Anda di halaman 1dari 8

1.

Berdiri pada tahun 1989, Polygon Bikes memiliki visi untuk menjadi merek sepeda yang
berkualitas global dan siap bersaing di pasar internasional. Berawal dari sebuah perusahaan
kecil yang berorientasi untuk memproduksi sepeda khusus untuk eksport, 10 tahun pertama
adalah proses pembelajaran dan fokus Polygon untuk persiapan pengembangan brand
secara mandiri. Mulai tahun 2000, Polygon mulai melakukan ekspansi perluasan pabrik dan
investasi ke alat berteknologi tinggi standar internasional. Polygon memiliki pabrik,
perakitan, dan jaringan pendistribusian mandiri yang telah memenuhi standar dunia
sehingga dapat terus mengontrol setiap aspek mulai dari ide awal hingga ke pengiriman
akhir sepeda dengan kualitas tinggi. Memiliki visi untuk menjadi brand global yang terus
mengedepankan otentisitas, originalitas dan kualitas, hingga kini Polygon Bikes telah
terdistribusi di 500 outlet yang tersebar di berbagai belahan dunia, dan terdistribusi sampai
dengan 33 negara.

Polygon Bikes memprioritaskan pada tiga aspek yakni inovasi, otentik dan berkualitas. Setiap produk
yang dihasilkan juga lahir dari hasil inovasi Ripple Coalition Team yang terdiri dari engineers,
designers, creative thinkers, dan riders dari Indonesia, Asia-Pasifik, Eropa dan Amerika. Inovasi
teknologi yang dihasilkan Polygon dan diakui dunia adalah Floating Suspension System yg lahir 2012
yg hingga kini masuk pada generasi ke-3. Teknologi ini termasuk diakui media Jerman “World of
MTB” sebagai teknologi yg otentik dan menyumbang inovasi teknologi MTB dunia. Pada tahun 2017,
Polygon berkolaborasi dengan NAILD dengan visi untuk memberikan pengalaman bersepeda yang
terbaik dengan menghadirkan seri XQUARONE EX dengan inovasi desain suspensi terbaru yang
diklaim sebagai pelopor di Indonesia bahkan di dunia. Kolaborasi ini berhasil mendapatkan
penghargaan Innovasi of The Year oleh Pinkbike di tahun 2017.

Polygon Bikes juga berkomitmen untuk selalu menghasilkan produk dengan varian yang selalu segar
setiap tahunnya, dengan modifikasi warna, decal, teknologi dan part terbaru untuk meningkatkan
performa dan kualitas sepeda yang diproduksi untuk penghobi, antusias, dan atlet profesional.
Hingga kini produk Polygon dipercaya oleh Polygon UR Team; yang pada tahun 2017 lalu menjadi tim
downhill nomor satu dunia, sebagai sepeda andalan mereka melaju di rangkaian UCI DH World Cup
dan digunakan profesional freeriders kelas dunia Kurt Sorge untuk 2 kali memenangkan Juara
Kompetisi Freeride Terekstrem di dunia.

Saat ini sepeda merek Polygon sudah tersebar di banyak negara. Untuk wilayah Asia antara lain
sudah diekspor ke Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Untuk Eropa sudah juga menembus pasar
Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Swiss, Yunani, Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, Rusia dan
Polandia. Beberapa negara di Amerika pun sudah menggunakannya, USA, Kanada, Costa Rica, dan
Argentina. Bahkan sampai ke Afrika: Mauritius dan Afrika Selatan. Australia, Selandia Baru dan
Kepulauan Fiji juga telah menjadi pasar ekspor sepeda buatan Sidoarjo ini.

Polygon memproduksi berbagai jenis sepeda dari mulai sepeda jenis mountain bike, Racing Bike, City
Bike dan berbagai jenis lainnya. Produsen sepeda besar ini juga menebutkan jika 40% hingga 60%
bahan baku pembuatan sepeda Polygon merupakan bahan baku lokal Indonesia. Secara umum
proses pembuatan serta manufakturing yang dilakukan oleh Polygon bisa dibilang sudah sangat baik,
di mana untuk tim produksi serta desain memang kebanyakan memiliki latar belakang sebagai
pesepeda sehingga mengerti bagaiman merancang serta memberikan bentuk yang pas bagi para
pengguna sepeda, di mana selain itu juga Polygon berusaha lebih dinamis untuk menyesuaikan
dengan berbagai perubahan zaman.

