Bernasab Pada Selain Bapak Kandung
Bernasab Pada Selain Bapak Kandung
Kandung
Penulis KSI Al-Khoirot Diterbitkan Tuesday, February 16, 2016
MEMBENCI AYAH BERAKIBAT KAFIR?
8. saya pernah membaca Rasulullah SAW, bersabda, jangan sampai kalian membenci
bapak kalian. sesungguhnya orang yang membenci bapaknya adalah orang kafir,
pertanyaannya
A. apakah benar sabda Rasulullah SAW itu ?
B. bisakah murtad kalau membenci bapak kandung, yang dimaksud kafir dalam sabda
Rasulullah SAW itu ?
C. apakah bisa murtad membenci ibu kandung ?
9. saya pernah membaca nabi shallallahu 'alaihiwasallam bersabda tidak ada seorang
laki-laki menasabkan dirinya kepada orang yang bukan bapaknya sedangkan dia
mengetahui kecuali dia telah kafir. barang siapa mengakui suatu kaum padahal dia
bukan dari mereka maka hendaknya memilih tempat duduknya di neraka,
pertanyaannya
JAWABAN
8.A. Itu memang benar hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhori (6830) dan Muslim
(1691). Teks lengkapnya adalah sebagai berikut:
Artinya : Janganlah kalian membenci bapak-bapak kalian. Sesungguhnya hal itu
adalah kekufuran bagi kalian dengan membenci bapak-bapak kalian.
Pengertian hadits ini sebenarnya bukan membenci yang biasa, tapi membenci dalam
arti sampai tidak mengakui ayahnya sebagai ayah kandung/kerabat dan menjadikan
atau mengakui orang lain sebagai ayah kandung. Jadi, hadits ini berkaitan erat dengan
pertanyaan no. 9 tentang hukum orang yang menasabkan diri pada selain ayah
kandungnya.
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, hlm. Vol.12 hlm. 55, menyatakan:
Artinya: Ibnu Bathal berkata: Arti kedua hadits ini ... adalah orang yang merubah nasab
pada selain bapak kandungnya dengan secara sadar, sengaja dan pilihan sendiri. Dulu
pada zaman Jahiliyah tidak diingkari apabila ada seorang lelaki mengakui anak orang
lain sebagai anaknya dan anak tersebut dinasabkan pada orang yang mengakui
sebagai anaknya sampai turun ayat QS Al-Ahzab :5 "Panggilah mereka (anak-anak
angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada
sisi Allah" dan QS Al-Ahzab :4 "dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu
sebagai anak kandungmu (sendiri)." Maka (setelah itu) setiap orang dinasabkan pada
ayah kandungnya dan meninggalkan praktik menasabkan pada orang yang
mengadopsinya. Akan tetapi sebagian orang tetap memakai nama ayah angkatnya
dengan tujuan untuk dikenal bukan untuk nasab yang sebenarnya, seperti Miqdad bin
Aswad. Aswad bukan bapaknya Miqdad ia bapak angkatnya. Nama ayah kandungnya
adalah Amr bin Tsalabah bin Malik bin Rabiah Al-Bahrani....
Ibnu Bathal berkata: Maksud "kafir" dalam hadis bukanlah kafir secara hakiki di mana
pelakunya akan kekal di neraka. Banyak pendapat soal ini.
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, hlm. 2/19, menyatakan:
KESIMPULAN
***
***
TIDAK MENGAKUI AYAH DAN MENASABKAN DIRI
PADA ORANG LAIN
Artinya: Barangsiapa yang mengaku ayah pada yang bukan bapaknya ... maka
baginya laknat Allah, laknat malaikat dan semua manusia.
Artinya: Orang yang mengakui bapak yang bukan bapaknya secara sadar dan sengaja
maka dia kufur.
Menjelaskan maksud hadits ini, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, hlm. 2/19,
menyatakan:
Artinya: Dalam memaknai maksud hadits ini ada dua pendapat. Satu, kafir bagi yang
menganggap halal. kedua, maksudnya adalah ingkar (kufur) nikmat dan ingkar berbuat
baik pada orang tua. Ingkar pada hak Allah dan hak bapaknya. Bukan maksudnya kufur
yang membuatnya keluar dari Islam (murtad). Penafsiran ini sebagaimana sabda Nabi [
" ] َي ْكفُرْ َنMereka ingkar" lalu dijelaskan keingkaran mereka untuk berbuat baik (ihsan) dan
ingkar pada kerabat.
Artinya: Ada dua manusia yang dianggap kufur: mengganti nasab dan berduka
berlebihan pada orang mati.
Menjelaskan maksud hadits ini Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, hlm. hlm. 2/19,,
menyatakan:
Artinya: Ada beberapa pendapat terkait maksud hadits di atas, pertama, yang paling
sahih adalah bahwa kedua perbuatan tersebut adalah perbuatan orang kafir dan
akhlak jahiliyah. Kedua, bahwa perbuatan tersebut akan berakibat kufur. Ketiga,
pelakunya kufur nikmat dan ingkar berbuat baik. Keempat, hukum itu berlaku pada
orang yang menganggapnya halal. Dalam hadits ini menunjukkan haramnya
mengingkari nasab dan berduka berlebihan pada mayit. Dan ada dalil Quran untuk
kedua hal tersebut.
Artinya: Barangsiapa yang mengaku pada selain bapaknya maka surga haram
baginya.
KESIMPULAN
(a) Menasabkan diri pada bapak tiri atau bapak adopsi hukumnya haram. (b) Adopsi
anak tidak berakibat terjadinya nasab. (c) Adapun mengadopsi anak dengan tujuan
membantu anak tersebut hukumnya boleh tapi harus disadari bahwa adopsi itu tidak
merubah nasab dan kekerabatan. Baca detail: Adopsi Anak dalam Islam
***