Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Profesi pendidikan

Disusun oleh:

Nama:

Aliyah Diningrum (2022143433)

Reyhan Pradida (2022143436)

Grasella Enjelina (2022143440) Dosen pengampu : Sukmaniar S. Pd. M. Si

Program studi PGSD

Pembahasan hakikat organisasi profesi keguruan

A. Hakikat organisasi profesi keguruan


Organisasi Profesi pada hakikatnya suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan
dan keterampilan yang berkualitas tinggi dalam melayani atau mengabdikan kepentingan
umum untuk mencapai kesejahteraan manusia. Berarti seseorang pekerja profesional
selalu akan mengadakan layanan atau pengabdian yang dilandasi kemampuan
profesional dan filsafat yang mantap. Dengan demikian pekerja profesional akan
memperlihatkan adanya keterampilan teknis yang didukung oleh pengetahuan dan sikap
keperibadian tertentu yang dilandasi norma-norma yang mengatur prilaku anggota
profesi. Suatu pekerjaan dikatakan profesi apabila mempunyai dasar teori yang
sistematis, adanya kewenangan yang telah diakui oleh masyarakat (klien), Adanya kode
etik kebudayaan profesi yang terdiri atas nilai-nilai dan norma-norma.

Menurut national education association (NEA) dalam soertjipto dan rafli kosasi, bahwa
pekerjaan profesi tersebut harus memiliki Unsur-unsur
A. Suatu pekerjaan harus didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang khusus.
B. Para anggotanya selalu meningkatkan kemampuan melalui pendidikan, pelatihan,
penelitian, seminar, diskusi, untuk melayani kebutuhan para anggota.
C. Memiliki norma-norma etis dapat, mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah,
misalnya mengajukan kurikulum, struktur organisasi, persiapan profesional dan lain-
lain.
D. Memiliki solidaritas anggota atau kelompok profesi. Aday
Menurut Robert w. Richer mengemukakan ciri-ciri dan syarat syarat profesi
tersebut yaitu :
A. Mementingkan kelayanan kemanusiaan dari pada kepentingan pribadi.
B. Memerlukan waktu untuk mempelajari konsep-konsep serta prisnsip-prinsip
pengetahuan yang mendukung keahliannya.
C. Memiliki kualifikasi tertentu untuk mengikuti perkembangan, pertumbuhan
jabatan.
D. Memiliki kode-kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap
serta cara kerja.
E. Membutuhkan sesuatu intelektual yang tinggi.
F. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan disiplin.
G. Memberi kesempatan untuk kemajuan spesial dan kemandirian.

Memandang suatu profesi sebagai karier hidup (lifecareer) dan menjadi seorang anggota
yang permanen omsteying dan levine bahwa organisasi profesi keguruan itu adalah jabatan
yang tercakup tigas tugasnya ialah melayani masyarakat, merupakan karier yang akan
melaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-pekerjaan), memerlukan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu diluar jangkauan khayalak ramai (tidak setiap orang melakukannya),
menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dan teori ke praktik, (teori baru dikembangkan
dari hasil penelitian), memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang, terkendali
berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk. Otonomi dalam membuat
keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu, menerima tanggung jawab terhadap
keputusan yang di ambil dan untuk kerja yang di tampilkan yg berhubungan layanan yang
diberikan,

H. mempunyai sekumpulan untuk kerja yang baku.

B. Pembahasan fungsi organisasi keguruan

Adapun fungsi organisasi profesi keguruan antara lain:

A. Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota sesuai bidang pekerjannya

B.Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota dalam upaya terwujudnya


kompetensi dalam bidangnya yang handal padadiri anggotanya

C.Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional untukmenempatkan anggota


suatu profesi sesuai kemampuan

D.Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota

E. Meningkatkan dan mengembangkan lahir batin anggotanya.

1. Fungsi pemersatu organisasi profesi keguruan

Yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi
keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, Adanya bersifat sosial, politik ekonomi, mutural, dan
falsafat sistem nilai. Namun umumnya dilatar belakangi oleh dua motif, yaitu motif intrinsik dan
ekstrinsik. Secara intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang
layak, sesuau dengan tugas profesi yang diembannya. Bahkan mungkin mereka terdorong untuk
menjalankan tugasnya sebagaik mungkin. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntunan
masyarakat jasa suatu profesi semakin hari semakin kompleks.

