Anda di halaman 1dari 116

SKRIPSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PENGELUARAN KAS
PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI LAMAINDO
KABUPATEN BUTON SELATAN

Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi

Disusun dan Diajukan Oleh


GAFRUDIN
14 320 034

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019
SKRIPSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI LAMAINDO
KABUPATEN BUTON SELATAN

Disusun dan Diajukan Oleh

GAFRUDIN
14 320 034

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Di Uji :

Baubau, Mei 2019


Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

R. Supalal Estihadi, S.E., M.Si Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc

Mengetahui :

Ketua Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Dayanu Ikhsanuddin,

Said Saleh Salihi, S.E.,M.SA.,AK.,CA


NPP. 17831313
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Gafrudin
NPM : 14 320 034
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran
Kas Pada Koperasi Pegawai Negeri
Lamaindo Kabupaten Buton Selatan

Menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doctor), baik di Universitas
Dayanu Ikhsanuddin maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri dengan
arahan Pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali penulis secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pertanyaan ini sya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian


hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesua dengan aturan yang berlaku
diperguruan tinggi ini.

Baubau, 31 Maret 2019


Mahasiswa,

Gafrudin
14 320 034
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena

limpahan rahmat dan karunia-Nya guna menyelesaikan skripsi ini yang sifatnya

masih sangat sederhana dan jauh untuk dapat dikatakan sebagai buah dari karya

ilmiah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada bimbingan kita Nabi

Muhammad SAW yang membawa ajaran Islam sebagai ajaran dan pedoman

hidup yang tiada gantinya.

Dalam usaha penyususnan skripsi ini kemampuan telah dikerahkan,

namun hasil yang diperoleh jauh dari harapan. Oleh karena itu, sebagai saran dari

berbagai pihak untuk menambah mana yang kurang dan membuang bila ada yang

berlebihan dalam skripsi ini sangat diharapkan. Berkat do’a restu orang tua

tercinta serta arahan dosen pembimbing dan teman-teman seperjuangan maka

terciptalah suasana baru terjelma dalam bentuk semangat dan motifasi tersendiri

hingga dapat membuahkan skripsi ini. Oleh karena itu sepantasnya penulis

mengucapkan terimakasi kepada :

1. Kepada Ayah handaku La IrumadanIbukuWaIjasajugaKakak, adik-adikku

dan keponakanku tercinta atas ketabahan, kesabaran, dan pengorbanannya,

hingga penulis dapat menyelesaikan studi Pada Universitas Dayanu

Iksanuddin BauBau.
2. Bapak Ir. H. La Ode Muhamad Sjamsul Qamar.,MT., IPU selaku Rektor

Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.

3. Ibu Wa Ode Nur Ainun S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.

4. Bapak Said Saleh Salihi, S.E.,M.SA.,AK,.CA selaku Ketua Progrm Studi

Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau..

5. Bapak R.Supalal Estihadi, SE.,M.Si selaku Dosen pembimbing I yang sudah

banyak memberikan arahan dan masukan yang sangat berarti dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Wa ode Suwarni, S.E.,M.Sc selaku Dosen pembimbing II yang sudah

banyak memberikan masukan dan arahan yang sangat berarti dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Pomili Womal, S.Pd selaku Pimpinan Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kandep Diknas Kabupaten Buton Selatan yang telah memberikan

izin kepada saya untuk memberikan penelitian.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau

yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama

menempuh studi, serta memberikan dukungan guna menyusun skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi terutama Angkatan 2014 yang telah

banyak membantu serta memberikan motivasi.

10. Selaku saudara seperjuangan saya La Suhardi yang selalu menemani dan

membantu saya.
11. Kepada saudari seperjuangan saya Harni Kurniansyah yang selalu menemani

dan membantu saya.

12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Atas pengorbanan baik moril maupun materil dari semua pihak, Penulis

ucapkan banyak terima kasih semoga semua pengorbanan baik waktu, tenaga serta

pikiran yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat balasan yang setimpal

dari Allah SWT. Penulis berharap semoga buah tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca, khususnya bagi diri penulis sendiri. Walaupun penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk dapat

dikatakan sebagai suatu karya ilmiah, untuk itu saran dan kriktikan dari semua

pembaca yang sifat pembangun sangat diharapkan, semoga dapat menjadi

perbendaharaan penulis di masa-masa mendatang.

Sekali lagi penulis ucapkan banyak ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat

dan karunian-Nya kepada kita semua. Amin yaa Rabbil Alamin.

Baubau, 31 Maret 2019

Gafrudin
14 320 034
ABSTRAK

GAFRUDIN (NPM 14 320 034). Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas


pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo di Kelurahan Laompo Kecamatan
Batauga Kabupaten Buton Selatan. Dibimbing oleh R. Supalal
Estihadi,S.E.,M.Si (Pembimbing Utama) dan Wa Ode Sumarni,S.E.,M.Sc
(Pembimbing Anggota).
Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data yang
terdiri dari susunan formulir, catatan peralatan termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi tenaga pelaksanaannya dan laporan yang
terkoordinasikan pada data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem informasi akuntansi
pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Lamaindo Kandep Diknas
Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif
dengan menggunakan data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data, wawancara dan dokumentasi. Informan
dalam penelitian ini sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari Ketua KPN
Lamaindo, Pengurus, Pengawas, Dewan Penasehat dan Konsultan KPN
Lamaindo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi
pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kelurahan Laompo
Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan sudah melaksanakan sistem
informasi akuntansi yang tepat, efektif dan efisien. Namun masih ada salah satu
fungsi marketing, dimana fungsi marketing selain mencari nasabah juga bertugas
untuk melaksanakan survey, sehingga keobyektifitas dari hasil survey ini masih
diragukan. Selain itu survey tidak dilaksanakan dengan tepat dan ketika peminjam
telah melunasi pinjamannya biasanya langsung diberikan pinjaman berikutnya
tanpa melalui prosedur pemberian pinjaman (kredit) yang sesuai. Hal ini rentan
sekali pada terjadinya kredit bermasalah.

Key Word : Sistem Informasi Akuntansi, Pengeluaran Kas, Koperasi.


ABSTRACT

GAFRUDIN (NPM 14 320 034). Accounting Information System for Cash


Expenditures in the Lamaindo Civil Servants Cooperative in Laompo Village,
Batauga District, South Buton Regency. Supervised by R. Supalal Estihadi, S.E.,
M.Sc (Principal Advisor) and Wa Ode Sumarni, S.E., M.Sc (Member Counselor).
Accounting Information System is a data processing system that consists
of an arrangement of forms, records of equipment including computers and
equipment as well as communication tools for their implementation and
coordinated reports on financial data to be information needed by management.
This study aims to analyze the accounting information system for cash
disbursements in the Civil Servant Cooperative (KPN) Lamaindo Kandep Diknas
Kelurahan Laompo, Batauga District, South Buton Regency. This study includes
qualitative research using qualitative descriptive analysis tools using primary and
secondary data collected using data collection techniques, interviews and
documentation. Informants in this study were 9 (nine) people consisting of the
Chairman of the Lamaindo KPN, Management, Supervisors, Advisory Board and
Consultants of the Lamaindo KPN. The results of this study indicate that the
accounting information system for cash disbursements at the Lamaindo Civil
Servants Cooperative, Laompo Village, Batauga District, South Buton Regency
has implemented an appropriate, effective and efficient accounting information
system. But there is still one marketing function, where the marketing function
besides looking for customers is also tasked to carry out the survey, so the
objectivity of the results of this survey is still in doubt. In addition the survey was
not carried out properly and when the borrower has paid off the loan is usually
immediately given the next loan without going through appropriate lending
procedures (credit). This is very vulnerable to the occurrence of problem loans.

Key Word: Accounting Information Systems, Cash Expenditures, Cooperatives.


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI viii
DAFTARTABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
BAB II LANDASAN TEORI 7
2.1 Sistem dan Tujuannya 7
2.2 Informasi 8
2.3 Sistem Informasi Akuntansi 9
2.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi 10
2.4.1 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi 12
2.5 Sistem Pengeluaran Kas 13
2.5.1 Pengeluaran Kas 15
2.5.2 Prosedur Pegeluaran Kas yang Baik 16
2.5.3 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas 18
2.5.4 Sistemakuntansipengeluarankas 20

2.5.5 SistemPengendalian Internal PengeluaranKas 33


2.6 Koperasi 39
2.7 Prinsip-Prinsip Koperasi 40
2.8 Koperasi Simpan Pinjam 41
2.9 Kajian Empiris 43
BAB III KERANGKA PIKIR 46
BAB IV METODE PENELITIAN 49
4.1 Lokasi Penelitian 49
4.2 Obyek Penelitian 49
4.3 Jenis dan Sumber Data 49
4.3.1 Jenis Data 49
4.3.2 Sumber Data 50
4.4 Metode Pengumpulan Data 50
4.5 Informan Penelitian 51
4.6 Definisi Operasional 53
4.7 Metode Analisa Data 54
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 56
5.1 Sejarah Koperasi Pegawai Lamaindo Kandep Diknas
Kabupaten Buton Selatan 56
5.2 Letak Geografis 62
5.3 Visi dan Misi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo 62
5.4 Struktur Organisasi 63
5.5 Sumber Daya Manusia 65
5.6 Bidang Organisasi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo 65
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 70
6.1 Hasil Penelitian 70
6.2 Pembahasan 79
BAB VII PENUTUP 83
7.1 Kesimpulan 84
7.2 Saran 85
DAFTAR PUSTAKA 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Daftar Mutasi Anggota KPN Lamando Tahun 2017 59


DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Permintaan Pengeluaran Kas 21

2. Bukti Pengeluaran Kas Kecil 21

3. Bagan Alur Flowchart Prosedur Sistem Pengeluaran Kas 29

4. Bagan Alur Permintaan dan Pertanggungjawaban PengeluranKas 30

5. Bagan Alur Prosedur Permintaan Pengisian KembaliKasBagan Alur

Prosedur .Permintaan Pengisian Kembali Kas dalam Sistem Dana Kas

dengan Imprest System 31

6. Skema Kerangka Pikir 48

7. Strukturb Organisasi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Kabupaten Buton Selatan 68

8. Bagan Alur Prosedur Sistem Pengeluaran Kas Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kadep Diknas Kabupaten Buton Selatan 78


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Daftar Panduan Wawancara

2. Hasil Dokumentasi

3. Neraca KPN Lamaindo Per 31 Desember 2017

4. Penjelasan Neraca KPN Lamaindo Per 31 Desember 2017

5. Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana simpanan sementara

( simtara ) tahun kerja 2017

6. Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan tahun kerja

2017

7. Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana penjamin kredit tahun

kerja 2017

8. Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana persiapan pesongan

anggota keluar karena meninggal dunia, pension dan pindah

wilayah / instansi kerja tahun kerja 2017

9. Rekapitulasi rencan penerimaan dan pengeluaran koperasi pegawai

negeri (KPN Lamaindo) tahun kerja 2017

10. Surat penerimaan kredit

11. Surat izin penelitian

12. Balasan surat dari tempat penelitian


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat

pada masa sekarang ini menuntut kemampuan pemimpin koperasi dalam

mengalokasikan sumber daya koperasinyasecara efektif dan efisien. Untuk

dapat mencapai hal tersebut, informasi yang tepat dan akurat memegang

peranan sangat penting. Dari seluruh informasi yang di butuhkan oleh pihak

manajemen koperasi, informasi akuntansi merupakan salah satu dasar

penting dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya koperasi. Untuk

dapat informasi yang tepat dan akurat, maka di perlukan system informasi

akuntansi yang di buat menurut yang terpadu sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan koperasi untuk melaksanakan kegiatan koperasi.

Informasi akuntasi merupakan bagian yang paling penting dari seluruh

informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, karena system informasi

akuntansi berhubungan dengan data keuangan dan transaksi keuangan suatu

koperasi. Adanya sistem informasi akuntansi yang akurat akan membantu

manajemen koperasi dan pihak-pihak diluar koperasi dalam pengambilan

keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing.

System informasi akuntansi pengeluaran kas merupakan salah satu sub

system informasi akuntansi yang menjelaskan bagaimana seharusnya

prosedur dalam melakukan kegiatan pengeluaran kas sehingga tindakan

manipulasi terhadap pengeluaran kas dapat dihindari. Prosedur adalah


rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang

dalam suatu bagian atau lebih dan disusun untuk menjamin adanya

perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi koperasi yang terjadi.

Dalam system pengeluaran kas akan memberitahukan kepada para pengguna

informasi tentang bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, dokumen apa

saja yang diperlukan, serta pihak mana saja yang berwenang mengotorisasi

kegiatan pengeluaran kas. Hal ini dilakukan karena uang kas adalah

hartakoperasi yang paling mudah disalahgunakan, serta pengeluaran kas

fiktif merupakan salah satu cara untuk dapat manipulasi dan mencuri kas

yang dimiliki koperasi.

Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan bagian yang penting

dalam sistem akuntansi koperasi yang harus dikelolah dengan baik dan

benar. Sistem akuntansi pengeluaran kas terdiri dari dua proses transaksi

yaitu sistem informasi akuntansi pengeluaran kas secara tunai dan sistem

informasi akuntansi secara cek. Secara tunai dilaksanakan oleh koperasi

dengan cara memberikan secara langsung pinjaman uang kepada nasabah.

Sistem pengeluaran secara cek dilakasanakan oleh koperasi dengan cara

memberikan cek kepada nasabah kemudian nasabah menyetor cek tersebut

kepada pihak bank, kemudian pihak bank memberikan pinjaman uang

kepada nasabah sesuai dengan jumlah nominal cek tersebut. Untuk

menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap pemberian kredit yang

pertama kepada seorang pemohon selalu didahului dengan analisis terhadap

dapat atau tidaknya pinjaman diberikan. Transaksi pengeluaran kas


memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menghasilkan laba bagi

koperasi juga beresiko besar pula bagi koperasi. Oleh karena itu dengan

adanya akuntansi pengeluaran kas yang teroganisir dengan baik dan benar,

diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan transaksi pengeluaran kas

yang efektif.

Tujuan suatu koperasi pada umumnya memperoleh keuntungan yang

sebanyak-banyaknya. Salah satu cara memperoleh keuntungan dengan cara

mememberikan pinjaman kepada nasabah dengan sistem bunga, baik secara

tunai maupun sistem cek. Oleh sebab itu koperasi membutuhkan sistem

informasi yang baik atas pengeluaran kas untuk mengantisipasi terjadinya

penyelewengan, penggelapan dan lain-lain yang dapat merugikan koperasi.

Selain itu dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yang sangat

sulit adalah ketika terjadi pemberian pinjaman dan menimbulkan piutang

karena terjadi kredit macet antara terjadinya pemberian pinjaman dan

penerima kas. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasiyang efektif

sesuai dengan kondisi koperasi untuk dapat melindungi pengeluaran kas dari

tindakan manipulasi yang mungkin terjadi.

Pada koperasi yang penghasilan utamanya berasal dari pemberian

pinjaman dengan sistem bunga, antara pengelaran kas dengan fungsi

akuntansi harus tercipta hubungan yang saling mendukung untuk

memperoleh informasi akuntansi yang dfibutuhkan koperasi melalui

catatan-catatan akuntansi. Dari hasil inilah akan menerima kas sebagai

sumber utama pendanaan modal kerja koperasi.


Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan adalah

salah satu koperasi simpan pinjam yang bergerak dibidang simpan pinjam

dengan menggunan sistem bunga. Ruang lingkup bisnis koperasi meliputi

usaha simpan pinjam, pertokoan, dan pemborong. Sebagai koperasi yang

tetap mengembangkan usahanya, koperasi pegawai negeri lamaindo tetap

melakukan usahanya untuk mencari anggota baru dan terus memberikan

pinjaman kepada nasabah dan pengelolaan pengeluan kas koperasi pegawai

negeri lamaindo sebagai salah satu koperasi simpan pinjam di Kabupaten

Buton Selatan telah mengeluarkan pinjaman kepada nasabah/anggota

berdasarkan data Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton

Selatan tahun 2017 tercatat Rp 533.500.000 dari total piutang simpan

pinjam.

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan

merupakan koperasi yang sangat memerlukan suatu system informasi

akuntansi yang dapat mengamankan asetnya serta mampu melakukan

kegiatan pengawasan terhadap aktivitas pengeluaran kas. Maka dengan

banyaknya transaksi yang berhubungan dengan kas, pengeluaran dengan

piutang bisnis koperasi, maka koperasi harus mampu membuat suatu sistem

informasi akuntansi pengeluaran kas yang efektifdan memadai sehingga

kegiatan operasional koperasi dapat berjalan lancar dan dapat meminimalisir

adanya ancaman manipulasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, Koperasi Pegawai

Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan menerapkan sistem informasi


akuntansi yang sudah menggunakan sistem komputerisasi terhadap

pencatatan dan pelaporan informasi akuntansi pengeluaran kas. Proses

pencatatan informasi akuntansi dilakukan secara harian dan tercatat di buku

harian pinjaman. Sedangkan dalam hal pelaporan informasi akuntansi

dilakukan secara tahunan. Sementara untuk sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas tunai KoperasiPegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton

Selatan hanya menerapkan empat fungsi yang terkait pemohon, fugssi

pimpinan, fungsi sekretaris, dan fungsi bendahara.

Berdasarkan uraian diatas serta mengingat pentingnya mengapa suatu

sistem informasi akuntansi pengeluaran kas di Koperasi, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Sistem Informasi

Akuntansi Pengeluaran Kas Pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Kabupaten Buton Selatan.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

sistem informasi akuntansi pengeluaran kas Pada Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kabupaten Buton Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

sistem informasi akuntansi pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kabupaten Buton Selatan .


1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkanhasilpenelitianinibermanfaatbagi :

1. Bagi manajemenkoperasidananggotakoperasi penelitian ini dapat

menjadi masukan bagi terlaksananya sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Lamaindo

Kabupaten Buton Selatan

2. Bagi peneliti lainnya yang sejenisdapatmenjadireferensiuntuk

melakukan penelitian selanjutnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistemdan Tujuanya

Anastasia dan Lilis (2011:3) sistem merupakan serangkaian bagian

yang saling tergantug dan bekerja sama untuk menapai tujuan tertentu.

Menurut Azhar Susanto (2008:22) Sistem adalah kumpulan/group dari

sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang

saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai satu tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2008:3)Sistem merupakan suatu organisasi

formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna

memudahkan pengelolaaan perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa sistem merupakan

suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen baik phisik ataupun

non phisik yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk

mencapai tujuan tertentu.

Adapun tujuan sistem menurut Azhar Susanto (2013:23) yaitu target

atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem. Agar supaya target

tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus diketahui

terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai sasaran tanpa

mengetahui ciri-ciri dan kriteria dari sasaran tersebut kemungkinan besar


sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga

digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem

dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian.

2.2. Informasi

Agus Mulyono (2009:12) berpendapat bahwa informasi adalah data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi

menggambarkan suatu kejadian yang nyata.

Menurut Azhar Susanto (2008:38)Informasi adalah hasil pengolahan

data yang memberikan arti dan manfaat.

Menurut Zaky Baridwan (2005:5) Informasi adalah data yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa informasi

merupakan hasil pengolahan data yang berguna sebagai dasar untuk

mengambil keputusan.

Menurut Azhar Susanto (2008:4) Akuntansi adalah bahasa bisnis,

setiap organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat berbisni.

Menurut American Acauntting Association dalam Soemarso S. R.

(2004:3) akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur dan

melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaiandan

keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi

tersebut.
2.3. Sistem Informasi Akuntansi

La Midjan dan Azhar Susanto (2001:29) menyatakan bahwa sistem

informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi

yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi

secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk

menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi

manajemen yang berstruktur pula.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001:4) bahwa Sistem informasi

akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer

dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan

laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan

manajemen.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka maka sistem informasi

akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

informasi atau laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak

berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Dari beberapa sistem pendapat tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi juga berfungsi dalam

mengolah data keuangan kas perusahaan, yang akan digunakan untuk bahan

pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan perusahaan. Hal ini


diartikan pemakai informasi yang berasal dari dalam perusahaan, yang

termasuk informasi tentang hasil pengelolaan kas perusahaan.

2.4. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tiga fungsi atau peran Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan

untuk mencapai tujuan utama. Azar Susanto (2004:9) ketiga fungsi atau

peran tersebut adalah:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari. Suatu perusahaan agar

dapat tetap eksis, perusahaan tersebut harus terus beroperasi dengan

melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya disebut sebagai

transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses produksi

dan penjualan.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan. Tujuan yang sama

pentingnya dari sistem informasi akuntansi adalah untuk memberi

informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan perencanaan dan

pengendalian aktivitas perusahaan.

3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya

kepada pihak eksternal. Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung

jawab hukum. Salah satu tanggung jawab penting adalah keharusannya

memberi informasi kepada pemakai yang berada diluar perusahaan atau

stakeholder yang meliputi pemasok, pelanggan, pemegang saham,

kreditor, investor besar, serikat kerja, analis keuangan, assosiasi industri,


atau bahkan publik secara umum. Ketiga fungsi tersebut sangat erat

hubungannya satu sama lain sehingga harus dilihat secara bersamaan.

Selanjutnya Azar Susanto (2004:11) mengemukakan bahwa

aktivitas/peran yang dilakukan Sistem Informasi Akuntansi untuk

memenuhi tujuannya tersebut meliputi:

1. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam Sistem

Informasi Akuntansi. Saat pengumpulan data, cara yang dilakukan dapat

melalui formulir yang telah disiapkan oleh pihak instansi.

2. Mengolah data transaksi tersebut, data yang sudah dikumpulkan dan

dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Akuntansi biasanya mengalami

serangkaian pengolahan baik secara batch maupun secara on-line agar

bisa menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Selain

perhitungan dan perbandingan dalam pengolahan ini sering juga

dilakukan beberapa validasi untuk menguji keabsahan data dan

pengelompokan agar lebih mudah dan cepat saat informasi disajikan.

3. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang, data disimpan dalam

berbagai cara penyimpanan data. Data dapat disimpan secara berurutan

(squential), secara acak atau langsung (random), dengan menggunakan

rumus tertentu (hasing) dan berurutan yang diindeks (indexed squential).

Apapun teknik yang dilakukan dalam menyimpan dan penyusunan data

tujuan utamanya agar dapat diakses dengan cepat sehingga informasi

dapat diperoleh pada saat diperlukan dan dapat dipercaya.


4. Memberi pemakai atau pengambil keputusan (manajemen) informasi

yang mereka perlukan, informasi biasanya disajikan dalam bentuk

laporan atau bila format yang diinginkan sering berubah-ubah maka

harus disediakan suatu fasilitas untuk mencari data dan membuat laporan

dengan format yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri saat itu.

5. Mengontrol semua proses yang terjadi, pengontrolan dilakukan sejak data

dikumpulkan kemudian dimasukkan dan disimpan untuk diproses

sehingga salah satu fungsi penting dari Sistem Informasi Akuntansi

adalah untuk mengamankan data sehingga informasi yang akurat dapat

dihasilkan.

2.4.1. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Nugroho Widjajanto (2001:4) unsur-unsur sistem informasi akuntansi

bahwa, tanpa memandang bentuk perusahaan, suatu Sistem Informasi

Akuntansi selalu terbentukdari:

1. Serangkaian formulir yang tecetak, seperti faktur, nota (voucher), cek,

dan laporan-laporan yang dipergunakan untuk membangun sistem

akuntansi dan administrasi perkantoran, termasuk berbagai prosedur yang

merupakan dasar pembuatan  ayat-ayat akuntansi.

2. Serangkaian buku, baik dalam bentuk fisik berupa kartu-kartu dan buku-

buku dalam pengertian harfiah, maupun dalam bentuk format yang hanya

terbaca oleh mesin. buku-buku ini meliputi jurnal (journals, books of

original entry), maupun buku besar (Ledger, subsidiary ledger).


3. Serangkaian laporan atau pernyataan (statement), seperti misalnya neraca

saldo, abstraksi buku besar, perhitungan rugi-laba, dan neraca.

4. Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data

elektronik, yang harus dilaksanakan untuk mencatat berbagai informasi

akuntansi pada formulir, buku, jurnal, dan buku besar, serta dalam

penyusunan laporan dan surat pernyataan.

5. Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, mesin ketik, sarana

komunikasi untuk transfer data yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan sistem.

Proses akuntansi dilaksanakan oleh orang-orang yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan akuntansi, dengan dibantu oleh berbagai fasilitas

dalam bentuk formulir, buku, peralatan, dan metode serta peraturan-

peraturan, sehingga diperoleh informasi yang sesuai dengan yang

diharapkan manajemen.

2.5 Sistem Pengeluaran Kas

Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan.

Kehidupan dan kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas.

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan tingkat produktifitas kas harus

sangat dijaga agar jumlahnya jangan terlalu besar yang menimbulkan dana

tersebut sebagian menganggur (idle cash) ataupun sebaliknya jumlah

tersebut juga tidak boleh terlalu kecil yang dapat menimbulkan hambatan-

hambatan dalam menjalankan kegiatan usaha di perusahaan. Kas sangat

berperan dalam menentukan kelancaran aktivitas perusahaan. Oleh karena


itu, pengelolaan kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik dari

penerimaan kas sampai pada pengeluaran kas. Kas merupakan aset

perusahaan bersifat likuid yang sangat menarik dan mudah untuk

diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut

penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut

uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (Internal

Control) yang baik atas kas.

Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas

dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dan setara

kas menurut Subrayaman (2017:249)Kas yaitu kas (cash) aset yang paling

likuid, mencakup mata uang yang tersedia dan dana pada deposito.Setara

kas (cash equivalent) adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid

yang mudah dikonversi menjadi kas dan jatuh tempo sangat pendek,

sehingga memiliki resiko minimal terkait perubahan harga akibat

pergerakan suku bunga. Investasi ini biasanya memiliki jatuh tempo 3 (tiga)

bulan atau lebih pendek.

PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan setara kas sebagai

berikut:”Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,

bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara

kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang

diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagau setara kas
hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari

tanggal perolehannya.

Soemarsono S.R (2002:296) Kas adalah segala sesuatu (baik yang

berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima

sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya.

Budi Raharjo (2001:54) kas adalah semua tagihan dan uang dibrankas

dan juga uang yang tersimpan di bank. Uang yang disimpan di bank bisa

dalam bentuk rekening tabungan atau giro maupun deposito.

Kas menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia, 2017) kas merupakan

suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas

atau sejenisnya dan bisa digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar

pengukuran akuntansi. Kas merupakan asset yang paling lancar/likuid dan

paling beresiko, sehingga perlu manajemen kas yang seketat mungkin untuk

menghindari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.

Berdasarkan definisi mengenai kas tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan kas adalah aset perusahaan yang sifatnya

sangat likuid sehingga pengalokasian harus benar-benar diawasi agar dapat

dikendalikan dan tidak menghambat pada aktivitas operasional perusahaan.

2.5.1 Pengeluaran Kas

Didalam perusahaan, pengeluaran kas merupakan suatu transaksi yang

sering terjadi. Dana-dana yang dikeluarkan oleh perusahaan misalnya

digunakan untuk biaya pemeliharaan, biaya gaji / upah pegawai dan

pengeluaran lainnya. Soemarso (2004:299) mengemukakan


bahwapengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan

berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya

pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang

menyebabkan berkurangnya kas.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas

adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo-saldo

kas tunai, atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari

pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun

pengeluaran-pengeluaran  lainnya. Pengeluaran kas dapat berupa uang

logam, cek atau wesel pos, uang yang dikeluarkan melalui bank atau

langsung dari piutang.

2.5.2 Prosedur Pengeluaran Kas

Seperti halnya penerimaan kas, sistem pengeluaran kas juga memiliki

prosedur yang dirancang sedemikian rupa sehingga terhindar dari pencurian,

kehilangan kas ataupun pengeluaran-pengeluaran yang tidak tepat

pengalokasiannya, sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah

disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam

pembukuan perusahaan.

Prosedur pengeluaran kas adalah prosedur pengeluaran cek untuk

melunasi utang yang sudah disetujui dan mencatat pengeluaran kas, serta

pengeluaran-pengeluaran lain yang berhubungan dengan kegiatan

operasional perusahaan.
Menurut Soemarso (1992:325) untuk dapat menghasilkan sistem

pengawasan yang baik, prosedur pengeluaran uang harus memperhatikan

hal sebagai berikut:

1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran

dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang

berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran

kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluyaran serta yang

mencatat pengeluaran kas.

Zaky Baridwan (1997:87) menambahkan bahwa ada beberapa

prosedur-prosedur pengawasan terhadap pangeluaran kas yang penting

Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-

pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

1. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

2. Pelulusan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang

lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.

3. Dipisahkan antara orang yang mengumpulkan bukti-bukti

pengeluaran,yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang

mencatat penerimaan kas.

4. Diadakan pemeriksaan intern dalam waktu tidak tentu dan diharuskan

membuat laporan kas harian.


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya

saldo-saldo kas tunai milik perusahaan baik yang digunakan untuk aktivitas

pembelian persediaan perusahaan, pembayaran utang dagang, maupun

beban-beban yang mendukung aktivitas operasional perusahaan yang

menyebabkan berkurangnya kas milik perusahaan.

2.5.3 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

LaMidjan dan Azar Susanto (2001:204) sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang

digunakan untuk mengelola kas, yang merupakan koordinasi dari manusia,

alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis untuk menghasilkan

informasi akuntansi pengeluaran kas, sehingga dapat mengatur likuiditas

kas-nya.

Oleh karena uang kas dan simpanan di bank merupakan aset yang

sangat likuid maka perlu disusun sistem akuntansi yang dapat menghasilkan

informasi dan sistem pengendalian intern yang memadai terutama terhadap:

1. Penyedia dana kas

2. Pengamanan atas uang kas

3. Pengaturan atas penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran kas

Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas terbagi menjadi dua

bagian yaitu sistem informasi akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan

sistem dana kas kecil. Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas dengan

cek adalah pengeluaran kas dalam perusahaan yang dilakukan dengan


menggunakan cek. Pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek biasanya

karena jumlahnya relatif besar.

Menurut Mulyadi (2001:511) Pengeluaran kas dengan cek memiliki

kebaikan ditinjau dari pengendalian intern, adapun kebaikan dari sistem

informasi akuntansi pengeluaran kas dengan menggunakan cek adalah:

1. Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat

diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada

formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin

diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.

2. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi

pengeluaran kas perusahaan. Dengan diadakannya cek dalam setiap

pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh

bank, yang secara periodik mengirimkan rekening koran bank (bank

statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan

transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam jurnal penerimaan dan

pengeluaran kas.

3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada chek

issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi

perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya

cancelled check  sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima

pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran kas, chek

issuer akan secara otomatis menerima tanda penerimaan kas dari pihak
yang menerima pembayaran. Cancelled check sebagai tanda terima

pembayaran lebih andal karena di dalam endorsement terkait pihak bank

yang merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun bagi

penerima pembayaran.

2.5.4 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Sistem Cek

Pada dasarnya sistem akuntansi pengeluaran kas sangat erat kaitannya

dengan sistem akuntansi utang, karena utang merupakan salah satu transaksi

keuangan yang menyebabkan keluarnya uang kas yang digunakan untuk

melakukan pembayaran kewajiban pada kreditur. Dalam sistem akuntansi

pengeluaran kas terdapat beberapa cara pembayaran atas pengeluaran atas

pengeluran kas yaitu dengan menggunakan cek atau voucher dan tunai atau

kas kecil.sistem pengeluaran kas dengan cek dengan menggunakan voucher

dirancang untuk membantu pelaksanaan pengawasan semua kegiatan yang

berkaitan dengan lajunya arus keluar. Sama halnya dengan penerimaan kas,

pengeluaran harus dikelolah sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaanya yang mengakibatkan

kerugian pada perusahaan.

1. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait merupakan bagian-bagian orang –orang

tertentu dalam perusahaan yang memiliki wewenang untuk melakukan

suatu tindakan seperti mengeluarkan cek. Menurut Mulyadi (2001:165),

fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengerluaran kas dengan cek

adalah fungsi yang memerlukan pengeluaran kas, dan fungsi akuntansi.


Fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengeluaran kas adalah:

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Setelah fungsi yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan

permintaan cek kefungsi akuntansi (bagian utang), maka bagian utang

akan membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan

bagian kasa mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh

fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

2. Fungsi kas

Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan

otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau

membayarkan langsung kepada kreditur.

3. Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab atas :

1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan

persediaan.

Fungsi ini berada ditangan bagian kartu persediaan dan bagian

kartu biaya.

2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas

atau register cek. Fungsi ini berada ditangan bagian jurnal.

3. Pembuatan bukti kas keluar. Bertanggung jawab untuk melakukan

verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang

dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Dalam metode

pencatatan utang (full-fleget voucher system) fungsi akuntansi juga


bertanggung jawabuntuk menyelenggarakan arsip bukti kas keluar

yang belumdibayar (umpaid voucher file) yang berfungsi sebagai

buku pembantu utang perusahaan. Fungsi ini berada ditangan

bagian utang.

2. Formulir yang digunakan

Menurut mulyadi (2001:345) formulir yang digunakan dalam sistem

akuntansi pengeluaran kas dengan cek yaitu bukti kas keluar.

1) Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dengan cek

Bukti kas keluar ini merupakan formulir yang pokok dalam

voucher payable system yang mempunyai tiga fungsi :

1. Sebagai surat perintah kepada bagian kasa untuk melakukan

pengeluaran sejumlah yang tercantum didalamnya.

2. Sebagai pemberintahuan kreditur mengenai tujuan pembayarannya

(sebagai remitlence advice),,

3. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau

distribusi lain.

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi merupakan catatan tertulis yang dilakukan oleh orang-

orang tertentu dalam perusahaan untuk melakukan pencatatan transaksi

keuangan yang terjadi setiap saat. Adapun catatan yang digunakan dalam

system akuntansi pengeluaran kas dengan voucher menurut Mulyadi

(2001:346) ada dua(2) macam yaitu register bukti kas keluar dan register

cek.
1) Register Bukti kas keluar ( register voucher)Merupakan catatan yang

digunakan untuk mencatat bukti kas keluar yang akan dibayar oleh

perusahaan.

2) Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek yang telah

dibayarkan oleh perusahaan ke kreditur.

4. Prosedur Digunakan

1) pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari penjabat yang

berwenang.

2) pembukuan dan penutupan rekening Bank harus mendapat persetujuan

dari pejabat yang berwenang.

3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas atau dalam metode

pencatatan tertentu dalam register cek harus didasarkan bukti kas

keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan

dilampiri dengan pendukung yang lengkap.

2.5.5. Sistem akuntansi pengeluaran kas

Menurut Soemarso (2002), dalam bukunya menjelaskan tentang

pengertian kas yang mengatakan bahwa“Kas adalah segala sesuatu (baik

yang berbentuk uang ataulogam) yang dapat tersedia dengan segera dan

diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas

pada umumnya didefinisikan sebagai organisasi formulir, catatan dan

laporan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan


cek maupun dengan uang tunai untuk mempermudah setiap pembiayaan

pengelolaan perusahaan.

Dikatakan oleh Yusuf(2001: 174) bahwa dalam Sistem Akuntansi

Pengeluaran Kas terdapat sistem akuntansi pokok yang biasa digunakan

dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yaitu Sistem Akuntansi

Pengeluaran Kas dengan cek dan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

dengan uang tunai melalui dana kas kecil.

Didasarkan pada kondisi obyek penelitian maka peneliti hanya

menyoroti SistemAkuntansi Pengeluaran Kas denganuangtunai

1) Dokumen yang digunakan pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan uang tunai menggunakan

beberapa dokumen sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi(2001:510)

sebagaiberikut:

a) Bukti kas keluar

Dalam sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat

pembentukan dana kas kecil dan padasaat pengisian kembali dana

kas kecil.

b) Cek

Dokumen ini digunakan pada saat pemakai dana kas kecil itu

meminta uang kepada pemegang dana kas kecil.


c) Permintaan pengeluaran kas kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta

uang kepada pemegang dana kas kecil.

PERMINTAAN PENGELUARAN KAS


Diminta No. PPKK Tgl. Departemen Disetujui
Jumlah Rupiah dengan
angka…………………………………………………………
………………………………………...……
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Jumlah Rupiah dengan
huruf…………………………………………………………………………………………………………
………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
Penjelasan
………………………………………………………………………………………...…………………..
.…..………………………………………………………………………………….………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………..

Gambar 1. Permintaan Pengeluaran Kas


Sumber data: Sistem Akutansi (Mulyadi, 2001: 531)

d) Bukti pengeluaran kas kecil

Dokumen ini dibuat pemakai dana kas kecil untuk mempertanggung

jawabkan pemakaian dana kas kecil.


Gambar 2. Bukti Pengeluaran kas Kecil
Sumber data: Buku Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2001: 532)

e) Permintaan pengisian kembali kas kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta

kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian

kembali dana kas kecil.

Pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas menggunakan beberapa

dokumen sebagai berikut:

1. Bukti kas keluar berupa berupa kuitansi

2. Cek yang berupa Slip Pengeluaran Pembiayaan (SPP).

3. Permintaan pengeluaran kas berupa FPP (Formulir

Permohonan Pembiayaan)

4. Bukti pengeluaran kas berupa RBRP (Rincian Bukti

Realisasi Pembiayaan).

2) Catatan akuntansi yang digunakan pada Sistem Akuntansi Pengeluaran

Kas
Menurut Mulyadi (2001:534) bahwa catatan yang digunakan dalam

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah sebagai berikut:

a) Jurnal Pengeluarankas

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas

dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali

dana kas kecil.

b) Register cek

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang

dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kaskecil.

c) Jurnal Pengeluaran dana kas kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan

jurnalkhusus. Jurnal ini berfungsi sebagai alat distribusi

pendebitan yang timbul akibat pengeluaran dana kas kecil.

Catatan akuntansi pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada


adalah sebagai berikut:

a) Jurnal Pengeluaran kas

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas

dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana

kas kecil.

b) Laporan arus kas,laporan yang berisi informasi mengenai sumber

penggunaan,perubahan kas, dan setara kas selama suatu periode

akuntansi.

c) Buku Kas.

d) Kartu Pembiayaan.
3) Fungsi yang terkait pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Pada dasarnya pengeluaran kas dalam perusahaan yang tidak dapat

dilakukan dengan cek, dilaksanakan melalui uang tunai. Dalam

pelakasanaannya melibatkan fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi

Pengeluaran Kas.MenurutYusuf(2001:182)

fungsi yang terkait dalam hal ini adalah sebagai berikut:

a) Fungsikas

Fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisicek, memintakan

otorisasiatas cek dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas

kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat

pengisian kembali dana kas kecil.

b) Fungsi akuntansi

Dalam sistem dana kas kecil,fungsi akuntansi bertanggungjawab atas

antara lain:

(1) Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan

persediaan.

(2) Pencatatan transaksi pembetukan dana kaskecil.

(3) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal

pengeluarankas atau register cek.

(4) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal

pengeluaran kas kecil.

(5) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada

fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum


dalam dokumen tersebut.Fungsi ini juga bertanggungjawab

untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan

dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan

buktikaskeluar.

c) Fungsi pemegang dana kas kecil

Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil,

pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat

tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas

kecil.

d) Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai

e) Fungsi pemeriksaan intern

Fungsi ini bertanggungjawab atas penghitungan dana kas kecil

secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan

kas. Fungsi ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan secara

mendadak terhadap saldo dana kas kecil yang ada ditangan

pemegang dana kas kecil.

Fungsi yang terkait dengan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah

sebagai berikut

a) Fungsi kas sistem akuntansi pengeluaran kas dilakukan oleh Bagian

Kasir.

b) Fungsi akuntansi sistem akuntansi pengeluaran kas dilakukan

oleh Bagian Pembukuan.


c) Fungsi pemegang kas sistem akuntansi pengeluaran kas dilakukan

oleh Bagian Kasir.

d) Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai sistem akuntansi

pengeluaran kas dilakukan oleh Bagian Kasir.

e) Fungsi pemeriksaan intern sistem akuntansi pengeluaran kas

dilakukan oleh Bagian Bendahara.

4) ProsedurPengeluaranKas dengan Uang Tunai

Berikut ini Prosedur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang

Tunai menurut Mulyadi(2001,535):

a) Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil

Bagan alir prosedur pembentukan dana kas kecil dilukiskan pada

Gambar 3. Pada gambar tersebut, Bagian Utang mencatat

pembentukan dana kas kecil didalam register bukti kas keluar . Bukti

kas keluar dilampiri dengan surat keputusan pembentukan dana kas

kecil diserahkan oleh Bagian Utang ke Bagian Kasa. Berdasrkan bukti

kas keluar tersebut, Bagian Kasa membuat cek atas nama dan

memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan kepada

pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada

Bagian Jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh Bagian Kasa. Bagian

Jurnal mencatat pengeluaran kas dalam register cek

b) Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana

KasKecil
Dalam imprest system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam

catatan akuntansi. Oleh karena itu, pada Gambar4.Tidak terlihat

dokumen yang dikirimkan oleh pemegang dana kas kecil ke Bagian

Jurnal untuk kepentingan pencatatan. Pemegang dana kas kecil hanya

mengarsipkan dokumen permintaan pengeluaran kas kecil

menurut abjad nama pemakai dana kas kecil. Jika pengeluaran dana

kas keciltelah dipertanggungjawabkan oleh pemakai dana kas kecil,

pemegang dana kas kecil mengarsipkan bukti pengeluaran kas kecil

dilampiri dengan permintaan pengeluaran kas kecil dan dokumen

pendukungnya. Dokumen-dokumen ini dikumpulkan untuk dipakai

sebagai dasar permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar

jumlah dana yang telah dikeluarkan.

c) Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Permintaan pengisian kembali dana kas kecil dilakukan oleh

pemegang dana kas kecil dengan menggunakan formulir permintaan

pengisian kembali kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti

pengeluaran kas kecil dan dokumen pendukungnya diserahkan oleh

pemegang dana kas kecil kepada bagian utang.Bagian utang

kemudian membuat bukti kas keluar sebesar jumlah rupiah yang

dicantumkan dalam permintaan pengisian kembali kas kecil.Bukti kas

keluar lembar ke-2 diserahkan oleh bagian utang ke bagian kartu

biaya untuk kepentingan pencatatan rincian biaya overhead pabrik,

biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran dalam kartu biaya
yang bersangkutan. Bukti kas keluar dilampir kas dengan dokumen

pendukungnya diserahkan oleh bagian utang ke bagian kasa.

Berdasarkan bukti kas keluar tersebut, bagian kasa membuat cek atas

nama dan memintakan tandatangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan

kepada bagian jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh bagian kasa.

Bagian jurnal mencatat pengeluaran kas dalam register cek.

Prosedur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yaitu calon nasabah

mengisi formulir, kemudian menyerahkan formulir permohonan

perngelaran dan persyaratan pada waktu yang telah ditentukan,bagian

bendahara membuat Slip Pengeluaran Pembiayaan (SPP) dan

menyerahkan FP kepada nasabah dan kepada Bagian Administrasi

Pembiayaan, Bagian Administrasi Pembiayaan dan Simpanan menerima

SPP kemudian melakukan validasi kepada Bagian Kasir, Bagian Kasir

menyerahkan uang kepada nasabah, kemudian kepada

BagianPembukuan menyerahkan SPP 1, Kuitansi menerima SPP 1,

Kuitansi dan RBRP2, kemudian di entry dan diarsip berdasar tanggal.

5) Flowchart (Bagan Alir) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang

Tunai

Berikut ini bagan alir Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan

Uang tunai menurut Mulyadi (2001:536-542) yang telah

disesuaikan dengan konteks penelitian ini adalah:


Gambar 3. Prosedur Pembentukan Dana Kas
Sumber data: Buku Sistem Akutansi (Mulyadi, 2001 : 536)
Gambar 4. Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas
Dalam Sistem Dana Kas Kecil dengan Imprest System
Sumber data: Buku Sistem Akutansi (Mulyadi, 2001 : 537)
Gambar 5. Prosedur Permintaan Pengisian kembali Dana Kas Kecil dalam Sistem
Dana kas Kecil dengan Imprest System
Sumber data: Buku Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2001: 541)
Gambar 6. Prosedur Permintaan Pengisian kembali Dana Kas Kecil dalam Sistem
Dana kas Kecil dengan Imprest System (Lanjutan)
Sumber data: Buku Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2001: 542)

2.5.6. Sistem Pengendalian Internal Pengeluaran Kas

a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Secara definitif sistem pengendalian internal dalam suatu proses yang

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001: 163).

Dari definisi tersebut maka yang menjadi tujuan utama dari sistem

pengendalian internal sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi (2001:163)

adalah sebagaiberikut:

1) Menjaga kekayaan organisasi

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3) Mendorong efisiensi

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan pada tujuan tersebut maka sistem pengendalian

internal dapat dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:


1) Pengendalian internal akuntansi

Pengendalian internal akuntansi merupakan bagiandari sistem

pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi,metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi. Pengendalian internal akuntansi yang baik akan

menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang

ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan

keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengendalian internal administratif

Pengendalian internal administrasi meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk

mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

b. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Penyusunan suatusistem pengendalian intern pada suatu

perusahaan bertujuan agar tidak terjadi kesalahan. Dengan adanya

pengendalian intern maka kesalahan yang terjadi dapat segera diketahui

dan dapat diselesaikan secepatnya. Setiap perusahaan berusaha

membuat sistem yang memiliki pengendalian intern yang memuaskan.

Menurut Mulyadi (2001:164), unsur pokok sistem pengendalian

internal dalam sebagaiberikut:

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsi

secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung

jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.Tugas antara unit-unit

organisasi berbeda sesuai dengan bidangnya. Pembagian tanggung

jawab fungsional didasarkan pada prinsip-prinsip sebagi berikut:

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap untuk transaksi.

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,

dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi terjadi atasotorisasi dari

penjabat yang memiliki wewenang. Oleh karena itu, dalam suatu

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur wewenang untuk

otorisasi atas pelaksanaan setiap transaksi. Formulir merupakan

media yang digunakan untuk mereka yang berewenang. Formulir

juga memberikan otorisasi terlaksananya setiap transaksi dalam

organisasi. Formulir juga merupakan dokumen yang dipaki

sebagai dasar untuk pencatatan transaksidalam catatan akuntansi.

Oleh karena itu,pencatatan harus diawasi secara ketat. Prosedur

pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam

formulir. Pencatatan harus dilakukan dengan tingkat ketelitian


dan kehandalan yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi

akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat

dipercaya. Semua prosedur yang baik akan menghasilkan

informasi yang teliti dan dapat dipercaya.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit organisasi.

Pembagian tanggungjawab fungsioanal, sistem

wewenang,dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak

akan terlaksana dengan baik, jika tidak diciptakan cara-cara untuk

menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

Adapun cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam

menciptakan praktik yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh yang

berwewenang.

2) Pemeriksaan mendadak.

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksankan dari awal sampai

akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada

campur tangan dari unit organisasi lain.

4) Perputaran penjabat.

5) Keharusan mengambilan cuti kepada karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

pencatatan.
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern lain.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Unsur mutu atau kualitas karyawan merupakan unsur

sistem pengendalian intern yang paling penting. Jika perusahaan

memiliki karyawan yang kompeten, jujur, dan ahli dalam bidang

yang menjadi tanggungjawab, makaakan dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan efesien dan efektif, tapijuga harus disadari

bahwa manusia juga memilki kelemahan yang bersifat manusiawi

seperti kelalaian, bosan, tidak puas, dan berbagai masalah pribadi

yang menjadi penghalang dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk

mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi inilah empat unsur

pengendalian intern yang perlu diperlukan dalam suatu organisasi,

agar setiap karyawan yang melaksanakan tugasnya dengan baik,

sehingga tujuan sistem pengendalian intern akan dapat terwujud.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan

dapat dipercaya, dapat menempuh cara-cara sebagai berikut:

a) Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya.

b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.

c. SistemPengendalian Internal Pengeluran Kas


Pengeluaran kas sama pentingnya dengan penerimaan kas.

Sehingga, pengendalian intern untuk pengeluaran kas merupakan hal

yang penting. Menurut Mulyadi (2001: 518-521) unsur pengeluaran kas

yang harus ada dalam sistem pengeluaran kas adalah:

1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Dalam sistem kas, fungsi penyimpanan kas yang dipegang

oleh bagian kas harus dipisahkan dengan fungsi akuntansi kas

yang dipegang oleh bagian jurnal yang menyelenggarakan jurnal

pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas.

2) Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh

bagian kas sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari

fungsi lain.

Dalam transaksi kas, bagian kasa adalah pemegang fungsi

penerimaan kas, pengeluarankas, dan fungsi penyimpanan kas.

Transaksi penerimaan kas dilaksanakan oleh fungsi penerimaan

kas dan fungsi akuntansi.

3) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang

berwenang.

Pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

dengan menggunakan bukti kas keluar.

4) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan atas

bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap.

Setiap pencatatan kedalam catatan akuntansi didasarkan

pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap, yang diproses melalui sistem otorisasi yang berlaku.

5) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan

pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

Saldo kas perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian

dengan cara disimpan ditempat yang aman.

6) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran

kas harus dibubuhi cap oleh bagian kasa setelah transaksi

pengeluaran kas dilakukan.

Untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung

lebih dari satu kali, fungsi keuangan harus membubuhkan cap

pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya.

7) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya

pencurian terhadap kas yang ada di tangan.

Untuk menjaga fisik kas yang ada di tangan, bagian kasa

harus diberi perlengkapan yang memadai.

2.6. Koperasi

Farida Hasyim (2010:176) kata koperasi berasal dari bahasa inggris

cooperation atau bahasa belanda cooperatie, artinya kerja sama yang terjadi
antara beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sulit dicapai secara

perorang. Tujuan yang sama itu adalah kepentingan ekonomi berupa

peningkatan kesejahteraan.

Koperasi dan Cooperative Organization bermakna organization

owned by and operatedfor the benefitof those using its services atau dalam

bahasa indonesia diartikan bahwa koperasi adalah organisasi yang dimiliki

sekaligus dioperasikan untuk kepentingan penggunanya dalam hal ini adalah

anggotanya. Koperasi yang berawal dari kata “co” yang berarti bersama dan

“operation” yang berarti bekerja, sehigga koperasi diartikan “bekerja sama”.

Munkner (2007:78) mendefinisikan koperasi sebagai organisasi

tolong-menolong yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang

berazaskn konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata

bertujan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong-royong

Sukanto (2012:4) berpendapat bahwa tujuan koperasi adalah

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasial dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlansankan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Jenis koperasi dalam berdasakan bidang usahanya terdiri dari

Revisond Baswir (2000:78):

1. Koperasi konsumen

2. Koperasi produsen

3. Koperasi jasa
4. Koperasi simpan pinjam.

Menurut Revisond Baswir (2000:78) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang bergerak dibidang pemupukan simpanan dari anggotanya,

kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggotanya yang memerlukan

bantuan sosial.

2.7. Prinsip-Prinsip Koperasi

Munir Fuandy (2012:45) adapun yang merupakan prinsip-

prinsipkoperasi dari suatu koperasi adalah sebagai berikut:

1. Sifat sukarela dan terbuka bagi para anggota.

2. Sifat demokratis kekeluargaan dalam pengelolaannya.

3. Sifat pembagian hasil yang adil dn sebanding (propesional) dengan

besarnya jasa para anggota

4. Mengutamakan prinsip kesejahteraan anggota.

5. Prinsip kemandirian,swakarsa, swasembada.

Sukanto Reksohadidiprodjo (2012:22) dalam mengembangan

koperasi,maka koperasi melaksanakan pula prinsip:

1. Pendidikan koperasi

2. Kerja sama antar koperasi

2.8. Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi simpan

pinjam adalah koperasi yang menjalankan usahasimpan pinjam sebagai

satu-satunya usaha
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempan

kepada simpan pinjam berupa usaha, mencegah para anggotanya terlibat

dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah

uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian

pinjaman uang dengan bunga yang serendah- rendahnya.

Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari anggotanya yang

kemudian menyalurkan kembali dana tesebut kepada para anggotanya.

Menurut Widiyanti dan sunindhia, koperasi simpan pinjam memiliki tujuan

untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah

pengetahuan perkoperasian. Untuk mencapai tujuan, koperasi simpan

pinjam melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer

dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat

pengambilan keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga

berkesimbunganya organisasi dan sbai orang yang dipecaya.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992, pasal 39 pengawas

bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaankebijaksanaan dan

pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang

meneliti catatan yang ada pada koperasi,mendapatkan segala keterangan

yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga manajernya koperasi simpan

pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki ketermpilan

eksekutif, kepemimpinan, jangkauan pandangan jauh kedepan dan

menemukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk

mencapai tujuan, rapat anggota harus mencapai kekuasaan tertinggi dalam


organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27UU

NO.25 tahun 1992.

Koperasi simpan pinjam menurut peraturan pemerintah No. 9/1995:

1. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menghimpun dana menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan

pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon

anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya.

2. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha

simpan pinjam.

3. Unit simpan pinjam adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha

simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang

besangkutan.

4. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota,

koperasi-koperasi lain dan atau anggota kepada koperasi dalam bentuk

tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.

5. Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya

dilakukan sekali dan penaikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang

besangkutan.

6. Tabungan koperasi adalah simpanan koperasi yang penyetorannya

dilakukan berangsur-angsur dan penarikanya dapat dilakukan pada waktu

tetentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang

bersangkutan dengan menggunakan tabungan koperasi.


7. Pinjaman adalah penyediaan uang atau agihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara koperasi dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan

pembayaran sejumlah imbalan.

2.9. Kajian Empiris


Tedapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang

dapat digunakan sebagai acuan, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Francisca Ayu Cikita Bara (2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis perancangan sistem

informasi akuntansi siklus pengeluaran pada gamis silver and plated.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan perusahaan memelukan perubahan prosedur,

penambahan dokumen, dan pembuatan laporan supaya dapat teratasi

semua masalah yang ada. Dengan cost /benefit analysis,hasil perhitungan

menunjukkan payback period dari perancangan sistem baru adalah satu 1

tahun 8,14 bulan, dengan maximum payback period 3 tahun .net

presentvalue bernilai lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp 153.535.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Ayu Ningsi (2013). Penelitian ini

bertujuan mengevaluasi pengendalian intern dalam pelaksanaan sistem

dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas (studi pada Perusahaan

Daerah, Bpr Bank Daerah Kota Madium).dalam penelitian ini

menggunakan dengan metode kualitaf hasil penelitian ini menunjukkan

penerapan pengendalian intern pada sistem dan prosedur penerimaan kas


pada deposito berjangka dan pengeluaran kas pada kredit modal kerja

untuk wiraswasta, secara keseluruhan kinerjaya dapat dikatakan baik

namun masih masih sedikit ada kekurangan pada stuktur oganisasi serta

pada formulir slip setoran deposito dan formuli slip kwintansi dan slip

tanda tangan agunan.

3. Peneltian yang dilakukan oleh Retno Salupi dan Abdul Halim Fauzan

(2014). Penelitian ini bertujuan untuk Evaluasi Sistem Pengendalian

Inten Atas Pengeluaran Kas Pada Yayasan Pendidikan Islam Dan Sosial

Al- Alkautsar Assofyaniyyah Blitar. Metode yang digunakan dalam

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menunjukkan

hasil terdapat empat unsure penelitian pokok sistem pengendalian intern

pengeluaran kas yang dilaksanakan oleh Yayasan Pendidikan Islam dan

Sosial Al- Kautsar Asofyahniyyah dapat diambil kesimpulan bahwasanya

pelaksanaan sistem pengendalian intern Yayasan Pendidikan Islam dan

Sosial Al-Kautsar Asofyaniyyah dari keempat unsur tesebut masih

kurang baik, karena masih terdapat peangkapan jabatan pada fungsi

bendahara yaitu sebagai fungsi kas dan fungsi akuntansi. Selain itu

kuangnya pengawasan kinerja karyawan secara langsung oleh ketua

yayasan serta kuangnya tanda bukti penyerahan penerimaan dan

pengeluaran kas sehingga memungkinkan terjadinya peluang

penyelewengan maupun kecurangan dalam yayasan jika sudah

berkembang menjadi besar.


BAB III

KERANGKA PIKIR

Koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan

dan pendayagunaan sumberdaya ekonomi para anggotanya atas dasar

prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan

taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada

umumnya. Salah satu jenis koperasi adalah koperasi simpan pinjam yang

bergerak dibidang pemupukan simpanan para anggotanya, kemudian

dipinjamkan kembali kepada para anggotanya yang memerlukan bantuan

sosial. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Lamaindo merupakan salah satu

koperasi yang di Kabupaten Buton Selatan yang bergerak dibidang simpan

pinjam. Koperasi ini memberikan pinjaman dalam bentuk kredit kepada

para anggota koperasi dan pada umumnya masyarakat daerah koperasi

yang membutuhkan bantuan sosial.

Menurut Mulyadi (2001:511) sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas terbagi atas dua yaitu: sistem informasi akuntansi

pengeluaran dengan sistem cek dan sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas dengan uang tunai atau kas kecil

Menurut Mulyadi (2001: 534) catatan akuntansi yang digunakan

pada sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut:

1. Jurnal pengeluaran kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk

mencatatpengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan

dalam pengisian kembali dana kas kecil.


2. Register cek, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek

perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian

kembali dana kas kecil

3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil untuk mencatat transaksi

pengeluaran dana kas kecil di perlukan jurnal khusus. Jurnal ini

berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul akibat

pengluaran dana kas kecil.

4. Bukti pengeluaran kas berupa RBRP (Rincian Bukti Realisasi

Pembiayaan).

Prosdur yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan uang tunai.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

memahami sistem akuntansi pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) Lamaindo Kandep Diknas Kelurahan Laompo, Kecamatan

Batauga, Kabupaten Buton Selatan Skema kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
Lamaindo Kadep Diknas Kabupaten
Buton Selatan

Sistem pengeluaran Kas


(Mulyadin 2001)

Sistem cek Sistem Tunai

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

1. Fungsi yang terkait


2. Formulir yang digunakan
3. Catatan akuntansi yang
digunakan
4. Prosedur yang dilaksanakan
(Mulyadi 2001)

Alat Analisis
Deskriptif Kualitatif
(Sugiono 2007)

Hasil Penelitian

Rekomendasi

Skema Kerangka PikirSistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada Koperasi Pegawai


Negeri Lamaindo Kadep Diknas Kabupaten Buton Selatan
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Lamaindo yang terletak di Jl. Poros Buton Selatan, Kelurahan Laompo

Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.

4.2. Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2002:96), objek penelitian adalah obyek yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun objek kajian dalam

penelitian yang penulis lakukan adalah Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Lamaindo Kandep Diknas Kelurahan

Laompo, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan

4.3. Jenis dan Sumber Data

4.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif yaitu data uraian yang ada pada Koperasi Pegawai

Negeri Lamaindo yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.

Adapun data kualitatif yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu

sejarah berdirinya koperasi KPN lamaindo, struktur organisasi KPN

lamaindo, fungsi yang terkait sistem akuntansi pengeluaran kas pada

KPN lamaindo, prosedur yang digunakan dalam sistem pengeluaran

kas pada KPN lamaindo, dan visi dan misi dari Koperasi Lamaindo.
2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau berupa data

jumlah pengeluaran kas pertahun pada data, data anggota,

keanggotaan koperasi Pegawai Negeri Lamaindo dari hasil

wawancara.

4.3.2 Sumber Data

Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh Arikunto

(2002:107) Sumber data pada penelitian ini, yaitu :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak

pelayanan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara langsung

dengan pihak KPN Lamaindo Buton Selatan mengenai penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari dokumen-dokumen,

catatan-catatan, laporan-laporan maupun arsip-arsip resmi yang dapat

mendukung kelengkapan data sekunder yang ada kaitannya dengan

sistem pengeluaran kas pada KPN Lamaindo Buton Selatan. Adapun

dokumen-dokumen yang merupakan data pendukung kelengkapan

data sekunder yang berkaitan dengan sistem pengeluaran kas pada

KPN lamaindo beruapa dokumen permohonan kredit, formulir

permohonan kredit, bukti penerimaan jaminan atau agunan, dan

simpanan wajib peminjam.

4.4. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara

Metode wawancara atau interview adalah suatu cara untuk

mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada seorang informasi atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu

masalah. Pada metode ini penulis melakukan Tanya jawab secara

langsung dengan Kepala Sub Bagian Keuangan, serta bagian-bagian lain

yang mendukung bagian keuangan. Metode ini digunakan penulis untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern

pengeluaran kas yang diterapkan pada KPN Lamaindo Kandep Diknas

Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga,Kabupaten Buton Selatan.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pencatatan atas data yang diperoleh

dari kumpulan-kumpulan, dokumen-dokumen dilokasi penelitian

terkait. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan

data mengenai dokumen data-data yang dibutuhkan untuk penelitian

mengenai sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada KPN

Lamaindo Kabupaten Buton Selatan.

4.5 Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini didasarkan atas pihak-

pihak yang menguasai masalah, memiliki data dan bersedia memberikan

data, disamping itu penentuannyapun didasarkan atas kriteria tujuan dan

manfaatnya. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik


purposive. Dimana hanya orang-orang atau pihak-pihak tertentu saja yang

dijadikan tujuan penelitian sebagai sumber informasi.

Menurut sugiyono dalam penelitian kualitatif tidak di kenal dengan

konsep populasi dan sampel. Sumber informasi untuk penelitian kualitatif

adalah informan atau narasumber yang terkait dengan permasalahan

penelitian dan oleh peneliti dianggap mampu memberikan informasidan

data (Sugiyono, 2009:62).

Definisi informan menurut Arikunto adalah orang yang

memberikan informasi, dengan pengertian ini maka informan dapat

dikatakan sama dengan responden apabila memberikan keterangannya

karena dipancing oleh peneliti (Arikunto, 2002:122).

Berkaitan dengan informan ini, Bungin menjelaskan bahwa:

“jumlah informan dalam penelitian kualitatif lebih tepat dilakukan sengaja

(purposive) dan tidak persoalkan jumlahnya, yang diperhatikan dalam

penelitian kualitatif adalah penentuan informan terutama tentang tepat atau

tidaknya pemilihan informan kunci dan kompleksitas fenomena yang

diteliti.” (Bungin, 2005:23).

Berdasarkan uraian yang dijelaskan sebelumnya, mengenai sampel

informasi atau informan tersebut, maka peneliti menentukan informan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Informan Selaku Pengurus Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Kandep Diknas Kabupaten Buton Selatan:


1. Informan kunci dari penelitian ini adalah Ketua Pengurus Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas Kabupaten Buton Selatan

2. Informan pendukung dari penelitian ini yaitu Bendahara atau pihak

keuangan KPN Lamaindo Kandep Diknas Kabupaten Buton Selatan

dan dua orang anggota koperasi yang mengetahui secara langsung

keadaan atau kondisi dari kegiatan lapangan KPN lamaindo.

4.6 Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi pada penelitian ini, penulis

memberikan definisi sebagai berikut:

1. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen baik

phisik maupun non phisik yang saling bekerja sama dengan yang lainya

untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Sistem akuntansi adalah merupakan formulir-formulir, catatan-

catatan,prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk

mengolah data dengan tujuan menghasilkan laporan dalam bentuk

informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen perusahaan dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,

kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

3. Sistem informasi akuntansi suatu sistem pengelolaan data akuntansi

yang merupakan koordinasi manusia, alat dan metode yang beriteraksi

secaraharmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk

menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi

manjemen yang berstruktur juga.


4. sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan suatu proses penanganan

dan pengawasan terhadap pengeluaran uang kasperusahaan yang

digunakan untuk pembelian tunai, pelunasan utang, dan pembayaran

biaya-biaya, atau kewajiban lainnya bukti kas keluar, pencatatan,dan

pelaporanya sampai dengan pengendalian intern yang diterapkan oleh

perusahaan untuk mengatur dan mengawasi jalannya aktifitas lainya.

4.7 Metode Analisa Data

1. Teknik Penyajian Data

Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan diharapkan

dalam penyusunan dan untuk diperoleh suatu kesimpulan maka data

yang telah terkumpul akan dianalisis dengan mengenai diperlukannya

sesuai kriteria dan hal-hal yang diperlukan dalam suatu pendapat.

Penyajian data pemilihan adalah mengelompokkan data-data sesuai

kriteria masing-masing dan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Penyajian data ini dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu

menggambarkan kenyataan-kenyataan yang terjadi bersifat umum dan

kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya.

2. Metode Analisis Data

Dari data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan

analisis. Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara

kualitatif yaitu analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan

statistika yang berbentuk angka, dengan cara memandingkan antara

teori dan fakta yang terjadi dalam Koperasi mengenai sistem akuntansi
pengeluaran kas pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Lamaindo

Kadep Diknas Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga, Kabupaten

Buton Selatan.
BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1.1 Sejarah Singkat Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas

Kabupaten Buton Selatan

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas Kabupaten

Buton Selatan di dirinkan pada tanggal 6 september 1994. Koperasi ini

bermula dari beberapa perkumpulan sosial yang beralamat di Kecamatan

Batauga, Kelurahan Laompo. Pada masa itu gaji pegawai perbulan berkisar

Rp 27.500,00-dan Simpanan wajib koperasi masing-masing anggota Rp25.

Pada tanggal 11 April 1996 perkumpulan sosial tersebut dirubah menjadi

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas Kacamatan Batauga

dengan nama singkat KPN Lamaindo dengan tujuan kesejahteraan Guru dan

Karyawan Korpri Dinas Kecamatan Batauga. Dan menempati Gedung yang

beralamat di belakang Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Batauga dengan

berbadan hukum No. 1032/BH/XX.TGL 06-09–1994 dan Yo. No.

235/PAD/kwk.21/IV/96 TGL 11-04-1996. Selanjutnya melalui rapat anggota

khususnya pada tanggal 17 maret 1999 dilakukan perubahan anggaran Dasar

(AD) dan anggaran Rumah Tangga (ART) hingga saat ini masih dipakai

anggaran tersebut.

Landasan kerja Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo adalah sebagai

berikut:
1. Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai,

norma dan prinsip koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukkan

perilaku koperasi.

2. Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip SOP

dan SOM

3. Koperasi adalah ikut membantu pertahanan perekonomian anggota

sehingga berlaku asas self responsibility.

4. Anggota pada koperasi berada dalam satu kesatuan system kerja koperasi.

5. Koperasi wajib memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggotanya

jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh usaha simpan

pinjam lainnya.

6. Koperasi berfungsi sebagai lembaga penghimpunan dana dari anggota,

calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya serta pembiayaan kepada

pihak-pihak tersebut.

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo adalah sebagai badan usaha,

dimana anggota sebagai nasabah sekaligus menjadi pemiliknya.

1. Persyaratan menjadi anggota

1. Guru SD yang bertugas di Kecamatan Batauga

2. Karyawan/ staf Dinas Pendidikan Kecamatan Batauga

3. Mematuhi AD dan ART dan peraturan lain yang berlaku di Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo

4. Mematuhi simpanan wajib, simpanan haji, tabungan pension, setiap

bulan.
2. Prosedur penerimaan anggota

1. Mengisi formulir menjadi anggota dengan melampirkan fotocopi KTP

asli yang masih berlaku dan pas foto 2x3 cm dua lembar

(menunjukkan KTP asli).

2. Setelah mendapat persetujuan dari pengurus selanjutnya diproses

untuk tercatat dalam buku anggota.

3. Membayar uang simpanan pokok sesuai dengan ketentuan dan

membayar simpanan wajib, simpanan haji, tabungan pension setiap

bulan sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Dinyatakan resmi menjadi anggota sejak tercatat dalam buku Induk

Anggota KPN Lamaindo

3. Prosedur berhenti sebagai anggota Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Berakhirnya keanggotaan apabila :

1. Memasuki masa pension (surat keputusan pension)

2. Meninggal dunia (surat keterangan meninggal)

3. Mutasi keluar daerah (surat keputusan mutasi)

4. Mengajukan permohonan berhenti sebagai anggota

5. Diberhentikan sebagai anggota KPN Lamaindo karena melanggar

AD/ART dan perraturan yang berlaku pada KPN Lamaindo.

4. Hak dan Kewajiban

Hak anggota :

1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam

anggota
2. Memilih dan atau menjadi pengurus dan pengawas

3. Meminta diadakannya Rapat Anggotadan Rapat Anggota luar biasa

dengan mekanisme yang tercantum dalam Anggaran Dasar

4. Mendapatkan pelayanan dari Koperasi

5. Mengemungkakan pendapat dan saran kepada pengurus dan pengawas

baik didalam maupun diluar Rapat Anggota baik diminta maupu tidak

diminta

6. Meminta keterangan mengenai perkembangan koperasi

7. Mendapatkan bagian dari sisa hasil usaha sesuai jasa usaha masing-

masing anggota terhadap koperasi

8. Mendapatkan bagian dari sisa hasil penyelesaian apabila koperasi

bubar kewajiban anggota

Kewajiban anggota

1. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan

Khusus dan Peraturan lain yang berlaku serta Keputusan Rapat

Anggota

2. Melunasi simpanan pokok dan membayar simpanan wajib, serta

simpanan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku atau

keputusan lain yang disahkan oleh rapat Anggota.

3. Membayar kembali pinjaman dan bunga sesuai peraturan yang sudah

ditentukan.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha maupun kegiatan lainnya yang

diselenggarakan oleh koperasi.


5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas-azas

koperasi.

Ketentuan kewajiban anggota :

1. Anggota lama

1. simpanan wajib (SW) Rp 100.000,-/bulan

2. Simpanan hari keagamaan Rp 100.000,-/bulan

2. Anggota baru

1. Simpanan pokok (SP) Rp 50. 000,-/bulan

2. Simpanan wajib (SW) Rp 100. 000,-/bulan

3. Simpanan hari keagamaan Rp 100.000,-/bulan.

Pemberian pinjaman :

1. Besarnya pinjaman maksimal di sesuaikan dengan kemampuan gaji

peminjam untuk mencicil.

2. Jangka waktu peminjam maksimal 60 bulan

3. Bunga pinjaman 1,3% tetap

4. Tunggakan cicil dikenakan denda 2% dari tunggakan cicilan perbulan

sampai tunggakannya selesai.

Simpanan sementara:

1. Bunga sementara 0,5% perbulan

2. Sementara yang masuk sesudah tanggal 15 bulan berjalan, belum

diberikan bunga untuk bulan yang bersangkutan.

5. prosedur pinjaman modal


Adapun ketentuan dan prosedur dalam melakukan pinjaman

bagi anggota yang ingin menambah modal usaha atau usha lain yang

dapat menambah penghasilan keluarga adalah sebagai berikut:

Bagi anggota yang masih aktif tugasnya tinggal 12 bulan

lagi pelayanan pinjaman dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pinjaman diberikan sebesar jumlah simpanan anggota

2. Apabila permohonan yang diajukan lebih dari sejumlah simpanan

anggota yang bersangkutan maka klasifikasi pelayanan pinjaman

menurut simpanan anggota sebagai berikut :

1. Simpanan sampai dengan Rp 7.500.000,-Rp 10.000.000,-

maksimum pinjaman Rp 15. 000.000,-

2. Simpanan Rp 10.000.000,- Rp 15. 000.000, maksimum

pinjaman sampai Rp 20. 000.000,-.

Kebijakan dan prosedur pinjaman kepada pihak ketiga antara lain:

1. Pinjaman kepada pihak ketiga untuk tambahan modal dan atau

pembelian barang pengembangan organisasi, akan diputuskan

melalui rapat pengurus untuk menentukan besarnya pinjaman dan

kemampuan angsuran serta jangka waktu pengembalian

pinjaman.

2. Proposal permohonan pinjaman ditandatangani oleh semua

pengurus melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo dalam membantu anggotanya

mengembangkan ekonomi kreatif diharapkan mampu


meningkatkan pendapatan dan taraf ekonomi anggotanya

sehingga tidak hanya bergantung pada tunjangan profesinya.

Seperti yang diketahui bahwa jenis usaha atau kegiatan

yang dikembangkan oleh Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

antara lain:

1. Unit Simpan Pinjam

2. Unit Konsumsi/ Pertokoan

3. Unit Jasa Kontruksi/ Pemborong

5.2 Letak Geografis

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo beralamat dijalan poros

Kecamatan Batauga, Kelurahan Laompo, Kabupaten Buton Selatan tepat

dibelakang Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Batauga. Lokasi Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo yang strategis berada dipusat kabupaten

ButonSelatan yang memungkinkan bagi kemudahan akses dan transportasinya

selain itu jaraknya tidak terlalu jauh dengan perkantoran dan pusat

pemerintahan Kabupaten Buton Selatan.

5.3 Visi dan Misi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Adapun Visi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo dalam

melaksanakan operasionalnya adalah: “Terwujudnya pengelolaan koperasi

yang dan mantap sesuai jadi diri koperasi dan prinsip koperasi”

Adapun Misi KPN Lamaindo adalah:

1. Terwujudnya pengelolaan koperasi yang efektif dan efisien.


2. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain

dan anggotanya.

5.4 Struktur Organisasi

Pelaksanaan aktivitas yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi

manajemen yaitu mencapai tujuan melalui orang lain. Maka, di perlukan kerja

sama dengan orang-orang yang berada dalam Koperasi serta mereka yang

terlibat secara langsung didalam maupun luar Koperasi. Adapun struktur

organisasi di KPN Lamaindo dapat digambarkan seperti dibawah ini:


STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI PEGAWAI NEGERI LAMAINDO KANDEP DIKNAS
KABUPATEN BUTON SELATAN

BADAN PENGAWAS DEWAN PENGURUS DEWAN PENASEHAT

Ketua : Rasipu, S.Pd Ketua : Pomili Womal, S.Pd 1. Kepala UPTD Dikmudora Kec.
Sekretaris : La Ode Nggorau, S.Pd Batauga
Bendahara : La Dalimu, S.Pd 2. Kepala UPTD Dikmudora
Kecamatan Siompu
3. Kepala UPTD Dikmudora
SEKRETARIS

Mas’Ud, A.Ma.Pd

BENDAHARA

H. La Suti, S.Pd

ANGGOTA

Gambar Dokumentasi Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas
Kabupaten Buton Selatan
5.5 Sumber Daya Manusia

Sumber daya yang ada dalam system pengurusan dan keanggotaan di

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan sangat memadai. Hal

ini dikarenakan seluruh pengelolah merupakan pegawai negeri sipil dan memiliki

pendidikan yang sangat mendukung. Pengerus telah memiliki pendidikan magester,

dan anggota rata-rata sudah berpendidikan serjana.

5.6 Bidang Organisasi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

1. Anggota dan Keanggotaan

1. Anggota

Pada tahun 2017 anggota KPN Lamaindo berjumlah 190 orang setelah

mengalami mutasi sebagai berikut :

Sumber : Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Tahun 2017

2. Keanggotaan

Koperasi ini adalah Koperasi Pegawai Negeri di lingkungan UPTD

Dikmudora Kecamatan Batauga, Kadatua, Siompu, Siompu Barat Sehingga

keanggotaannya terdiri dari pegawai organik dan guru-guru SD yang sedang

melaksanakan tugas pokoknya di wilayah lingkup UPTD Dikmora Kecamatan

Batauga, Kadatua, Siompu, Siompu Barat. Pegawai Negeri yang telah pensiun

dan sementara menjadi anggota koperasi ini sepanjang dia masih tetap
melaksanakan kewajibannya sebagai anggota koperasi ini dengan baik dan

lancar maka haknya sebagai anggota koperasi ini dapat diberlakukan (Revisi

AD). Rapat anggota kekuasaan tertinggi didalam koperasi, dimana setiap

anggota mempunyai hak untuk menghadirinya rapat anggota yang diadakan

sekurang-kurangnya satu kali setahun. Pengambilan suara dilakukan secara

tertulis. Apabila hal ini dikehendaki oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang

anggotayang berhak suara didalam rapat. Jikalau, maka diambil dengan cara

mengangkat dengan tangan dan anggota yang tidak hadir dapat mewakili

suaranya kepada orang lain.

2. Pengurus

Pengurus KPN Lamaindo periode VI tahun 2017-2022, adalah hasil pemilihan

pada RAT- XVIII akhir tahun 2016 yang komposisinya telah diatur sesuai yang

termuat dalam anggaran dasar KPN Lamaindo No. 235/PAD/kwk.21/IV/96

Tanggal 11 – 04 – 1996, sebagai berikut:

1. Ketua : Pomili Womal, S.Pd

2. Sekretaris : Mas’ud, A.Ma.Pd

3. Bendahara : H. Lasuti,S.Pd

Pengurus belum setiap hari masuk Kantor KPN Lamaindo karena masing-

masing melaksanakan tugas pokoknya di unit kerjanya, namun sewaktu-waktu

selalu mengadakan komunikasi dan konsultasi kerja antara sesama. Pengurus

dan Badan pengelolah lainnya, tugas-tugas kepengurusan dapat dilaksanakan

dengan baik dan selesai. Ketua bertugas memimpin rapat anggota dan rapat

pengurus, menandatangani surat-surat berharga dan surat-surat lainnya yang


berkaitan dengan penyelenggaraan keuangan. Menjalankan tugas-tugas

lainnyayang lazim dikerjakan oleh seorang ketua, atau yang dibebankan

kepadanya oleh keputusan pengurustanpa menyimpang dari ketentuan dalam

anggaran dasaratau anggaran rumah tangga koperasi. Sekretaris bertugas untuk

membuat serta memelihara berita acara yang asli dan lengkap dari rapat-rapat

pengurus. Sekretaris bertanggungjawab atas pemberitahuan kepada para

angggotasebelum rapat diadakan, sesuai ketentuan dalam anggaran dasar atau

anggaran rumah tangga. Sekretaris menjalankan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya dengan keputusan pengurus dengan tidak menyimpang dari

ketentuan-ketentuan anggaran dasar anggaran rumah tangga. Bendahara bertugas

mengurus kekayaan dan keuangan koperasi, antara lain: bertanggung jawab atas

masalah kekuangan koperasi, mengatur jalanya pembukuan keuangan menyusun

anggaran setiap bulan, mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang, menyusun

rencana anggarandan pendapatan koperasi, menyusun laporan keuangan, dan

mengendalikan anggaran. Bendahara berwenang mengambil keputusan dibidang

pengelolaan dibidang keuangan dan usaha bersama dengan ketua

menandatangani surat yang berhubungan dengan bidang keuangan dan usaha.

3. Pengawas

Pengawas KPN Lamaindo periode VI periode 2017 -2022, adalah hasil

pemelihan pada RAT – XVIII akhir tahun 2016, sebagai berikut:

1. Ketua : Rasipu, S.Pd

2. Sekretaris : La Ode Nggorau, S.Pd

3. Bendahara : Ladalimu, S.Pd


Pengawas telah akan melasanakan pemeriksaan kinerja pengurus pada setiap

triwulan tahun berjalan. Pengawas mempunyai tugas yaitu melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan

membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasanya.

4. Dewan Penasehat dan Konsultan

Pada RAT – XXIII akhir tahun 2016 telah terpilih 3 orang Dewan Penasehat dan

1 orang konsultan KPN Lamaindo untuk tahun kerja 2017 sebagai berikut:

1. Kepala UPTD Dikmudora Kecamatan Batauga

2. Kepala UPTD Dikmudora Kecamatan Siompu

3. Kepala UPTD Dikmudora Kecamatan Kadatua

4. Drs. Rasyid Sehong, MM (Sebagai Konsultan)

Dewan Penasehat dan Konsultan senantiasa memberi petunjuk dan

motivasi tinggi kepada pengurus baik diminta maupun tidak diminta, sehingga

pelaksanaan tugas pengurus koperasi dapat berjalan dengan baik dan lancar

pengangkatan dan pembubaran dewan penasehat disampaikan kepada yang

bersangkutan dengan sepucuk surat pengangkatan yang ditandatangani oleh

ketua dan sekkretaris pengurus koperasi. Dengan penasehat tidak menerima gaji,

akan tetapi dapat diberikan uang jasa, yang dapat disetujui oleh rapat anggota.

Dewan penaehat memberi saran atau anjuran pada pengurus koperasi baik

diminta atau tidak.

5. Hambatan, Masalah dan Usaha Penanggulangannya

1. Hambatan dan Permasalahannya


Kurangnya pengetahuan dan kemampuan pengurus tentang koperasi

utamannya dibidang pembukuan.

2. Usaha penanggulangannya

Pengurus senantiasa melakukan pendekatan dengan Konsultan dan Dewan

Penasehat, sehingga dengan pengetahuan dan kemampuan yang sangat

terbatas, pengurus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada

anggota KPN Lamaindo.

3. Ada beberapa yang kurang bertanggung jawab dengan tidak membayar

cicilan kredit terus menerus.


BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten

Buton Selatan pada tanggal 25 Juni 2019 sampai dengan 25 Juli 2019. Hasilnya

adalah sebagai berikut :

6.1.1 Fungsi Terkait Pengeluran Kas pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo :

1. Pemohon berfungsi sebagai pihak yang mengajukan kredit kepada

koperasi.

2. Fungsi Sekretaris yaitu memberikan formulir, dan mengecek dokumen

pemohon apakah dokumen yang diajukkan sudah lengkap dan memenuhi

syarat atau tidak. Hal ini fungsi sekretaris bertanggung jawab dalam

kelengkapan administrasi.

3. Fungsi Pimpinan yaitu sebagai ketua dan sekaligus memberikan

rekomendasi kepada para anggota dalam hal kegiatan koperasi.

4. Fungsi bendahara yaitu mengecek kembali formulir dan dokumen

pemohon dan kemudian bila mana sudah memenuhi syarat maka

bendahara sebagai penanggung jawab keuangan akan mencairkan

pinjaman kepada pemohon sesuai yang dibutuhkan.

6.1.2 Formulir yang digunakan dalam system pengeluaran kas pada Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo :

a. Blanko permohonan

b. Kwintansi penerimaan dan pengeluaran uang


6.1.3 Catatan akuntansi yang digunakan dalam system pengeluaran kas pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo yaitu setiap transaksi pengeluaran kas

dicatatat kedalam buku harian oleh bendahara umum yang kemudian catatan

inilah yang akan menjadi sumber informasi bagi bendahara umum untuk

laporan keuangan tahunan yang menjadi pelaporan pertanggung jawaban

atas pengeluaran kas yang terjadi Pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

dalam satu periode.

Dokumen yang digunakan yaitu kwintasi penerimaan dan pengeluaran uang.

6.1.4 Prosedur yang dilaksanakan terkait dengan system pengeluaran kas pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo :

1. Dimulai dari permohonan anggota pinjaman dengan cara anggota

mengajukan permohonan pinjaman

2. Sekretaris akan memberikan blanko permohonan pinjaman yang wajib

diisi oleh pemohon didalamnya ada persetujuan suami istri dari pihak

peminjam.

3. Pihak KPN Lamaindo mengonfirmasikan kebendahara dalam hal anggota

peminjam tersebut bertugas apakah gaji yang masih dimiliki anggota

peminjam masih memenuhi besaran pinjaman yang diajukan anggota

peminjam untuk angsuran per- bulannya atau tidak jika tidak memenuhi

syrat maka pinjaman akan disesuaikan dengan besaran sisa gaji yang

dimiliki oleh anggota peminjam maka pinjaman tersebut dapat diproses.

4. Kemudian permohonan tersebut didisposisi oleh sekretaris dan

diserahkan kepada ketua untuk disetujui.


5. Kemudian permohonan tersebut diteruskan kebendahara umum untuk

mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan permohonan peminjam yang

dilengkapi dengan bukti pencairan pinjaman.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengeluaran kas terhadap

informan yaitu Bapak H. La Suti, S.Pd pada tanggal 04 Juli 2019 diperoleh

informasi sebagai berikut :

Fungsi terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo yaitu “permohonan pinjaman,

anggota, ketua, sekretaris dan bendahara, pencairan pinjaman”.

Adapun hasil wawancara mengenai pengeluaran kas terhadap

informan yaitu Bapak Mas’ud A.Ma P.d selaku Sekretaris Koperasi Pegawai

Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan tanggal 8 juli 2019. Informan

menyatakan :

Anggota masukan permohonan melalui sekretaris kemudian

sekretaris mengolah permohon tersebut sebaik mungkin kemudian diterima

secara bergilir sesuai kebutuhan pemohon kemudian hasilnya diserahkan

kembali kepada bendahara untuk mengeluarkan uang dan ketua selaku

pimpinan hanya mengetahuinya dan mengesahkan permohonan tersebut.

Formulir yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo yaitu “blanko permohonan

peminjam dan bukti pencairan pinjaman”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mas’ud A.Ma.Pd

terkait dengan formulir yang dalam pengeluaran kas di Koperasi Lamaindo


yaitu “ sistem yang digunakan masih menggunakan sistem lama yaitu

dengan surat permohonan atau blangko permohonan dan da kwintasi

penerimaan dan pengeluaran uang.”

Adapun pernyataan dari Bapak H. Lasuti S.Pd catatan Akuntansi

yang Digunakan yaitu “bendahara umum mencatat pengeluaran pinjaman

pada catatan buku harian bendahara umum yang kemudian catatan inilah

yang akan menjadi sumber informasi bagi bendahara umum untuk

melakukan pelaporan pertanggung jawaban atas pengeluaran kas yang

terjadi pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo” .

Kemudian hasil wawancara tanggal 8 juli dengan Bapak Mas’ud

A.Ma.Pd terkait pengeluaran kas di Koperasi Lamaindo catatan akuntansi

yang di gunakan yaitu” di koperasi kami masih menggunakan sistem

manual tetapi belum mengunakan sistem akuntasi.

Prosedur yang Dilaksanakan yaitu “dimulai dari permohonan

pinjaman dengan cara anggota yang ingin melakukan peminjaman uang

mengajukan permohonan pinjaman, selanjutnya sekretaris KPN Lamaindo

akan memberikan blanko permohonan peminjam yang wajib diisi oleh

pemohon dimana didalamnya ada persetujuan suami istri dari pihak

peminjam, kemudian Pihak KPN Lamaindo mengonfirmasi bendahara

dimana anggota peminjam tersebut bertugas apakah gaji yang masih

dimiliki oleh anggota peminjam ini masih bisa memenuhi besaran pinjaman

yang diajukan oleh anggota tersebut untuk angsuran per-bulannya atau

tidak, jika tidak memenuhi syarat maka pinjaman akan disesuaikan dengan
besaran sisa gaji yang dimiliki oleh anggota atau bahkan peminjaman tidak

bisa diproses, tetapi jika memenuhi syarat atas besaran gaji yang masih

dimiliki oleh anggota peminjam maka pinjaman tersebut dapat diproses.

Proses selanjutnyapermohonan tersebut di disposisi oleh sekretraris

kemudian diserahkan kepada Ketua untuk di setujui,

selanjutnyapermohonan tersebut diteruskan ke Bendahara Umum untuk

mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan pinjaman yang dimohon oleh

anggota yang dilengkapi dengan bukti pencairan pinjaman”.

Adapun hasil wawancara tanggal 8 juli 2019 dengan Bapak Mas’ud

A.Ma.Pd terkait dengan pengeluaran kas di Koperasi Lamaindo prosedur

yang di gunakan yaitu “ pemohon masukan permohonan kemudian

dibukukan permohonan tersebut kemudian terima antrian tiap ansuran

penerimaanya seseuai kebutuhan peminjam (anggota) yang mana harus

diutamakan kemudian di serahkan kebendahara untuk mengeluarkan

pinjaman atau uang kepada pemohon (anggota).”

Kegiatan operasional lain yang menyebabkan terjadinya pengeluaran

kas pada Koperasi Lamaindo Kabupaten Buton Selatan sesuai dengan

pernyataan Bapak H. La Suti, S.Pd selaku Bendahara Koperasi Pegawai

Negeri Lamaindo tanggal 04 Juli 2019 serta berdasarkan Dokumen Laporan

Pertanggung Jawaban Bendara yaitu sebagai berikut :

“Pengeluaran kas pada KPN Lamaindo antara lain :

1. Biaya rutin yaitu :

1. RAT Akhir Tahun


2. Transportasi RAT Tahunan

3. Rapat lain

4. Jasa Simtara

5. Honor pengelolah

- Pengurus

- Pengawas

- Dewan Penasehat

- Perangsang Penagih

- Honor Karyawan

6. Paket hari keagamaan

7. Transportasi pengelola

8. Biaya administrasi

9. Biaya tamu koperasi

10. Iuran wajib IKP-RI

11. Penyusutan barang

12. Biaya operasional (ATK dan rapat-rapat pengurus dan anggota)

2. Biaya tidak rutin yaitu :

1. Dana sosial seperti ada anggota atau keluaraga anggota yang

meninggal dunia akan dibayarkan santunannya setiap satu orang

anggota Rp. 3.000.000 per-satu orang

2. Dana Pendidikan seperti

ada anggota yang melanjutkan pendidikan dan ada rapat koperasi


tingkat provinsi maka akan dikeluarkan dana melalui

pengeluarankasdana pendidikan

3. Biaya tak terduga

Adapun kegiatan operasional yang menyebabkan terjadinya

pengeluaran kas di Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten

Buton Selatan berdasarkan pernyataan Bapak Mas’ud A.Ma.Pd pada

tanggal 8 juli 2019 yaitu:

“tidak ada pengeluaran yang lain hanya saja pengeluaran simpan

pinjam saja karena kami hanya beroperasi simpan pinjam sesunggunya

dianggaran dasar kami ada pertokoan dan pemborong hanya saja

selama ini tidak terlaksana dan hanya simpan pnjam kami laksanakan.”

