Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Pemasaran Lanjutan

Studi Kasus

DISUSUN OLEH:
1. Petrin Dwi A 201960262
2. Finy Stephani A 201960265
3. Harry Satria W 201960267
4. Fifiana Labita 201960275
5. Else Zenanda 201960308
6. Rebekha Clarisa 201960310
7. Christian Ferry 201960319
Artikel:

Sepeda Polygon, Melaju Kencang di Atas Lintasan Pasar Dunia

Gerak Polygon dalam lintasan pasar sepeda dunia tak terbendung lagi. Perusahaan sepeda
dari Sidoarjo, Jawa Timur, ini semakin melaju di lintasan cepat pasar global. Tak kurang dari
30 negara berhasil dilampauinya dan lebih dari 60 negara mendapatkan pasokan
produk original equipment manufacturer (OEM) darinya.
Demi memenuhi permintaan pasar lokal dan pasar global, sejak 2017 PT Insera Sena,
produsen Polygon, memperluas pabriknya sehingga kapasitas produksi kini mencapai 1 juta
unit sepeda per tahun. Menurut William Gozali, Direktur Insera Sena, jumlah produksi
tersebut sesuai dengan kebutuhan merek Polygon yang memiliki sekitar 170 model dengan
300-an jenis; selain untuk OEM yang jumlahnya juga mencapai ratusan jenis.
Bagi William, yang terpenting bagaimana perusahaan menyiapkan mekanisme pemasaran
dan penjualan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar untuk tiap model sepeda. Hal ini,
diakuinya, membutuhkan kejelian melihat selera pasar. “Dengan strategi wing range
product, kami dapat memenuhi kebutuhan segmen konsumen global, mulai dari pehobi,
antusias, sampai dengan atlet,” katanya.
Yang tak kalah penting, menyangkut proses produksi Polygon yang harus memenuhi standar
kualitas dunia. Untuk itu, dalam merancang produknya, Polygon selalu memperhatikan tren
teknologi sepeda masa depan melalui pameran-pameran sepeda internasional. “Ini
merupakan momentum kami untuk melihat dan mempelajari tren yang akan datang. Selain
itu, kami juga mempertimbangkan masukan dari tim atlet dan influencer kami untuk
menghasilkan produk yang berkualitas,” papar William.
Untuk proses produksinya, Polygon telah memiliki aturan main yang jelas dan tim
pengembangan yang solid. Proses pengembangan mulai dari pembuatan sampel dan
melakukan Quality Control untuk memastikan kualitas produk sebelum diproduksi secara
masal, dilanjutkan dengan proses welding (pengelasan dari bahan baku membentuk
kerangka sepeda), lalu proses painting dan pemasangan decal dari kerangka yang sudah
jadi, dan yang terakhir adalah proses assembling untuk menggabungkan kerangka dengan
komponen dan part, semua telah berjalan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Justru konsentrasi kini lebih pada inovasi dalam tim riset dan pengembangan (R&D). Seperti
diketahui, Polygon dirancang oleh Ripple Coalition Team yang terdiri dari para teknisi dan
tim kreatif yang berbasis di Jerman, Prancis, Amerika Utara, dan Asia. “Tim R&D kami
memiliki background dan pengalaman di bidangnya,” kata William bangga. Menurutnya,
inovasi yang dilakukannya untuk mengakomodasi dan memenuhi tuntutan pasar sekaligus
sebagai dedikasi untuk mengembangkan industri sepeda secara global.
Salah satu inovasi teknologi yang dihasilkan dan digunakan Polygon, juga diakui dunia,
adalah Floating Suspension System yang lahir pada 2012 dan kini masuk ke generasi ke-3.
Teknologi ini diakui media Jerman World of MTB sebagai teknologi yang otentik dan
menyumbang inovasi teknologi MTB dunia. Yang terbaru, pada 2017 dan 2018 Polygon
--dengan visi memberikan pengalaman bersepeda yang terbaik-- menghadirkan seri
