Anda di halaman 1dari 12

APAKAH SEMUA PERUSAHAAN MULTINASIONAL ADALAH

PERUSAHAAN BESAR

Disusun oleh:

Naima Capiani Balqis (20170510184)


Priyanka Lailatul Fitriyani (20160510250)
Rr Aninda Wibowo (20170510293)

Dosen:
Bambang Wahyu N. S. IP., M.A.
Mata Kuliah :
Kajian Perusahaan Multinasional

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
2019

A. Pendahuluan

Perusahaan Multinasional menurut W. F. Schoel merupakan perusahaan yang beroperasi

di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau

lebih negara asing (negara tuan rumah). Perusahaan Multinasional memiliki kekuatan politik,

ekonomi, lingkungan, dan kebudayaan yang tidak terhindarkan dalam era global saat ini.

Perusahaan Multinasional raksasa mempengaruhi kehidupan jutaan orang sehari-hari, seringkali

dengan cara yang kompleks dan tidak terbayangkan. Hampir semua Perusahaan Multinasional

adalah Perusahaan yang besar dan sudah memiliki cabang dilebih dari satu negara. Meski

perusahaan multinasional adalah perusahaan bercabang dan didominasi oleh perusahaan besar

yang memiliki sistem produksi di lebih dari satu negara, namun tidak semua perusahaan

multinasional adalah perusahaan besar.

Pada tahun 1999, John Stopford berpendapat bahwa tidak semua perusahaan

multinasional adalah perusahaan besar. 20 tahun kemudian, setelah makin menjamurnya

perusahaan multinasional, masyarakat kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa semua

perusahaan multinasional bukanlah perusahaan besar.

Sama seperti halnya yang dikatakan oleh John Stopford (1999), kita dengan sangat

mudah mendapatkan kesan bahwa semua MNC merupakan perusahan besar dikarenakan MNC

yang mendominasi media biasanya hanyalah MNC raksasa saja. Pada dasarnya, sebagian besar

perusahaan multinasional adalah perusahaan kecil yang pada suatu waktu memperoleh

pengalaman dan tumbuh menjadi perusahaan besar1.

1
Paul, J. (2013, May 11). Multinationals Corporations Vs. Small Companies. Retrieved December 8, 2019, from
https://www.c-sharpcorner.com/uploadfile/4oe97e/mnc-vs-chotta-small-companies/
Ketika kebanyakan orang mendengar frasa "perusahaan multinasional," mereka akan

berpikir tentang perusahaan besar dan mapan dengan anak perusahaan di pasar utama di seluruh

dunia. Tetapi pada kenyataan nya tidaklah begitu, masih banyak terdapat perusahaan

multinasional kecil yang tersebar di seluruh dunia. Untuk itu, generasi pengusaha baru sekarang

menciptakan "mikro-multinasional" yang bersifat global. Dimana perusahaan mikro-

multinasional ini merupakan perusahaan kecil dengan kehadiran dari orang-orang di banyak

negara2.

Hal ini memberi kesempatan yang lebih tinggi bagi para pemula untuk terlahir secara

global, digitalisasi mendorong persaingan karena memungkinkan model bisnis yang inovatif dan

memungkinkan perusahaan untuk meningkat dengan cepat. Puluhan juta perusahaan kecil dan

menengah di seluruh dunia telah berubah menjadi eksportir dan bergabung dengan pasar e-

commerce, dan bisa bersaing dengan perusahaan multinasional yang lebih besar 3. Oleh karena

itu, dengan adanya tren perusahaan mikro-multinasional ini, dapat disimpulkan bahwa masih

banyak terdapat perusahaan multinasional kecil diluar sana yang jarang disorot oleh media,

karena tertutupi oleh MNC raksasa yang mendominasi dunia.

B. Pembahasan

Dalam sistem industri 4.0 saat ini, bahkan ada perusahaan-perusahaan kecil bahkan yang

minimalis bisa dikenal secara global dan berpotensi menjadi perusahaan besar, Contohnya adalah

perusahaan-persahaan start up. Perusahaan start up mengandalkan perkembangan internet

sebagai cara untuk mereka beroperasi. Perusahaan start up biasanya masih dalam tahap

perkembangan dan masih memerlukan investor untuk mendapatkan dana. Dengan jumlah

2
Tren perusahaan mikro multinasional. (2019). Retrieved from Climath on Boston:
https://ind.climathonboston.com/trend-of-micro-multinationals-4908
3
Prasetyono, A.P. (2017, November 13). Persaingan di Era Globalisasi dan Ekonomi Digital. Retrieved December
8, 2019, from https://ristekdikti.go.id/kolom-opini/persaingan-di-era-globalisasi-dan-ekonomi-digital/
pegawai yang terbilang sedikit mereka bisa menjajakan produk mereka secara global. Salah satu

contoh dari perusahaan start up yang memiliki jaringan perusahaan yang luas adalah GO-JEK.

