1. Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan adalah proses awal untuk mengolah tebu menjadi gula yang bertujuan
untuk memerah nira yang berada dalam batang tebu.Batang tebu yang sudah terkumpul tersebut
di perah menggunakan alat berupa rol-rol gilingan. Proses pertama sebelum di giling, tebu akan
dipotong dan dihancurkan hal tersebut bertujuan agar tebu mudah di perah dalam proses
penggilingan.Proses pemerahan dioptimalkan dengan mengatur rol-rol gilingan dan diberi air
imbisisi dengan tepat agar nira dalam batang tebu dapat terperah dan larut.
Proses awal dilakukan dengan menggunakan alat kerja pendahuluan yang terdiri dari
cane cutter I, cane catter II dan unigator yang bertujuan membuka sel-sel tebu tanpa
mengeuarkan niranya. Cane cutter digunakan untuk memotong tebuh dan unigator diguankan
untuk menghancurkan , hasil cacahan batang tebu , hal ini di tujukan agar batang tebu tersebut
terbuka dan mempermudah proses pemerahannya niranya.
Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian adalah tahap setelah nira dari stasiun gilingan masih kotor karena
masih adanya zat gula dan zat yang bukan gula . Maka dari itu, di stasiun permunian nira yang
masuk akan dimurnikan dengan cara memisahkan kotoran yang merupakan unsur yang bukan
gula yang terdapat dalam nira dengan cara tanpa merusak sukrosa dan monosakrida.
Nira pada batang tebu masih bersifat asam, hal tersebut dikarenakan masih banyaknya zat
pengotor dan zat warna. Maka dari itu jika dikerjakan lebih lanjut hal tersebut dapat merusak
sukrosa , jadi kotoran-kotoran yang berupa asam tersebut harus dihilangkan sehingga
menghasilkan nira yang bersih dan suasananya menjadi netral.
Bahan untuk mengangkat kotoran tersebut diguanakan adalah larutan kapur (CaCO3) atau
yang lebih dikenal dengan larutan hip (gamping) dikarenakan bahan baku ini harganya yang
terjangkau dan mudah di dapat. Larutan kapur bersifat basa sehingga jika bereaksi dengan
larutan nira yang basa akan bereaksi membentuk ikatan-ikatan yang menyebabkan akan terjadi
gumpalan yang mengendap (proses koloid) Saat terbentuk gumpalan yang mengendap kotoran-
kotoran juga yag berbentuk partikel kecil (butiran) juga ikut mengendap sehingga proses ini
sekaligus untuk membersihkan gula dari zat pengotor.
Nira mentah tersebut di panaskan terlebih dahulu sehingga pada saat pembentukan
gumpalan akan bertambah cepat . Selain dipanaskan juga ditambahkan dengan larutan phospat,
gas belerang dan flokulan. Sehingga pH juga perlu diperhatikan. Proses permunian di lakukan di
dalam tank dengan mencampurkan susu kapur di dalam debikator dengan pH terkontrol 8,5-8,6
seltelah itu ditambahkan dengan gas SO2 dengan pH 71 – 72 (ph basa) lalu ditampung di dalam
reaktor tank. Dialirkan ke juice heater dengan suhu 105 – 110 oC. Kotoran yang mengendap
pada saat dicampurkan dengan susu kapur, belerang dan flokulan akan dialirkan ke pol blotong
yang memiliki pH 1,5 hingga 2,0 lalu di beri ampas halus selanjutnya dialirkan ke kondensor
dan didinginkan menjadi nira tapis selanjutnya filtrat dari akan dtarik ke bolenge lagi, selain itu
filtrat yang tidak terpakai akan di buang. Nira hasil dari DSM hasil saringan yang sudah jernih
akan dialirkan ke bagian evaporator.
Stasiun Masakan
Nira kental dari evaporator dan ditambahkan SO2 utuk membuat agar pH stabil tersebut
akan dialirkan ke stasiun masakan, pada stasiun masakan bertujuan agar gula tersebut menjadi
kristal yang berarturan dengan memiliki ukuran yang sesuai dengan standar. Pada stasiun
masakan tersebut terdapat vacuum pan A, vakum pan C dan vakum pan D. Nira kental pertama
kali akan masuk ke vacuum pan D Nira kental yang berada di stasiun masakan akan di
tambahkan fondan pada pan masak D dengan ukuran kristalnya sekitar 0,04- 0,05 mm.
selanjutnya hasil dari pan masakan D akan masuk ke putaran D1 menghasilkan gula D1 (bibitan
D) dan tetes. Selanjutnya gula bibitan D akan masuk ke receive D2 untuk di putar lagi sehingga
menghasilkan gula D2 dan klare III masuk . gula pada D2 ditambahkan air untuk menjadi bibitan
gula D2 dengan ukuran kristal ukuran 0,04 – 0,05 mm. Penggunaan fonfan pada pan masak D
bertujjuan gar gula dapat cepat bercampur. Selanjutnya setelah di masak di pan masak d gula
akan mengalir ke pan masak C pada putaran C menghasilkan gula C dan stroop C yang
kemudian ditambahkan dengan air dan menjadi bibitan C yang akan di masak , ukuran kristal
pada bibitan C kurang lebih 0,4 – 0,5 nm. Setelah melalui pan C gula tersebut di masak pada pan
A setelah itu hasil dari A yang bagus akan dialirkan ke stasiun pemutaran dihasilkan gula A dan
stroop A, sehingga gula A adalag gula produk yang akan ditambahkan air sehiingga gula A
dipompa ke SHS sehingga menghasilkan gula SHS sebagai sebagai gula produk dan kalre SHS
sebagai air cucian .