Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PASTORAL

OBSERVASI DAN ANALISIS TERHADAP

“KETERGANTUNGAN REMAJA PADA GAME online”

OLEH:

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA : ANISA P. M. DJO


ASTUTY S. GALLA
BELANDINA LAGANGURU
GRACIA A. K. LITINAU
INDAH O. L. R. TARULLY

SEMESTER/KELAS : V/A

DOSEN PENGASUH : PDT. ENDANG D. KOLI

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG

2020
OBSERVASI PARTISIPAN

Salah satu kasus yang kami angkat dalam observasi kami mengenai ketergantungan
remaja pada game online ialah kasus yang terjadi di Sumba Timur. Data-data dan
keterangan yang terdapat dalam observasi ini kami peroleh langsung melalui narasumber
dan keluarga narasumber yang berdomisili di Sumba Timur. Ketergantungan ini dialami
oleh seorang remaja asal Waingapu, Sumba Timur, yang bernama Ari Benedektus (18
tahun). Sejak duduk di bangku kelas 1 SMP, ia sudah diperbolehkan memakai gadget dan
mulai mengenal serta bermain game online. Berdasarkan keterangan dari sang narasumber,
Ari Benedektus, ia yang sering kali merasa bosan, lalu melihat seorang sahabat dekatnya
sedang bermain game online. Menurutnya, ia melihat bahwa sahabat dekatnya itu terlihat
sangat asyik bermain game online sehingga hal tersebut menarik perhatian dan rasa
penasaran Ari terhadap game online yang dimainkan sahabatnya itu. Berawal dari rasa
bosan dan penasaran, bermain game online menjadi sumber kesenangan Ari, sumber
mendapatkan banyak teman, bahkan ia menjadikan game online sebagai prioritas utamanya.
Hal ini membawanya pada ketergantungan terhadap game online hingga saat ini.
Ari biasanya mulai bermain game online sekitar pukul 8 malam sampai dengan jam 4
subuh. Sejak bermain game online, semangat belajar Ari menurun, bahkan mengalami
penurunan nilai secara akademik. Akibat dari ketergantungannya terhadap game online,
matanya menjadi merah, bahkan sering mengeluh kesakitan. Namun, hal itu tidak
membuatnya berhenti bermain game online, dalam kondisinya yang demikian, ia tetap saja
bermain game online. Selain itu, menurut keterangan dari saudara sepupunya, Ari yang
sebelumnya rajin beribadah dan bergabung dalam organisasi di gereja pun, kini telah berubah
menjadi Ari yang malas beribadah dan tidak memberi waktu untuk beribadah dan bersekutu
bersama.
Menurut keterangan dari orang-orang disekitarnya, saat ia sedang asyik dengan Game
online ia tidak pernah merespons orang-orang yang ada disekitarnya. Jika ada orang yang
menghubunginya melalui telepon atau SMS ia tidak akan meresponnya atau lebih memilih
untuk mematikan telepon, bahkan Ari yang mengalami ketergantungan bermain game online
ini, sempat memblokir nomor ibunya sendiri karena ibunya sering menelponnya saat ia
sedang asyik bermain game online. Tak hanya itu saja, Ari pun terkadang nekat mengambil
uang ibunya, jika ibunya tidak memberinya uang untuk membeli kuota internet.