1. Profil GO-JEK

GO-JEK Indonesia atau yang memiliki nama lain PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibisnis informatika. Perusahaan yang memiliki slogan An

Ojek Every Day adalah perusahaan layanan angkutan manusia dan barang melalui jasa ojek

melalui aplikasi mobile dengan menggunakan teknologi Location Based4. GO-JEK pertama kali

mulai beroperasi pada tahun 2010, tepatnya di Kota Jakarta. Namun, sejak 9 tahun beroperasi

GO-JEK kini telah tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia. Kehadiran GO-JEK juga diikuti

dengan kehadiran jasa transportasi antar jemput lainnya. Akan tetapi, GO-JEK masih tetap bisa

mempertahankan popularitasnya di kalangan masyarakat 5. Beragam penghargaan kerap didapat

GO-JEK, baik dari lokal juga dunia internasional. The Strait Times pernah memberi gelar

ASEAN of the Year, dan World Knowledge Forum memberi gelar ASEAN Entrepreneur Award6.

Bahkan saat ini ekspansi GO-JEK sudah merambah sampai ke negara-negara di Asia Tenggara

seperti Thailand, Vietnam dan Singapura. Go-Jek kini telah tumbuh menjadi on-demand mobile

platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari

transportasi, logistik, pembayaran, layanan antar makanan dan berbagai layanan on-demand

4
Ambar Azmi. Gojek Perusahaan yang Bergerak di Bisnis Informatika.
https://ambarazmi.wordpress.com/2015/10/12/gojek-perusahaan-yang-bergerak-dibisnis-informatika/ diakses
pada tanggal 8 desember 2019 pukul 21.07 WIB

5
Cermati. 7 Perusahaan Starup Lokal yang Terkenal di Dunia. https://www.cermati.com/artikel/7-perusahaan-
startup-lokal-yang-terkenal-di-dunia, diakses pada tangal 8 desember 2019 pukul 21.12 WIB

6
Daftar Start up Terbaik di Indonesia. https://blog.sribu.com/id/daftar-startup-terbaik-di-indonesia/, diakses pada
tanggal 8 desember 2019 pukul 21.22 WIB
lainnya sehingga GO-JEK menempati peringkat pertama sebagai start up lokal dengan valuasi

paling tinggi, yaitu USD 1,75 miliar7.

2. Sejarah berdirinya Go-Jek Indonesia

GO-JEK Indonesia dicetuskan oleh seorang WNI yang bernama Nadiem Makarim yang

merupakan lulusan Program Master of Business Administration di sekolah bisnis Harvard. Dia

terinsipirasi mendirikan perusahaan GO-JEK Indonesia berdasarkan pengalamannya yang setiap

hari harus merasakan kemacetan di Jakarta, sehingga ia harus menggunakan transportasi ojek

tradisional. Dimana Nadiem berpendapat bahwa ojek tradisional kurang efektif dalam bekerja

karena hanya menunggu penumpang di pangkalan ojek saja dan melihat keteresediaan

transportasi ojek tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari.

Sehingga ojek tradisional kurang dalam mendapatkan penumpang yang berimbas pada

kurangnya pemasukan yang didapat oleh para ojek tradisional. Dengan fenomena ini lah Nadiem

Makarim melihat adanya peluang dan berinisiatif dalam menghubungkan ojek dengan

penumpangnya melalui aplikasi mobile sehingga penumpang tidak harus mencari atau menemui

ojek terlebih dahulu8.

Dengan demikian, pada tanggal 13 Oktober 2010 GO-JEK Indonesia resmi didirikan

dengan 20 driver dengan sistem pemesanan melalui call center. Selang 4 tahun kemudian, pada

tanggal 7 Januari 2015, GO-JEK Indonesia merilis aplikasi resmi berbasis ios dan Android

sebagai sistem pemesanan GO-JEK.

