Modul SHRM Kuliah Ke 13 Kasmir
Modul SHRM Kuliah Ke 13 Kasmir
POKOK BAHASAN :
Abstract Kompetensi
B. TUJUAN
Hubungan tenaga kerja yang dibuat dalam undang-undang kemudian
dipraktikkan dilapangan akan memberikan banyak manfaat tidak hanya kepada
karyawan dan pengusaha tetapi juga kepada masyarakat luas. Manfaat yang utama
adalah adanya kenyamanan dalam bekerja, sehingga mampu meningkattkan
produktifitas dan kinerja karyawan.
Disamping banyaknya mafaat dengan adanya hubungan ketenaga kerjaan ini,
sebenarnya undang-undang tenaga kerja juga mengatur tujuan yang akan dicapai.
Tujuan ini dimaksudkan kepada semua pihak yang terlibat didalamnya, baik langsung
maupun tidak langsung.
Adapun tujuan dari hubungan ketenaga kerjaan adalah agar :
1. Memahami prinsip dasar hak-hak Pekerja/Buruh dalam dunia kerja
2. Memahami sistim dan budaya hubungn industrial yang berlaku di Indonesia
3. Mampu menerapkan sistim hubunagn industrial di Perusahaan
4. Meningkatkan harmonisasi dan dinamisasi serta keadilan di tempat kerja
5. Meningkatkan ketenangan kerja dan berusaha untuk mencapai tujuan dan
kelangsungan usaha.
D. Landasan Teori
Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah
organisasi bisnis mengingat sifat hubungan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh
dapat berdampak secara signifikan terhadap moral, motivasi, dan produktifitas,
konsekwensinya, bagaimana sebuah organisasi mengelola aspek-aspek hubungan
ketenagakerjaan menjadi variable penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi Perusahaan khususnya
pelaku manajemen sumberdaya manusia sedikitnya karena 3 alasan sbb:
1. Saat ini di banyak industri bahkan di sector publik sudah banyak terbentuk Serikat
Pekerja/Buruh, bahkan di Indonesia sendiri sedikitnya saat ini ada sekitar 140
Serikat Pekerja/Buruh
K. KESIMPULAN
1. Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah
organisasi bisnis, oleh karenanya memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi
Perusahaan khususnya pelaku manajemen sumberdaya;
2. Berbicara mengenai hubungan kerja tidak bisa dilepaskan dari sistim hubungan
industrial, yaitu sistim hubungan kerja yang terjalin dan mengatur hak dan
kewajiban antara penerima kerja dan pemberi kerja yang juga di dalamnya
mengatur hubungan dengan peranan pemerintah (tripartite);
3. Bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat,
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta
mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum adalah merupakan hak setiap
warga negara;
4. Bahwa Serikat Pekerja/Buruh merupakakan sarana dan wadah untuk
memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan Pekerja/Buruh dan
Keluarganya serta dalam rangka untuk mewujudkan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan;
5. Bahwa dalam rangka membangun dan mewujudkan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan, diperlukan adanya sarana dan sistim
hubungan industrial yang mengatur hubungan, hak dan kewajiban serta peranan
masing-masing anggota tripartite yaitu: Pemerintah, Pengusaha, dan
Pekerja/Buruh.
Antony. William P. Human Resources Management. New York ; The Dryden Press 2010
Dessler, Gary. Human Resource Management 8th. New Jersey:Prentice Hall International.,Inc.,
2013.
Gomes,Luis R, David B Balkin, Robert L Cardy. Managing Human Resources 5th. Singapore :
Prentice Hall International.,inc., 2007.
Carell, Michael, Heavrin Christina , Labor Relations and Collective Bargaining, Case, Practice
and Law, New Jersey : Pearson Prentice Hall 2007
Ivancevich,John M. Human Resources Management 10th. Singapore: McGraw-Hill
International.,inc., 2011..
Mello, Jeffrey A, Strategic Human Resource Management,Fourth Edition, USA; Cengage learning
2015
Noe, et al. Human Resources Management. New York : McGraw-Hill Companies, Inc., 2014
Stone, J Raymond. Human Resources Management. Australia: John wiley & Son.,inc., 2005.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
Undang-undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003.
PP Nomor 46 Tahun 2011
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004