Dengan reputasi serta pengalaman Polygon dari dahulu hingga kini, mereka juga mampu
membuktikannya dengan berbagai prestasi yang mampu dicapai oleh tim Polygon dalam ajang balap
sepeda internasional. Selain itu dalam upaya terus mengembangkan serta melakukan ekspansi pasr-
pasar global, Polygon juga senantiasa berkontribusi dalam berbagai event-event besar sepeda, baik
itu kejuaraan, hingga event-event pameran seperti Euro bike. Euro Bike juga sering dijadikan oleh
banyak orang industri sepeda sebagai indikator bagi perkembangan sepeda.

Kini Polygon juga banyak dipercaya oleh pesepeda pro untuk dijadikan sebagai kendaraan yang
mereka pakai ketika berlaga dalam sebuah ajang kejuaraan sepeda, hal tersebut membuktikan jika
kualitas dari produk Indonesia yang satu ini memang tidak perlu diragukan lagi. Setelah lebih dari 26
tahun berdiri sebagai sebuah perusahaan yang mempu bersaing di pasar global Polygon juga telah
beberapa kali melakukan re-branding dari segi logo. Mereka beranggapan bahwa perubahan
tersebut semata-mata mengikuti perkembangan zaman, sekaligus penyegaran bagi Polygon sendiri
secara brand.

Polygon memang menajdi salahsatu produk Asia, Khususnya Indonesia yang mampu menancapkan
namanya dalam peta persaingan global. Berkembangnya nama Polygon secara internasional ,
membuat nama Indonesia dikenal oleh banyak negara luar, sekaligus merubah pandangan orang-
orang terhadap Indonesia sebagai negara yang memiliki kemampuan untuk memproduksi produk-
produk dengan standar serta kualitas yang sangat tinggi, sesuai dengan ekspektasi dari pecinta
sepeda di seluruh dunia.

Negara-negara di kawasan ASEAN tengah menyiapkan diri untuk menghadapi MEA yang tidak lama
lagi akan segera diberlakukan, tepatnya di penghujung tahun 2015, termasuk Indonesia. Dampak
nyata yang akan terjadi setelah MEA diberlakukan adalah pasar bebas di banyak sektor, mulai dari
sektor barang dan jasa hingga tenaga kerja.

Peter Mulyadi GM Marcomm and E-commerce PT Insera Sena (Polygon) mengatakan bahwa peta
persaingan bisnis akan semakin ketat setelah diberlakukannya MEA. Oleh karenanya, setiap
perusahaan harus bekerja lebih keras karena serangan dari merek luar akan semakin agresif.
Sedikitpun perusahaan tidak boleh lengah.

Polygon yang sudah sejak lama berkecimpung di pasar internasional tidak terlalu khawatir dengan
diberlakukannya MEA. Justru Polygon menganggap ini adalah peluang besar dan berencana untuk
melakukan serangan yang lebih agresif lagi.
Untuk pasar ASEAN sendiri, Polygon sudah masuk hampir di semua negara. Tepatnya dari awal 2000-
an Polygon sudah masuk ke pasar Singapura, kemudian diikuti Malaysia, Thailand, Philipina,
Australia, dan Vietnam.

“Kami sudah lama berkompetisi dengan merek luar negeri. Kami tahu betul bagaimana rasanya
bertempur dengan mereka dalam lima tahun terakhir. Dengan diberlakukannya MEA kami akan
semakin agresif karena the best devensive is attack” ujar Peter.

Fokus pada kualitas bukan kuantitas

Kesuksesan Polygon bersaing di pasar sepeda dalam negeri maupun internasional lantaran lebih
memilih mengejar kualitas ketimbang kuantitas. Ternyata, keputusan yang diambil perusahaan
untuk mengutamakan kualitas mendapatkan hasil yang menggembirakan.

Hal itu bisa dilihat dari beberapa produk Polygon yang berhasil dirilis di luar negeri, seperti di
Amerika, dan Eropa. Hebatnya lagi, produk yang dirilis Polygon tersebut mendapat respon positif
dari masyarakat setempat.

“Dari awal kami berusaha memenuhi standar internasional dalam setiap pembuatan produk dan
ternyata bisa. Hal itu bisa kita buktikan dengan merilis produk di luar negeri dan mendapatkan
respon yang positif.”

“Mungkin yang perlu kita persiapkan adalah bagaimana memperkuat internal kita (sumber daya
manusia) karena amatlah vital peranannya,” tutur Peter.

Bersepeda sebagai gaya hidup

Peter tahu betul jika sepeda masih dianggap sebagai alat transportasi yang tidak akan mampu
bersaing dengan pemain lain seperti mobil dan motor. Sepeda hanya akan menjadi pilihan ketiga
atau berada di kasta terendah.

Oleh karena itu, Polygon berupaya memosisikan sepeda sebagai bagian dari gaya hidup. Ternyata
langkah ini pun tidak mudah lantaran di segmen life style sendiri ‘musuh’nya juga tidak sedikit.
Sehingga, untuk dapat bersaing Polygon harus selalu berubah dan cara komunikasinya pun harus
diatur sedemikian rupa.
“Kelebihan Polygon dibanding pemain lain adalah dari sisi inovasi dan otentisitas. Kita tidak meniru
dari yang lain. Bahkan, beberapa suspensi sepeda kita kembangkan sendiri dan itu ternyata menarik
di mata mereka (konsumen luar negeri),” ujar Peter bangga.

Bagi Polygon gesekan dengan kompetitor sudah menjadi makanan sehari-hari. Sepeda itu masuk
dalam kategori green product dan pemainnya masih kecil sekali dibandingkan pasarnya yang luas.
Jadi, tidak menutup kemungkinan akan ada banyak pemain baru dari luar yang masuk ke pasar
Indonesia.

Terkait hal itu, Peter berharap ada proteksi dari pemerintah terhadap produk-produk asli Indonesia.
Jika itu terjadi, produk asli Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukan hanya soal
proteksi, regulasi yang dikeluarkan pun harus pro dalam negeri agar lebih membantu melancarkan
dan bisa berjaya ke kancah internasional.

Pemasaran internasional

Menurut Peter, konsumen luar negeri sangat mengerti barang dan tahu value-nya. Jika barang yang
ditawarkan bagus mereka akan membeli dan mereka tidak terlalu mempersoalkan merek sehingga
kualitas jadi aspek penting yang tidak bisa ditawar dalam bisnis Polygon.

“Produk yang kita tawarkan adalah value for money. Dengan komponen yang sama kita jauh lebih
valuable dan harganya di bawah. Itulah mengapa kita mendapat respon yang bagus ketika pertama
kali masuk pasar Eropa. Mereka sangat antusias dengan Polygon dan mulai mencari tahu yang pada
akhirnya mereka tahu bahwa Polygon adalah produk buatan Indonesia,” ujar Peter.

Selain kualitas, distribusi juga memiliki peranan yang sangat penting dan harus diperkuat. Polygon
pun mencari dan merekrut orang lokal karena merekalah yang lebih mengerti dengan situasi di sana.
Kemudian, Polygon mulai mempelajari kultur yang ada di sana, dan mencari kanal distribusi yang
tepat.

Distribusi juga menjadi strategi marketing yang diperhitungkan. Ketika merek terdistribusi dengan
baik konsumen akan mulai mencari tahu. Apalagi di dunia internasional orang-orangnya sudah melek
internet. Sehingga, social network memiliki peranan penting dalam penyebaran merek barang hobi
seperti sepeda. Polygon berhasil membuktikan konsistensi dalam hal kualitas, distribusi dan supply.

Hingga saat ini pasar terbesar Polygon masih didominasi pasar dalam negeri, dimana 65% pasarnya
berada di Indonesia dan sisanya adalah pasar luar negeri. Ketika MEA mulai diberlakukan Polygon
akan semakin agresif menyerang pasar domestik dan internasional, utamanya pasar Eropa dan
Amerika.
Polygon memprioritaskan pada pengembangan produknya dan orisinalitas serta otentisitas desain
sepeda hasil produksinya. Berpadu dengan teknologi terbaru dan inovasi tim desain global, Polygon
memberikan tampilan yang sarat dengan performa dan tren saat ini. Menurut, Head of Global
Marketing & Communication of Polygon Bikes Devina Susilo, hal ini dilakukan sebagai bentuk
komitmen serius untuk selalu menghasilkan sepeda terbaik. "Sebagai pelaku industri yang dinamis,
inovasi menjadi fokus kami untuk mengakomodasi tuntutan dan kebutuhan dari konsumen dalam
negeri dan global," ujarnya.

