensor induktif
mencapai 200 pulses/s, periksa pengaturan potensiometer pada sensor
optical, lihat jika nilainya sama.
Lakukan pengukuran secara seri saat tampilan menunjukkan 80 pulses/sec.
Tegangan pada motor berubah menjadi 4.0 Volt.
Ukur tegangan pada motor dan masukkan nilainya pada tabel. Untuk
mengukur tegangan, hubungkan multimeter digital (D.AS-DMM) pada
dua soket hitam pada rotary unit. Pilih pengaturan pada pengukuran
tegangan dan pada batas ukur 30 volt. Lakukan pengukuran pada tegangan
4 volt dan tambahkan tegangan sumbernya 0,5 volt, dan hingga 14 volt
dengan 1.0 volt tiap waktu. Setelah pengukuran pada sensor optical,
hubungkan sensor induktif dan ukur kecepatannya dengan sensor.
Masukkan nilai dari setiap pengukuran pada tabel. Hitung nilai kecepatan
dari nilai tertinggi frekuensi output dan masukkan hasilnya pada kolom di
sebelah kanan.Apa yang anda dapatkan pada frekuensi pensaklaran dari
sensor-sensor ini?
D.3 Data Percobaan
DAFTAR PUSTAKA