Anda di halaman 1dari 12

1.

Bentuk dan satuan energi

Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui
interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang
diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh
1 meter dengan gaya 1 newton.

Ada berbagai macam bentuk-bentuk energi, tetapi semua tipe energi ini harus
memenuhi berbagai kondisi seperti dapat diubah ke bentuk energi lainnya, mematuhi
hukum konservasi energi, dan menyebabkan perubahan pada benda bermassa yang
dikenai energi tersebut. Bentuk energi yang umum diantaranya energi kinetik dari
benda bergerak, energi radiasi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik, energi
potensial yang tersimpan dalam sebuah benda karena posisinya seperti medan
gravitasi, medan listrik atau medan magnet, dan energi panas yang terdiri dari energi
potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-gerakan partikel tak beraturan.
Beberapa bentuk spesifik dari energi potensial adalah energi elastis yang disebabkan
dari pemanjangan atau deformasi benda padat dan energi kimia seperti pelepasan
panas ketika bahan bakar terbakar. Setiap benda yang memiliki massa ketika diam,
memiliki massa diam atau sama dengan energi diam, meski tidak dijelaskan dalam
fenomena sehari-hari di fisika klasik.

Menurut neraca massa-energi, semua bentuk energi membutuhkan massa. Contohnya,


menambahkan 25 kilowatt-jam (90 megajoule) energi pada objek akan meningkatkan
massanya sebanyak 1 mikrogram; jika ada timbangan yang sebegitu sensitif maka
penambahan massa ini bisa terlihat. Matahari mengubah energi potensial nuklir
menjadi bentuk energi lainnya; total massanya akan berubah ketika energi terlepas ke
sekelilingnya terutama dalam bentuk energi radiasi.

Meskipun energi dapat berubah bentuk, tetapi hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa total energi pada sebuah sistem hanya berubah jika energi berpindah masuk
atau keluar dari sistem. Hal ini berarti tidak mungkin menciptakan atau memusnahkan
energi. Total energi dari sebuah sistem dapat dihitung dengan menambahkan semua
bentuk energi dalam sistem tersebut. Contoh perpindahan dan transformasi energi
adalah pembangkitan listrik, reaksi kimia, atau menaikkan benda.

Organisme hidup juga membutuhkan energi tersedia untuk tetap hidup; manusia
misalnya, membutuhkan energi dari makanan beserta oksigen untuk
memetabolismenya. Peradaban membutuhkan pasokan energi untuk berbagai
kegiatan; sumber energi seperti bahan bakar fosil merupakan topik penting dalam
ekonomi dan politik. Iklim dan ekosistem bumi juga dijalankan oleh energi radiasi
yang didapat dari matahari (juga energi geotermal yang didapat dari dalam bumi.

2. Nilai energi faali

Tidak seluruh energi yang tersedia dalam makanan dapat dimanfaatkan tubuh. Untuk
itu nilai energi kasar makanan perlu dikoreksi dengan nilai energi makanan yang tidak
dimanfaatkan tubuh. Nilai energi yang dikoreksi ini disebut nilai energi faali
makanan.

Koefisien cerna
Tidak semua makanan dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Sebuah penelitian oleh
Atwater menunjukkan hanya 99% dari karbohidrat, 95% dari lemak, dan 92% dari
protein yang dimakan dapat diabsorpsi. Angka-angka ini dinamakan koefisien cerna,
yaitu % protein/lemak/karbohidrat makanan yang diabsorpsi.

Koefisien cerna untuk protein dihitung sebagai berikut:

Nitrogen makanan – nitrogen feses X 100 / nitrogen makanan = % nitrogen makanan


yang diabsorpsi

Oksidasi protein yang tidak sempurna


Di dalam tubuh tidak semua ikatan nitrogen (terutama berasal dari protein) dapat
dioksidasi secara sempurna menjadi nitrogen oksida yang bersifat toksik. Hasil akhir
oksidasi ikatan mengandung nitrogen di dalam tubuh adalah ureum yang tidak terlalu
bersifat toksik. Ureum mengandung kurang lebih seperempat dari energi kimia
protein semula, yaitu 1,25 kkal/protein.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, Atwater memperoleh nilai faali zat-zat gizi.
Nilai-nilai ini kemudian dibulatkan dan dinamakan faktor Atwater, yaitu empat untuk
karbohidrat dan protein, sembilan untuk lemak dan tujuh untuk alkohol.

Penentuan nilai energi makanan melalui perhitungan


Dengan menggunakan faktor Atwater, nilai energi makanan dapat ditetapkan melalui
perhitungan menurut komposisi karbohidrat, lemak dan protein, serta nilai energi faali
makanan tersebut.