2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesi keguruan

A. Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah kemampuan profesional pengembang profesi
kkependidikan
C. Tujuan organisasi profesi keguruan
Salah satu tujuan organisasi profesi keguruan adalah mempertinggi kesadaran, sikap,
mutu, dan kegiatan profesi keguruan serta meningkatkan kesejahteraan mereka. Ada
pun menurut uud RI pasal 40 ayat 1,organisasi profesi keguruan mempunyai tujuan
untuk memajukan profesi meningkatkan kompetensi,karier, wawasan pendidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian dalam masyarakat.
Ada lima misi dan tujuan organisasi keguruan yaitu:
Meningkatkan dan atau mengembangkan, karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat dan kesejahteraan seluruh tenaga keguruan. Sedangkan visi nya secara umum
iyalah terwujudnya tenaga kependidikan profesional.
1. Meningkatkan dan atau mengembangkan karier anggota

Organisasi profesi berperan sebagai fasilitator dan motifator terjadinya peningkatan karir
setiap anggota. Kewajiban organisasi kependidikan adalah untuk mampu memfasilitasi dan motivasi
anggotanya mencapai karier yang diharapkan sesuai dengan tugas yang diembannya.

2. Meningkatkan dan atau mengembangkan kemampuan anggota

Merupakan upaya mewujudnya kompetensi keguruan yang handal dengan kekuatan dan
kewibawaan organisasi, para pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya.

3. Meningkatkan dan atau mengembangkan kewenangan profesional


anggota

Merupakan upaya para profesional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Organisasi profesi keguruan bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan kepada anggotanya melalui keguruan/latihan terprogram

4. Meningkatkan dan atau mengembangkan martabat anggota

Merupakan upaya organisasi profesi keguruan agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak
manusiawi dari pihak dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan
memasuki organisasi profesi keguruan anggota sekaligus terlindung perlakuan masyarakat dan tidak
mengindah martabat kemanusiaan dan berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan standar etis yang disepakati

5. Meningkatkan dan atau mengembangkan kesejahteraan.

Merupakan upaya organisasi profesi keguruan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin
anggotanya.

D jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia

Di samping pgri sebagai satu satunya organisasi guru guru sekolah yang di akui pemerintah sampai
saat ini, ada organisai guru yang disebut musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sejenis yang
didirikan atas anjuran pejabat-pejabat departemen pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, ada lagi
organisasi profesional resmi dibidang pendidikan yang harus kita ketahui juga yaitu ikatan sarjana
pendidikan Indonesia (ISPI) yang saat ini telah mempunyai divisi antara lain: ikatan tugas bimbingan
Indonesia (IPBI), himpunan sarjana administrasi pendidikan Indonesia (HISAPIN) himpunan sarjana
pendidikan Bahasa Indonesia (HSPBI), dan lain-lain.

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda
(PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun
1932.
Tujuan utama pendirian PGRI adalah:
a. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan).
b. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi).
c. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan). Makna Visi PGRI adalah:
a. Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Perjuangan :
1) Wahana mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2)Wahana untuk membela, mempertahankan, dan melestarikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3)Wahana untuk meningkatkan integritas bangsa dalam menjamin
terpeliharanya keutuhan, kesatuan, dan persatuan bangsa.
4)Berperan aktif memperjuangkan tercapainya tujuan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pristiwiyanto: [Relasi Profesi Guru dan Organisasi Guru] 97

5) Wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak
asasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku profesi
kependidikan.

6) Wahana untuk memberikan perlindungan dan membela kepentingan guru dan tenaga
kependidikan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan hukum.

b. Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi :

1) Wahana memperjuangkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi guru.

2) Wahana mempertinggi kesadaran dan sikap guru dan tenaga kependidikan

dalam meningkatkan mutu profesi dan pelayanan kepada masyarakat.

3) Wahana menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar guru Indonesia.

4) Wahana untuk melakukan evaluasi pelaksanaan sertifikasi, lisensi, dan

akreditasi bagi pengukuhan kompetensi profesi guru.

5) Wahana pembinaan bagi Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang

pendidikan yang menyatakan diri bergabung atau bermitra dengan PGRI.

6) Wahana untuk mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan di semua jenis, jenjang, dan
satuan pendidikan guna mneningkatkan pengabdian
dan peran serta dalam pembangunan nasional.

7) Wahana untuk mewujudkan pengabidan secara nyata melalui anak lembaga

dan badan khusus.

8) Wahana untuk mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga

pendidikan, organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan atau organisasi kemasyarakatan
umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan.

c. Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan:

1) Wahana untuk memperjuangkan terwujudnya hak-hak guru dan tenaga

kependidikan

2) Wahana untuk memperjuangkan kesejahteraan guru yang berupa: imbal jasa,

rasa aman, hubungan pribadi, kondisi kerja dan kepastian karier.

3) Wahana untuk mewujudkan prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya meningkatkan
harkat dan martabat guru melalui peningkatan

kesejahteraan anggota.

4) Wahana untuk memperkuat kedudukan, wibawa dan martabat guru serta

kesetiakawanan organisasi.

5) Wahana untuk membela dan melindungi guru sebagai pekerja.

6) Wahana untuk membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan

organisasi ketenagakerjaan baik lokal, regional maupun global.

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata

pelajaran yang berada di suatu sanggar atau kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk
saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan
kinerja guru sebagai praktisi atau perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Menurut
Mangkoesapoetra MGMP merupakan forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang
berada pada suatu wilayah kebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. (Indahyati, 2016)

Tujuan MGMP menurut pedoman MGMP adalah: (Lutfi, 2013) a. Tujuan umum.

Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan
profesionalisme guru.

b. Tujuan khusus.

98 PEDIR: Journal Elementary Education: Vol. 1 No. 2, November 2021

1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2)Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan dan, mencerdaskan siswa.

3) Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

Peranan MGMP menurut pedoman MGMP yaitu:

1) Mengakomodir aspirasi dari,oleh dan untuk anggota.

2) Mengakomodasi aspirasi masyarakat atau stokeholder dan siswa

3) Melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam

pembelajaran.

4) Mitra kerja Dinas Pendidikan dalam menyebarkan informasi kebijakan

pendidikan.

Adapun fungsi MGMP menurut Mangkoesapoetra adalah:

1) Menyusun pogram jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek serta mengatur jadwal
dan tempat kegiatan secara rutin.

2) Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah,
wilayah, maupun kota.

3) Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan


pengujian/evaluasi pembelajaran di kelas sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan di sekolah.

3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi

kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi


antaranggotanya.Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di
Jakarta 17-19 Mei 1984.

Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:

a. Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh

Indonesia

b. meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya

c. membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam

rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan negara

d. mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang

ilmu, seni, dan teknologi pndidikan

e. melindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota

f. meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan;


dan

g. menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.

Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah

(FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan.Yang tlah ada himpunannya adalah
Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia (HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu
Alam, dan lain sebagainya.

4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975.Organisasi

profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan
dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas bimbingan se-
Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi

Pristiwiyanto: [Relasi Profesi Guru dan Organisasi Guru] 99

dalam rangka peningkatan mutu layanannya.Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) adalah sebagai berikut ini:

a. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.

b. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan,

teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang bimbingan, dengan
demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.

c. Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan tenaga ahli,
tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program layanan bimbingan.

Untuk menopang pencapaian tujuan tersebut dicanangkan empat kegiatan,

yaitu:

a. Pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling

b. Peningkatan layanan bimbingan dan konseling

c. Pembinaan hubungan dengan organisasi profesi dan lembaga-lembaga lain, baik

dalam maupun luar negeri dan

d. Pembinaan sarana.

5. Persatuan Guru NU (Pergunu)

Pergunu merupakan badan otonom NU yang menjadi tempat bernaungnya

guru, dosen, dan ustadz. Terbentuknya Pergunu diawali dengan Kongres Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU tahun 1952.
Salah satu hasil konferensi tersebut adalah mengusulkan adanya organisasi guru di lingkup
pendidikan NU. Sebagai organisasi profesi, Pergunu mengusung paradigma profesionalitas,
independensi, tidak berafiliasi dengan politik manapun, dan sejalan dengan Khittah 1962 yang
menunjuk NU sebagai organisasi sosial keagamaan.

6. Ikatan Guru Indonesia (IGI)

IGI didirikan pada tanggal 26 November 2009 oleh Satria Dharma.

Organisasi bermoto “Sharing and Growing Together” ini memiliki anggota yang berasal dari kalangan
guru, dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Kehadiran IGI diharapkan mampu mencetak
guru-guru independen yang mampu mengubah dirinya tanpa harus bergantung pada pihak lain.
Tidak hanya itu IGI juga berupaya menjadikan guru sebagai lokomotif penggerak perubahan di
Indonesia.

E. Relasi Atau Hubungan Antara Profesi Guru Dan Organisasi Guru

a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.

b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi
kepentingan kependidikan.

c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi
pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.

d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.

e.Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif
individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.

f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan
martabat dan eksistensi organisasi profesinya.

100 PEDIR: Journal Elementary Education: Vol. 1 No. 2, November 2021

g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan
pribadi dari organisasi profesinya.

h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan.(Defantri, 2021)

KESIMPULAN

Organisasi profesi guru sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus dalam mendidik.Tujuan dari organisasi profesi guru adalah mempertinggi
kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka.Fungsi
dari organisasi profesi guru ada 2 yaitu fungsi pemersatu dan fungsi Peningkatan Kemampuan
Profesional.

Adapun jenis-jenis organisasi profesi guru yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dan Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia. Sedangkan relasi profesi guru dan organisasi guru salah satunya
adalah Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Defantri. Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi. Februari 18, 2021.

Ruang Lingkup Profesi Keguruan

Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan guna mencapai
tujuan pendidikan yang berupa perkembangan peserta didik secara optimal. Untuk maksud tersebut,
peranan profesional mencakup tiga bidang layanan, yaitu layanan instruksional, layanan
administrasi, dan layanan bantuan akademik-sosial-pribadi. Ruang lingkup profesi guru juga dapat
dibagi ke dalam dua gugus, yaitu: 1) gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional;
dan 2) gugus kemampuan profesional.

Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional mencakup hal-hal berikut: a)
Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi (structure, concepts
and ways of knowing); b) Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar; c) Pengetahuan tentang
karakteristik/perkembangan belajar; d) Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar (umum
maupun khusus); e) Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar (umum dan khusus); f)
Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan politik sebagai latar
belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar; g) Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan
kulturalisasi; h) Pengetahuan dan penghayatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa; i)
Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar; j) Pengetahuan tentang berbagai
jenis informasi kependidikan dan manfaatnya; k) Penguasaan teknik mengamati proses belajar
mengajar; l) Penguasaan berbagai metode mengajar; m) Penguasaan teknik menyusun instrumen
penilaian kemajuan belajar; n) Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan program belajar
mengajar; o) Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam
proses belajar mengajar; p) Pengetahuan tentang sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari
sistem sosial negara-bangsa; serta q) Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan
untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.

Gugus kemampuan profesional mencakup: a) Merencanakan program belajar mengajar yang


meliputi: (1) merumuskan tujuan-tujuan instruksional, (2) menguraikan deskripsi satuan bahasan, (3)
merancang kegiatan belajar mengajar, (4) memilih media dan sumber belajar, dan (5) menyusun
instrumen evaluasi; b) Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar yang meliputi: (1)
memimpin dan membimbing proses belajar mengajar, (2) mengatur dan mengubah suasana belajar
mengajar, dan (3) menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar; c) Menilai kemajuan belajar
yang meliputi: (1) memberikan skor atas hasil evaluasi, (2) mentransformasikan skor menjadi nilai,
dan (3) menetapkan rangking; serta d) Menafsirkan dan

19

Jurnal Genealogi PAI Vol. 5, No. 1 (Januari-Juni) 2018

al. – Running title is about five words

memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk memecahkan masalah
profesional kependidikan.
Untuk melaksanakan sesuatu kompetensi dalam pelaksanaan program belajar mengajar, diperlukan
lebih dari sekadar keterampilan. Pelaksanaan program belajar mengajar selama satu jam pertemuan
memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu di samping keterampilan teknis. Selain itu, aspek-
aspek kepribadian, seperti nilai-nilai dan temperamen, juga berpengaruh di dalam pelaksanaan
sesuatu kompetensi.

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik

Pengertian Berpikir Kritis

Jika kita menggunakan istilah “berpikir kritis” pada semua jenis berpikir.

Anda mungkin juga menyukai