Anda di halaman 1dari 5

Upaya untuk Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi

Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yan dihadapi oleh berbagai Negara,
maka begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk
juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya
strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang termasuk jati diri bangsa diantaranya
dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela Negara.
1.   Mengembangkan nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah memberi
identitas sebagai anggota dari masyarakat bangsa- bangsa. Secara umum, nasionalisme dipahami
sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya. Dari
pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :
a.   Menggunakan barang – barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menumbuhkan rasa cinta dan
bangga dengan hasil tangan kreatif penduduknya.
b.  Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bertujuan untuk
membangkitkan jiwa nasionalisme.
c.   Berprestasi dalam semua bidang bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap rela
berkorban.
Tiga aspek dalam konteks nasionalisme adalah :
a.       Politik
b.      Sosial ekonomi
c.       Budaya
2.   Pendidikan
Pendidikan nasionalisme mempunyai peran yang besar didalam pembentukan jati diri
bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangasa Indonesia adalah memiliki kekayaan budaya
beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budaya masing – masing
merupakan kekayaan yang sangat berharga dalam dalam pembentukan bangsa Indonesia yang
multicultural. Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran
pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk
mengembangkan kekayan nasional dari masing – masing budaya lokal.
3.   Pelestarian budaya
Budaya merupaka salah satu penentu jati diri bangsa, budaya adalah hasil karya cipta
manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebgai bagian dari tata kehidupan sehari –hari[5].
Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan akan mempengaruhi
pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti rajin bekerja. Namun pada kenyataannya
budaya Indonesia sekarang ini mulai menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk ke
Indonesia.
Ada dua hal untuk membangunkan jati diri dan budaya bangsa :
a.    Merevatalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur yang benar dan
sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri dan
bermartabat.
b.   Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik legislatif maupun eksekutif untuk
membangun dan menjabarkan kembali nilai – nilai dan semangat kebangsaan disetiap hati nurani
rakyat.
4.   Bela Negara
Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara, hal
demikian membuktikan bahwa bela Negara juga menjadi suatu aturan agar setiap warga Negara
harus melakukan tindakan bela Negara demi ketahanan dan eksitensi sebuah Negara.

http://blogsitikhadijah.blogspot.com/2015/09/mempertahankan-identitas-nasional-di.html

Upaya Mempertahankan Identitas Nasional


Di era globalisasi begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh berbagai Negara, maka ada begitu
banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga
tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya
strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantarnya
dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela negara.
1.      Mengembangkan Nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah memberikan
identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat bangsa-bangsa. Secara umum, nasionalisme
dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya.
Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :
a.       Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah rasa cinta dan
bangga akan hal yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif penduduknya.
b.      Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa dilakukan
dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan
tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap
rela berkorban demi bangsa.
Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan kita untuk mencintai tanah air atau negeri kita.
Sebagaimana yang tercantum di dalam surat Al-Baqarah : 126
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa : “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri aman yang
sentosa.”
2.       Pendidikan
            Pembinaan jati diri bangsa Indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
informal. Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan melalui
pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar di dalam pembentukan jati
diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya
yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan merupakan kekayaan yang sangat
berharga di dalam pembentukan bangsa Indonesia yang multikultural. Di dalam upaya
pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk
menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan kekayaan nasional dari
masing-masing budaya local.
            Ada fenomena mengapa pendidikan adalah yang pertama dan utama. Pertama, ketika Uni
Soviet meluncurkan pesawat luar angkasanya yang pertama sputnik pada 4 oktober 1957,
Amerika Serikat “meradang”. Amerika adalah Negara besar dengan kemampuan teknologi yang
paling maju merasa didahului Uni Soviet. Presiden AS ketika itu memerintahkan untuk
membentuk special unit. Tim ini tidak berkeinginan untuk menandingi Uni Soviet, tetapi
tugasnya adalah meninjau kembali kurikulum pendidikan AS mulai dari jenjang Pendidikan
Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Dengan bekerja keras dalam waktu yang siingkat tim
tersebut berhasil mengeluarkan statement yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan AS
dari semua jenjang pendidikan sudah tidak layak lagi dan harus direvisi. Dan pada tanggal 14
Juli 1969 mereka berhasil meletakkan manusia pertama di bulan. Fenoma tersebut merupakan
gambaran nyata dari urgensi pendidikan dan membuktikan kepada dunia bahwa kemajuan
pendidikan merupakan kemajuan sebuah Negara.
            Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak dilakukan
dilakukan setengah hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
memacu tumbuhnya identitas dan jati diri bangsa perlu sinergi dari pihak-pihak yang
berkompeten di dunia pendidikan terutama guru yang bersentuhan langsung dengan siswa.
3.      Pelestarian Budaya
         Seseorang yang disebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berprilaku sesuai
nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan nilai moral yang hidup dalam kebudayaan
tersebut. Budaya merupakan salah satu factor penentu jati diri bangsa. Pada pengertiannya,
budaya adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai bagian dari
tata kehidupan sehari-hari. Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam keidupan dalam
waktu yang lama, akan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat, seperti kebiasaan rajin
bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjang, sehingga sudah melekat dan terpatri
dalam diri masyarakat. Namun pada kenyatannya budaya Indonesia sekarang ini mulai
menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia, untuk itulah perlu perlu
adanya pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa dan negara, ada dua hal utama yang
harus dilakukan :
a.       Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur yang benar
sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri dan
bermartabat.
b.      Mendorong political will penyelenggaraan negara, baik eksekutif maupun legislative untuk
membangun dan menjabarkan kembali nilai-nilai dan semangat kebangsaan disetiap hati nurani
rakyat.

         Selain pembanguan diatas, pembangunan dalam bangunan-bangunan budaya seperti rumah
adat, dan lain sebagainya juga perlu diperhatikan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya,
masyarakat akan lebih cenderung melekat dan menyatu dengan budaya yang dianutnya.
4.      Bela Negara
         Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi: setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut menunjukan bahwa bela negara merupakan
hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara, ini membuktikan bahwa bela negara juga
menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan bela negara demi
ketahanan dan eksistensi sebuah negara. Pada zaman penjajahan bela negara diartikan dengan
cara mengikuti wajib militer agar dapat mempertahankan negara Indonesia. Namun, seiring
berjalannya waktu ketika bangsa Indonesia berhasil mengalahkan para penjajah dan merdeka,
konsep bela negara berbuah dalam arti tidak terpaku lagi harus mengikuti wajib militer. Zaman
sekarang ini, setiap orang dapat melakukan bela negara dengan caranya masing-masing, menurut
profesinya atau pekerjaan.

[1] Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta : PT Graha Ilmu,


2011, hlm. 15-16.
[2]  Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013,
hlm. 44.
[3] A. Ubaidillah dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani,
Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000, hlm. 8-9.

http://wulandariwingwing.blogspot.com/2016/04/pancasila-dan-upaya-mempertahankan.html

Anda mungkin juga menyukai