3. Penentuan nilai energi makanan

Energi Bahan Makanan


Hanya tiga macam zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu
karbohidrat (pati, gula), protein, dan lemak. Di dalam tubuh, karbohidrat (gula, pati),
lemak (asam-asam lemak), dan protein (asam-asam amino), akan dioksidasi di dalam
sel dengan bantuan enzim, koenzim (misalnya vitamin), dan hormone. Prosesnya
memerlukan oksigen dan hasil yang diperoleh berupa karbondioksida, air, dan energy.

1. Cara Menghitung Energi.


Setiap makanan menghasilkan jumlah energy yang berbeda-beda, tergantung dari
jumlah karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung di dalamnya. Banyaknya
energy yang dihasilkan oleh suatu bahan makan dapat diukur atau ditentukan dengan:
A. Cara langsung: yaitu dengan menggunakan alat yang disebut ‘bomb calorimeter’.
Dengan menggunakan alat tersebut sampel makanan akan dibakar oleh aliran listrik,
dan kemudian perubahan suhu air yang diakibatkannya akan dicatat. Berdasarkan
perbedaan suhu sebelum dan sesudah terjadi pembakaran (oksidasi), maka energy
yang terkandung dalam sampel dapat dihitung.
B. Cara tidak langsung: yaitu dengan perhituingan kadar karbohidrat, lemak, dan
protein.
Tidak semua karbohidrat, protein, maupun lemak yang terkandung dalam bahan
makanan yang dikonsumsi dapat digunakan oleh tubuh, karena sebelumnya harus
dilakukan pencernaan dan penyerapan sehingga yang benar-benar dapat digunakan
oleh tubuh adalah sejumlah tertentu yang dapat diserap tubuh. Dengan kata lain,
jumlah masing-masing zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh tergantung dari
daya cernanya. Selain itu, khusus untuk protein, tidak semua yang diserap oleh tubuh
dapat dimanfaatkan, dan kelebihannya akan dibuang melalui urine sebagai urea. Oleh
karena itu, nilai energy yang diukur dan dihitung dengan ‘bomb calorimeter’ harus
dikoreksi oleh dua factor, yaitu:

1. Kehilangan dalam metabolisme. 2. Daya cerna


Nilai energy yang diperoleh setelah menghitung factor koreksi disebut “nilai energy
fisiologis”.

Sistem penilaian energi dalam makanan ini dikemukakan oleh Dr W.O. Atwater pada
tahun 1899. Atwater membuat experimen dengan menganalisis feses 3 pemuda
Amerika selama 3-8 hari. Atwater menemukan bahwa hanya 92% protein, 95% lemak
dan 99% karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Perhitungan jumlah energy dalam suatu
bahan makanan sangatlah mudah. Contohnya, di dalam keju yang mengandung 39g
karbohidrat, 10g protein, and 16g lemak maka jumlah energinya adalah sebagai
berikut:
karbohidrat = 39 x 4=156 kkal
Protein 10 x 4 = 40 kkal
lemak 16 x 9 = 144 kkal
Jadi, selembar keju tersebut mengandung 156 +40+144 = 340 kkal energy

Berikut adalah contoh kandungan kalori dalam makanan sehari-hari:

Snack:
Kroket (1 buah) 68 Kalori
Lemper (1 buah) 95 Kalori
Siomay Ayam (3 buah) 85 Kalori
Pempek Kapal Selam 100 gr 190 kalori
Siomay 170 gr 162 kalori
Lumpia goreng satu biji: 94 kalori
Dodol satu biji: 71 kalori
Roti Naan (roti India): 308 kalori
Roti putih satu slice: 69 kalori
Chicken nugget 6 potong: 250 kalori
Mie bakso sepiring: 400 kalori
Somay satu biji: 40 kalori.
French Fries ukuran Medium: 350 kalori

B. Karbohidrat Sebagai Salah Satu Pembentuk Energi

Energy yang terbentuk dalam tubuh yang didapat dari energy potensial, tersimpan
dalam berbagai bahan makanan berupa energy kimiawi yang dilepaskan setelah
makanan tersebut mengalami proses metabolism dalam tubuh. Karbohidrat, protein,
dan lemak merupakan bahan pembentuk energy dimana terbentuknya energy ini akan
memaksimalkan gerakan-gerakan internal dan eksternal tubuh.
Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang
dikonsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran
darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil
konversi berbaga I macam j e n i s karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi
sebagai dasar bagi pembentukan energi di dalam tubuh. melalui berbagai tahapan
dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi
glukosa menjadi CO dan H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi
energi. Proses metabolism glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan
kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi. Di dalam tubuh,
karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi
sebagai sumber energi utama (rawan, 2007).