3. Pendanaan
7
Faizfzz, Mengamati Langkah Ekspansi Gojek Ke Luar Negeri.
https://www.google.co.id/amp/s/faizfzz.wordpress.com/2018/06/19/mengamati-langkah-ekspasansi-gojek-ke-luar-
negeri/amp/, diakses pada 11 Desember 2019 pukul 19.58 WIB.

8
Markey, Sejarah Gojek Indonesia, Profil, Fitur & Layanannya. https://markey.id/plan/gojek-indonesia, diakses pada
tanggal 11 Desember 2019 pukul 19.30 WIB.
Sebelum menjadi perusahaan angkutan online terbesar dan terpopuler di Indonesia

seperti sekarang ini, O-JEK telah mendapatkan serangkaian suntikan dana dari berbagai

investor dalam dan luar negeri. Investor-investor tersebut diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) NSI Venture adalah yang pertama kali disebut mengucurkan dana, akan tetapi dengan

jumlah yang dirahasiakan, hal ini terjadi pada bulan Juni 2015.

2) Pada bulan Oktober 2015, Sequoia Capital dan DST Global juga berinvestasi di Gojek

Indonesia dengan jumlah yang tidak diumumkan.

3) Kemudian pada bulan Agustus, Gojek Indonesia secara resmi mengumumkan adanya

pendanaan dengan nilai total 550 juta US dolar atau bernilai sekitar Rp. 7,2 triliun.

Kucuran dana ini berasal dari KKR, Farallon Capital, Warburg Pincus, Capital Group

Private Market dan termasuk investor-investor sebelumnya.

Dengan adanya kucuran dana dari para investor inilah yang membuat GO-JEK resmi menjadi

Unicorn pertama di Indonesia. Unicorn merupakan startup dengan nilai lebih dari 1 miliar USD.

Tercatat pada saat itu, GOJEK bernilai 1,3 miliar USD atau jika dirupiahkan setara dengan Rp.

17 triliun9.

4) Pada bulan Januari 2018, melalui situs blog resmi Google secara resmi telah memberikan

pendanaan ke GO-JEK. Hal ini merupakan investasi yang dilakukan Google pertama kali

ke startup Asia. Jumlah investasinya adalah sekitar 100 juta dolar Amerika dan jika

dirupiahkan adalah sekitar Rp. 1,3 triliun.

9
Ibid
5) Pada bulan Februari 2018, Astra Internasional juga mengucurkan dana ke GO-JEK senilai

150 juta dolar Amerika atau jika dirupiahkan sekitar Rp. 2 triliun. Astra Internasional

merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang otomotif. Pendanaan

ini tercatat merupakan investasi terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah berdirinya

Astra International. Sampai saat ini juga merupakan investasi terbesar yang diterima oleh

GOJEK.

6) Pada bulan yang sama dengan Astra International, Djarum Grup lewat PT Global Digital

Niaga juga mengucurkan dananya untuk GO-JEK dengan jumlah yang dirahasiakan.

4. Akuisisi dan Investasi

Ada banyak hal yang dilakukan GO-JEK untuk mengembangkan aplikasinya agar

mengalami kemajuan yang pesat sekaligus menjauhkan dari para pesaing perusahaan

sejenis. Salah satu dari usaha-usaha tersebut adalah mengakuisisi beberapa perusahaan

luar maupun dalam negeri. Perusahaan-perusahaan yang telah diakuisisi GO-JEK di

antaranya adalah sebagai berikut:

1) C42 Engineering dan Codelgnition

Perusahaan yang pertama kali diakuisisi oleh GO-JEK adalah C42 Engineering

beserta CodeIgnition yang merupakan developer aplikasi yang berbasis di New Delhi,

India. Akuisisi ini terjadi pada bulan Februari 2016. Hal ini sedikit banyak tercipta

berkat bantuan salah satu investor GOJEK yaitu Sequoia Capital. Kedua perusahaan

yang bergerak di bidang teknologi ini bertugas khusus untuk meng-upgrade sistem IT

untuk menyiasati jumlah pengguna aplikasi GOJEK kian hari yang terus bertambah.
2) Pianta

Pada bulan September 2016 Pianta juga diakuisisi oleh GOJEK. Pianta merupakan

startup lokal di India yang fokus melayani dalam bidang pelayanan kesehatan semisal

terapi fisik, perawat sampai pengumpulan sampel untuk cek laboratorium.