Salah satu inovasi teknologi yang dilansir Polygon dan telah diakui dunia adalah Floating Suspension
System di tahun 2012. Kini inovasi tersebut telah memasuki pengembangan hingga generasi ketiga.
"Teknologi ini turut diapresiasi oleh media Jerman "World of MTB" sebagai teknologi yg otentik dan
diperhitungkan sebagai salah satu inovasi teknologi MTB dunia," tambah Devina. Terbaru di 2017,
Polygon berkolaborasi dengan NAILD dengan visi untuk memberikan pengalaman bersepeda yang
terbaik dengan menghadirkan seri XQUARONE EX dengan inovasi desain suspensi terbaru.

Dari sisi pemasaran, Polygon selalu hadir pada pameran sepeda global terbesar di dunia seperti
Eurobike Show di Jerman, China Cycle Show, Taipei International Cycle Show hingga Sea Otter di
USA. "Polygon menjadi yang pertama dan satu-satunya brand sepeda Indonesia yang berpartisipasi
dalam pameran sepeda internasional. Upaya ini dilakukan Polygon untuk membuktikan kepada para
antusias sepeda dunia bahwa kualitas dan desain Polygon Bikes tak kalah dengan yang lain,"
ungkapnya. Selain itu, Polygon juga mendapuk Nadine Chandrawinata dan atlet profesional
Indonesia & dunia sebagai brand ambassador.

'Corporate Bicycle Program' merupakan program yang merupakan kerja sama Polygon dengan
perusahaan lain untuk membuat sepeda khusus yang digunakan oleh karyawan perusahaan
tersebut. Perusahaan yang telah bekerja sama antara lain Garuda Indonesia, Mandiri, Summarecon,
dan Telkom. Polygon juga mulai fokus menggarap digital marketing melalui pemanfaatan media
online untuk advertising seperti social media dan Google Ad. "Selain itu kami juga melakukan
berbagai program online activation bekerjasama dengan brand lainnya untuk meningkatkan
awareness melalui media digital. Ini menjadi salah satu langkah adaptif kami di tengah tren
marketing yang terus bergerak dan dinamis," terangnya.

Berusaha memproduksi konten kreatif yang human friendly dan touching people heart &
inspiring peoples melalui platform digital menjadi bagian bentuk advertising. Melalui semua medium
ini saling terintegrasi dan menjadi salah satu strategi untuk mendongkrak kinerja brand, baik dari sisi
awareness, reputasi, dan sales. Di sisi sales Polygon memiliki official online shop yang tidak hanya
melayani pembelian dalam negeri namun seluruh dunia.

Senantiasa menciptakan dan mengembangkan inovasi produk merupakan langkah utama yang
dilakukan Polygon. Polygon juga menangkap dan menciptakan tren bersepeda, salah satunya tren
Enduro-All Mountain di tahun 2016. Polygon juga concern terhadap kegiatan lainnya seperti sport
tourism, kegiatan komunitas, dan kegiatan bersepeda. "Strategi ini terus kami kembangkan dengan
mempertimbangkan perilaku konsumen yang dinamis dan pergerakan kompetitor di range produk
yang sama. Harapannya perusahaan kami tetap bertahan dan terus berkembang menjadi
perusahaan sepeda global di tengah ancaman kompetitor dan era yang baru," ujarnya.

Pergerakan bisnis Polygon ditandai dengan meningkatnya dan meluasnya jalur distribusi untuk pasar
Indonesia dan internasional. "Untuk pasar Indonesia, Polygon terdistribusi di 500 dealer Polygon
yang tersebar di seluruh Indonesia didukung modern outlet Rodalink yang tersebar di 37 kota di
Indonesia. Untuk level internasional, Polygon menjangkau lebih dari 30 Negara dengan komposisi
50% Asia, 30% Oceania, 10% Eropa dan 10% Amerika," paparnya. Secara keseluruhan

RUMUSAN MASALAH

1. Konsep pemasaran apakah yang dipakai PT Insera Sena?

2. Siapakah yang menjadi segmen utama dari PT Insera Sena?

3. Bagaimana strategi marketing mixnya ?

4. Apa saja masalah yang dihadapi oleh polygon?

5. Bagaimanakah eksistensi sepeda-sepeda yang dihasilkan oleh PT Insera Sena terutama polygon
untuk waktu yang akan datang ?

ISI

Dalam sebuah perusahaan pemasaran sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena pemasaran
dapat mengukuhkan eksistensi sebuah perusahaan. Inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam
pemasaran dapat membuat produk yang ditawarkan bisa bertahan dan diminati.

