Anda di halaman 1dari 5

Fungsi Organisasi Profesi kependidikan

Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya
menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.

1. Fungsi Pemersatu
Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk
suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi,
kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif intrinsik dan
ekstrinsik. Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak,
sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan
masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.

2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional


Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional pengemban
profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang
berbunyi:
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga
kependidikan.
Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :
Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai
dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
Abin Syamsuddin (1999 : 70) dijelaskan bahwa kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan
mengerjakan kependidikan.
Menurut Johnson (Abin Syamsuddin (1999 : 72) kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi
berikut ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Performence component
Subject component
Professional component
Process component
Adjustment component
Attidudes component

Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur.
Program terstruktur adalah program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan
dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.

Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang
dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada.
Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini adalah :
a.
b.
c.
d.

Penataran tingkat nasional


Supervisi
Pembinaan dan pengembangan sejawat
Pembinaan dan pengembangan individual

Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan


Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi
kependidikan, yaitu : meningkatkan dan/atau mengembangkan. Sedangkan visinya secara umum ialah
terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
1. Meningkatkan dan / atau mengembangkan karier anggota
2. Meningkatkan dan / atau mengembangkan kemampuan anggota.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota.
4. Meningkatkan dan / atau mengembangkan martabat anggota.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan.

Fungsi,Tugas dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling.

1.Fungsi pelayanan konsling.


1)
2)
3)
4)
5)

Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemecahan
Fungsi Pengentasan
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi Advokasi

2.Tugas dan Kegiatan Tenaga Profesi Konseling.


a.Tugas Pokok.
Secara garis besar,Tugas tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori kegiatan pelayanan
sbb:
1.
2.
3.
4.
5.

Kegiatan pelayanan konseling yang mendukung fungsi pemahaman.


Kegiatan pelayanan konseling yang mendukung fungsi pencegahan.
Kegiatan pelayanan konseling yang mendukung fungsi pengentasan.
Kegiatan pelayanan konseling mendukung fungsi pemeliharaan dan pengentasan.
Kegiatan pelayanan Konseling yang mendukung fungsi advokasi.

b.Kegiatan Pengelolaan.
Selain menjalan tugas-tugas pokok pelayanan terhadap klien atau para pengguna pelayanan
konseling,tenaga profesi konseling juga melaksanakan kegiatan pelayanan konseling.
c.Kegiatan Kolaborasi Profesional.
Dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan dan pengelolaan konseling tenaga profesi bimbingan dan
konseling pada umumnya bekerja sendiri,sedangkan untuk program-program tertentu bekerja sama
dengan tenaga profesional sejenis dan lainnya.
d.Kegiatan Keorganisasian.
Selain anggota masyarakat profesi,tenaga profesi bimbingan dan konseling tergabung di dalam
organisasi profesi dalam hal ini Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Menurut Ikatan Konselor Indonesia (2008) bahwa organisasi profesi pada umumnya berpegang pada apa
yang disebut tridarma organisasi profesi, yaitu:
A. Ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi
B. Meningkatkan mutu pelayanan kepada sasaran layanan
C. Menjaga kode etik profesi.
Merujuk pada pemikiran IKI tersebut, maka setiap organisasi profesi hendaknya dapat memberikan
dukungan dan kontribusi positif bagi para anggotanya untuk senantiasa mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta melahirkan berbagai inovasi untuk kepentingan pengembangan dan
kemajuan dari profesi itu sendiri, baik berdasarkan pemikiran kritis maupun riset. Dalam hal ini, kerja
sama mutualistik antara organisasi profesi dengan berbagai perguruan tinggi yang melahirkan anggotaanggota profesi yang bersangkutan tampaknya mutlak diperlukan.

Fungsi
Organisasi aosiasi keprofesian memiliki fungsi dan peranan untuk melindungi
kepentingan para anggotanya, kemandirian dan kewibawaan. Kelembagaannya secara
keseluruhan (dengan membina dan meningkatkan kode etik) juga berupaya meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan para
anggotanya.
Untuk berkembangnya fungsi dan peran suatu profesi guru membutuhkan pengakuan dari
bidang-bidang profesi lain yang berada di masyarakat, terutama yang wilayah bidang garapan
pelayanannya sangat mirip dan bertautan. Karena para pengemban suatu profesi sebagiannya
sangat memahami dan menyadari batas dan keunikan bidang profesinya serta menghindari sikap
arogansi (an antidote for arrogance).
Pengakuan dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika
masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya. Dalam banyak hal,
prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi itu justru akan merupakan landasan bagi
terwujudnya kerjasama secara kesejawatan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai
permasalahan di masyarakat yang membutuhkan pendekatan secara interdisipliner yang inklussif
interprofesi, sebagaimana halnya dijumpai mengenai permasalahan kependidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan sebagainya.
Menurut Djaman Satori (2007:4.6-4.8) Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu
atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut:

a.

Fungsi pemahaman, yaitu bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman diri
( potensi-potensi, baik kelebihan maupun kelemahannya) dan lingkungan (fisik,sosial, budaya,

b.

dan agama).
Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk mencegah supaya

c.

masalah itu tidak dialami siswa.


Fungsi pengemban, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi

lainnya.
d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan).
Fungsi organisasi profesi keguruan:
a) Sarana komunikasi, siaturahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat informasi tentang
pembelajaran dan pendidikan.
b) Wadah pembinaan dan pengembangan sikap profesional guru dan perlindungan atas haknya.
c) Mitra pemerintah dan perguruan dalam peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan.
d) Sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dan inovasi pendidikan di sekolahsekolah ke arah yang lebih baik.

Sumber :

http://zulaihapartiwi.blogspot.com/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/03/08/menanti-peran-aktiforganisasi-profesi/
http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/hakikat-fungsi-dan-tujuan-organisasi.html
http://ulin-linna.blogspot.com/2013/03/eksistensi-misi-fungsi-danperanan.html

Anda mungkin juga menyukai