Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui
interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang
diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh
1 meter dengan gaya 1 newton.
Ada berbagai macam bentuk-bentuk energi, tetapi semua tipe energi ini harus
memenuhi berbagai kondisi seperti dapat diubah ke bentuk energi lainnya, mematuhi
hukum konservasi energi, dan menyebabkan perubahan pada benda bermassa yang
dikenai energi tersebut. Bentuk energi yang umum diantaranya energi kinetik dari
benda bergerak, energi radiasi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik, energi
potensial yang tersimpan dalam sebuah benda karena posisinya seperti medan
gravitasi, medan listrik atau medan magnet, dan energi panas yang terdiri dari energi
potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-gerakan partikel tak beraturan.
Beberapa bentuk spesifik dari energi potensial adalah energi elastis yang disebabkan
dari pemanjangan atau deformasi benda padat dan energi kimia seperti pelepasan
panas ketika bahan bakar terbakar. Setiap benda yang memiliki massa ketika diam,
memiliki massa diam atau sama dengan energi diam, meski tidak dijelaskan dalam
fenomena sehari-hari di fisika klasik.
Meskipun energi dapat berubah bentuk, tetapi hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa total energi pada sebuah sistem hanya berubah jika energi berpindah masuk
atau keluar dari sistem. Hal ini berarti tidak mungkin menciptakan atau memusnahkan
energi. Total energi dari sebuah sistem dapat dihitung dengan menambahkan semua
bentuk energi dalam sistem tersebut. Contoh perpindahan dan transformasi energi
adalah pembangkitan listrik, reaksi kimia, atau menaikkan benda.
Organisme hidup juga membutuhkan energi tersedia untuk tetap hidup; manusia
misalnya, membutuhkan energi dari makanan beserta oksigen untuk
memetabolismenya. Peradaban membutuhkan pasokan energi untuk berbagai
kegiatan; sumber energi seperti bahan bakar fosil merupakan topik penting dalam
ekonomi dan politik. Iklim dan ekosistem bumi juga dijalankan oleh energi radiasi
yang didapat dari matahari (juga energi geotermal yang didapat dari dalam bumi.
Tidak seluruh energi yang tersedia dalam makanan dapat dimanfaatkan tubuh. Untuk
itu nilai energi kasar makanan perlu dikoreksi dengan nilai energi makanan yang tidak
dimanfaatkan tubuh. Nilai energi yang dikoreksi ini disebut nilai energi faali
makanan.
Koefisien cerna
Tidak semua makanan dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Sebuah penelitian oleh
Atwater menunjukkan hanya 99% dari karbohidrat, 95% dari lemak, dan 92% dari
protein yang dimakan dapat diabsorpsi. Angka-angka ini dinamakan koefisien cerna,
yaitu % protein/lemak/karbohidrat makanan yang diabsorpsi.
Sistem penilaian energi dalam makanan ini dikemukakan oleh Dr W.O. Atwater pada
tahun 1899. Atwater membuat experimen dengan menganalisis feses 3 pemuda
Amerika selama 3-8 hari. Atwater menemukan bahwa hanya 92% protein, 95% lemak
dan 99% karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Perhitungan jumlah energy dalam suatu
bahan makanan sangatlah mudah. Contohnya, di dalam keju yang mengandung 39g
karbohidrat, 10g protein, and 16g lemak maka jumlah energinya adalah sebagai
berikut:
karbohidrat = 39 x 4=156 kkal
Protein 10 x 4 = 40 kkal
lemak 16 x 9 = 144 kkal
Jadi, selembar keju tersebut mengandung 156 +40+144 = 340 kkal energy
Snack:
Kroket (1 buah) 68 Kalori
Lemper (1 buah) 95 Kalori
Siomay Ayam (3 buah) 85 Kalori
Pempek Kapal Selam 100 gr 190 kalori
Siomay 170 gr 162 kalori
Lumpia goreng satu biji: 94 kalori
Dodol satu biji: 71 kalori
Roti Naan (roti India): 308 kalori
Roti putih satu slice: 69 kalori
Chicken nugget 6 potong: 250 kalori
Mie bakso sepiring: 400 kalori
Somay satu biji: 40 kalori.
French Fries ukuran Medium: 350 kalori
Energy yang terbentuk dalam tubuh yang didapat dari energy potensial, tersimpan
dalam berbagai bahan makanan berupa energy kimiawi yang dilepaskan setelah
makanan tersebut mengalami proses metabolism dalam tubuh. Karbohidrat, protein,
dan lemak merupakan bahan pembentuk energy dimana terbentuknya energy ini akan
memaksimalkan gerakan-gerakan internal dan eksternal tubuh.
Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang
dikonsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran
darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil
konversi berbaga I macam j e n i s karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi
sebagai dasar bagi pembentukan energi di dalam tubuh. melalui berbagai tahapan
dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi
glukosa menjadi CO dan H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi
energi. Proses metabolism glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan
kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi. Di dalam tubuh,
karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi
sebagai sumber energi utama (rawan, 2007).
E.Kalorimeter Respirasi
Hubungan antara energy yang dihasilkan dengan jumlah oksigen yang dikonsumsi
seseorang dapat ditentukan dengan menggunakan alat “calorimeter respirasi”
(Atwater-Benedict respiration calorimeter).
Alat tersebut terdiri dari ruangan yang kedap udara, dibuat dari logam tembaga yang
diinsulasi dengan dinding kayu dengan pemisah berupa udara. Didalamnya disediakan
tempat tidur, meja, dan kursi. Seseorang dapat berdiam diruangan tersebut selama
beberapa hari dan mengerjakan pekerjaan ringan seperti membaca, menulis, dan
sebagainya. Suatu jendela disediakan untuk tempat memasukkan makanan dan
minuman serta mengeluarkan ekskreta.