1
ANALISIS

A. Analisis Dampak
Beberapa dampak yang akan terjadi berdasarkan hasil observasi terhadap kasus
ketergantungan yang dialami oleh Ari Benedektus, di antaranya:
1. Dampak Spiritual
Berdasarkan kasus yang diamati, waktu-waktu tertentu yang sering terbuang
untuk bermain game, sebenarnya dapat Ari gunakan untuk mengembangkan
kehidupan imannya. Dampak ini tidak hanya berpengaruh pada kehidupan imannya
secara pribadi, melainkan juga dalam komunitas. Ia seringkali lalai dalam persekutuan
dengan sesama, karena ia lebih mementingkan game online. Ari telah membuang
banyak waktu dan tenaganya untuk bermain game, sehingga ia kehilangan waktu dan
tenaga untuk bersekutu dengan Tuhan dan sesamanya.
Kecenderungannya untuk lebih banyak memakai waktu untuk bermain game
online, tentunya dapat mengurangi pengalaman-pengalaman iman Ari bersama Tuhan.
Menurut kami, masa remaja yang merupakan masa pencarian jati diri sebaiknya diisi
dengan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan spiritual Ari dan menjadi kesempatan
baginya untuk mencari pengalaman iman serta persekutuan dengan Tuhan dan
sesama, sehingga pada masa yang akan datang, kehidupan iman yang telah dipupuk
sejak dini dapat menjadi bekal bagi kehidupan Ari.
Selain itu, game online juga membawa pengaruh pada kejujuran Ari yang
terkadang dipertaruhkan ketika ia hendak membeli kuota internet, namun tidak
diberikan uang oleh ibunya. Pada kondisi yang demikian, Ari bahkan nekat
mengambil uang milik ibunya secara diam-diam untuk membeli kuota internet. Hal
ini menunjukan ketidakjujuran Ari akibat bermain game online.
2. Dampak Psikologi
Dampak psikologi yang diterima oleh Ari yang kurang dapat mengontrol
kehidupannya secara psikis membawa banyak dampak buruk bagi dirinya sendiri, ia
lebih sering menyendiri, tidak dapat mengontrol dirinya, dan tidak dapat mengatur
prioritas hidupnya. Dampak psikologi lain yang mungkin dapat timbul akibat
kecanduan game online berdasarkan kasus Ari yaitu kurangnya konsentrasi akibat
kecanduan terhadap game online sehingga waktu-waktu yang dapat digunakan dengan
produktif, tidak lagi dimanfaatkan dengan baik.
Secara psikologis, dampak lainnya yang dapat terjadi ialah membuat Ari
menjadi pribadi yang tertutup dan sulit mengekspresikan dirinya. Berdasarkan hasil
2
observasi, Ari yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain game
online nyatanya tidak mampu berinteraksi dengan sesamanya dengan baik dengan
lebih sering menyendiri sehingga dapat diperhatikan bahwa Ari menjadi pribadi yang
cenderung tertutup dan tidak mampu mengekspresikan dirinya dalam kehidupan di
dunia nyata. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan diri Ari secara psikis tidak
hanya berdampak bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi orang-orang lain yang
berada disekitarnya. Keadaan ini mungkin bisa saja memperburuk hubungannya
dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Dampak Sosial/Sosiologis
Ketergantungan Ari terhadap game online turut berdampak pula terhadap
kehidupan sosialnya. Secara sosiologis, Ari yang lebih sering menghabiskan waktu
dengan bermain game online, nampaknya membuat hubungan Ari dengan sesamanya
menjadi renggang. Bagaimana tidak? Ari lebih banyak berinteraksi dengan kehidupan
dan kesenangannya sendiri, tentunya kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan
keluarganya atau bahkan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Sama seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, Ari yang lebih suka menyendiri, sering mengabaikan
keberadaan orang lain yang ada disekitarnya, sehingga hal ini membawa dampak
buruk bagi kehidupannya secara sosiologis.
Kehidupan sosial Ari dan sesamanya pun menjadi berantakan, ia lebih sering
menyendiri dan tidak memberi respons ketika orang lain berbicara kepadanya atau
pun berusaha menghubunginya. Hal ini berarti bahwa kehidupan sosial menjadi tidak
teratur ketika seseorang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Jika hal ini terus
menerus terjadi, maka dapat diperkirakan bahwa Ari akan menarik dirinya dari
pergaulan sosial, tidak peka dengan keadaan sekitar, atau bahkan menjadikan Ari
sebagai anak yang asosial, di mana ia tidak mampu beradaptasi dengan aktivitas di
lingkungan sosial dan lebih asyik dengan aktivitas dan dunianya sendiri.
4. Dampak Kesehatan
Berdasarkan kasus yang Ari alami, ketika ia menjadikan game sebagai
prioritas utamanya, ia terkena dampak buruk yaitu menurunnya kondisi kesehatan
tubuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ari seringkali mengeluh tentang
matanya yang menjadi merah karena keseringan bermain game. Kecenderungan Ari
untuk terus bermain game online juga membawa dampak lain pada kesehatannya
yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik. Ari juga mengorbankan banyak
waktunya untuk bermain game online kesukaannya bahkan sampai terbitnya sang

