Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN GONOREA

OLEH :

1. YOHANA B.S BLEGUR (PO530320119150)


2. YUFRI NOMLENI (PO530320119151)
3. YUNITA M BLEGUR (PO530320119152)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Masalah : Gonore

Pokok Pembahasan : Gonore

Sasaran : Kelurga

Jam : 14.30 - Selesai

Waktu : 20 Menit

Tanggal : 30 Oktober 2020

Tempat : Kediaman rumah walikota

Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang
Penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual yang lebih dikenal dengan
sebutan penyakit kelamin merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat. Gonore
adalah penyakit menular seksual yang paling sering ditemukan, dimasyarakat penyakit
gonore lebih dikenal sebagai penyakit kencing nanah atau uretritis gonore.
Gonore merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yaitu bakteri diplokokus Gram negatif.
Penularan penyakit ini melalui kontak seksual dan bakteri ini dapat menginfeksi
permukaan mukosa pada organ urogenital (leher rahin, uretra, rektum) (Casey et al., 2010).
Selain itu bakteri ini juga dapat menginfeksi selaput mata pada bayi yang lahir melalui
jalur normal
B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga mampu memahami dan


mengerti tentang penyakit gonore
C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang penyakit gonore diharapkan


Keluarga dapat:
1. Menjelaskan pengertian

2. Menyebutkan etiologi
3. Menyebutkan patofisiologi

4. Menyebutkan upaya penanganan dan pengobatan

5. Menjelaskan komplikasi
D. Materi penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab
F. Media

1. Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media

Kegiatan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-kata/
b salam kalimat
menit 2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarka
3. Menyampaikan
n dan
tentang tujuan pokok
menyimak
materi
3. Bertanya
4. Meyampakaikan
mengenai
pokok pembahasan
perkenalan dan
5. Kontrak waktu
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarka Leaflet
n dan
menit 1. Menjelaskan
menyimak
pengertian
2. Bertanya
2. Menjelaskan
mengenai hal-
etiologi
hal yang belum
3. Menjelaskan
jelas dan
patofiologi
dimengerti
4. Menjelaskan cara
penanganan dan
pengobatan
5. Menjelaskan
komplikasi

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


menjawab kalimat
menit 2. Memberikan
tentang
kesempatan pada
pertanyaan
peserta untuk
yang diajukan
bertanya
2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi
3. Memperhatikan
4. Menyampaikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi

Diharapkan keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian gonore

2. Menyebutkan etiologi gonore

3. Menyebutkan patofisiologi gonore


4. Menyebutkan cara penanganan/Pengobatan gonore
5. Menjelaskan komplikasi gonore
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
kencing nanah atau gonnore (bahasa inggris: gonnorreeaae atau gonorrhaoea) adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonnorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher Rahim, rectum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonnorre biasa menyebar
melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonorre bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timnul nyeri pinggul
dan gangguan reproduksi. Gonnorrhoeae merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel
(lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak di obati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang
lebih dalam. Biasanya membentuk mukosa, urovaring,dan aunogenital

B. Etiologi
Gonorrhea disebabkan oleh bakteri gram negatif Neisseria gonorrhoeae. Famili
Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan Moxarella catarralis seperti Acinetobacter dan
Kingella serta spesies Moxarella lainnya. Neisseria adalah cocci gram negatif yang biasanya
berpasangan.
Bakteri Neisseria gonorrhoeae berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8μ, panjang 1,6 μ dan
bersifat tahan terhadap suasana asam akan tetapi tidak tahan lama berada pada udara bebas,
bakteri ini akan cepat mati pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap suhu sekitar 39°C.
Predominan bakteri ini menginfeksi jaringan epitel uretra, endocervix, rektum, faring, dan
konjungtiva. Transmisi penyakit ini terjadi melalui inokulasi langsung dari sekresi yang telah
terinfeksi melalui kontak mukosa ke mukosa lainnya. Contohnya melalui kontak genital-genital,
genital anorectal, oro-genital, atau kontak oro-anal ibu yang mentransmisikan kepada anaknya
anaknya pada saat proses kelahiran .

C. Patofisiologi
Bakteri Neisseria gonorrheae merupakan bakteri diplokokus gram negatif yang bersifat
intraseluler yang mempengaruhi epitel kuboid atau kolumner pada hostnya. Virulensi dan
patogenitas bakteri ini tergantung pada banyak hal, misalnya protein opacity-associated yang dapat
meningkatkan perlekatan antara gonokokus (bentuk koloni pada kultur media) dan juga
meningkatkan perlekatannya dengan fagosit.
Awalnya gonokokus melekat pada sel mukosa hostnya kemudian melakukan penetrasi seluruhnya
diantara sel dalam ruang sub epitel. Karakteristik respon host oleh invasi gonokokus adalah dengan
adanya neutrofil, diikuti dengan pengelupasan epitel, pembentukan mikroabses submukosa dan
discharge purulen. Apabila tidak diobati, infiltrasi makrofag dan limfosit akan digantikan oleh
neutrofil. Beberapa strain menyebabkan infeksi asimptomatik.