Bicara soal konsep pemasaran , itu merupakan salah satu konsep yang dilakukan polygon . Hal ini
dibuktikan dengan , konsep promosi polygon yang melalui konsep ATL dan BTL. Promo BTL sendiri
dibagi menjadi dua cara yaitu CSR(sosial) dan non sosial. Contoh untuk sosial memberikan dukungan
dalam berbagai bentuk komunitas, panti asuhan, pemerintah, dll. Bentuk bantuan yang diberikan
bisa berupa pemberian atau pinjaman sepeda, tempat parkir atau gantungan sepeda. Hal ini juga
dilakukan di brestoran-restoran dan hotel yang ada di Indonesia. Polygon juga rajin menggelar
kompetisi yaitu membuat desain sepeda yang penyelanggarannya bekerja sam dengan ITB. Untuk
menjaring peserta pihak polygon sampai melakukan roadshow ke luar negeri, seperti jepang dan
Malaysia. Tak heran peserta dalam kompetisi tersebut banyak dari luar negeri. Selain dari jepang dan
Malaysia juga ada dari jerman dan singapura. Promo ATLnya polygon mengembangkan ektivitas
experensial marketing yang mendorong jerjadinya word of mounth sehingga di diskusukan di
beberapa komunitas online.

Selain konsep pemasaran polygon juga menggunakan konsep produksi. Hal ini dibuktikan dengan
polygon selalu mengembangkan konsep produksinya yaitu di tahun 2011 telah memproduksi600
ribu unit sepeda, dari total produksi 30%-35%nya untuk pasar dalam negeri, dan 65%-70% untuk
ekspor. Yang diekspor hanya polygon tapi juga ada merk-merk pesanan pemain seperti sepeda dunia
seperti Kona, marine, Scott dan mustang. Ekspor yang Paling dominan 60% adalah Negara-negara di
benua Amerika, Asia, Afrika dan Australia. Polygon juga selalu menjaga agar produknya selalu
mempunyai kulaitas yang baik.

Namun untuk saat ini polygon sedang berhenti mengejar peningkatan produksi yang mengarah pada
peningkatan kuantitas. Sekarang polygon sedang focus pada peningkatan kualitas produksi karena
polygon sedang berupaya naik kelas dari segi harga, produk dan desain. Upaya naik kelas ini
dikarenakan polygon sedang ingin menggarap pasar global.

Segmen utama dari polygon saat ini adalah segmen atas. Sedangkan polygon sendiri pada awalnya
membidik segmen bawah kemudian baru menuju segmen menengah baru keatas. Hal ini
dikarenakan secara periodic polygon membagi segmen yang akan dibidiknya. 10 tahun pertama
polygon membidik segmen bawah, kemudian 10 tahun berikutnya segmen menengah dan 10 tahun
setelahnya baru mereka membidik segmen atas.

Marketing Mix dari polygon ;

1. Price

Harga yang dipatok oleh polygon berkisar antara 1,2 juta sampai 80 juta. Harga ini bisa dikatakan
mahal jika dibandingkan dengan harga sepeda lain. Namun hal ini memang disengaja mengingat
polygon sejak awalnya berniat menggunakan produknya sebagai life style. Sejak awal berdirinya
polygon memang sering mematok harga yang relative tinggi yaitu 500 ribu per unit sedangkan
sepeda lain pada umumnya masih mematok harga 200 ribu per unitnya.

2. Place

Bermula dari sidoarjo, jawa timur pt insera sena mulai memprodukdi produk produk- polygon dan
kemudian pt insera sena aktif didalam PRJ dan pameran-pameran. Walauoun dulu pernah pt insera
sena ditolak oleh pihak mall untuk memamerkan produk mereka, tapi hal itu todak membuat
semangat pt insera sena surut dalam memasarkan produksinya. Hal ini membuahkan hasil sehingga
sekarang polygon sudah sering dipercaya melakukan panmeran-pameran di mall-mall.

Polygon memfokuskan pabrik di Indonesia sehingga polygon dapat menguasai pasar dalam negeri.
Sejalan dengan upaya membangun merek sendiri yaitu polygon, insera sena juga membangun
jaringan dealer sendiri bernama rodalink yang berada di bawah cv roda lintas katulistiwa yang
merupakan anak perusahaan insera sena. Rodalink hadir dengan menggusung konsep baru
tokosepeda yang lebih modern. Jaringan gerai ini mulai dibangun di Surabaya, lalu Jakarta,
Balikpapan hingga singapura yang mulai dirambah pada tahun 1998. Sekarang sudah ada 45 gerai
termasuk 5 gerai singapura dan 5 gerai di sngapura.