3
fajar, sehingga ia sering menunda waktu makan dan waktunya untuk beristirahat, hal-
hal ini tentu mengganggu kondisi kesehatannya.
Padahal, seperti yang kita tahu bersama bahwa jika kita sering menunda-nunda
waktu makan kita, maka kita akan mengganggu sistem pencernaan dalam tubuh kita,
sehingga bisa saja kita terkena sakit maag atau bahkan penyakit pencernaan lainnya.
Selain itu juga, ketika kita juga sering menunda-nunda waktu untuk beristirahat, kita
juga akan mengganggu sistem metaobolisme tubuh sehingga berdampak pada
kesehatan tubuh kita. Hal ini jugalah yang mungkin akan terjadi pada Ari, jika ia
sering menunda aktivitas fisik dan waktu untuk makan serta beristirahat.
5. Dampak Akademis
Tak hanya Dampak-Dampak yang telah disebutkan sebelumnya, Dampak
akademis juga menjadi salah satu Dampak yang terjadi karena adanya ketergantungan
pada diri Ari. Waktu luang yang seharusnya digunakan Ari untuk mempelajari
pelajaran di sekolah justru lebih sering digunakannya untuk menyelesaikan misi
dalam game online. kesenangan yang seharusnya dirasakan karena memiliki prestasi
di bidang akademik pun tergantikan dengan kesenangan Ari untuk bermain game
online. Keasyikan yang seharusnya dinikmati ketika mengerjakan tugas sekolah,
malah tergantikan juga dengan keasyikan Ari ketika mengerjakan tugas dalam game.
Berdasarkan kasus Ari, tak hanya kondisi kesehatannya yang sering menurun,
perkembangan akademisnya juga terganggu akibat game online. Semenjak ia
mengenal game online, semangat belajarnya mulai menurun, hal ini tentu berdampak
buruk pada perkembangan akademisnya. Selain semangat belajar yang kian menurun,
Ari yang juga secara psikis mengalami penurunan konsentrasi, mungkin saja dapat
membuat dirinya kurang dapat menyerap pelajaran di sekolah dengan baik. Akibat
terlalu sering bermain game online, prestasi Ari secara akademik menjadi menurun.
6. Dampak Ekonomis
Tak ketinggalan juga kehidupan ekonomis yang turut mendapatkan dampak
buruk dari ketergantungan terhadap game online yang Ari alami. Bermain game
online pastinya membuat Ari membutuhkan biaya, entah untuk membeli kuota
internet saja atau bahkan membeli voucher/card tertentu untuk memperbaharui game
dan meningkatkan kemampuan Ari sebagai gamer. Tentunya hal ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
Ketergantungan yang sangat besar ini, tentunya dapat membuat Ari dapat
menghalalkan segala cara agar kesenangannya dapat tercapai. Terkadang ketika ia
tidak diberikan uang dari orang tuanya untuk bermain game online, maka dengan
4
nekat ia mengambil uang ibunya untuk membeli kuota internet. Jika hal ini terus
dipelihara, maka tidak menutup kemungkinan bahwa mungkin saja suatu saat nanti
Ari dapat melakukan hal-hal kriminal lainnya untuk memenuhi ketergantungannya
terhadap game online.
B. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketergantungan Ari pada game online,
yang terbagi atas dua kelompok besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor-faktor internal dapat dikaitkan dengan aspek psikologi dan spiritual
yang ada didalam diri Ari. Faktor internal, kondisi spiritual dan psikis atau mental
yang dapat menyebabkan ketergantungan Ari pada game online, diantaranya ialah:
 Rasa bosan yang dirasakan Ari. Ari yang seringkali merasa bosan kebetulan
melihat sahabat dekatnya asyik bermain game. Lalu ia pun berkeinginan bermain
game hingga akhirnya menjadikan game sebagai sesuatu yang bersifat adiktif
baginya. Perasaan bosan yang diakui oleh Ari sendiri tentu menjadi faktor dalam
dirinya yang mendorong dirinya untuk bermain game online. Hal ini dibuktikan
dari pernyataannya yang menganggap bahwa game online merupakan sumber
kesenangan baginya, karena melalui game online, rasa bosannya dapat teratasi dan
digantikan dengan kesenangan tersendiri baginya.
 Selain kebosanan, perasaan ingin tahu atau rasa penasaran pun dapat menjadi
faktor lain yang mendorong Ari menjadi remaja yang bergantung pada game
online. Rasa ingin tahu mendorong Ari untuk mulai mengenal dan bermain game.
Menurut kami, rasa penasaran ini juga yang terus mendorong Ari untuk bermain
game online hingga saat ini, karena seperti yang kita tahu bersama bahwa game
online dirancang sedemikian rupa agar gamer semakin penasaran untuk mencapai
titik selanjutnya.
 Ketidakmampuan Ari untuk mengatur prioritas dalam hidupnya. Ari yang sudah
“mencintai” game, tidak mudah melepaskan dirinya dari game sehingga ia
menjadikan game sebagai prioritas utamanya dan cenderung sulit membagi waktu
untuk mengerjakan aktivitas penting lainnya, seperti: beribadah, makan, belajar,
mengerjakan tugas, berinteraksi dan beristirahat.
 Kurangnya pengendalian diri (kondisi psikis) dalam diri Ari sehingga dirinya
kurang mengantisipasi dampak buruk yang dapat timbul akibat bermain game
online secara berlebihan. Ari yang kurang dapat mengendalikan dirinya,

