(NUT224)
MODUL 1
PENGERTIAN, PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN ENERGI
DISUSUN OLEH
Dudung Angkasa, S.Gz., M.Gizi, RD
Kurang asupan energi sering kali berkaitan dengan kekurangan zat gizi
lainnya sehingga asupan energi menjadi penting untuk diperhatikan. Energi
berguna untuk menjalankan aktifitas fisik, menjaga suhu dan konsentrasi
cairan tubuh. Proses sirkulasi, sintesis, dan degradasi molekul tubuh juga
memerlukan energi. Energi bagi tubuh didapatkan dari oksidasi (pembakaran)
berbagai bahan organik seperti karbohidrat, lemak dan protein. Jika energi
begitu dibutuhkan oleh tubuh maka yang menjadi persoalan ialah seberapa
besar asupan energi yang dikatakan cukup? Apakah semua energi yang ada
di pangan itu otomatis seluruhnya (100%) digunakan (diutilisasi) tubuh? Selain
itu, faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan energi, bagaimana cara
menghitungnya?. Modul ini akan menjawab pertanyaan tersebut disertai
dengan perbandingan beberapa metode perhitungan energi, termasuk dari
mana asal muasal satu gram karbohidrat, protein dan lemak bernilai masing-
masing 4 kalori, 4 kalori, dan 9 kalori. Menarik kan?! Setelah mempelajari
modul ini pembaca diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut dan
menerangkannya secara mandiri.
Orang dengan lean body mass (berat tubuh total – berat lemak tubuh (body fat))
lebih besar akan memiliki BMR lebih tinggi karena sekitar 70% BMR digunakan
untuk keperluan lean body mass yang terdiri dari otot aktif. Orang yang aktif
tentu banyak mengerluarkan energi dari otot rangka (aktivitas fisik) sehingga
total pengeluaran energinya akan tinggi. Orang yang total pengeluaran
energinya lebih dari dua kali BMRnya disebut orang yang aktif.
Di komponen lipid, jenis lipid yang paling dominan ialah fosfolipid lalu diikuti
kolesterol dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid). Fosfolipid sendiri
ialah senyawa molekul yang memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Susunan
fospolipid tersebut membentuk lipid bilayer (dua lapisan lipid) dimana bagian
yang hidrofobik mengarah ke dalam. Susunan ini dapat mengatur keluar
masuknya komponen/senyawa lain yang larut air. Walau begitu, susunan
tersebut dapat menjaga (retention) senyawa/bahan larut air yang esensial
tetap di dalam sel.
Bagian kepala molekul berupa fosfat polar yang dapat larut dalam air.
Bagian ekor molekul berupa asam lemak nonpolar yang tidak dapat larut
dalam air. Protein dibagi dalam dua kategori yaitu integral dan perifer.
Protein integral membentuk mayoritas protein membran, molekul ini
menembus dan tertanam dalam lapisan ganda, terikat pada bagian ekor
nonpolar. Protein perifer terikat longgar pada permukaan membran dan
b. Sitoplasma, cairan yang mengisi sel. Di dalam cairan ini terdapat enzim-
enzim dan bagian-bagian sel. Sitosol dan bagian-bagian yang mengapung di
dalamnya dinamakan sitoplasma.
g. Lisosom ditemukan dalam sel kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit
yang telah terkeratinisasi sempurna pada permukaan tubuh. Lisosom
merupakan vesikel kecil yang terikat membran, mengandung hampir 50 jenis
enzim hidrolitik yang mampu menguraikan hampir semua jenis
makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll). Fungsi utama
lisosom adalah untuk pencernaan intraseluler. Lisosom mengandung enzim
pencernaan yang memecah sel-sel tua dan sisa sisa pemecahan sel lain.
4. Pengukuran energi
Ada tiga cara utama pengukuran energi yaitu doubly labelled water (DLW),
kalorimetri (langsung dan tidak langsung) dan faktorial (rumus/formula).
