100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
308 tayangan3 halaman
Ritual Purung Ta Kadonga Ratu adalah upacara adat suku Anakalang untuk memberi korban kepada leluhur dan meminta berkat hujan agar tanaman padi tidak kering. Ritual ini melibatkan pertandingan antara dua tombak yang melambangkan pria dan wanita, di mana hasil pertandingan ini dipercaya akan mempengaruhi curah hujan dan panen. Ritual ini dilaksanakan di lembah dekat desa Lai Tarung untuk memastikan kesejahteraan masyar
Ritual Purung Ta Kadonga Ratu adalah upacara adat suku Anakalang untuk memberi korban kepada leluhur dan meminta berkat hujan agar tanaman padi tidak kering. Ritual ini melibatkan pertandingan antara dua tombak yang melambangkan pria dan wanita, di mana hasil pertandingan ini dipercaya akan mempengaruhi curah hujan dan panen. Ritual ini dilaksanakan di lembah dekat desa Lai Tarung untuk memastikan kesejahteraan masyar
Ritual Purung Ta Kadonga Ratu adalah upacara adat suku Anakalang untuk memberi korban kepada leluhur dan meminta berkat hujan agar tanaman padi tidak kering. Ritual ini melibatkan pertandingan antara dua tombak yang melambangkan pria dan wanita, di mana hasil pertandingan ini dipercaya akan mempengaruhi curah hujan dan panen. Ritual ini dilaksanakan di lembah dekat desa Lai Tarung untuk memastikan kesejahteraan masyar
Purung ta kadonga ratu artinya turun ke lembah. Sesungguhnya upacara
purung ta kadonga ratu adalah upacara memberi korban kepada leluhur orang anakalang yaitu Umbu Sebu dan Rambu Kareri di gua kadonga itu. Ritual ini bertujuan untuk meminta berkat hujan dari para leluhur mereka sehingga tanaman padi mereka tidak kering sehungg Tidak menderita kelaparan. Tempat pelaksanaan ritual ini adalah di sebuah lembah yang terletak di sebelah Timur dari kampung Lai Tarung. Pada perayaan ini, ada dua tombak yabg digunakan yaitu mehang karaga dan Loda pari. Mehang karaga adalah simbol pria dan loda pari adaalah simbol wanita. Tombak tersebut mempunyai Panjang sekitar 6 meter. Kedua tombak ini mempunyai fungsi dan peranannya sendiri. Mehang karaga menggambarkan fungsi pria sebagai kepala keluarga, sementara Loda Pari menggambarkan fungsi seorang wanita yang mempunyai kewajiban untuk mengatur dan menjaga berbagai jenis hasil panen termasuk didalamnya menjaga tanaman padi dari serangan hama serta untuk mengatur dan menjaga dengan baik hasil panen yang diperoleh dari sawah maupun dari kebun.
Todu kanguruku Bari Kanyanguku, merupakan perintah yang
diberikan ina ama/Ratu untuk membuat kesepakatan dan keputusan terbaik. Ini merupakan pertemuan pertama keduabelas suku pemangku kepentingan yang diketuai oleh Ratu untuk menyiapkan dan mengerjakan segala sesuatu terkait dengan pelaksanaan upacara Ritual adat Purung Ta Kadonga Ratu yang dilaksanakan di kampung Lai Tarung. Kuhi Pati-Paku Tena, pertemua yang dipimpin oleh ina ama/Ratu membuat kesepakatan dan keputusan setelah pelaksanaan diskusi dengan masing-masing suku yang terlibat dalam pelaksanaan ritual adat tersebut. Pata Rahi/memutuskan untuk pelaksanaan yang dilaksanakan di kahali Rati Batang, pertemuan ini dilaksanakan di dalam ruangan batu dan hanya di hadiri oleh satu perwakilan dari ke duabelas suku. Ian ama/Ratu dan perwakilan dari keduabelas suku tersebut mencari mufakat untuk menentukan puncak pelaksanaan ritual adat Purung Ta Kadonga Ratu dan memberikan persembahan kepada Tuhan agar terhindar dari kelaparan akibat kekeringan dan meminta berkat ketika dua tombak (Mehang Karaga dan Loda Pari) diangkat ,menyentuh langit. Sebelum pertandingan dimulai empat orang Ratu yang berkuda sebagai penengah mengintai pihak Loda Pari, jika pasukan kedua belah pihak sudah siap, maka pengintai Mehang Karaga akan memasuki medan Kawasan Loda Pari Bersama pasukannya dan maju mengejar pengintai Loda Pari sampai diperbatasan yang disebut Watu Paga Bage Nguloku Karangi Rara. Pada perbatasan inilah, kedua pasukan ini akan mengangkat tombak Mehang Karaga dan Loda Pari setinggi-tingginya dan kemudian kedua belah pihak akan mengambil ancang-ancang untuk mundur lalu maju lagi Bersama-sama lalu ,mengancungkan kedua tombak tersebut setinggi-tingginya. Pengacungan kedua tombak ini berlangsung selama delapan kali putaran. Setelah kedua pasukan beradu mengacungkan kedua tombaknya selama delapan kali putaran maka ujung tombak yang terangkat lebih cepat sembari memantulkan sinarnya itulah yang keluar sebagai pemenang, jika Loda Pari yang menang maka hal itu berarti curah hujan baik yang berimbas pada hasil sawah, lading dan kesehatan menjadi baik dan memuaskan. Dab sebaliknya jika tombak Mehang Karaga yang menang maka curah hujan sedikit/kering berimbas pada hasil sawah dan lading menjadi gagal dan kesehatanpun menjadi buruk. Upacara ini dilaksanakan di kampung Lai Tarung, desa Makata Keri, kecamatan Katiku Tanah, Kabupaten Sumbah Tengah. Ritual ini dilaksanakan pada bulan juli.