Unsur pengendalian interen sistem akuntansi pengeluaran kas pada

KPN Lamaindo berdasarkan pernyataan Bapak H. La Suti, S.Pd pada

tanggal 04 Juli 2019 yaitu sebagai berikut :

“Pengendalian interen pada koperasi KPN Lamaindo yang berkewajiban

mengendalikan proses pengeluaran yaitu para pengurus koperasi baik di

tingkat induk maupun ditingkat kecamatan (saling bekerjasama)”

Kemudian hasil wawancara tekait dengan sintem pengedalian intern

pengeluaran kas di Koperasi Lamaindo dengan Bapak Mas’ud A.Ma.Pd

yaitu “kami hanya menggunakan sistem jaga pinjam meminjam dalam

menjaga anggota-anggota yang mencicil pinjamannya kalau ada anggota

yang kurang aktif kadang-kadang kami kunjungi secara anjaksana

kemudian kami berikan pemahaman untuk selalu saling pengertian dan


saling menjaga kepercayaan dan kerjasama antar anggta koperasi agar

kegiatan koperasi berjalan dengan baik, lancar dan dapat pula mendapat

prestasi terbaik.”
Sesuai dengan hasil wawancara dengan responden diatas maka dapat digambarkan alur system pengeluaran kas Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo Kandep Diknas Kabupaten Buton Selatan sebagai Berikut:

Keterangan :
DPK : Dokumen Permohonan Kredit
FPK : Formulir Permohonan Kredit
SP : Surat Pemberitahuan
KA : Kartu Anggota
Berdasarkan gambar alur diatas dapat dijelaskan bahwa pemohon mengambil

dokumen permohon kredit dan formulir permohonan kredit kepada sekretaris dan

mengisi formulir tersebut kemudian disitor kembali, kemudian sekretaris

mengajukannya ke pimpinan untuk diketahui kemudian dikembalikan kesekretaris

kemudian formulir tersebut sekretaris menyerahkannya kebendahara selaku

pemegang keuangan untuk dicek kembali formulir tersebut dan sekaligus

memberikan pinjaman langsung kepada pemohon dengan jumlah nominal yang

dibutuhkan. Dan bagi anggota baru bilamana meminjam uang agar membuat kartu

anggota sebagai syarat dari koperasi dan sebagai kelengkapan dokumen

permohonan kredit.

6.2 Pembahasan

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dibahas pada bab

sebelumnya maka pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil penelitian

untuk menjawab tujuan penelitian Sistem Informasi Pengeluran Kas Pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan .

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengeluaran kas yang terjadi

pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan di

pengaruhi oleh beberapa biaya-biaya yaitu:

1. Biaya rutin yaitu :

1. RAT Akhir Tahun

2. Transportasi RAT Tahunan

3. Rapat lain

4. Jasa Simtara
5. Honor pengelolah

- Pengurus

- Pengawas

- Dewan Penasehat

- Perangsang Penagih

- Honor Karyawan

6. Paket hari keagamaan

7. Transportasi pengelola

8. Biaya administrasi

9. Biaya tamu koperasi

10. Iuran wajib IKP-RI

11. Penyusutan barang

1. Biaya tidak rutin yaitu :

1. Dana sosial seperti ada anggota atau keluaraga anggota yang

meninggal dunia akan dibayarkan santunannya setiap satu orang

anggota Rp. 3.000.000 per-satu orang

2. Dana Pendidikan seperti ada anggota yang melanjutkan pendidikan

dan ada rapat koperasi tingkat provinsi maka akan dikeluarkan dana

melalui pengeluaran kas dana pendidikan

3. Biaya tak terduga

4. Kredit Anggota atau Nasabah

Pada proses pengeluaran kas yang terjadi yaitu pengeluaran rutin,

pengeluaran tidak rutin, biaya tak terdugasudah berjalan dengan efektif, hal
ini dibuktikan adanya dokumen laporan keuangan yang terstruktur dan jelas

sebagai contoh pada laporan keuangan tahun 2017 dan tahun 2019. Namun

pada pengeluaran kredit nasabah cukup bermasalah, hal ini dapat dilihat pada

Dokumen Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Tahun 2017 dan Tahun

2019(pada lampiran) dengan keadaan dilapangan dari hasil penelitian yang

dilakukan yaitu masalah yang dihadapi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo:

1. Kurangnya

pengetahuan dan kemampuan pengurus tentang koperasi utamanya

dibidang pembukuan

2. Ada beberapa

Anggota atau Nasabah yang kurang bertanggung jawab dengan tidak

membayar cicilan kredit

3. Sebagian

anggota tidak pro aktif dalam usaha pengembangan koperasi terbukti

dengan pasifnya sebagian anggota yang tidak pernah meminjam modal di

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Pengeluaran kredit anggota atau nasabah menjadi sumber

permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo, tentu

beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap permasalahan ini. Dalam

pengeluaran Kas terhadap pengkreditan oleh anggota atau nasabah terkadang

tidak didukung oleh survey yang sesuai prosedur seperti jumlah pengambilan

kredit harus disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anggota atau

nasabah untuk mengembalikan kredit tersebut, selanjutnya harus didukung


dengan jaminan yang sesuai untuk menghindari kesalahan dalam pemberian

kredit terhadap anggota atau nasabah. Olehnya itu perlu kehati-hatian maka

harus diterapkan model prosedur dan sistem pemberian pinjaman dengan

menerapkan mulai dikeluarkannya pinjaman diberikan kepada anggota

(nasabah) sampai pelunasan pinjaman meliputi permohonan pinjaman,

persyaratan pinjaman, pemeriksaan berkas, survey calon peminjam, transaksi

(penilaian) agunan, analisa pinjaman, kontrak pinjaman, pencairan pinjaman

dan pengawasan pinjaman yang baik dan teliti.


BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian,maka dapat diambilkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi Pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton

Selatan sudah menerapkan sistem informasi akuntansiyang menggunakan

sistem koputerisasi dalam pencatatan dan pelaporan informasi akuntansi. Pada

sistem informasi pengeluaran kas di Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Kabupaten Buton Selatan, penerapan pada sistem tersebutmenurut penulis

sudah baik. Sementara untuk informasi pengeluaran kas secara tunai cukup

baik. Hal ini di buktikan adanya setiap transaksi pengeluaran kas baik itu

fungsi ,catatan dan prosedur yang digunakan sudahcukup memadai sehingga

dalam setiap transaksi dapat dicatat atau dilaporkan dengan mudah.

2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Secara Tunai Yang Pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan. Hal ini dapat

dilihat pada:

a) Fungsi yang digunakan sudah menjalankan tugas dan tanggung

jawabnyaseperti fungsi pimpinan, fungsi sekretaris, dan fungsi bendahara

b) Dokumen-dokumen yang digunakan cukup lengkap blanko permohonan,

surat pemberitahuan dan bukti pebgeluaran kas.


c) Catatan akuntansi yang digunakan untuk pengeluaran kas tunai sudah cukup

baik, namun akan lebih baik lagi lagi jika Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kabupaten Buton Selatan menggunakan jurnal pengeluaran kas

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya maka penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pimpinan Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan sebagai berikut:

1. Untuk memperketat pengawasan, sebaiknya bagian pengawas Koperasi

Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan harus melakukan

pemeriksaan secara tiba-tiba atas kebijaksanaan-kebijaksaan kepada

karyawan atau anggota.

2. Sebaiknya koperasi menetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab

agar tidak terjadi perangkapan pembagian tugas disetiap bagian koperasi.

1. Perlu bagian tersendiri yang bertugas dan bertanggung jawab dalam

pemberian kredit, sehingga marketing tidak mempunyai peran ganda.

2. Dokumen yang digunakan sebaiknya bernomor urut tercetak dan

memiliki rangkap dengan format yang sama.

3. Sebelum memberikan kredit Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

sebaiknya melakukan survey terhadap agunan untuk memastikan

barang tersebut benar-benar sah untuk dijadikan jaminan.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyono. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar.
2007. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Perancang
Proses dan Penerapan . Edisi 3. Yogyakarta.
Anita Muktiasih Prabawanti, Moch Zulkirom AR, 2014.Analisis Sitem dan
Prosedur Akuntansi Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Upaya
Peningkatan Pengendalian Internal, “Studi pada BPR Permata Arta
Surya”. Surabaya. Jurnal Administrasi dan Bisnis. Vol. 17 No. 2.
Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT.
Rineka Cipta.
Azhar Susanto.2004.Sistem Informasi Manajemen.Bandung .Lingga Jaya.

2008.Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Gramedia.

.2013.Sistem Informasi Akuntansi,struktur-pengendalian-resiko-


pengembangan.Edisi perdana. Bandung Linggar Jaya.
Bara, Francisca Ayu Cikita. 2012. Perancangan Sistem Informasi Akuntans,
Siklus Pengeluaran Pada Gamis Silver dan Plated. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Fakultas Ekonomi. Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 1997.Intermediate Accounting. Edisi 7. Yogyakarta. BPFE.

2005.Sistem Akuntansi Penyusunan Posedur dan Metode.


Yogyakarta. BPFE.
Baswir, Revisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta BPFE. Edisi Pertama.

Budi Raharjo. 1997 Intermediate Accounting. Yogyakarta. BPFE

.
2005.Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet, Bandung .PT.
Insan Komunikasi/Indonesia.Yogyakarta. BPFE.
Bungin. 2005.Meteodoogi Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainya. Prenada Media Group.
LaMidjan dan Azhar Susanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi 8.
Bandung. Linggar Jaya.
Fuandi, Munir. 2012. Hukum dan Prinsip Koperasi. Edisi Revisi. Bandung. Citra
Aditya Bakti.
Hasyim, Farida. 2010. Hukum Dagang. Jakarta. Sinar Grafika.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba


Empat.
Mulyadi 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat.

Munkner. 2007. Hukum Koperasi. Bandung. Alumni.

Ningsi, Irma Ayu. 2013. Mengevaluasi Pengendalian Intern Dalam Pelaksanaan


Sitem dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada
Perusahaan Daerah. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Makassar. Email : hismaayuningsih@yahoo.com.

Pemi R. H., Yuliastuti. 2014. Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit


pada Bank Danamo Cabang Kembang Jepun. Surabaya. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. Vol. 3(11). Hal. 1-16.

Retno Salupi, Abdul Halim Fauzan. 2014. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Atas Pengeluaran Kas pada Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al-

Kautsar Assofyaniyyah Blitar. Skripsi (tidak dipublikasikan). Program

Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Kanjuruhan. Malang.

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi. Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.

Soekanto. 20012. Organisasi Teori Struktur dan Perilaku .BPFE. Yoyakarta.

Soemarso.1992. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta. PT Reneka

Cipta.

.2001. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta. Salemba

Empat.
. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Ke – IV. Jakarta. Salemba

Empat.

Soemarsono S. R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta. Salemba Empat.

Subramayam. 2017. Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analisis.


Jakarta. Salemba Empat.
Sugiyono .2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Prenada Media Group.

Sukanto, Retsohadiprodjo. 2012. Manajemen Koperasi. Yogyakarta. BPFE

Susan. 2009. Manajemen Keuangan. Putaka. Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012. Tanggal 29 Oktober.


Tentang Pengkoperasian.
Udang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Tentang Pengkoperasian.

Undang-Undang DasarNomor 25 Tahun 1992 Pasal 22-27. Tentang Fungsi dan


Peran Koperasi.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Erlangga.

Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. BandungPT.


Remaja Rosda Karya.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1

DAFTAR PANDUAN WAWANCARA

Narasumber : Dewan Pengurus, Dewan Penasehat, Dewan Pengurus, Konsultan

dan Anggota atau Nasabah Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo

Kabupaten Buton Selatan

1. Gambaran umum Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton

Selatan

1. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Lamaindo ?

2. Apa visi dan misi dari Koperasi Lamaindo ?

3. Apa fungsi dan tujuan didirikannya Koperasi Lamaindo ?

4. Bagaimana Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo ?

5. Apakah pembagian wewenang sudah berjalan cukup baik ?

2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Koperasi Pegawai Negeri

Lamaindo Kabupaten Selatan

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

1. Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi pengeluaran kas pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan

2. Formulir yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pada

Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan.

3. Catatan akuntansi yang digunakan terkait dalam sistem pengeluaran kas

pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan.

4. Prosedur yang dilaksanakan terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran

kas pada Koperasi Pegawai Negeri Lamaindo Kabupaten Buton Selatan.


5. Sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem akuntansi

pengeluaran kas pada koperasi pegawai negeri lamaindo kabupaten buton

selatan.

3. Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

1. Berapa kira-kira jumlah pengeluaran kas per-tahun pada Koperasi Pegawai

Negeri Lamaindo ?
Lampiran 2

HASIL DOKUMENTASI

Dokumentasi wawancara bersama Bapak H. La Suti, S.Pd


pada tanggal 04 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai