Anda di halaman 1dari 16

MODUL METABOLISME ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO

(NUT224)

MODUL 1
PENGERTIAN, PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN ENERGI

DISUSUN OLEH
Dudung Angkasa, S.Gz., M.Gizi, RD

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2019

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PENGANTAR

Kurang asupan energi sering kali berkaitan dengan kekurangan zat gizi
lainnya sehingga asupan energi menjadi penting untuk diperhatikan. Energi
berguna untuk menjalankan aktifitas fisik, menjaga suhu dan konsentrasi
cairan tubuh. Proses sirkulasi, sintesis, dan degradasi molekul tubuh juga
memerlukan energi. Energi bagi tubuh didapatkan dari oksidasi (pembakaran)
berbagai bahan organik seperti karbohidrat, lemak dan protein. Jika energi
begitu dibutuhkan oleh tubuh maka yang menjadi persoalan ialah seberapa
besar asupan energi yang dikatakan cukup? Apakah semua energi yang ada
di pangan itu otomatis seluruhnya (100%) digunakan (diutilisasi) tubuh? Selain
itu, faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan energi, bagaimana cara
menghitungnya?. Modul ini akan menjawab pertanyaan tersebut disertai
dengan perbandingan beberapa metode perhitungan energi, termasuk dari
mana asal muasal satu gram karbohidrat, protein dan lemak bernilai masing-
masing 4 kalori, 4 kalori, dan 9 kalori. Menarik kan?! Setelah mempelajari
modul ini pembaca diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut dan
menerangkannya secara mandiri.

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan fungsi energi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen perhitungan energi
3. Mahasiswa dapat menjelaskan produksi energi tingkat sel
4. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pengukuran energi
5. Mahasiswa dapat menjelaskan cara perhitungan energi

B. Uraian dan Contoh


1. Pengertian Energi dan Fungsinya
Energi dibutuhkan mahluk hidup untuk melakukan kerja seperti melakukan
aktivitas fisik, pengaturan suhu tubuh, pertukaran, sintesis dan degradasi
molekul. Pada manusia energi ini berasal dari oksidasi bahan organik seperti
karbohidrat, lemak dan asam amino. Molekul tersebut mengandung ikatan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
kovalen dan ketika ikatan kovalen diputus (cleaved), lalu ikatannya
menjadi ’longgar’ maka energinya akan keluar. Pengeluaran energi ini terjadi
dari proses pembakaran/oksidasi. Memang proses pembakaran sempurna
suatu bahan organik (misal glukosa, C6H12O6) menghasilkan energi panas, CO2
dan H2O mirip sekali dengan yang terjadi didalam sel tetapi perbedaannya
dalam pembakaran metabolik (metabolic oxidation) energi panas ini sebagian
disimpan dalam bentuk senyawa ikatan energi tinggi yang disebut ATP
(adenosine tryphospate) (Sareen S Groper, 2012).
Konsep dasar energi pertama kali dicetuskan oleh Lavoiser dan La Place
dengan mengukur produksi panas tubuh mamalia dengan metode kalorimetri.
Mereka menemukan bahwa panas yang dikeluarkan oleh pembakaran bahan
organik setara (stoikiometri) dengan jumlah oksigen yang dikonsumsi. Hasil ini,
kemudian didukung oleh penelitian-penelitian selanjutnya. Hanya saja, masih
terjadi kesalahpahaman pada kalangan pelajar bahwa energi dari hasil
pembakaran (combustion, bomb calorymetry) atau disebut energi yang
terkandung pada pangan (total food energy) dapat seratus persen diserap oleh
tubuh manusia padahal tidak demikian seperti yang telah disampaikan bahwa
sebagian energi tersebut ditangkap dalam bentuk ATP.
Untuk lebih jelas, perhatikan perbedaan pembakaran asam palmitat (asam
lemak) berikut:
CH3-(CH3)14-COOH + 23O2  16CO2 + 16H2O + HEAT (2.340 kcal)........(1)
CH3-(CH3)14 -COOH + 23O2 + 130 ADP +130 P 16CO2 + 146H2O +130
ATP+ HEAT (1,384 kcal)..............................................................................(2)
Pembakaran (1) yang terjadi dengan suatu alat yang disebut bomb kalorimeter
(Gambar 1) menghasilkan karbondioksida, uap air, dan panas (2.340 Kkal) yang
lebih tinggi daripada pembakaran dalam sel (1384 Kkal) (Sareen S Groper,
2012).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
Gambar 1. Bagian dari Bomb Kalorimeter
Sebenarnya panas yang dihasilkan setara hanya saja pada pembakaran dalam
sel (metabolic oxidation) sekitar 40% energi disimpan dalam bentuk ATP. ATP
ini kemudian dapat didistribusikan pada sel/jaringan lainnya. Fungsinya yang
dapat didistribusikan dan ’ditukar/diubah’ menjadi energi menjadikan ATP
disebut sebagai energy currency. Energi dapat dinyatakan dengan satuan
kalori dan joule. Satu kalori adalah perkiraan jumlah energi yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu satu gram air sebesar satu derajat celcius pada tekanan
satu atmosfer (atau 1 Kkalori untuk menaikan suhu 1 kg air sebanyak 1 derajat
celcius). Satu kalori dapat dikonversi atau setara dengan 4.18 Joule. Kalau satu
joule setara berapa kalori ya?!

2. Komponen perhitungan energi

Menurut UNU/FAO/WHO (2001), kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi


energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran
energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan
tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial &
ekonomi. Energi ini juga termasuk untuk keperluan pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anak, terbentuknya jaringan baru bagi janin
(ibu hamil) dan sekresi air susu (ibu menyusui).

Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah angka


metabolisme basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktifitas fisik.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Komponen lain adalah pengaruh termis makan (thermic effect of food) atau
spesifik dynamic action (SDA) of food. Karena jumlahnya relatif kecil, komponen
SDA dapat diabaikan. AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan
tinggi badan. Pengetahuan tentang komponen ini akan berguna dalam
menetapkan under- atau over reporting intake dalam pengukuran asupan energi
suatu invidivu. Dalam keadaan sehat dan tidak puasa, seseorang akan
konsumsi energi minimal sebesar BMR nya sehingga dapat menjaga tanda vital
tubuh dan dalam keadaan sadar.

Orang dengan lean body mass (berat tubuh total – berat lemak tubuh (body fat))
lebih besar akan memiliki BMR lebih tinggi karena sekitar 70% BMR digunakan
untuk keperluan lean body mass yang terdiri dari otot aktif. Orang yang aktif
tentu banyak mengerluarkan energi dari otot rangka (aktivitas fisik) sehingga
total pengeluaran energinya akan tinggi. Orang yang total pengeluaran
energinya lebih dari dua kali BMRnya disebut orang yang aktif.

3. Produksi energi sel

Butir 1 membahas sedikit tentang perbedaan produksi energi dari pembakaran


di luar tubuh dan sel. Pada bagian ini akan dikenalkan organel sel yang
berperan dalam produksi energi. Proses kehidupan dasar terjadi di dalam sel-
sel tubuh termasuk metabolisme dan pelepasan energi yang berasal dari zat
gizi. Semua hewan hidup, termasuk manusia mempunyai kesamaan tertentu
dalam hal struktur dan fungsi dalam sel.
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh.
Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung
dalam sel. Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh. Ada
triliunan sel dalam tubuh manusia. Sebagai contoh, jumlah total sel darah
merah dalam tubuh manusia dengan ukuran tubuh rata-rata adalah 25 triliun.
Sel tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter 10 µm sampai 30
µm. Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel harus
mempertahankan suatu area permukaan membran plasma yang memadai
untuk menampung pergantian antara zat gizi dan sampah. Sebuah sel secara
mudah terdiri dari membran, inti sel dan bagian antara membrane dan inti yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
disebut sebagai sitoplasma. Dimana beberapa organel lainnya berada di
sitoplasma. Berikut bagian-bagian sel:
a. Membran sel
Membran sel tipis yang bersifat permeabel secara selektif yang menutupi
dan melindungi isi sel dengan cara mengontrol zat-zat yang keluar masuk
sel. Membran sel memiliki bentuk seperti lembaran/lapisan yang terdiri dari
dua komponen utama yaitu lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.
Tebal lapisan ini sekitar 6 sampai 10 nm (1 nanometer sama dengan 10-9 m).

Gambar 2. Struktur sel (diambil dari training.seer.cancer.gov)

Di komponen lipid, jenis lipid yang paling dominan ialah fosfolipid lalu diikuti
kolesterol dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid). Fosfolipid sendiri
ialah senyawa molekul yang memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Susunan
fospolipid tersebut membentuk lipid bilayer (dua lapisan lipid) dimana bagian
yang hidrofobik mengarah ke dalam. Susunan ini dapat mengatur keluar
masuknya komponen/senyawa lain yang larut air. Walau begitu, susunan
tersebut dapat menjaga (retention) senyawa/bahan larut air yang esensial
tetap di dalam sel.
Bagian kepala molekul berupa fosfat polar yang dapat larut dalam air.
Bagian ekor molekul berupa asam lemak nonpolar yang tidak dapat larut
dalam air. Protein dibagi dalam dua kategori yaitu integral dan perifer.
Protein integral membentuk mayoritas protein membran, molekul ini
menembus dan tertanam dalam lapisan ganda, terikat pada bagian ekor
nonpolar. Protein perifer terikat longgar pada permukaan membran dan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
dapat dengan mudah terlepas dari membran tersebut. Karbohidrat juga
berkaitan dengan molekul lipid atau protein. Glikolipid dan glikoprotein yang
dihasilkan dapat memberikan sisi pengenal permukaan untuk interaksi antar
sel.

b. Sitoplasma, cairan yang mengisi sel. Di dalam cairan ini terdapat enzim-
enzim dan bagian-bagian sel. Sitosol dan bagian-bagian yang mengapung di
dalamnya dinamakan sitoplasma.

c. Mitokondria ditemukan pada hampir semua sel, tetapi tidak ditemukan


dalam sel darah merah. Ukuran mitokondria kira-kira sama dengan bakteri.
Mitokondria berbentuk bagian-bagian kecil berupa membran yang berlipat-
lipat dimana terjadi sebagian besar produksi energi. Setiap mitokondria
terdiri dari membran terluar halus dan membran terdalam yang membentuk
lipatan disebut krista. Ruang antar krista dipenuhi matriks yang berisi protein,
DNA, RNA dan ribosom. Bila mitokondria terdapat pada tempat yang
terbatas, bentuknya bervariasi. Dalam mitokondria tersimpan semua enzim
yang terlibat dalam siklus Krebs dan sistem transpor elektron. Mitokondria
juga mensintesis bagian-bagian penting sel, seperti bagian-bagian untuk
pembentukan asam amino tidak essensial.

d. Ribosom merupakan granula kecil berwarna hitam dengan diameter 25


nm yang tersusun dari RNA ribosomal dan hampir 80 jenis protein. Ribosom
ditemukan sebagi granula individual atau dalam kelompok yang disebut
poliribosom. Ribosom bisa bebas dalam sitoplasma (ribosom bebas) atau
melekat pada membran retikulum endoplasma. Ribosom merupakan tempat
sintesis protein.

e. Retikum Endoplasma merupakan suatu jaringan membran yang bertindak


sebagai jaringan komunikasi di dalam sel. Ada dua jenis retikulum
endoplasma : retikulum endoplasma kasar (granular), yang membrannya
memiliki ribosom dan retikulum endoplasma halus (agranular), yang tidak
memiliki ribosom. Retikulum endoplasma merupakan tempat utama sintesis
produk sel dan juga berperan dalam transport dan penyimpanannya. Di

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
retikulum endoplasma kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan
sintesis lemak dilakukan di retikulum endoplasma halus.

f. Badan golgi mengandung 6 sampai 7 kantong datar yang terikat membran


atau sisterna, masing-masing bentuknya agak melekuk. Kantong tersebut
tersusun seperti kantong terbalik. Badan golgi merupakan tempat akumulasi,
konsentrasi, pembungkusan, dan modifikasi kimia produk sekretori yang
disintesis dalam retikulum endoplasma kasar.

g. Lisosom ditemukan dalam sel kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit
yang telah terkeratinisasi sempurna pada permukaan tubuh. Lisosom
merupakan vesikel kecil yang terikat membran, mengandung hampir 50 jenis
enzim hidrolitik yang mampu menguraikan hampir semua jenis
makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll). Fungsi utama
lisosom adalah untuk pencernaan intraseluler. Lisosom mengandung enzim
pencernaan yang memecah sel-sel tua dan sisa sisa pemecahan sel lain.

h. Nukleus merupakan organel terbesar. Organel ini ada di dalam seluruh


sel tubuh kecuali pada sel darah merah matang, yang kehilangan intinya
saat berkembang. Umumnya, setiap sel memiliki satu nukleus, namum
beberapa sel raksasa seperti sel megakariosit sumsum tulang, sel osteoklas
tulang, dan sel otot rangka memiliki beberapa nukleus. Pada nukleus
terdapat kromosom yang mengandung informasi genetik (DNA) yang
mengkode informasi untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel,
serta nukleus sangat penting untuk keseluruhan aktivitas seluler. Pada
nukleus terdiri dari : membran nuklear yang disusun dari membran ganda
yang dipisah oleh ruang perinuklear. Membran dalam dan luar bergabung
dalam interval jarak yang tidak beraturan di sekitar nukleus untuk
membentuk pori-pori nuklear, sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran zat antara nukleus dan sitoplasma. Kromatin terlihat seperti
gumpalan tak beraturan atau granula basofilik kuat, atau benda berwarna
biru yang menyebar keseluruh nukleus. Kromatin tersusun dari rantai pilin
DNA yang terikat pada protein basa histon, beragam jumlah RNA dan
protein nonhiston lain serta sistem enzim. Pada sel yang membelah,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
kromatin menebal dan berpilin menjadi suatu unit khusus yang disebut
kromosom. Pada manusia berisi 23 pasang kromosom. Nukleoplasma
adalah matriks yang menyelubungi kromatin. Matriks ini tersusun dari protein,
metabolit, dan ion. Nukleolus adalah struktur sferikal yang tersusun dari
RNA dan protein. Ukuran dan jumlah nukleolus yang terdapat bervariasi
pada setiap jenis sel yang berbeda. Pada sel yang tidak mensintesis protein,
misalnya spermatozoa tidak ditemukan nukleolus.

4. Pengukuran energi

Ada tiga cara utama pengukuran energi yaitu doubly labelled water (DLW),
kalorimetri (langsung dan tidak langsung) dan faktorial (rumus/formula).
DLW merupakan metode paling akurat yang melibatkan isotop air (2H218O)
yang dapat menggambarkan keseimbangan penggunaan energi. Perbedaan
penggunaan hidrogen dan oksigen dari molekul air akan diukur dari darah,
ludah dan urin yang dikumpulkan dari awal hingga akhir pengukuran dalam
rentang 1-3 pekan. DLW dapat menggambarkan pengeluaran energi tandap
dipengaruhi oleh perilaku subject (Westerterp, 2017). Kalorimetri ialah
pengukuran jumlah panas yang dikeluarkan pada pembakaran sempurna
suatu pangan dalam bomb calorimeter atau dengan mengukur perubahan
panas sejumlah air yang diketahui volumenya dan dialirkan melalui pipa
pada badian atas dan dinding ruangan, dapat diukur jumlah panas yang
dikeluarkan seseorang. Terkait pembakaran sempurna pangan, perlu diingat
seperti disampaikan pada Bagian/Butir 1 bahwa nilai energi pangan tidak
sama dengan nilai energi yang diserap/digunakan tubuh atau disebut
sebagai nilai faali/nilai fisiologi energi pangan seperti terlihat pada Gambar
dibawah ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
Gambar 3 Konversi Energi Makanan (FAO, 2003)

Berdasarkan Maclean, W., dkk. (2003), sistem penilaian energi pangan yang
banyak digunakan saat ini ialah Atwater General factor system. Sistem ini
yang menilai satu gram karbohidrat dan protein masing-masing
mengandung empat Kalori. Sistem kedua yang yang dikenal sebagai the
extenstive general factor system, yang membedakan karbohidrat, lemak dan
protein berdasarkan monomernya. Misalnya saja nilai monosakarida seperti
glukosa mengandung 3.75 kalori/gram sedangkan serat mengandung 2
kalori/gram. Sistem lainnya yang dikenal sebagai Atwater specific factor
system, sesuai namanya lebih spesifik dalam menilai kandungan energi
dalam makanan karena disesuaikan dengan karakteristik bahan makanan.
Misalnya saja nilai energi protein pada nasi akan lebih tinggi dibandingkan
protein pada kentang. Selanjutnya anda dapat membaca pada laporan
Maclean, W., dkk. yang diterbitkan FAO tahun 2003.
Kembali lagi pada kalorimetri. Pengukuran Kalorimetri dilakukan pada pagi
hari dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan
selama 12 jam terakhir serta berada dalam suhu lingkungan yang nyaman

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
Gambar 4 Ruangan Atwater (Maclean, W. dkk., 2003)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
16
Gambar 5 Kalorimeter Manusia

5. Perhitungan energi

Seperti dibahas sebelumnya diantara cara penentuan kebutuhan energi ialah


dengan cara faktorial yaitu berupa persamaan matematis. Ada beberapa
persamaan matematis yang umum digunakan di bidang gizi untuk
memperkirakan kebutuhan energi.

a. Harris and Benedict (1919)

Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)


Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
Keterangan :
BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur dalam tahun
Sumber : Almatsier, 20061

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
16
b. Schofield

AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
3 – 10 0.095 W + 2110 0.085 W + 2033
10 – 18 0.074 W + 2754 0.056 W + 2898
18 – 30 0.063 W + 2896 0.062 W + 2036
30 – 60 0.048 W + 3653 0.034 W + 3538
Sumber : Henry and Rees, 19912

c. Henry and Rees

AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
3 – 10 0.113 W + 1689 0.063 W + 2466
10 – 18 0.084 W + 2122 0.047 W + 2951
18 – 30 0.056 W + 2800 0.048 W + 2562
30 – 60 0.0460 W + 3160 0.048 W + 2448
Sumber : Henry and Rees, 19912 dan Ismail MN,dkk. 19983

d. FAO/WHO/UNU
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
0–3 60,9 B – 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
> 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
Keterangan : B : Berat badan
Sumber : Almatsier, 20061

e. St.Mifflin
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
16
Laki – laki : (10 W + 6,25 H) – (5A + 5)
Perempuan : (10 W + 6,25 H) – (5A – 161)
W : Berat Badan
H : Tinggi Badan
A : Umur

Faktor Aktivitas
Jenis Kelamin
Aktivitas
Laki – laki Perempuan
Sangat Ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00

Sumber : L.K. Mahan, & Arlin, 2000, dan Muhilal, dkk 1998, dalam Almatsier, 2006

Schofield dan Henry and Rees tidak direkomendasikan karena rumus


tersebut mencakup FA (faktor Aktivitas), sedangkan FA setiap individu
berbeda (Payne and Waterlow, 1971 dalam Henry and Rees, 1991). Sebuah
penelitian pada sample obesitas menunjukkan rumus Mifflin lebih tepat
dalam mengestimasi kebutuhan energi. Pada penelitian tersebut, BMR
dihitung menurut Harris Benedict dan Mifflin kemudian dibandingkan dengan
kalorimeter. Penelitian yang berjudul Prediksi Validasi untuk Rumus BMR
pada Obesitas tersebut menyimpulkan bahwa rumus Mifflin lebih tepat
digunakan untuk seseorang yang mengalami obesitas karena hasilnya
mendekati dengan menggunakan alat calorimeter (Kruger, Renata Lopez, et
al. 2015). Tapi hasil berbeda jika pada sample yang lain. Secara prinsip
rumus yang digunakan tergantung dengan kedaan masing-masing individu.
Pada saat kondisi obesitas lebih dianjurkan menggunakan rumus Mifflin
dikarenakan hasil yang di dapat mendekati dengan hasil perhitungan alat
kalorimeter

C. Latihan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
16
a. Jelaskan perbedaan antara energy combustion dan metabolic energy!
b. Uraikan perbedaan komponen kebutuhan energi antara orang aktif dan
kurang aktif
c. Apa yang dimaksud dengan thermic effect of food
d. Urutkan metode pengukuran energi dari yang paling akurat

D. Kunci Jawaban

a. Energy combustion dari energi yang berasal dari pembakaran sempurna


suatu bahan pangan di luar tubuh sedangkan metabolic energy dari
pembakaran (oksidasi) pembakaran di dalam sel secara kimia dimana
sebagian energi panas diubah menjadi senyawa energy currency.
b. Komponen utama yang membedakan ialah aktivitas fisik yang tercermin
dari pengeluaran energi yang lebih banyak pada otot rangka
c. TEF merupakan dampak pengeluaran energi (panas) akibat makanan
yang baru dikonsumsi/dicerna. Tubuh kita mengeluarkan saliva, hormon,
sekresi enzim dsb yang itu memicu pengeluaran energi.
d. DLW, Kalorimetri langsung, Kalorimetri Tidak langsung dan Faktorial

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
16
E. Daftar Pustaka

1. Gropper, S. S., & Smith, J. L. (2012). Advanced nutrition and human


metabolism. Cengage Learning.
2. United Nations University, & World Health Organization. (2004). Human
Energy Requirements: Report of a Joint FAO/WHO/UNU Expert
Consultation: Rome, 17-24 October 2001 (Vol. 1). Food & Agriculture Org..
3. Westerterp, K. R. (2017). Doubly labelled water assessment of energy
expenditure: principle, practice, and promise. European journal of applied
physiology, 117(7), 1277-1285.
4. Maclean, W., Harnly, J., Chen, J., Chevassus-Agnes, S., Gilani, G.,
Livesey, G., & Warwick, P. (2003, February). Food energy–Methods of
analysis and conversion factors. In Food and agriculture organization of
the united nations technical workshop report (Vol. 77, pp. 8-9).
5. Krüger, R. L., Lopes, A. L., Gross, J. D. S., Macedo, R. C. O., Teixeira, B.
C., & Oliveira, Á. R. (2015). Validation of predictive equations for basal
metabolic rate in eutrophic and obese subjects. Revista Brasileira de
Cineantropometria & desempenho humano, 17(1), 73-81.
6. Henry, C. J., & Rees, D. G. (1991). New predictive equations for the
estimation of basal metabolic rate in tropical peoples. European journal of
clinical nutrition, 45(4), 177-185.
7. Almatsier, S. (2006). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
16

Anda mungkin juga menyukai