Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian organisasi profesi guru


Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan
organisasi non-formal. dimana Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau
lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan
hubungan kerja yang rasional.
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang – orang yang memiliki
suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Dikatakan
ciri khas oleh karena bidang tersebut diperoleh bukan secara kebetulan oleh sembarang
orang, tetapi diperoleh melalui suatu jalur khusus. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan
profesional yang melayani masyrakat tentunya memerlukan satu wadah organisasi yang
anggotanya adalah orang–orang yang memiliki pekerjaan atau keahlian yang sejenis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi profesi guru adalah sebuah
wadah perkumpulan orang - orang yang memiliki suatu keahlian dan keterampilan
mendidik yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan yang relatif lama,
serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
a. Jenis-jenis Organisasi Profesi Guru
1. Secara kuantitas, tidak berlebihan jika banyak kalangan pendidik menyatakan bahwa
organisasi profesi guru di indonesia berkembang pesat bagaikan tumbuhan di musim
penghujan. Sampai sampai ada sebagian pengemban profesi pendidikan yang tidak tahu
menahu tentang organisasi guru itu. Yang lebih dikenal kalangan umum adalah PGRI.
2. Disamping PGRI yang salah satu organisasi yang diakui oleh pemerintah juga terdapat
organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang didirikan
atas anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sayangnya, organisasi ini tidak
ada kaitan yang formal dengan PGRI. Selain itu ada juga organisasi profesional guru
yang lain yaitu ikatan serjana pendidikan indonesia (ISPI), yang sekarang sudah
mempunyai banyak devisi yaitu Ikatan Petugas Bimbingan Belajar (IPBI), dan lain-lain,
hubungannya secara formal dengan PGRI juga belum tampak secara nyata, sehingga
belum didapatkan kerjasama yang saling menunjang dalam meningkatkan mutu
anggotanya.
b. Tujuan organisasi profesi guru
Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No.
38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi guru, yaitu: meningkatkan
dan/atau mengembangkan (1) karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4)
martabat, dan (5) kesejahteraan seluruh tenaga guru. Sedangkan visinya secara umum ialah
terwujudnya tenaga guru yang profesional.
Secara umum tujuan organisasi profesi guru adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan/atau mengembangkan karier anggota, merupakan upaya dalam
mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya.
Karier yang dimaksud adalah perwujudan diri seorang pengemban profesi secara
bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain (lingkungannya) melalui
serangkaian aktivitas. Organisasi profesi berperan sebagai fasilitator dan motifator
terjadinya peningkatan karier setiap anggota. Adalah kewajiban organisasi profesi
guru untuk mampu memfasilitasi dan memotifasi anggotanya mencapai karier yang
diharapkan sesuai dengan tugas yang diembannya.
2. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan anggota, merupakan upaya
terwujudnya kompetensi guru yang handal. Dengan kekuatan dan kewibawaan
organisasi, para pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya.
3. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kewenangan profesional anggota,
merupakan upaya para profesional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai
dengan kemampuannya. Organisasi profesi keendidikan bertujuan untuk
megembangkan dan meningkatkan kemampuan kepada anggotanya melalui
pendidikan atau latihan terprogram.
4. Meningkatkan dan/atau mengembangkan martabat anggota, merupakan upaya
organisasi profesi guru agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi dari
pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan
memasuki organisasi profesi keendidikan anggota sekaligus terlindungi dari
perlakuan masyarakat yang tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan berupaya
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang
disepakati.
5. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kesejahteraan, merupakan upaya organisasi
profesi keendidikan untuk meningkatkan kesejahteraanlahir batin anggotanya. Dalam
teori Maslow, kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama berupa
kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi. Banyak kiprah organisasi profesi
keendidikan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. Asprasi anggota melalui
organisasi terhadap pemerintah akan lebih terindahkan dibandingkan individu.

B. Pengertian profesi, profesional, profesionalime dan profesionalisasi


profesi : suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, keterampilan, tanggung jawab,
komitmen, dan kesetiaan.
Profesional : suatu kinerja yang dituntut sesuai standar yang telah ditetapkan ( seperti
dokter, guru dll)
Profesionalisme : derajat kinerja seseorang dalam melakukan profesinya sesuai
strandar dan etika
Profesionalisasi : proses memfasilitasi seseorang menjadi profesional melalui
berbagai latar aktivitas

C. Profesionalisme guru
1. karakteristik profesionalisme guru menurut Rebore (1991)
a. pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas
b. kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tua siswa,
dan masyarakat
c. kemampuan mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus
d. mengutamakan pelayanan dalam tugas
e. mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa
f. melaksanakan kode etik jabatan.
2. Sementara itu, Glickman (1981) memberikan ciri profesionalisme guru dari dua sisi,
yaitu kemampuan berpikir abstrak (abstraction) dan komitmen (commitment). Guru yang
profesional memiliki tingkat berpikir abstrak yang tinggi, yaitu mampu merumuskan
konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan memecahkan berbagai macam persoalan yang
dihadapi dalam tugas, dan juga memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan
tugas. Komitmen adalah kemauan kuat untuk melaksanakan tugas yang didasari dengan
rasa penuh tanggung jawab.
3. Welker (1992) mengemukakan bahwa profesionalisme guru dapat dicapai bila guru ahli
(expert) dalam melakasnakan tugas, dan selalu mengembangkan diri (growth). Glatthorm
(1990) mengemukakan bahwa dalam melihat profesionalisme guru, disamping
kemampuan dalam melaksanakan tugas, juga perlu mempertimbangkan aspek komitmen
dan tanggung jawab (responsibility), serta kemandirian (autonomy)

Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan pengembangan profesi
guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:

a. pengembangan intensif (intensive development adalah bentuk pengembangan yang


dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara intensif berdasarkan kebutuhan
guru. Model ini biasanya dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi.
Teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus,
loka karya, dan sejenisnya.
b. pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk pengembangan
guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang
bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat.
Teknik pengembangan yang digunakan bisa melalui pertemuan KKG atau 
MGMP/MGBK. Teknik ini disebut juga dengan istilah peer supervision atau
collaborative supervision.
c. pengembangan mandiri (self directed development) adalah bentuk pengembangan yang
dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara
luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
dan menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa
melalui evaluasi diri (self evaluation) atau penelitian tindakan (action research).
(Glatthorm, 1991).

Anda mungkin juga menyukai