3. Produk

Pada mulanya pt insera sena memiliki konsep jangka panjang karena polygon awalnya membidik
pasar luar negeri sambil menunggu pasar Indonesia siap menerima polygon. Produk-produk dari
polygon sendiri sangat berorientasi pada kualitas dan kuantitasnya. Hal ini dibuktikan dengan sepeda
polygon dikenal masyarakat sebagai sepeda yang kuat dan tahan banting. Serta terus melakukan
inofasi dan terobosan-terobosan baru dalam desain. Sehingga setiap tahunnya selalu meluncurkan
produk-produk baruyang selalu ditunggu oleh penggemar-penggemarnya. Varian yang kami ketahui
muncul seperti polygon primer,ekstrada dan federar. Dan modifikasi produknya ditujukan untuk
wanita dan lelaki.

4. Promotion
Promosi yang dilakukan sangat banyak dan berfariasi. Promosi yang dilakukan sebesar 5% dari total
penjualannya yang diprediksi seberasr hamper 10 miliyar dan jumlah itu sendiri selalu meningkat
setiap tahunnya. Kekuatan strategi pemasaran poligin adalah aktifitas pemasarannya yang focus
pada konstan engagemen, tak seperti umumnya perusahaan yang mengandalkan one way
communication. Artinya, polygon secara aktif melakukan engagemen dengan konsumen dimanapun
meraka berada atau beraktifitas melalui pertautan asosiasi emosi antara merk dan nilai-nilai yang
dipercaya oleh target konsumennya.

Masalah yang dihadapi polygon pada awal berdirinya adalah harga yang dipatok polygon lumayan
mahal dari hargta yang dipatok pesaingnya yaitu 500 ribu padahal sepeda lain masih dipatok pada
harga 200 ribu. Selain itu pada awalnya polygon mengalami kesulitan setiap kali akan memamerkan
produk-produknya di mall-mall Indonesia.

Eksistensi polygon kedepannya akan tetap terus terjaga. Hal ini disebabkan polygon merupakan
brand yang sudah dipercaya masyarakat ndonesia. Polygon focus pada para trendsetter dan early
adopter pada setiap komunitas atau kelompok. Sebagai contoh, mereka pernah melakukan fun bike
dengan presiden, menteri, gubernur, tokoh masyarakat, selebritas, dll. Gerakan ini diharapkan
berpengaruh terhadap keinginan konsumen untuk bersepeda disamping itu polygon juga deket
dengan tokoh di komunitas sepeda. Tent5u, hal ini akan berpengaruh terhadap produk yang sedang
mereka pasarkan. Bukti lain polygon tetap eksisi adalah dengan tetap banyaknya produk yang terjual
dan antusiasme masyarakat teerhadap polygon ditengah gempuran dahsyat sepeda fixie.

Kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai PT Insera Sena , adalah PT Insera Sena telah mampu
mengibarkan eksisitensinya di Indonesia, sehingga banyak produknya yang dipakai oleh masyarakat
Indonesia dan luar negeri. Walaupun PT Insera Sena memiliki banyak brand hal tersebut malah
membuat PT Insera Sena semakin kuat dan dapat menjangkau semua segmen pasar yang ada di
dunia. Hal ini dikarenakan PT Insera Sena dapat mempositioningkan produknya dengan baik.
Sementara itu , strateginya dalam menggandeng komunitas sepeda yang ada sudah cukup
berpengaruh dalam segi penjualan maupun promosinya . Sehingga tidak perlu menayangkan banyak
iklan di televisi , karena zaman sekarang menggunakan iklan di televisi terasa tidak begitu efisien
lagi , karena seringkali penonton televisi mengganti channelnya apabila ada iklan. Sehingga biaya
yang mungkin akan dibuat beriklan di televisi , bisa dilakukan untuk hal yang lain mengembangkan
produk baru , atau untuk berpromosi di komunitas sepeda dan iklan di media cetak .

Rekomendasi untuk Polygon adalah sebagai berikut :

1. Walaupun polygon sedang focus melakukan pemasaran ke luar negerisebaiknya pasar yang ada
di Indonesia tetap diperhatikan sehingga tidak kehilangan pelanggan yang ada di Indonesia.

2. Membuat sepeda dengan tenaga listrik.

3. Mengeluarkan sepeda yang mempunyai varian warna cerah dan menarik.

Anda mungkin juga menyukai