Gonokokus yang menyerang membran selaput lendir dari saluran genitouri naria, mata, rektum,
dan tenggorokan menghasilkan eksudat akut yang mengarah ke infeksi jaringan lalu hal ini diikuti
dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, eksudat
berwarna kuning dan kental, disertai rasa nyeri saat membuang air kecil. Infeksi uretra pada pria
dapat menjadi infeksi yang asimptomatik. Sedangkan pada wanita, infeksi primer terjadi di
indoserviks dan menyebar ke uretra dan vagina, serta meningkatkan sekresi cairan mikropurulen.
Hal ini dapat berkembang ke tuba uterine, dan menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia pada infeksi gonorrhea mengarah paksi kulit (terutama pembentukan papula dan
pustula yang hemorrages) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki, dan tenosynovitis dan arthritis
bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endokarditis yang
disebabkan oleh gonokokus kadang dapat menginfeksi lapisan meningeal otak yang dapat
menyebabkan meningitis dan dapat menginfeksi mata khususnya konjungtiva mata.
Bakteri gonokokus yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi bakteri
ini relatif resisten terhadap obat anti mikroba. Akan tetapi terjadi hal sebaliknya ketika gonokokus
menginfeksi sampai ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya
resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal
dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya.
D. Upaya Penanganan dan Pengobatan
a. Farmakologi
Pengobatan dalam mengatasi infeksi gonorrhea lebih sering menggunakan terapi single dose
dengan tujuan untuk mengatasi kepatuhan pasien dalam pengobatan (Afriana N, 2012). Obat
pilihan yang dapat digunakan adalah cephalosporin generasi ketiga, salah satunya cefriaxone
diberikan dengan cara IM (intramuskular) dengan dosis 500 mg dikombinasi dengan
azitromycin 2 g sebagai single oral dose. Selain cefriaxone terdapat beberapa antibiotik yang
dapat dipilih dan memberikan efek yang cukup baik, antara lain ciprofloxacin, ofloxacin,
enoxacin, cefixime 400 mg oral, dan spectinomycin 2 g.
Terapi yang direkomendasikan untuk pasien yang hamil dan menyusui adalah dengan
penggunaan cefriaxone 500 mg IM sebagai dosis tunggal, atau dengan regimen alternatif yang
menggunakan spectinomycin 2 g IM sebagai dosis tunggal. Sedangkan penggunaan azitromycin
pada ibu hamil belum mendapatkan konfirmasi tentang keamanan penggunaan. Tapi untuk ibu
hamil dan menyusui dilarang untuk menggunakan antibiotik fluoroquinolon dan tetracycline.
Pasien-pasien yang mengalami alergi terhadap penicillin maka dapat menggunakan
spectinomycin 2 gram intramuscular dengan kombinasi bersama azitromycin 2 gram sebagai
single dose. Dan alternatife treatmentnya dapat menggunakan ciprofluoxacin 500 mg oral atau
ofloxacin 400 mg atau azitromycin 2 gram.
Beberapa tahun setelah penggunaan single dose akhir-akhir ini banyak laporan mengenai
kasus resistensi terhadap obat penicillin, tetracycline, macrolides, dan fluuoroquinolones yang
kasusnya cukup meningkat signifikan. Maka untuk mengatasi hal ini maka CDC
merekomendasikan penggunaa ciprofloxacin dengan dosis 500 mg. namun terapi ini tidak boleh
diberikan untuk ibu hamil yang mengalami gonorrhea.
Mengatasi gonorrhea pada anak dapat diberikan penisilin prokain dengan dosis 100.000
unit/kg berat badan, dengan dikombinasi dengan probenecid 25g/kg berat badan. Tetapi terdapat
beberapa pilihan terapi yang dapat dipilih untuk terapi gonorrhea pada anak-anak yaitu dengan
penggunaa ampisilin 50 mg/kg berat badan dengan kombinasi probenecid dengan dosis sama
dengan penggunaa penisilin yaitu 25 g/kg berat badan .
Sedangkan terapi untuk pasien yang mengalami infeksi pada konjungtiva mata, mata pasien
awalnya harus diirigasi menggunakan larutan saline steril lalu dapat diberikan ceftriaxone 500
mg sebangai dosis tunggal dengan penggunaan selama 3 hari lalu, jika pasien memiliki riwayan
alergi penicillin maka obat pilihan yang dapat digunakan antara lain, spectinomycin 2 gram
intramuscular. pasien yang mengalami gonoblenore dirawat oleh bagian ilmu penyakit mata.
b. Non Farmakologi

Pemberian KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) mengenai management sex partner
dimana pasangan sex harus mendapatkan penanganan berupa tes diagnosis dan jika pasangan sex
juga mengalami infeksi positif maka harus mendapatkan pengobatan dan konseling mengenai
gonorrhea.

E. Komplikasi
Komplikasi terjadi bila pengobatan tidak segera dilakukan atau pengobatan sebelumnya
tidak adekuat. Infeksi dapat menjalar ke uretra bagian belakang secara ascendent. Pada pria,
komplikasi yang dapat ditemukan yaitu epididimitis, prostatitis, cowperitis, dan sistitis.
Pada wanita, komplikasi yang paling sering terjadi adalah Pelvic Inflammatory Disease
(PID). PID dapat menyebabkan perlukaan/scarring pada tuba falopi yang dapat mengakibatkan
meningkatnya risiko infertilitas dan kehamilan ektopik sehingga membutuhkan hospitalisasi.
Komplikasi sistemik juga dapat terjadi, yang umumnya disebut sebagai infeksi gonokokal
diseminata. Penyebaran infeksi sistemik terjadi melalui aliran darah. Terjadi lebih sering pada
wanita dan berasosiasi erat dengan menstruasi. Gejala yang timbul dapat berupa demam,
poliarthralgia yang berpindah, dan timbulnya pustula pada kulit. Sebanyak 1-3% dari penderita
dengan infeksi gonokokal diseminata dapat mengalami meningitis dan endokarditis

Anda mungkin juga menyukai