5
menjadikan game online sebagai sumber kesenangan baginya, bahkan ketika ia
telah menerima dampak buruk secara fisik (mata merah), ia tetap saja bermain
game online. Hal ini terjadi karena kurangnya pengendalian diri sehingga Ari
cenderung lupa diri untuk melakukan hal-hal lain.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berkaitan dengan aspek sosial/sosiologis yang tumbuh dari
kehidupan sosial Ari dan segala sesuatu yang ada diluar diri Ari. Faktor tersebut
terdiri atas:
 Kurangnya kontrol orang tua. Orang tua yang memanjakan Ari dengan fasilitas
gadget dapat menjadi cikal bakal tumbuhnya perasaan adiksi pada dirinya untuk
bermain game online. Ari yang telah diizinkan memakai gadget sejak SMP tidak
terkontrol dengan baik sehingga menimbulkan efek ketergantungan pada game
online.
 Faktor Lingkungan (kehidupan sosial di luar rumah). Selain lingkungan keluarga,
lingkungan sekitar tempat seseorang bertumbuh dan berkembang pun dapat
menjadi faktor pendorong ketergantungan Ari pada game online jika tidak dapat
terkontrol dengan baik. Meskipun Ari tidak diperkenalkan terhadap game online
dirumah, namun ia mengenal game online melalui pergaulannya. Berdasarkan
kasus yang telah diobservasi, hal ini menjadi faktor eksternal yang paling
berpengaruh, sebab awal mula Ari mengenal dan mulai bermain game yaitu
karena sahabat dekatnya yang terlihat begitu asyik bermain game online sehingga
mendorong rasa ingin tahu Ari untuk memainkan game online.
 Game yang mengundang rasa penasaran sehingga dianggap sebagai aktivitas yang
menyenangkan bagi Ari. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa game
online dirancang sedemikian rupa agar gamer semakin penasaran untuk mencapai
titik selanjutnya. Ari yang dipicu rasa bosan dan rasa ingin tahu yang tinggi, terus
berusaha untuk menyelesaikan misi dalam game, sehingga seringkali
mendorongnya untuk menghabiskan banyak sekali waktunya untuk bermain game
online. Hal ini tentu menimbulkan efek kecanduan karena game terus menerus
diperbaharui dan pastinya akan terus menimbulkan rasa penasaran bagi Ari
sebagai pecinta game online.
 Perkembangan teknologi membuat para  developer game berlomba-lomba untuk
membuat game terbaru yang menarik perhatian para pencinta game. Ari awalnya
juga dipicu dari ketertarikannya kepada game online yang dimainkan oleh

6
sahabatnya, sehingga pada akhirnya ia menjadikan game online sebagai tempat
pelarian dari dunia nyata yang membosankan ke “dunia lain” yang lebih
mengasyikan dan menyenangkan. Perasaan asyik dan senang yang timbul dalam
diri Ari sendiri tentunya dapat membawa Ari kepada ketergantungannya terhadap
game online.
Berdasarkan hasil analisis kami, maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa
faktor yang paling berpengaruh ialah faktor kurangnya pengendalian diri Ari dan aspek yang
menerima dampak paling besar dari ketergantungan Ari terhadap game online ialah aspek
kehidupan spiritualnya. Jika Ari memiliki pengendalian diri yang baik, maka dengan mudah
ia akan dapat mengontrol segala sesuatu yang ia pikirkan dan rasakan seperti rasa bosan dan
perasaan ingin tahu bahkan ia dapat mengontrol dirinya terhadap hal-hal yang datang dari
luar dirinya seperti pengaruh lingkungan. Hal ketergantungan ini membawa dampak paling
dominan terhadap kehidupan spiritualnya, sebab masa remaja yang seharusnya dipakai Ari
untuk mengembangkan kehidupan spiritualnya, malah digunakannya untuk bermain game
online.
Menurut kami, penting bagi Ari untuk mengembangkan spiritualitasnya sehingga
dapat menjadi dasar dari kehidupan yang benar bersama Tuhan dan sesamanya sehingga
membawa dampak yang baik pula bagi keseluruhan aspek kehidupannya. Namun, ketika
kehidupan spiritual Ari rusak akibat game online, hal ini akan membawa dampak bagi
kondisi psikis Ari, ia menjadi tidak mampu mengontrol kehidupannya dan lebih sering
menyendiri, sehingga berpengaruh pula pada kehidupan sosialnya bersama orang
disekitarnya. Jika kehidupan spiritualnya tetap baik, maka Ari akan menyadari bahwa segala
sesuatu termasuk waktu yang Tuhan berikan harus dimanfaatkan secara baik sehingga Ari
tidak lalai dalam menjaga kesehatan, belajar dan beristirahat, memanfaatkan keuangan
dengan baik serta memelihara kejujuran.

7
INTERPRETASI

1. Apa itu game online?


Dikutip dari buku Jangan Suka Game Online karya Andri Kustiawan dan Andy
Bayu Utomo, game online didefinisikan menurut Burhan (dalam Affandi 2013) sebagai
game komputer yang dimainkan oleh banyak pemain melalui internet. Biasanya
disediakan sebagai tambahan layanan perusahaan penyedia jasa online atau dapat diakses
langsung dari perusahaan yang mengkhususkan penyediaan game. Selanjutnya, Menurut
Kim dkk (dalam Aziz, 2011:13) game online merupakan permainan di mana banyak
orang dapat bermain pada waktu yang sama dengan melalui jaringan komunikasi online.
Menurut kami, game online merupakan bentuk permainan yang dimainkan oleh satu atau
lebih orang melalui teknologi gadget yang diakses melalui internet.
Kemajuan teknologi yang kian berkembang dari waktu ke waktu membuat segala
sesuatu berkembang dengan sangat pesat, tak ketinggalan juga game berbasis online yang
makin hari makin popular, game online ini dimainkan melalui gadget yang terhubung
pada jaringan internet. Kegiatan bermain game online sudah banyak di minati oleh semua
kalangan baik anak kecil, remaja, maupun orang dewasa, mereka menjadikan game
online sebagai hobi yang dapat menghibur diri mereka. Hal ini membuat banyak orang
tidak lagi memikirkan dampak negatif dari bermain game online sehingga mereka
cenderung menghabiskan banyak waktu, tenaga bahkan uang untuk memenuhi hobi
mereka.
Ketika seseorang cenderung menghabiskan banyak waktu untuk bermain game
online, maka hal ini disebut dengan kecanduan atau ketergantungan terhadap game
online. Kecanduan game online merupakan salah satu bentuk kecanduan yang disebabkan
oleh teknologi internet, seperti yang disebutkan oleh Young (dalam Aziz 2011:14) yang
menyatakan bahwa internet dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah
computer game addiction (berlebihan dalam bermain game). Dalam versi terbaru ICD-11,
Organisasi Kesehatan Dunia PBB atau World Health Organizations (WHO) menyebutkan
bahwa kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan
yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan. Seseorang yang lebih memprioritaskan
bermain game daripada melakukan kegiatan positif yang lain dikatakan behavioral
disorder atau gangguan perilaku.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan terhadap game online
Menurut Moze Simanjuntak, dalam bukunya More Than Just a Game, salah satu
faktor terbesar yang berkontribusi terhadap kecanduan bermain game adalah relasi para
8
pemain game dengan orang tuanya. Di mana-mana, ia melihat kisah yang sama di rumah-
rumah para pecandu game, ayah jarang hadir, ibu sering kewalahan, dan anak-anak
menderita karena diabaikan. Riset telah menunjukkan bahwa kepribadian dan masalah
psikologis tertentu mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pecandu game online.
Misalnya, penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang paling rentan menjadi
pecandu game adalah orang-orang dengan kepribadian introvert (cenderung menyendiri),
merasa kesepian, mudah bosan, memiliki pengendalian diri/disiplin yang lemah, tingkat
agresi yang tinggi, kecerdasan emosional yang rendah, dan lain-lain. Game juga
seringkali dijadikan pelarian bagi beberapa orang untuk melupakan masalah hidupnya.
Dilansir dari kompasiana.com, ada beberapa penyebab utama yang menjadi alasan
utama mengapa anak bisa kecanduan game:
 Kurangnya perhatian orang tua atau kurangnya perhatian dari orang-orang terdekat.
 Seperti punya dunia sendiri. Anak-anak merasa bebas mau ngapain aja dalam dunia
game. Mereka seakan-akan mempunyai dunia sendiri yang tidak ada batasannya.
 Stress dan depresi. Ketidakmampuan anak untuk mengelola emosi, sehingga anak
mencari hiburannya sendiri dengan bermain game.
 Bosan. Mengalihkan rasa bosannya dengan bermain game
 Orang tua yang terlalu bebas. Orang tua yang terlalu bebas memberikan waktu untuk
bermain gadget.
3. Dampak-dampak yang diterima akibat kecanduan terhadap game online
Ada begitu banyak aspek yang terdampak akibat ketergantungan terhadap game
online. Salah satunya aspek psikologi, kondisi psikis seseorang dapat saja terganggu
akibat ketergantungan pada game online ini. Ketika seseorang tidak mampu mengontrol
dirinya, maka psikisnya menjadi bermasalah. Banyaknya adegan game online yang
memperlihatkan tindakan yang kurang baik seperti: perkelahian, penyerangan bahkan
pembunuhan dan kekerasan lainnya secara tidak langsung telah memengaruhi alam
bawah sadar seseorang bahwa kehidupan nyata ini adalah layaknya sama seperti di dalam
game online tersebut. Aspek spiritual yang berkaitan dengan kehidupan rohani seseorang
pun dapat terganggu karena game online. Banyak waktu dan tenaga dari seseorang yang
telah terkuras habis ketika ia bermain game, sehingga hanya tersisa sedikit waktu saja
atau bahkan tidak ada lagi waktu untuk mengembangkan aspek spiritual yang dimilikinya.
Aspek kehidupan sosial seseorang dengan sesama dan alam juga dapat terganggu
karena ketergantungan pada game online. Akibat game online, seseorang bisa saja
langsung menjadi orang yang sibuk dengan dunianya sendiri tanpa mempedulikan

9
sesamanya. Kecanduan game juga dapat mempengaruhi turunnya kesehatan tubuh
seseorang. Orang yang kecanduan bermain game online memiliki daya tahan tubuh yang
lebih rendah dan cenderung lebih lemah. Hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas
fisik, kurangnya waktu untuk beristirahat, dan sering terlambat makan. Waktu dan tenaga
bahkan uang yang seharusnya dapat dipakai untuk menjaga kesehatan tubuh, tak jarang
dikorbankan untuk memenuhi hobi seseorang.
Selanjutnya hal tersebut berdampak pula pada aspek akademis. Waktu luang yang
seharusnya sangat ideal untuk mempelajari pelajaran di sekolah justru lebih sering
digunakan untuk menyelesaikan misi dalam game online. Daya konsentrasi remaja pada
umumnya terganggu sehingga kemampuan dalam menyerap pelajaran yang disampaikan
guru tidak maksimal. Memainkan game online juga tentu memakan banyak biaya, remaja
yang belum memiliki penghasilan sendiri dapat saja melakukan kebohongan (kepada
orang tuanya) serta melakukan berbagai cara agar dapat memainkan game online.

10
REFLEKSI TEOLOGIS

1. Apakah game online itu baik?


Bermain game online merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh
kaum remaja dan orang muda masa kini. Namun, apakah keberadaan game online yang
sangat digemari ini membawa dampak baik? Ataukah hanya membawa dampak buruk
yang memperkeruh suasana kehidupan seseorang? Segala sesuatu yang membangun pasti
baik, sebab dapat mengantar kita pada proses pendewasaan iman. Akan tetapi, apakah
game online membangun iman kita untuk terus mengenal Allah?
Melalui sabda kebenaran dalam Alkitab, kita diingatkan bahwa segala sesuatu
memang diperbolehkan, namun tidak semua hal yang diperbolehkan itu berguna dan
membangun (1 Kor. 10:23). Mengingat hal tersebut maka sebaiknya kita berusaha
mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan berguna bagi pembangunan iman
kita (Roma 14:19). Pada kenyataannya kita diberikan kehendak bebas dan kemerdekaan
dalam memilih yang terbaik bagi kita, namun janganlah mempergunakan kesempatan
tersebut untuk hidup dalam dosa (Gal. 5:13).
Hal ini bukan berarti game online merupakan hal yang buruk, game online adalah
baik, sebab diciptakan untuk maksud yang baik pula yakni untuk menghibur manusia.
Namun, dalam pemanfaatannya manusia seringkali keliru dan malah menyimpang dari
apa yang baik. Game online dapat menjadi sarana hiburan, sarana pembelajaran bahkan
sarana untuk menunjang ekonomi jika dipergunakan sesuai dengan porsinya, sebab segala
sesuatu yang berlebihan tidaklah baik dan tidak dapat membangun kehidupan seseorang.
2. Bagaimana pandangan Alkitab mengenai orang muda?
Masa muda adalah masa yang paling ideal untuk mengembangkan dan
membangun iman dan percaya seseorang kepada Allah. Di masa sekarang ini memanglah
tidak mudah untuk menjadi orang muda yang setia bergaul karib dengan Allah, namun
ketika kita tetap menjaga kelakuan kita sebagai orang muda seturut dengan firman Allah,
maka kita akan mampu mempertahankan kelakuan yang bersih dan berkenan kepada
Allah (Maz. 119:9). Selain berpegang pada firman Allah, kita sebagai orang muda juga
harus mampu menjaga pergaulan kita dengan orang-orang di sekitar kita, agar kebiasaan
atau kelakuan baik yang dimiliki tidak dirusak oleh pergaulan yang buruk (1 Kor. 15:33).
Akan tetapi, hendaklah kita sebagai orang muda dapat menjadi teladan bagi orang
banyak dalam segala hal yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan (1 Tim. 4:12). Dalam
pergaulan sebagai orang muda, seharusnya kita mampu menjadi berkat dan membawa
banyak orang untuk semakin mendekat kepada Allah. Dalam Mazmur 127:4 dikatakan

11
bahwa anak-anak muda itu seperti anak-anak panah di tangan pahlawan. Hal ini berarti
bahwa kehidupan di masa muda seharusnya menjadi kehidupan yang bermakna dan
bermanfaat bagi kepentingan banyak orang.
Sebagai orang muda, seharusnya kita tidak mudah terpengaruh dengan kebiasaan
yang kurang baik dan berusaha agar sedapat mungkin, keberadaan kita dapat bermakna
bagi sesama. Dalam pergaulan remaja, bisa saja dampak buruk seperti kecanduan game
menjadi merajalela dalam kehidupan mereka, sehingga kebiasaan-kebiasaan baik yang
pernah ada, dapat sirna hanya karena pengaruh pergaulan yang tidak diperhatikan dengan
baik.
3. Bagaimana pandangan Alkitab mengenai pemanfaatan waktu?
Ketika seseorang sudah terlarut dalam permainan game online, maka ia akan sulit
mengatur waktu yang Tuhan berikan secara baik dan benar. Sama halnya dalam kasus
Ari, ia seringkali terlarut dalam dunianya sendiri sehingga kehilangan banyak waktu
berharga yang seharusnya dapat digunakan untuk aktivitas positif lainnya. Ari tidak
mempergunakan waktu yang ada dengan baik. Dalam kesehariannya ia selalu bermain
game dari pukul 8 malam hingga pukul 4 subuh.
Jika diperhatikan bersama bahwa waktu yang seharusnya dia gunakan untuk
makan malam, belajar dan beristirahat dengan sendirinya menjadi tidak teratur karena
digunakan untuk bermain game online. Seharusnya Ari bisa mengambil waktu untuk
berjumpa dengan Tuhan dengan berdoa, membaca firman Tuhan dan bersekutu dengan
sesama untuk menunjang pertumbuhan imannya. Tetapi ia lebih sering menghabiskan
waktunya dengan bermain game.
Dalam kolose 4 :5 “hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang orang luar,
pergunakanlah waktu yang ada” dan dalam efesus 5:15-17 “karena itu perhatikanlah
dengan seksama , bagaimana kamu hidup , janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari hari ini adalah jahat sebab
itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.
Waktu adalah berkat luar biasa yang Tuhan berikan kepada kita sebagai umat ciptaannya
yang paling mulia. Tuhan memberikan waktu kepada kita dengan cuma-cuma dan bagian
kita adalah mempergunakannya dengan baik dan benar. Dalam hal mempergunakan
waktu dengan baik dan benar, tentu saja Alkitab tidak mengharuskan kita untuk
menggunakan seluruh waktu dalam hidup kita hanya untuk belajar dan bekerja saja.
Sebaliknya, Alkitab mengingatkan kita juga bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya
(Pengkhotbah 3:4), sehingga kita tidak perlu kuatir akan kehilangan waktu untuk bermain
game dan bersenang-senang.
12
4. Bagaimana dengan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan tubuh?
Kebiasaan bermain game online nampaknya merupakan hal buruk jika dilakukan
secara berlebihan. Hal ini juga akan berujung pada kesehatan tubuh yang mungkin saja
mengalami penurunan akibat ketergantunan terhadap game online. Contoh nyatanya
terdapat dalam kasus ketergantungan Ari pada game online yang berpengaruh pada
kesehatan matanya. Matanya menjadi merah dan sering kesakitan. Selain itu, akibat
bermain game online, seseorang menjadi lupa waktu dan tidak menjaga kesehatan
tubuhnya sebagai bait Allah.
Dalam 1 Kor. 6: 19-20 “atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah di beli dan harganya telah
lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”. Tubuh kita bukanlah
milik kita sendiri melainkan juga merupakan tempat berdiamnya Roh Allah yang suci,
sehingga tidaklah pantas bagi kita untuk menyia-nyiakan kesehatan tubuh yang telah kita
terima dari Allah sendiri. Kebiasaan buruk yang berdampak pada menurunnya kondisi
kesehatan tubuh seseorang, hendaknya dikurangi sesuai kebutuhan saja dan bukan
dijadikan sebagai prioritas utama dalam kehidupannya sehingga seseorang dapat
mengatur waktu dengan baik dan benar sesuai kehendak Allah.

13
Daftar Pustaka
Buku:
Alkitab
Kustiawan, Andri Arif dan Andy Wadhiya Bayu Utomo. 2019. Jangan Suka Game online.
Solo: CV. Ae Media Grafika
Simanjuntak, Moze. 2019. More Than Just a Game. Tangerang: Yayasan Pelikan
Website:
http://indonesiabaik.id/infografis/kecanduan-game-online-penyakit-gangguan-
mental#:~:text=Dalam%20versi%20terbaru%20ICD%2D11,behavioral%20disorder%20atau
%20gangguan%20perilaku diakses pada Sabtu 10 Oktober 2020, pukul 11:18
https://www.kompasiana.com/rifqohroziah/5a252af02599ec7dad7a8b42/penyebab-utama-
anak-kecanduan-game diakses pada Sabtu, 10 Oktober 2020, pukul 11:37

14

Anda mungkin juga menyukai