Respiratory Quotient
Respiratory Quotient adalah perbandingan antara volume CO2 yang dikeluarkan
dengan volume oksigen yang dikonsumsi oleh subyek.
RQ = Volume CO2 yang diproduksi/Volume O2 yang dikonsumsi
Bila karbohidrat saja yang dioksidasi dalam tubuh, maka RQ = 1, bila lemak saja yang
dioksidasi maka RQ = 0,7 sedangkan bila protein saja yang dioksidasi maka RQ =
0,82. Nilai RQ yang diperhitungkan dalam penentuan metabolism basal (post
absorptive, yaitu kira-kira 12 jam setelah makan) adalah sekitar 0,82. Pada kondisi ini,
tubuh memperoleh energy yang berasal dari oksidasi karbohidrat (50%), lemak
(40%), dan protein (10%).
Setelah mengkonsumsi makanan yang kira-kira mengandung 10% protein, 20%
lemak, dan 70% karbohidrat, nilai RQ adalah sekitar 0,82. Pada penderita diabetes
mellitus nilai RQ lebih rendah yaitu sekitar 0,07 karena lebih banyak lemak yang
dikosidasi dalam tubuhnya.
Jumlah kalori dalam suatu makanan biasanya ditulis dalam satuan “kilokalori” atau
“kkal”. Sebagai contoh, 500 kalori akan ditulis sebagai 500 kkal. Selain dalam kkal,
kalori juga dapat ditulis dalam satuan “kilojoules” atau “kJ”. 1 kJ setara dengan 0,239
kalori.
Kebutuhan kalori setiap hari masing-masing orang berbeda
Cara menghitung kebutuhan kalori tiap orang berbeda-beda, karena akan dihitung
berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi dan berat badan, komposisi tubuh, aktivitas,
hingga keadaan fisik masing-masing. Kalori yang dibutuhkan oleh laki-laki berbeda
dengan perempuan meskipun berada pada rentang usia yang sama. Dua orang yang
kembar sekalipun akan memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada
keadaan fisik dan aktivitasnya sehari-hari.
Standar asupan kalori per hari berbeda-beda di tiap negara. Di Amerika, laki-laki
disarankan untuk mengonsumsi 2700 kalori per hari dan wanita 2200 kalori per
harinya. Sementara berdasarkan National Health Service di Inggris, laki-laki
disarankan mengonsumsi 2500 kalori dan wanita 2000 kalori. Berbeda dengan FAO
yang menyarankan orang dewasa rata-rata harus mengonsumsi minimal 1800 kalori
per hari.
contoh:
Bayi berusia 7-11 bulan dengan berat badan 9 kg dan tinggi badan 71 cm
membutuhkan energi 725 kkal per hari.
Laki-laki berusia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi 168 cm
membutuhkan energi 2725 kkal per hari.
Wanita berusia 19-29 tahun dengan berat badan 54 kg dan tinggi 159 cm
membutuhkan energi 2250 kkal per hari.
Laki-laki berusia lebih dari 80 tahun membutuhkan energi sebesar 1525 kkal dan
wanita pada usia yang sama membutuhkan energi 1425 kkal per hari.
Bagi wanita hamil, dibutuhkan tambahan energi sebesar 180-300 kkal per harinya,
tergantung pada usia tri mester kehamilannya. Begitu juga dengan ibu menyusui, pada
6 bulan pertama dibutuhkan tambahan energi hingga 330 kkal dan tambahan 400 kkal
pada 6 bulan berikutnya.
* Rumus Harris-Benedict: rumus ini termasuk rumus yang sering dipakai oleh ahli
gizi. Rumus Harris-Benedict memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, hingga level aktivitas fisik Anda.
Rumus untuk menghitung kebutuhan energi pria yaitu= 66,5 + 13,8 x (berat badan
dalam kilogram) + 5 x (tinggi badan dalam cm) dibagi dengan 6,8 x usia.
Sementara untuk wanita= 655,1 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,9 x (tinggi
badan dalam cm) dibagi dengan 4,7 x usia.
Hasil dari penghitungan ini kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Jika
aktivitas fisik Anda rendah, maka dikalikan dengan 1,2. Untuk aktivitas fisik sedang
dikalikan dengan 1,3. Sementara aktivitas fisik berat dikalikan dengan 1,4.
* Rumus WHO (World Health Organization): berbeda dengan rumus Harris-Benedict,
rumus ini lebih sederhana dan tidak memperhitungkan tinggi badan. Rumus WHO
dibagi sesuai dengan kategori umur. Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi
wanita berusia 18-29 tahun, digunakan rumus 14,7 x (berat badan dalam kilogram) +
496. Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18-29 tahun, digunakan
rumus 15,3 x (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan
dengan faktor aktivitas fisik.
Prinsip dalam mencukupi kebutuhan energi sederhana saja yaitu seimbang, karena
jika Anda mengonsumsi kalori lebih dari kebutuhan, ini dapat mengakibatkan
peningkatan berat badan di kemudian hari sekaligus meningkatkan risiko Anda
mengidap berbagai macam penyakit, khususnya penyakit degeneratif. Tetapi jika
Anda mengonsumsi kalori kurang dari kebutuhan Anda, maka akan terjadi penurunan
berat badan sekaligus penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh karena tidak
mendapat asupan yang seharusnya.