3) LeftShift

Pada akhir tahun 2016, GOJEK mengakuisisi perusahaan yang keempat dan masih

berasal dari India. Startup ini khusus bergerak dalam bidang aplikasi platform Android

dan iOS dan situs internet.

4) Ponselpay

Selain ingin merajai sebagai aplikasi penyedia jasa transportasi online berbasis

daring, GOJEK Indonesia juga bertransformasi sebagai perusahaan FinTech (Financial

Technology) melalui GO-PAY. Hal ini yang menjadi alasan mengapa GOJEK

mengakuisisi Ponselpay milik MVCommerce yang merupakan perusahaan keuangan

yang telah mempunyai lisensi e-money dari BI (Bank Indonesia) pada bulan Desember

2016. Sehingga GO-JEK menggembangkan fitur e-money seperti Flazz milik BCA,

Brizzi milik BRI, T-Cash milik Telkomsel, dll.

5) Midtrans, Kartuku dan Mapan

Pada akhir tahun 2017 tepatnya pada tanggal 15 Desember Gojek Indonesia

mengakuisisi 3 perusahaan sekaligus untuk mendukung pengembangan GO-PAY, yaitu

Midtrans, Kartuku dan Mapan. Midtrans adalah perusahaan penyedia jasa pemprosesan

pembayaran secara daring yang telah menjalin kemitraan dengan bank-bank di

Indonesia, maskapai penerbangan, retail e-commerce dan perusahaan-perusahaan


fintech. Sementara Kartuku merupakan sebuah perusahaan penyedia Processor Pihak

Ketiga atau Third Party Processor (TPP) dan Penyedia Layanan Pembayaran (PSP).

Dimana Kartuku telah mengoperasikan lebih dari 150 ribu alat pembayaran di gerai

luring (offline) dan telah bekerjasama dengan sembilan bank acquirer sehingga dapat

membantu mengembangkan penggunaan Gopay secara luring (offline). Kemudian

Mapan merupakan jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang memungkinkan

penggunanya mencicil barang yang dibeli. Mapan sendiri telah tersedia di 100 kota

guna mengakselerasikan inklusi keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh

layanan perbankan (unbanked) melalui fitur yang tersedia di aplikasi GO-JEK.

6) LOKET

Pada tanggal 08 Agustus 2017 GOJEK juga mengakuisisi LOKET yang merupakan

sebuah perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang event management & ticketing.

Dengan LOKET memungkinkan Anda bisa memesan tiket secara daring. Langkah ini

diambil GO-JEK untuk mendorong perkembangan fitur penjualan tiket bioskop dan

acara melalui fitur GO-TIX.

7) Promogo

Bersamaan dengan ekspansinya ke Vietnam, pada September 2018 Gojek Indonesia

juga mengembangkan jaringan bisnisnya dalam bidang periklanan dengan

mengakuisisi Promogo. Perusahaan ini bergerak dalam pemasangan iklan di kendaran.

8) Coins.ph

Dan pada bulan Januari 2019 Gojek Indonesia mengakuisisi sebagian besar saham

Coins.ph yang merupakan startup asal Filipina yang bernilai 72 juta USD atau sekitar
Rp. 1 triliun. Startup ini adalah FinTech berbasis Blockchain yang menyediakan

layanan dompet digital.

Sedangkan selain mengakuisisi banyak perusahaan, GO-JEK diketahui berinvestasi

kepada Kumparan, sebuah startup media online yang sudah berdiri sejak 2016. Namun nilai

investasi yang dikucurkan GOJEK tidak disebutkan. Kolaborasi antara GO-JEK dan Kumparan

dapat dilihat munculnya fitur Go-News dalam aplikasi GOJEK yang akan menampilkan berita-

berita yang berasal dari Kumparan. Selain itu, pada Juli 2019 GO-JEK berinvestasi kepada Rebel

Foods yang merupakan startup “cloud kitchen” yang menjalankan pengantaan makanan dari

berbagai restoran dengan investasi sebesar US$ 5 Juta atau sekitar Rp. 70 Miliar. Kemudian pada

september, GO-JEK diketahu menyalurkan dana investasi sebesar US$ 3 Juta atau sekita Rp. 42

Miliar pada perusahaan fintech Pluang10.

5. Ekspansi

Pada tanggal 24 Mei 2018, Gojek Indonesia resmi mengumumkan kepada publik tentang

kepastian ekspansi ke 4 negara Asia Tenggara yaitu Thailand, Vietnam, Filipina dan Singapura.

Agar rencana megah ini terjadi, pihak GOJEK mengaku telah menyiapkan dana sebesar Rp. 7,1

triliun. Dan sebulan kemudian pada akhir Juni 2018 Gojek Indonesia resmi memperkenalkan Go-

Viet di Vietnam dan GET di Thailand. Sedangkan untuk ekspansi ke Singapura resmi dimulai

pada Januari 2019. Di Singapura, GOJEK tidak menyediakan layanan Go-Ride, hal ini karena

pemerintah setempat tidak mengizinkan sepeda motor digunakan sebagai sarana transportasi

umum. Kemudian Singapra menjadi pasar terbesar kedua GO-JEK setelah Indonesia dengan

melayani lebih dari 30 juta perjalanan sejak pertama kali dioperasikan di Singapura.

10
Ibid
C. Kesimpulan

Fakta di atas menunjukkan pula bahwa, perusahaan lokal terbukti juga tidak kalah

bersaing dengan Perusahaan-Perusahaan Multinasional yang berasal dari luar negeri. Masih

banyak lagi usaha-usaha lokal yang juga “memiliki nama” di tingkat regional bahkan global.

Selain itu, tidak selamanya Perusahaan Multinasional hanya dikuasai oleh negara-negara

ekonomi maju. Bahkan saat ini disebutkan bahwa para pelaku MNC dari negara-negara ekonomi

maju eksistensinya mulai terancam, karena mendapatkan saingan yang cukup ketat dari negara-

negara industri berkembang serta negara-negara berkembang lainnya. Dari pembahasan diatas

bisa kita lihat bahwa perusahaan lokal seperti Go-Jek bukanlah perusahaan raksasa. Mereka

hanya perusahaan lokal yang memanfaatkan revolusi industri 4.0 untuk menjajakan produk

mereka secara global dan dapat bersaing dengan perusahaan raksasa yang lain.
Daftar Pustaka

Ambar Azmi. Gojek Perusahaan yang Bergerak di Bisnis Informatika.


dhttps://ambarazmi.wordpress.com/2015/10/12/gojek-perusahaan-yang-bergerak-dibisnis-
informatika/, diakses pada tanggal 8 desember 2019 pukul 21.07
Cermati. 7 Perusahaan Starup Lokal yang Terkenal di Dunia. https://www.cermati.com/artikel/7-
perusahaan-startup-lokal-yang-terkenal-di-dunia, diakses pada tangal 8 desember 2019 pukul
21.12
Daftar Start up Terbaik di Indonesia. https://blog.sribu.com/id/daftar-startup-terbaik-di-
indonesia/, diakses pada tanggal 8 desember 2019 pukul 21.22
Faizfzz, Mengamati Langkah Ekspansi Gojek Ke Luar Negeri.
https://www.google.co.id/amp/s/faizfzz.wordpress.com/2018/06/19/mengamati-langkah-
ekspasansi-gojek-ke-luar-negeri/amp/, diakses pada 11 Desember 2019 pukul 19.58 WIB.

Guruh Nasrullah. Perkembangan Perusahaan Multinasional di Dunia Berdasarkan Data yang


Dikeluarkan PBB tahun 1973. https://guruhnasrullah.wordpress.com/2012/11/07/perkembangan-
perusahaan-multinasional-di-dunia-berdasarkan-data-yang-dikeluarkan-pbb-tahun-1973-amp/
diakses 9 Desember 2019 pukul 15:56
Markey, Sejarah Gojek Indonesia, Profil, Fitur & Layanannya. https://markey.id/plan/gojek-
indonesia, diakses pada tanggal 11 Desember 2019 pukul 19.30 WIB.
Paul, J. (2013, May 11). Multinationals Corporations Vs. Small Companies. Retrieved December
8, 2019, from https://www.c-sharpcorner.com/uploadfile/4oe97e/mnc-vs-chotta-small-
companies/
Prasetyono, A.P. (2017, November 13). Persaingan di Era Globalisasi dan Ekonomi Digital.
Retrieved December 8, 2019, from https://ristekdikti.go.id/kolom-opini/persaingan-di-era-
globalisasi-dan-ekonomi-digital/
Tren perusahn mikro multinasional. (2019). Retrieved from Climath on Boston:
https://ind.climathonboston.com/trend-of-micro-multinationals-4908

Anda mungkin juga menyukai