XQUARONE EX dengan inovasi desain suspensi terbaru yang diklaim sebagai pelopor di
Indonesia, bahkan di dunia.
“Kami sudah mengarah ke Industri 4.0,” William menegaskan. Ia mengatakan, untuk
teknologi pabrik, Polygon sudah menggunakan teknologi Automated Storage Retrieval
System untuk penyimpanan material part; menggunakan sistem SAP sebagai alat untuk
membantu manajemen, perencanaan, electrostatatic painting system sehingga
mempercepat dan mempermudah proses pengecatan sepeda; serta
menggunakan automatic welding process untuk mempercepat proses produksi dari bahan
baku menjadi kerangka sepeda. “Kami terus berupaya mengembangkan teknologi yang
digunakan untuk dapat lebih efisien sesuai dengan perkembangan Industri 4.0,” katanya.
Diakui William, meski secara teknologi dan produksi benar-benar karya bangsa sendiri,
komponennya saat ini sebagian besar masih diimpor karena terbatasnya pemasok lokal.
“Kami berusaha supaya komponen impor datang dari negara ASEAN sehingga bisa
memenuhi aturan Free Trade di beberapa negara. Sesuai dengan aturan ASEAN content,
sebagian besar dari model sepeda kami sudah memenuhi aturan ASEAN content,” katanya
menandaskan.
Pendeknya, sebagai pemain global, Polygon ingin memperkuat diri sebagai merek sepeda
dunia dari Indonesia yang didukung oleh perusahaan berkualitas internasional. Polygon
akan terus memperbaiki diri sehingga bisa membuat produk yang relevan bagi pasar.
Dengan makin dinamisnya permintaan konsumen terhadap teknologi sepeda, Polygon pun
harus bisa menghadapi tuntutan mereka. Selain itu, dengan makin canggihnya
teknologi manufacturing, diperlukan kesiapan menerima perubahaan industri saat ini yang
sedang mengarah ke Industri 4.0. Maka, dalam jangka pendek dan menengah Polygon akan
tetap fokus dalam industri Sepeda. (*)
Dyah Hasto Palupi/Andi Hana Mufidah Elmirasari
Sumber: www.swa.co.id
Latar Belakang:
Perusahaan sepeda Polygon berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur, ini semakin melaju di lintasan
cepat pasar global. Tak kurang dari 30 negara berhasil dilampauinya dan lebih dari 60
negara mendapatkan produk original equipment manufacturer (OEM) darinya. Perusahaan
Polygon menyiapkan mekanisme pemasaran dan penjualan yang disesuiakan dengan
kebutuhan pasar untuk tiap model sepeda.
Masalah:
- Polygon masih menggunakan komponen yang sebagian besarnya diimpor karena
terbatasnya pemasok lokal.
- Proses produksi Polygon harus memenuhi standar kualitas dunia.
- Polygon harus menghadapi tuntutan permintaan konsumen terhadap teknologi
sepeda.

Konklusi (Kesimpulan):
Sebagai pemain global, Polygon ingin memperkuat diri sebagai merek sepeda dunia dari
Indonesia yang didukung oleh perusahaan berkualitas Internasional. Polygon akan terus
memperbaiki diri sehingga bisa membuat produk yang relevan bagi pasar. Dengan makin
dinamisnya permintaan konsumen tehrdap teknologi sepeda, Polygon pun harus
menghadapi tuntutan merek. Selain itu, dengan semakin canggihnya teknologi
manufacturing, diperlukan kesiapan menerima perubahan industri yang saat ini sedang
mengarah ke industri 4.0 . Maka, dalam jangka pendek dan menengah Polygon akan tetap
foku dalam industri sepeda.

Solusi :
- Polygon harus mempertimbangkan masukan dari team atlet dan influencer mereka
untuk menghasilkan poduk yang berkualitas.
- Polygon harus selalu memperhatikan tren teknologi sepeda masa depan melalui
pameran-pameran sepeda internasional untuk melihat dan mempelajari tren yang
akan datang

Anda mungkin juga menyukai