C. Protein Sebagai Salah Satu Pembentuk Energi


Protein, disamping karbohidrat dan lemak merupakan bahan-bahan pembentuk energy
yang diperoleh dari berbagai bahan makanan nabati dan hewani. Kata protein berasal
dari bahasa latin yang dapat diartikan sebagai bahan keperluan hidup yang menduduki
tempat utama. Menurut pakar kimia belanda, Mulder, protein merupakan bahan
penyusun tubuh yang mengandung nitrogen dengan unit dasarnya yaitu asam amino
(karena itulah asam amino dikelompokkan sebagai satuan pembangun protein). Asam
amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis protein. Tetapi, jika asupan
glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui jalur yang disebut
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari prekursor nonkarbohidrat.
Protein terbentuk dari unsur-unsur organic yang relative sama dengan karbohidrat dan
lemak, yaitu sama-sama terbentuk dari unsure-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen,
tetapi pada protein unsure-unsur ini ditambah lagi dengan unsure N (nitrogen) dan
ditemukan pula unsure mineral (fosfor, belerang, besi). Molekul protein tersusun dari
asam-asam amino, 12-18 macam asam amino yang saling berhubungan dalam suatu
ikatan peptide. Unit-unit tersebut selanjutnya diserap oleh aliran darah ke seluruh
tubuh, dan sel-sel jaringan mengambilnya untuk digunakan sebagai pembangun dan
pemeliharaan kesehatan jaringan. Protein merupakan zat pembentuk tubuh yang
penting disamping air, mineral, karbohidrat, dan berbagai vitamin yang terdapat di
seluruh tubuh pada otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan organ tubuh
lainnya.

D. Lemak sebagai Bahan Pembentuk Energi


Tahap awal penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah hidrolisis triasilgliserol
oleh lipase yang akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Triasilgliserol
merupakan cadangan energi yang sangat besar karena dalam bentuk tereduksi dan
bentuk anhidrat. Oksidasi sempurna asam lemak menghasilkan energi sebesar 9
kkal/g dibandingkan karbohidrat dan protein yang menghasilkan energi sebesar 4
kkal/g. Ini disebabkan karena asam lemak jauh lebih tereduksi. Lagi pula
triasilgliserol sangat non polar sehingga tersimpan dalam keadaan anhidrat, sedangkan
protein dan karbohidrat jauh lebih polar, sehingga bersifat terhidratasi. Satu gram
glikogen kering akan mengikat sekitar dua gram air maka satu gram lemak anhidrat
menyimpan energi enam kali lebih banyak dari pada energi yang dapat disimpan oleh
satu gram glikogen yang terhidratasi . Ini menyebabkan bahwa triasilgliserol
dijadikan simapanan energi yang lebih utama disbanding glikogen.Sel adipose
dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan triasilgliserol serta untuk mobilisasi
triasilgliserol menjadi molekul bahan bakar yang akan dipindahkan ke jaringan lain
oleh darah (Rusdiana, 2004).
Proporsi lemak dalam diet dianjurkan sebanyak 30% dari total kalori, berasal dari
saturated fat 10%, monosaturated fat 10%, dan dari polisaturated fat 10%.

E.Kalorimeter Respirasi
Hubungan antara energy yang dihasilkan dengan jumlah oksigen yang dikonsumsi
seseorang dapat ditentukan dengan menggunakan alat “calorimeter respirasi”
(Atwater-Benedict respiration calorimeter).
Alat tersebut terdiri dari ruangan yang kedap udara, dibuat dari logam tembaga yang
diinsulasi dengan dinding kayu dengan pemisah berupa udara. Didalamnya disediakan
tempat tidur, meja, dan kursi. Seseorang dapat berdiam diruangan tersebut selama
beberapa hari dan mengerjakan pekerjaan ringan seperti membaca, menulis, dan
sebagainya. Suatu jendela disediakan untuk tempat memasukkan makanan dan
minuman serta mengeluarkan ekskreta.
Respiratory Quotient
Respiratory Quotient adalah perbandingan antara volume CO2 yang dikeluarkan
dengan volume oksigen yang dikonsumsi oleh subyek.
RQ = Volume CO2 yang diproduksi/Volume O2 yang dikonsumsi
Bila karbohidrat saja yang dioksidasi dalam tubuh, maka RQ = 1, bila lemak saja yang
dioksidasi maka RQ = 0,7 sedangkan bila protein saja yang dioksidasi maka RQ =
0,82. Nilai RQ yang diperhitungkan dalam penentuan metabolism basal (post
absorptive, yaitu kira-kira 12 jam setelah makan) adalah sekitar 0,82. Pada kondisi ini,
tubuh memperoleh energy yang berasal dari oksidasi karbohidrat (50%), lemak
(40%), dan protein (10%).
Setelah mengkonsumsi makanan yang kira-kira mengandung 10% protein, 20%
lemak, dan 70% karbohidrat, nilai RQ adalah sekitar 0,82. Pada penderita diabetes
mellitus nilai RQ lebih rendah yaitu sekitar 0,07 karena lebih banyak lemak yang
dikosidasi dalam tubuhnya.