DLW merupakan metode paling akurat yang melibatkan isotop air (2H218O)
yang dapat menggambarkan keseimbangan penggunaan energi. Perbedaan
penggunaan hidrogen dan oksigen dari molekul air akan diukur dari darah,
ludah dan urin yang dikumpulkan dari awal hingga akhir pengukuran dalam
rentang 1-3 pekan. DLW dapat menggambarkan pengeluaran energi tandap
dipengaruhi oleh perilaku subject (Westerterp, 2017). Kalorimetri ialah
pengukuran jumlah panas yang dikeluarkan pada pembakaran sempurna
suatu pangan dalam bomb calorimeter atau dengan mengukur perubahan
panas sejumlah air yang diketahui volumenya dan dialirkan melalui pipa
pada badian atas dan dinding ruangan, dapat diukur jumlah panas yang
dikeluarkan seseorang. Terkait pembakaran sempurna pangan, perlu diingat
seperti disampaikan pada Bagian/Butir 1 bahwa nilai energi pangan tidak
sama dengan nilai energi yang diserap/digunakan tubuh atau disebut
sebagai nilai faali/nilai fisiologi energi pangan seperti terlihat pada Gambar
dibawah ini.
Berdasarkan Maclean, W., dkk. (2003), sistem penilaian energi pangan yang
banyak digunakan saat ini ialah Atwater General factor system. Sistem ini
yang menilai satu gram karbohidrat dan protein masing-masing
mengandung empat Kalori. Sistem kedua yang yang dikenal sebagai the
extenstive general factor system, yang membedakan karbohidrat, lemak dan
protein berdasarkan monomernya. Misalnya saja nilai monosakarida seperti
glukosa mengandung 3.75 kalori/gram sedangkan serat mengandung 2
kalori/gram. Sistem lainnya yang dikenal sebagai Atwater specific factor
system, sesuai namanya lebih spesifik dalam menilai kandungan energi
dalam makanan karena disesuaikan dengan karakteristik bahan makanan.
Misalnya saja nilai energi protein pada nasi akan lebih tinggi dibandingkan
protein pada kentang. Selanjutnya anda dapat membaca pada laporan
Maclean, W., dkk. yang diterbitkan FAO tahun 2003.
Kembali lagi pada kalorimetri. Pengukuran Kalorimetri dilakukan pada pagi
hari dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan
selama 12 jam terakhir serta berada dalam suhu lingkungan yang nyaman
5. Perhitungan energi
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
3 – 10 0.095 W + 2110 0.085 W + 2033
10 – 18 0.074 W + 2754 0.056 W + 2898
18 – 30 0.063 W + 2896 0.062 W + 2036
30 – 60 0.048 W + 3653 0.034 W + 3538
Sumber : Henry and Rees, 19912
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
3 – 10 0.113 W + 1689 0.063 W + 2466
10 – 18 0.084 W + 2122 0.047 W + 2951
18 – 30 0.056 W + 2800 0.048 W + 2562
30 – 60 0.0460 W + 3160 0.048 W + 2448
Sumber : Henry and Rees, 19912 dan Ismail MN,dkk. 19983
d. FAO/WHO/UNU
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
0–3 60,9 B – 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
> 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
Keterangan : B : Berat badan
Sumber : Almatsier, 20061
e. St.Mifflin
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
16
Laki – laki : (10 W + 6,25 H) – (5A + 5)
Perempuan : (10 W + 6,25 H) – (5A – 161)
W : Berat Badan
H : Tinggi Badan
A : Umur
Faktor Aktivitas
Jenis Kelamin
Aktivitas
Laki – laki Perempuan
Sangat Ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
Sumber : L.K. Mahan, & Arlin, 2000, dan Muhilal, dkk 1998, dalam Almatsier, 2006
C. Latihan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
16
a. Jelaskan perbedaan antara energy combustion dan metabolic energy!
b. Uraikan perbedaan komponen kebutuhan energi antara orang aktif dan
kurang aktif
c. Apa yang dimaksud dengan thermic effect of food
d. Urutkan metode pengukuran energi dari yang paling akurat
D. Kunci Jawaban