Anda di halaman 1dari 3

RITUAL PURUNG TA KADONGA RATU

Oleh :

Yustinus Ole Awa

Margianita Putri Bolu Lero

Yano S. Pasole

Purung ta kadonga ratu artinya turun ke lembah. Sesungguhnya upacara


purung ta kadonga ratu adalah upacara memberi korban kepada leluhur orang
anakalang yaitu Umbu Sebu dan Rambu Kareri di gua kadonga itu. Ritual ini
bertujuan untuk meminta berkat hujan dari para leluhur mereka sehingga tanaman
padi mereka tidak kering sehungg Tidak menderita kelaparan. Tempat
pelaksanaan ritual ini adalah di sebuah lembah yang terletak di sebelah Timur dari
kampung Lai Tarung. Pada perayaan ini, ada dua tombak yabg digunakan yaitu
mehang karaga dan Loda pari. Mehang karaga adalah simbol pria dan loda pari
adaalah simbol wanita. Tombak tersebut mempunyai Panjang sekitar 6 meter.
Kedua tombak ini mempunyai fungsi dan peranannya sendiri. Mehang karaga
menggambarkan fungsi pria sebagai kepala keluarga, sementara Loda Pari
menggambarkan fungsi seorang wanita yang mempunyai kewajiban untuk
mengatur dan menjaga berbagai jenis hasil panen termasuk didalamnya menjaga
tanaman padi dari serangan hama serta untuk mengatur dan menjaga dengan baik
hasil panen yang diperoleh dari sawah maupun dari kebun.

Todu kanguruku Bari Kanyanguku, merupakan perintah yang


diberikan ina ama/Ratu untuk membuat kesepakatan dan keputusan
terbaik. Ini merupakan pertemuan pertama keduabelas suku pemangku
kepentingan yang diketuai oleh Ratu untuk menyiapkan dan mengerjakan
segala sesuatu terkait dengan pelaksanaan upacara Ritual adat Purung Ta
Kadonga Ratu yang dilaksanakan di kampung Lai Tarung. Kuhi Pati-Paku
Tena, pertemua yang dipimpin oleh ina ama/Ratu membuat kesepakatan
dan keputusan setelah pelaksanaan diskusi dengan masing-masing suku
yang terlibat dalam pelaksanaan ritual adat tersebut. Pata
Rahi/memutuskan untuk pelaksanaan yang dilaksanakan di kahali Rati
Batang, pertemuan ini dilaksanakan di dalam ruangan batu dan hanya di
hadiri oleh satu perwakilan dari ke duabelas suku. Ian ama/Ratu dan
perwakilan dari keduabelas suku tersebut mencari mufakat untuk
menentukan puncak pelaksanaan ritual adat Purung Ta Kadonga Ratu dan
memberikan persembahan kepada Tuhan agar terhindar dari kelaparan
akibat kekeringan dan meminta berkat ketika dua tombak (Mehang Karaga
dan Loda Pari) diangkat ,menyentuh langit. Sebelum pertandingan dimulai
empat orang Ratu yang berkuda sebagai penengah mengintai pihak Loda
Pari, jika pasukan kedua belah pihak sudah siap, maka pengintai Mehang
Karaga akan memasuki medan Kawasan Loda Pari Bersama pasukannya
dan maju mengejar pengintai Loda Pari sampai diperbatasan yang disebut
Watu Paga Bage Nguloku Karangi Rara. Pada perbatasan inilah, kedua
pasukan ini akan mengangkat tombak Mehang Karaga dan Loda Pari
setinggi-tingginya dan kemudian kedua belah pihak akan mengambil
ancang-ancang untuk mundur lalu maju lagi Bersama-sama lalu
,mengancungkan kedua tombak tersebut setinggi-tingginya. Pengacungan
kedua tombak ini berlangsung selama delapan kali putaran. Setelah kedua
pasukan beradu mengacungkan kedua tombaknya selama delapan kali
putaran maka ujung tombak yang terangkat lebih cepat sembari
memantulkan sinarnya itulah yang keluar sebagai pemenang, jika Loda
Pari yang menang maka hal itu berarti curah hujan baik yang berimbas
pada hasil sawah, lading dan kesehatan menjadi baik dan memuaskan. Dab
sebaliknya jika tombak Mehang Karaga yang menang maka curah hujan
sedikit/kering berimbas pada hasil sawah dan lading menjadi gagal dan
kesehatanpun menjadi buruk. Upacara ini dilaksanakan di kampung Lai
Tarung, desa Makata Keri, kecamatan Katiku Tanah, Kabupaten Sumbah
Tengah. Ritual ini dilaksanakan pada bulan juli.

Anda mungkin juga menyukai