Jumlah Energi yang Dioksidasi


Dari data jumlah nitrogen yang diekskresikan dalam urin serta jumlah C)2 yang
diproduksi dan jumlah O2 yang dikonsumsi dalam 24 jam, memungkinkan untuk
menghitung jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang dioksidasi dalam tubuh.
Contoh dibawah ini memberikan gambaran tentang perhitungan contoh tersebut.
Misalkan seorang dewasa mengekskresikan 8 gram nitrogen (ekivalen dengan 50g
protein) dalam urin dan menggunakan 400 liter oksigen serta mengeluarkan 320 liter
CO2 dalam 24 jam. Diketahui bahwa untuk menghasilkan 1 gram N urin, sebanyak
6,25 gram protein harus dioksidasi, dan ini memerlukan 5,92 liter ) O2 serta
memproduksi 4,754 liter CO2. Sehingga untuk 8 gram N urin tersebut di atas,
diperlukan 47,4 liter ) O2 dan memproduksi 38,0 liter CO2. Oleh karena itu, O2 yang
dikonsumsi untuk mengoksidasi hanya karbohidrat dan lemak saja adalah 400 – 47,4
liter = 352,6 liter; sedangkan CO2 yang diproduksi adalah 320 – 38 liter = 282,0 liter.
Sehingga RQ non-protein = 282,0/352,6 = 0,80.

Spesifik Dynamic Action (SDA) Makanan


Suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seorang ahli gizi, Rubner, dilakukan untuk
menentukan nilai SDA makanan, dengan menggunakan anjing sebagai hewan
percobaan. Anjing tersebut ditempatkan dalam suatu kandang khusus yang didesain
seperi respiration calorimeter. Rubner mengobservasi bahwa karbohidrat, lemak,
maupun protein yang diberikan pada anjing yang dipuasakan, menghasilkan energy
metabolisme yang lebih besar dari energy basal. Dia menemukan bahwa pada anjing
puasa yang memerlukan 400 Kkal, pemberian 100 gram karbohidrat menghasilkan
425 Kkal, pemberian 44,4 gram lemak menghasilkan 416 Kkal dan pemberian 100
gram protein menghasilkan 520 Kkal energy (panas).

4. Cara menaksir kebutuhan energi

What are you searching for..

Hidup Sehat > Nutrisi


Berapa Banyak Kalori yang Anda Butuhkan Per Hari?
Ditulis oleh: Monika Nanda

Terakhir diperbarui: 24/06/2020 . Waktu baca 5 menit


Bagikan sekarang

cara menghitung kebutuhan kalori


Jika Anda pernah memperhatikan tabel informasi nilai gizi pada kemasan makanan,
maka Anda akan sering menemukan kalimat “Persen AKG berdasarkan kebutuhan
energi 2000 kkal. Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.” Ini
berarti kebutuhan kalori Anda per hari tidaklah sama dengan orang lain, karena
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan kalori Anda. Sebetulnya
bagaimana cara menghitung kebutuhan kalori sehari-hari?
Apa itu kalori?
Sebelum mengetahui berapa kebutuhan kalori Anda, ada baiknya Anda mengetahui
apa itu kalori. Kalori adalah suatu unit pengukuran untuk menyatakan jumlah energi
dalam makanan. Saat kita makan atau minum, kita memberi energi (kalori) pada
tubuh kita. Tubuh kemudian memakai energi tersebut sebagai bahan bakar untuk
berbagai aktivitas kita. Semakin banyak aktivitas yang kita lakukan, semakin banyak
energi atau kalori yang terpakai.

Jumlah kalori dalam suatu makanan biasanya ditulis dalam satuan “kilokalori” atau
“kkal”. Sebagai contoh, 500 kalori akan ditulis sebagai 500 kkal. Selain dalam kkal,
kalori juga dapat ditulis dalam satuan “kilojoules” atau “kJ”. 1 kJ setara dengan 0,239
kalori.
Kebutuhan kalori setiap hari masing-masing orang berbeda
Cara menghitung kebutuhan kalori tiap orang berbeda-beda, karena akan dihitung
berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi dan berat badan, komposisi tubuh, aktivitas,
hingga keadaan fisik masing-masing. Kalori yang dibutuhkan oleh laki-laki berbeda
dengan perempuan meskipun berada pada rentang usia yang sama. Dua orang yang
kembar sekalipun akan memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada
keadaan fisik dan aktivitasnya sehari-hari.

Standar asupan kalori per hari berbeda-beda di tiap negara. Di Amerika, laki-laki
disarankan untuk mengonsumsi 2700 kalori per hari dan wanita 2200 kalori per
harinya. Sementara berdasarkan National Health Service di Inggris, laki-laki
disarankan mengonsumsi 2500 kalori dan wanita 2000 kalori. Berbeda dengan FAO
yang menyarankan orang dewasa rata-rata harus mengonsumsi minimal 1800 kalori
per hari.

contoh:

Bayi berusia 7-11 bulan dengan berat badan 9 kg dan tinggi badan 71 cm
membutuhkan energi 725 kkal per hari.
Laki-laki berusia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi 168 cm
membutuhkan energi 2725 kkal per hari.
Wanita berusia 19-29 tahun dengan berat badan 54 kg dan tinggi 159 cm
membutuhkan energi 2250 kkal per hari.
Laki-laki berusia lebih dari 80 tahun membutuhkan energi sebesar 1525 kkal dan
wanita pada usia yang sama membutuhkan energi 1425 kkal per hari.
Bagi wanita hamil, dibutuhkan tambahan energi sebesar 180-300 kkal per harinya,
tergantung pada usia tri mester kehamilannya. Begitu juga dengan ibu menyusui, pada
6 bulan pertama dibutuhkan tambahan energi hingga 330 kkal dan tambahan 400 kkal
pada 6 bulan berikutnya.

A. Ada beberapa cara menghitung kebutuhan kalori Anda, yaitu:

* Rumus Harris-Benedict: rumus ini termasuk rumus yang sering dipakai oleh ahli
gizi. Rumus Harris-Benedict memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, hingga level aktivitas fisik Anda.
Rumus untuk menghitung kebutuhan energi pria yaitu= 66,5 + 13,8 x (berat badan
dalam kilogram) + 5 x (tinggi badan dalam cm) dibagi dengan 6,8 x usia.
Sementara untuk wanita= 655,1 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,9 x (tinggi
badan dalam cm) dibagi dengan 4,7 x usia.
Hasil dari penghitungan ini kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Jika
aktivitas fisik Anda rendah, maka dikalikan dengan 1,2. Untuk aktivitas fisik sedang
dikalikan dengan 1,3. Sementara aktivitas fisik berat dikalikan dengan 1,4.
* Rumus WHO (World Health Organization): berbeda dengan rumus Harris-Benedict,
rumus ini lebih sederhana dan tidak memperhitungkan tinggi badan. Rumus WHO
dibagi sesuai dengan kategori umur. Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi
wanita berusia 18-29 tahun, digunakan rumus 14,7 x (berat badan dalam kilogram) +
496. Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18-29 tahun, digunakan
rumus 15,3 x (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan
dengan faktor aktivitas fisik.

Hubungan antara kebutuhan kalori dan kesehatan


Meskipun kemasan makanan lebih sering mencantumkan persen angka kecukupan
gizi berdasarkan pada kebutuhan energi 2000 kkal, namun kini Anda tahu bahwa
tidak semua orang membutuhkan energi 2000 kkal per harinya. Kebutuhan energi
Anda bergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, keadaan fisik,
hingga aktivitas Anda sehari-hari. Mengetahui berapa kebutuhan energi Anda per hari
dapat membantu menjaga kesehatan Anda karena hal tersebut bisa mempengaruhi
keseimbangan energi Anda sehari-hari.

Prinsip dalam mencukupi kebutuhan energi sederhana saja yaitu seimbang, karena
jika Anda mengonsumsi kalori lebih dari kebutuhan, ini dapat mengakibatkan
peningkatan berat badan di kemudian hari sekaligus meningkatkan risiko Anda
mengidap berbagai macam penyakit, khususnya penyakit degeneratif. Tetapi jika
Anda mengonsumsi kalori kurang dari kebutuhan Anda, maka akan terjadi penurunan
berat badan sekaligus penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh karena tidak
mendapat asupan yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai