Anda di halaman 1dari 70

No Kode : Kebidanan/::::/:::.

/2013

KONSEP TUMBUH KEMBANG

Penulis:
Sri Utami, S.Kp.,M.Kes.

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


Pusdiklatnakes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013

Page 1 of 70
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 5

KEGIATAN BELAJAR 1. KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG ....................................... 7


TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................................................... 7
Tujuan Umum ................................................................................................................... 7
Tujuan Khusus .................................................................................................................. 7
POKOK-POKOK MATERI ............................................................................................. 7
URAIAN MATERI ......................................................................................................... I7
RANGKUMAN/KESIMPULAN ................................................................................... 16
TEST FORMATIF ......................................................................................................... 17
TUGAS ........................................................................................................................... 20
DAFTAR ACUAN ......................................................................................................... 21

KEGIATAN BELAJAR 2 DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ........................... 22


TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................ 22
Tujuan Umum ............................................................................................................. 22
Tujuan Khusus ............................................................................................................ 22
POKOK-POKOK MATERI ........................................................................................... 23
URAIAN MATERI ........................................................................................................ 23
RANGKUMAN .............................................................................................................. 42
TEST FORMATIF ......................................................................................................... 43
TUGAS ........................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 47

KEGIATAN BELAJAR 3 STIMULASI TUMBUH KEMBANG DAN KONSEP


BERMAIN ...................................................................................................................... 48
TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................ 48
Tujuan Umum ............................................................................................................. 48
Tujuan Khusus ............................................................................................................ 48
POKOK-POKOK MATERI ........................................................................................... 48

Page 2 of 70
URAIAN MATERI ........................................................................................................ 49
RANGKUMAN .............................................................................................................. 61
TEST FORMATIF ......................................................................................................... 62
TUGAS ........................................................................................................................... 65
TEST AKHIR..................................................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 69

Page 3 of 70
DAFTAR ISTILAH

APE : Alat Permainan Edukatif


BB : Berat badan
CHAT : Checlist for Autism in Toddler
CM : centimeter
DDST : Denver Developmental Screening test
F : Fail, gagal
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
IQ : Intelegentia Questionnaire
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
KPSP : Kuesioner Pra Skrening Test
LKA : Lingkar Kepala Anak
LLA : Lingkar Lengan Atas
n : Umur anak
P : Passed, Lulus
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PLKA : Pengukuran Lingkar Kepala Anak
SDIDTKA : Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
TB : Tinggi Badan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
TK : Taman Kanak kanak
TORCH : Toxoplasma Rubella Cyto megalo Virus

Page 4 of 70
PENDAHULUAN

Salam hangat dan tetap semangat dalam belajar..........


Selamat saudara telah mampu menyelesaikan modul dengan hasil yang bagus, sekarang
akan masuk dalam modul kedua dalam mata kuliah asuhan neonatus, bayi, balita dan
anak prasekolah. Modul ini membahas tentang konsep tumbuh kembang anak, dimana
modul ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa terhadap tumbuh kembang
anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang anak sangat penting untuk saudara
pahami sebagai dasar dalam memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak
pra sekolah. Mater ini dalam modul ini akan menjelaskan tentang konsep tumbuh
kembang, deteksi dini tumbuh kembang dan stimulasi tumbuh kembang, konsep
bermain pada anak.
Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar dan seluruh kegiatan belajar diberi
alokasi waktu 9 x 50 menit, kegiatan belajar tersebut meliputi:
Kegiatan Belajar 1 : konsep tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
Kegiatan Belajar 2 : Deteksi dini tumbuh kembang
Kegiatan Belajar 3 : stimulasi tumbuh kembang
Tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah Saudara menyelasaikan modul
ini adalah 1) Menjelaskan tentang konsep tumbuh kembang, 2) memahami tentang
deteksi dini tumbuh kembang dan 3) memahami tentang stimulasi tumbuh kembang dan
konsep bermain pada anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
dan anak prasekolah yang baik akan sangat mendukung saudara dalam memberikan
asuhan kebidanan pada anak. Karena anak mempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap
tahap pertumbuhan dan perkembangan, maka pemahaman tentang tumbuh kembang
anak akan mampu mendasari saudara dalam memberikan asuhan kebidanan secara baik
dan benar.
Proses pembelajaran untuk materi konsep tumbuh kembang anak yang sedang saudara
ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar bila Saudara mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1) Pahami betul tentang berbagai kegiatan penting mulai dari kegiatan belajar 1-3
2) Kerjakan test pada tiap-tiap kegiatan belajar, lalu cocokkan hasil kerja saudara
dengan kunci jawaban yang tersedia.

Page 5 of 70
3) Lakukan pengamatan terhadap aspek pertumbuhan dan perkembangan pada anak
yang ada disekitar tempat tinggal saudara, tugas saudara meliputi nilai
pertumbuhannya yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan atas dan aspek perkembangan dengan menggunakan instrumen KPSP,
Denver II, serta nilai test daya dengar, test daya lihat, kaji pula tentang autisme,
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, masalah mental emosional. Dalam
mempraktikkan tugas ini gunakan pedoman praktik dan instrumen penilaian tumbuh
kembang anak.
4) Keberhasilan proses pembelajaran saudara dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan saudara dalam mengerjakan latihan dan tugas-tugas yang
diberikan dalam setiap kegiatan belajar. Untuk itu berlatihlah secara mandiri dan
lanjutkan pembahasan kelompok dengan teman anda.
5) Bila saudara menghadapi kesulitan, silakan hubungi fasilitator yang mengajar mata
kuliah ini.
Baiklah bagi Saudara, saya ucapkan selamat belajar semoga saudara sukses
dalam memahami mata kuliah ini sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, dengan
hasil yang maksimal. Mulailah kegiatan belajar saudara dengan kegiatan belajar 1.

Page 6 of 70
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan pada
neonatus, bayi dan balita.

Tujuan Khusus
Setelah menempuh kegiatan belajar ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan
tentang:
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Ciri-ciri tumbuh kembang
3. Tahap-tahap tumbuh kembang
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

POKOK-POKOK MATERI
Dalam kegiatan belajar ini pokok materi yang akan dibahas meliputi:
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. ciri-ciri tumbuh kembang
3. Tahap-tahap tumbuh kembang
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan


Saudara tentu sangat familier dengan kata “pertumbuhan dan perkembangan”,
namun apakah saudara sudah memiliki pemahaman yang benar tentang kata tersebut.
Jika Saudara mengatakan, “Saya memerlukan pemahaman tentang pertumbuhan dan
perkembangan untuk dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada anak”,

Page 7 of 70
maka perkataan Saudara adalah salah. Yang benar adalah, “Saya memerlukan
pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak untuk dapat memberikan
asuhan pada anak”. Mengapa demikian? Karena pengetahuan pertumbuhan dan
perkembangan merupakan data dasar dalam memberikan asuhan pada anak. Saudara
sudah mengerti penjelasan ini bukan? Jadi, mari pahami pengertian berikut ini.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-
sel tubuh dan juga disebabkan oleh bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan
bertambah besarnya ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal
tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi hingga dewasa. Konsepsi yaitu bertemunya sel
telur dan sperma (IDAI, 2002).
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya sehingga perkembangan ini berperan penting dalam
kehidupan manusia. Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih,
terdapat 4 aspek perkembangan anak balita yaitu : A). Kepribadian/tingkah laku sosial
(personal social) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. B) Motorik halus (fine motor
adaptive) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot
kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.
Misalnya memasukkan manik ke botol, menempel, menggunting. C) Motorik kasar
(gross motor) yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan sebagian sebagian besar bagian tubuh karena dilakukan dilakukan oleh otot-
otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga. Misalnya berjalan, berlari. D)
Bahasa (language) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan bicara spontan. Pada masa
bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif sehingga bila menyatakan perasaan atau
keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Semakin bertambah usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif yaitu dengan bicara. Nah....setelah saudara mempelajari
tentang pengertian pertumbuhan dan perkembangan di atas, mari kita garis
bawahi....kalau pertumbuhan lebih ditekankan ke kwantitatif tapi kalau perkembangan
lebih ditekankan pada kwalitatif.

Page 8 of 70
Setelah saudara pelajari tentang pengertian tumbuh kembang, selanjutnya mari
kita bahas tentang apa ciri-ciri dari tumbuh kembang.

2. Ciri-Ciri Tumbuh kembang


Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda,
namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan (bersamaan).
Adanya pertambahan ukuran fisik, akan disertai pertambahan kemampuan
(perkembangan) anak. Pada dasarnya tumbuh kembang mempunyai prinsip yang
berlaku secara umum yaitu; 1. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus
dari konsepsi sampai dewasa, 2. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya
sama, hanya kecepatannya berbeda. Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut
dua hukum tetap: a) perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal), b) perkembangan terjadi
lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang kebagian distal seperti
jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang kehidupan anak, namun
setiap tahap perkembangan mempunyai ciri-ciri tersendiri, maka selanjutnya coba
saudara pelajari tentang tahapan tumbuh kembang anak.

3. Tahap-tahap Tumbuh Kembang


Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan
sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak menurut WHO yaitu sejak
terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun. Pada dasarnya dalam kehidupan manusia
mengalami berbagai tahapan dalam tumbuh kembangnya dan setiap tahap mempunyai
ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian dan
menentukan kualitas seseorang dimasa mendatang adalah pada masa anak.
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak.
Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2005) tahapan tersebut sebagai berikut.
 Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan), terbagi:
a. Masa zigot / mudigah: sejak konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
b. Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
c. Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Pada
masa janin ada 2 periode : 1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9

Page 9 of 70
minggu sampai trimester ke 2 kehamilan. 2) Masa fetus lanjut yaitu trimester
akhir kehamilan.
 Masa bayi / infancy (umur 0-12 bulan) terbagi:
a. Masa neonatal usia 0-28 hari, terbagi menjadi: 1) Neonatal dini (perinatal) : 0-7
hari dan 2) Neonatal lanjut: 8-28 hari
b. masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan.
 Masa balita dan prasekolah usia 1 - 6 tahun, terbagi menjadi: Masa balita: mulai
12-60 bulan tahun dan masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun
Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara flexible dan
berkesinambungan. Misalnya pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa
bayi, tidak selalu dicapai pada usia 1 tahun secara persis, tetapi dapat dicapai lebih awal
atau lebih dari satu tahun. Masing-masing tahap memiliki ciri khas dalam anatomi,
fisiologi, biokimia dan karakternya.
Hampir sepertiga masa kehidupan manusia dipakai mempersiapkan diri untuk
menghadapi dua pertiga masa kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan anak adalah
sangat penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada
patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan
istilah milestone (Moersintowarti, 2002).
Seperti penyataan di atas bahwa setiap tahap perkembangan, anak mempunyai
ciri-ciri tertentu, maka berikut ini merupakan pencapaian atau ciri-ciri tumbuh dan
kembang secara normal pada masa pranatal, neonatal, bayi, toddler dan pra sekolah.

 Masa Pranatal
Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan
janin. Kehidupan bayi pada masa pranatal dikelompokkan dua periode, yaitu:
1) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan minggu.
Pada masa ini ovum yang telah dibuahi, dengan cepat menjadi suatu organisme
yang berdeferensiasi dengan cepat untuk membentuk berbagai sistem organ
tubuh.
2) Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa fetus ini
terbagi dua yaitu masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana

Page 10 of 70
terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna dan alat
tubuh mulai berfungsi. Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester akhir)
yang ditandai dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai
perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa ini juga terjadi transfer imunoglobulin
G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta.
Pada 9 bulan masa kehamilan, kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada
ibu. Oleh karena itu kesehatan ibu sangat penting dijaga dan perlu dihindari faktor-
faktor resiko terjadinya kelainan bawaan / gangguan penyakit pada janin yang dapat
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.

 Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah serta organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan
normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr - 3500 gr, tinggi badan sekitar 50 cm,
berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan
berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur
mengalami kenaikan.
Pernahkah terbersit pertanyaan dalam benak sudara...bagaimana bayi baru
lahir bisa menghisap? Bayi baru lahir juga bisa mencari puting ibunya? .....untuk
bisa menjawab pertanyaan tersebut, mari kita pahami pernyataan berikut, bahwa
pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul.
Diantaranya refleks moro yaitu reflek merangkul, yang akan menghilang pada usia
3-5 bulan; refleks menghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks);
refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks); refleks memegang
(palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks
tersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-refleks itu
akan menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengaran dan penglihatan juga
sudah mulai berkembang.
Setelah saudara pahami hal di atas, sudahkan terjawab pertanyaan di atas?
Tentu saudara sudah bisa menjawab...kemampuan yang dimiliki oleh bayiu lahir
baru lahir, dikarenakan bayi baru lahir telah dibekali oleh adanya reflek-reflek
primitif atau reflek-reflek fisiologis.

Page 11 of 70
 Masa bayi (1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Umur
4-5 bulan berat badan bayi sudah 2x berat badan lahir dan umur 1 tahun sudah 3x
berat badan saat lahir. Sedangkan untuk panjang badannya pada 1 tahun sudah satu
setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada
6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%. Oleh karena itu perlu
pemberian gizi yang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata
untuk mengikuti suatu objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri,
dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung
perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha
mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan
kepala ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke
kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan
dari posisi telentang ke telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di
sekitarnya untuk dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana
yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan cerewet/menangis
pada suasana tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan
bulan anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa
bantuan. Bila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan.
Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil
benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuat cemas (stranger
anxiety) demikian juga perpisahan dengan ibunya.
Pada usia 9 bulan–1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukul-mukul mainan, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Anak
suka sekali bermain ci-luk-ba.
Pada masa bayi terjadi perkembangan interaksi dengan lingkungan yang
menjadi dasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan
memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya

Page 12 of 70
kelainan emosional dan masalah sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena itu,
diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

 Masa Toddler (1 – 3 tahun)


Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan daripada masa bayi
tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami
penurunan nafsu makan sehingga tampak langsing dan berotot, dan anak mulai
belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan
berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki
tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi karena
dalam beraktivitas, anak tidak memperhatikan bahaya.
Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding masa
sebelumnya yang lebih banyak berinteraksi dengan keluarganya. Anak lebih banyak
menyelidiki benda di sekitarnya dan meniru apa yang diperbuat orang. Mungkin ia
akan mengaduk-aduk tempat sampah, laci, lemari pakaian, membongkar mainan,
dan lain-lain. Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di tempat
yang lebih aman. Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun
dua kata dan mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang
kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap miliknya. Bila anak
menginginkan mainan kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena
dianggap miliknya. Teman dianggap sebagai benda mati yang dapat dipukul, dicubit
atau ditarik rambutnya apabila menjengkelkan hatinya. Anak kadang-kadang juga
berperilaku menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense),
misalnya menolak mengenakan baju yang sudah disediakan orang tuanya dan akan
memilih sendiri pakaian yang disukainya
Pada masa ini anak waktunya dilatih untuk buang air besar dan buang air
kecil pada tempatnya (toilet training). Orang tua perlu memberikan bimbingan
dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami
kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan
berkembang perasaan otonominya sehingga dapat mengontrol otot-otot dan
rangsangan lingkungan.

Page 13 of 70
Tabel1: Beberapa Teori Perkembangan pada Masa Balita

Masa Prasekolah Masa Prasekolah


Macam Teori Masa Bayi
Awal Akhir
Psikososial Percaya vs tidak Otonomi vs ragu- Inisiatif vs rasa
(E.Erikson) percaya ragu/malu bersalah
Psikoseksual Fase oral Fase anal Fase phalik
(Sigmund Freud)
Perkembangan Sensori motor Pra operasional Pra operasional
kognitif
Sumber: Hurlock E.

 Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak kelihatan
lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak mampu naik turun tangga
tanpa bantuan, demikian juga berdiri dengan satu kaki secara bergantian atau
melompat sudah mampu dilakukan. Anak mulai berkembang superegonya (suara
hati) yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru.
Pada masa ini anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya
imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya tentang segala hal disekelilingnya
yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatif anak, akan membuat
anak merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dan
konkret sehingga orang tua sering menganggap anak berdusta, padahal anak tidak
bermaksud demikian. Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua
sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa
disekitarnya.
Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar,
menulis, dan mengenal angka serta bentuk/warna benda. Orang tua perlu mulai
mempersiapkan anak untuk masuk sekolah. Bimbingan, pengawasan, pengaturan
yang bijaksana, perawatan kesehatan dan kasih sayang dari orang tua dan orang-
orang disekelilingnya sangat diperlukan oleh anak.
Bagaimana...setelah mempelajari ciri-ciri tumbuh kembang anak di atas,
apakah saudara sudah memahaminya?....bila saudara sudah paham, lanjutkan untuk
mempelajari materi berikutnya, yakni tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Hal ini perlu saudara pahami karena tumbuh kembang anak

Page 14 of 70
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor...dan hal ini sangat penting untuk
saudara pahami, sehingga saat melakukan pengkajian tentang tentang tumbuh
kembang anak, saudara akan bisa berfikir faktor apa yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya. Adapun faktor-faktor tersebut dijelaskan seperti di bawah ini.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Pola pertumbuhan dan perkembangan anak umumnya merupakan interaksi
banyak faktor yang saling mempengaruhi. Soetjiningsih (2002), menjelaskan bahwa
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
faktor internal dan eksternal .

 Faktor dalam (Internal)


a. Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan, kematangan
tulang, alat seksual dan saraf sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang, faktor tersebut meliputi:
1) Perbedaan ras, etnik atau bangsa
Contohnya dari faktor sebut antara lain tinggi badan orang Eropa akan
berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur tubuh
tiap bangsa berlainan
2) Keluarga
Contohnya ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
3) Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya.
4) Jenis kelamin
Contohnya Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu
dibanding laki-laki.
5) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya Down‟s sindroma
b. Pengaruh hormon

Page 15 of 70
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4
bulan yang mana saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin
yang berguna untuk metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak.
 Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pranatal, kelahiran, dan pasca natal.
a. Faktor pra natal (selama kehamilan), meliputi ;
1) Gizi, misal nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,
terutama trimester akhir kehamilan.
2) Mekanis, misal Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan kongenital misalnya club foot.
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH, penyakit menulat seksual
6) Kelainan imunologi
7) Psikologis ibu
b. Faktor kelahiran / Persalinan
Misal riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan
jaringan otak.
c. Faktor pasca natal
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi dan obat-obatan.

RANGKUMAN/KESIMPULAN
Selamat, anda telah menyelesaikan kegiatan belajar konsep dasar tumbuh
kembang. Dengan demikian anda sebagai mahasiswa kebidanan telah menguasai
kompetensi dalam memahami tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak pra

Page 16 of 70
sekolah. Hal-hal penting yang telah anda pelajari di atas dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan Pertumbuhan lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik
(anatomi) dan struktur tubuh karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel
tubuh dan bertambah besarnya sel. Perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Pertumbuhan
lebih ditekankan pada faktor kwantitaf, sedangkan perkembangan lebih ditekankan
pada faktor kwalitatif.
2. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan, setiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak mempunyai ciri-ciri tersendiri.
3. Pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari beberapa tahap meliputi : masa
intranatal, masa neonatal, masa bayi, masa toddler, masa pra sekolah
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara garis
besar dibedakan menjadi 2 yaitu factor genetik (internal) dan faktor eksternal (faktor
lingkungan).

TEST FORMATIF
Setelah saudara pelajari kegiatan belajar tentang konsep tumbuh kembang ini, sekarang
coba kerjakan soal berikut dengan cara memilih satu jawaban yang benar.

1. Berkaitan dengan jumlah sel, ukuran dan bersifat kuantitatif, adalah pengertian dari:
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Pertambahan
D. Pematangan
E. Pemantauan

2. Merupakan hasil dari proses pematangan / maturation organ adalah berkaitan


dengan:
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Pertambahan

Page 17 of 70
D. Pematangan
E. Pemantauan

3. Ciri-ciri tumbuh kembang pada manusia adalah:


A. Polanya kecepatan pertumbuhan yang teratur
B. Timbulnya ciri-ciri baru dan hilanngnya ciri lama
C. Perkembangan bisa di percepat/ di perlambat
D. Pola perumbuhan proximal distal.
E. Pola pertumbuhan maksimal

4. Usia berapakah neonatus dikatakan neonatus dini?


A. Usia 0-7 hari
B. Usia 0-10 hari
C. Usia 0-14 hari
D. Usia 0-28 hari
E. Usia kurang dari 28 hari

5. Usia berapakah yang disebut dengan masa balita?


A. Usia 0-1 tahun
B. Usia 12-36 bulan
C. Usia 12-60 bulan
D. Usia 48-60 bulan
E. Usia 60-72 bulan

6. Berat badan anak dapat mencapai 3 x berat badan lahir, secara normal dicapai pada
usia berapa:
A. 5 bulan
B. 6 bulan
C. 1 tahun
D. 1,5 tahun
E. 2 tahun

Page 18 of 70
7. Pada usia berapakah anak sebaiknya dilatih buang air besar dan buang air kecil pada
tempatnya
A. 0-6 bulan
B. 6-12 bulan
C. 1-3 tahun
D. 3-5 tahun
E. Balita

8. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dibedakan
menjadi apa saja:
A. Gizi dan penyakit
B. Genetik dan nutrisi
C. Pola asuh dan genetik
D. Genetik dan lingkungan
E. Lingkungan pranatal dan post natal

9. Yang merupakan ciri/prinsip dari tumbuh kembang anak adalah:


A. Kecepatannya sama
B. Bersifat cephalocaudal
C. Pola perkembangan berbeda
D. Pertumbuhan terjadi secara perlahan
E. Perkembangan pada setiap anak adalah sama

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yang tidak dapat di modifikasi
adalah:
A. Faktor genetic
B. Faktor stimulasi
C. Faktor keteraturan
D. Faktor prenatal ( Gizi)
E. Faktor pascanatal (endokrin) gangguan hormon

Page 19 of 70
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban
Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir
Kegiatan Belajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika
jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda
Bagus! Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian
Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian-bagian yang belum Anda kuasai!

TUGAS
Untuk membantu meningkatkan pemahaman saudara tentang konsep tumbuh kembang
anak, maka lakukan beberapa tugas berikut:
1. Bacalah beberapa buku atau sumber lain tentang materi yang terkait dengan konsep
tumbuh kembang.
2. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian dari pertumbuhan
dan perkembangan
3. Uraikan secara singkat tentang ciri-ciri tumbuh kembang anak
4. Uraikan tentang tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Jelaskan secara singkat tentang faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak

Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. B
4. A
5. C
6. C

Page 20 of 70
7. C
8. D
9. B
10. A

DAFTAR ACUAN
1. A.H. Markum. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak bab Tumbuh Kembang
Jakarta: FKUI. halaman 21-28
2. Nelson.1997. Ilmu Kesehatan Anak sub bab Tumbuh Kembang usia bayi, toddler
dan prasekolah, Jakarta: EGC. halaman 24-29.
3. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak bab Penilaian Pertumbuhan dan
Perkembangan. FK Universitas Udayana. Bali: EGC
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia . 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Edisi
pertama. Jakarta. Sagung Seto
5. Dep Kes (2000). Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Dep Kes.
Jakarta
6. Narendra, M.B (2007). Tumbuh Kembang Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya.

Page 21 of 70
KEGIATAN BELAJAR 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

Salam untuk anda semua..... setelah anda menyelesaikan kegiatan belajar 1, sekarang
anda saya ajak untuk mempelajari materi dalam kegiatan belajar 2. Namun sebelumnya
pahami dulu tujuan dari kegiatan belajar 2 ini yang meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus, sebagai berikut:

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai dalam Kegiatan Belajar tentang deteksi dini
tumbuh kembang adalah sebagai berikut

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar tentang Deteksi dini pertumbuhan dan
Perkembangan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang deteksi dini
pertumbuhan dan Perkembangan pada bayi, balita dan anak pra sekolah dengan benar.

Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tengan deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan bayi, balita dan anak prasekolah diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan tentang :
1. Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak
2. Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan
3. Deteksi dini penyimpangan Pertumbuhan
4. Deteksi dini penyimpangan Perkembangan
5. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka ketekunan dan kesungguhan
saudara sangat dibutuhkan dalam mempelajari materi berikut ini. Saya percaya anda
pasti bisa menyelesaikannya dengan baik, semangat dan selamat mempelajari.
Materi yang harus saudara pelajari terangkum dalam pokok-pokok materi
berikut :

Page 22 of 70
POKOK-POKOK MATERI
Dalam kegiatan belajar tentang deteksi dini tumbuh kembang ini akan membahas
tentang materi sebagai berikut: Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak, Jenis
Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan, Deteksi dini penyimpangan
Pertumbuhan, Deteksi dini penyimpangan Perkembangan, Deteksi Dini Penyimpangan
Mental Emosional.
Selanjutnya untuk membantu pemahaman saudara, pokok-pokok materi tersebut
di atas akan di uraikan dalam uraian materi berikut.
URAIAN MATERI
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak
Pernahkan saudara mendengar tentang istilah deteksi dini tumbuh kembang
anak? Tentu saudara sudah pernah mendengarya karena istilah ini sedang ngetren saat
ini, dimana program ini sedang digalakkan oleh pemerinta sebagai upaya mencapai
tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk memahami hal tersebut coba pelajari
pengertian berikut.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah (Depkes RI, 2005).

Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan


Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat
puskesmas dan jaringannya yaitu :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/menemukan
status pertumbuhan anak, seperti adanya status gizi kurang/buruk dan
mikro/makrosefali. Untuk deteksi dini pertumbuhan anak diperluhkan intrumen
dalam pengukurannya. Jenis instrumen yang digunakan adalah :
a. Berat Badan menurut Tinggi badan anak (BB/TB)
b. Pengukuran Lingkar kepala anak (PLKA)
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Jenis instrumen yang digunakan:

Page 23 of 70
a. Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
b. Tes Daya Lihat (TDL)
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas. Instrumen yang digunakan:
a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
b. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
c. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


Untuk mengetahui adanya penyimpangan pertumbuhan, parameter yang
digunakan adalah Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan lingkar kepala anak
(LKA). Parameter tersebut termasuk ukuran antropometri dan paling mudah dilakukan
dilapangan.

1. Pengukuran Berat badan


Keuntungan dari pengukuran berat badan merupakan salah satu ukuran
antropometrik yang terpenting untuk mengetahui keadaan staus gizi anak. Selain itu
juga dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur, apakah
anak dalam keadaan normal dan sehat. Keuntungan lainnya adalah pengukurannya
mudah, sederhana dan murah. Oleh karena itu kegunaan BB adalah 1) Sebagai
informasi tentang keadaan gizi anak, pertumbuhan dan kesehatannya. 2) Untuk
monitoring kesehatan sehingga dapat menentukan therapi apa yang sesuai dengan
kondisi anak. 3) Sebagai dasar untuk menentukan dasar perhitungan dosis obat ataupun
diet yang diperlukan untuk anak.
Kelemahan, meskipun berat badan merupakan ukuran yang dianggap paling
penting, namun mempunyai kelemahan yaitu : 1) Tidak sensitif terhadap proporsi tubuh
misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. 2) Terjadi perubahan secara fluktuasi setiap
hari yang masih dalam batas normal. Perubahan ini dapat terjadi akibat pengaruh intake
seperti makanan/minuman dan output seperti urine, keringat, pernafasan. Besarnya

Page 24 of 70
fluktuasi tergantung kelompok umur dan sangat individual berkisar antara 100-200 gr
sampai 500-1000 gr (Soetjiningsih, 1994).
Pada usia beberapa hari pertama berat badan akan mengalami penurunan yang
sifatnya normal yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan keluarnya
meconium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang adekuat, misalnya produksi
ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat lahir pada
hari kesepuluh sampai ke empat belas.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000
gr/bulan, triwulan II sekitar 500-600 gr/bulan, triwulan III sekitar 350-450 gr/bulan dan
pada triwulan IV sekitar 250-350 gr/bulan. Dari perkiraan tersebut dapat diketahui
bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, 6
bulan berikutnya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun ke dua kenaikan + 0,25 kg/bulan. Setelah 2
tahun kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap
adolesensia (masa remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth
spurt).
Selain dengan perkiraan tersebut, dapat juga memperkirakan BB dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992) yaitu:
a. Berat badan lahir rata-rata ; 3,25 kg
b. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus:

( )

c. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :

( ( ) )

Keterangan: n adalah usia anak


Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas,
kurang atau sama dengan 15 hari dihilangkan. Misal ada bayi berumur 5 bulan 25 hari,
maka bayi dianggap berumur 6 bulan sehingga bila menggunakan rumus Behrman, BB
bayi diperkirakan 7,5 kg. Bila anak berumur 2 tahun 6 bulan, anak dianggap berumur 2

Page 25 of 70
tahun, karena kelebihan 6 bulan atau kurang maka akan dibulatkan ke bawah/
dihilangkan.

2. Pengukuran Tinggi Badan


Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua terpenting. Keuntungan
dari pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya murah, mudah dibuat dan dibawa sesuai
keinginan dimana tinggi badan akan diukur. Selain itu tinggi badan merupakan
indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk
perbandingan terhadap perubahan relatif seperti nilai berat badan dan lingkar lengan
atas. Seperti terdapat pada tabel tinggi badan dan berat badan, dengan mengetahui tinggi
badan dan berat badan anak, dapat diketahui keadaan status gizinya. Sedangkan
kerugiannya adalah perubahan dan pertambahan tinggi badan relatif pelan serta sukar
pengukurannya karena terdapat selisih nilai antara posisi pengukuran saat berdiri dan
saat tidur.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering diistilahkan panjang badan.
Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata +50 cm. Pada tahun pertama
pertambahannya 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup cepat yaitu
pada wanita 5-25 cm/tahun sedangkan laki-laki sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18-20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus dari Behrman (1992) yaitu :
1) Perkiraan panjang lahir ; 50 cm
2) Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir
3) Perkiraan tinggi badan usia 2 – 12 tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77
Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan
keatas, bila 6 bulan atau kurang dihilangkan.

3. Pengukuran lingkar Kepala


Ukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak.
Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak sehingga

Page 26 of 70
bila ada hambatan/ gangguan pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya
juga terhambat. Berat otak janin saat kehamilan 20 minggu diperkirakan 100 gr, waktu
lahir sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram
atau mencapai 75% dari berat seluruhnya. Pada usia 3 tahun sekitar 1100 gr dan pada 6
tahun pertumbuhan otak telah mencapai 90% (1260 gr). Pada usia dewasa, berat otak
mencapai 1400 gr.
Secara normal pertambahan ukuran lingkar kepala setiap tahap relatif konstan
dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografi. Saat lahir ukuran
lingkar kepala normalnya 34-35 cm. Kemudian bertambah + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala
paling cepat dibanding tahap berikutnya kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/th. Pada dua tahun pertama, pertumbuhan otak relatif
pesat.Setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.
Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala
dengan panjang badan. Saat lahir kepala berukuran seperempat (¼) bagian dari panjang
badan dan setelah dewasa besar kepala hanya seperdelapan (1/8) dari panjang badan.
Oleh karena itu lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai umur 2-3
tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang besar pada anak yang
menderita Hidrocephalus.
Pengukuran lingkar kepala lebih sulit bila dibandingkan dengan ukuran
antropometri lainnya dan jarang dilakukan pada balita, kecuali bila ada kecurigaan
pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana yaitu
dengan pita pengukuran (meteran).
Cara yang mudah untuk mengetahui pertumbuhan lingkar kepala adalah dengan
melihat kurva lingkar kepala pada Kartu Tumbuh Kembang Anak. Kurva ini dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini gambaran kurva anak perempuan.

Page 27 of 70
Gambar. Kurva Lingkar kepala anak perempuan
Sumber : Nelhaus G, Pediatric 41: 106, 1998
Dari kurva tersebut tergambar dua daerah yaitu dalam kurva yang berwarna
hijau dan luar kurva yang dibatasi oleh kedua garis putus-putus. Hasil pengukuran,
dapat diinterpretasikan sebagi berikut.
1) Lingkar kepala normal apabila ukuran lingkar kepala berada diantara kedua garis
putus-putus atau didalam jalur hijau. Dengan kata lain berada di antara batas
tertinggi dan terendah dari kurva lingkar kepala
2) Lingkar kepala tidak normal apabila ukuran lingkar kepala berada di atas atau
dibawah kedua garis putus-putus atau diluar warna hijau. Untuk itu anak perlu
dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Ukuran kepala di atas kurva
normal berarti ukuran kepala besar (makrocephali), sedangkan ukuran kepala
dibawah kurva normal berarti ukuran kepala kecil (mikrocephali). Kurva lingkar
kepala ini, dibedakan antara laki-laki dan perempuan sebagaimana terlampir pada
buku ini.

4. Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)

Page 28 of 70
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan
otot, yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai
keadaan gizi dan pertumbuhan anak pra sekolah. Keuntungan pengukuran lingkar
lengan atas adalah murah, mudah karena gampang menggunakannya dan bisa dibuat
sendiri, siapa saja dapat melakukannya. Namun kadang-kadang hasil pengukuran
kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan jaringan.
Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan
pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif
pada usia dibawah 3 tahun (usia prasekolah).

5. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi
pertumbuhan jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Bila
anak mengalami defisiensi kalori maka lipatan kulit menipis dan akan menebal bila
kelebihan energi.

6. Lingkar dada
Saat lahir diameter transversal dan anteroposterior hampir sama yaitu sekitar 34-
35 cm sehingga bentuk dadanya seperti silinder. Dengan bertambahnya usia, ukuran
diameter transversal menjadi lebih besar dibanding diameter anteroposterior, sehingga
bentuk dada menjadi gepeng. Pertambahan ukuran lingkar dada lebih lambat dibanding
ukuran lingkar kepala. Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarang dilakukan. Untuk pengukurannya dilakukan pada saat bernafas biasa (mid
respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini
dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi
dengan posisi berbaring.
Setelah saudara mempelajari deteksi dini pertumbuhan anak, selanjutnya saudara bisa
mempraktikkan bagaimana cara deteksi pertumbuhan anak. Untuk bisa mempraktikkan
deteksi pertumbuhan anak, maka sudara gunakan pedoman praktik deteksi dini

Page 29 of 70
pertumbuhan, yang meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan atas, lingkar dada. Lalu hasilnya dokumentasikan pada format yang
tersedia.
Setelah saudara paham tentang deteksi pertumbuhan anak, selanjutnya saudara bisa
lanjutkan untuk mempelajari deteksi dini penyimpangan perkembangan.
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
1. Jenis Instrumen yang digunakan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Pertumbuhan ditujukan untuk kematangan fisik, sedangkan perkembangan lebih
ditujukan untuk membuat fisik mempunyai arti/makna dalam hidup. Penilaian
perkembangan anak banyak model dan macamnya. Meskipun begitu perlu adanya
parameter atau patokan-patokan tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan secara
konsisten. Banyak parameter atau tes untuk perkembangan anak misalnya test IQ, test
psikomotorik, test prestasi dan lain-lain.
Untuk upaya deteksi perkembangan di tingkat puskesmas, jenis instrumen yang
digunakan adalah
a. Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
b. Tes Daya Lihat (TDL)
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Deteksi perkembangan dengan instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan
oleh semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih. Bahkan keluarga dan masyarakat
bisa melakukan upaya deteksi perkembangan dengan menggunakan Buku KIA.
Selain instrumen tersebut di atas, ada instrumen perkembangan yang juga sudah
luas pemakaiannya. Instrumen tersebut dikenal dengan DDST (Denver Developmental
Screening Test) yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk
menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang
dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik
kasar. DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di klinik/
rumah sakit bagian tumbuh kembang anak. DDST ini mudah dan cepat penggunaannya
serta mempunyai validitas yang relatif tinggi. Setiap kemampuan/ tugas dari masing-

Page 30 of 70
masing aspek perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak persegi yang berurutan
sesuai usia anak.
Sedangkan berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun
oleh Departemen Kesehatan tersebut, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah, Tes Daya
Lihat dan Tes Kesehatan Mata, serta Tes Daya Dengar Anak. Berikut ini akan
dijelaskan secara singkat masing-masing tes yaitu KPSP, TDL, TDD, DDST.

2. Uraian masing-masing instrumen


a. Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP adalah merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk perkembangan anak usia 0-72 bulan. Tujuannya adalah
untuk skrining / pemeriksaan perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Skrining / pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan,
guru TK / PAUD terlatih.
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai
umur anak dan alat untuk pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biskuit. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan.
Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh anak usia 9 bulan 16 hari
dibulatkan 10 bulan, usia 9 bulan 15 hari dibulatkan 9 bulan.
Daftar pertanyaan KPSP berjumlah 10 nomor yang menjadi dua yaitu
pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu/pengasuh dan perintah yang harus
dilakukan sesuai dengan pertanyaan pada KPSP. Pertanyaan dalam KPSP harus
dijawab „ya‟ atau „tidak‟ oleh orang tua. Interpretasi hasil pemeriksaan KPSP.
Bila jawaban „ya‟ berjumlah 9-10, berarti anak normal sesuai tahap
perkembangan. Jawaban „ya‟ berarti anak bisa, pernah, sering atau kadang-
kadang melakukan. Bila jawaban „ya‟ kurang dari 9 perlu diteliti tentang: Cara
menghitung usia dan kelompok pertanyaannya, apakah sudah sesuai. Kesesuaian
jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.

Page 31 of 70
Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang. Bila setelah
diteliti, jawaban „ya‟ berjumlah 7-8 berarti meragukan dan perlu diperiksa ulang
2 minggu kemudian dengan pertanyaan yang sama. Jika jumlah jawaban tetap
sama, kemungkinan ada penyimpangan. Bila jawaban „ya‟ berjumlah 6 atau
kurang berarti ada penyimpangan. Anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
keperluan pemeriksaaan lebih lanjut.

b. Test daya Lihat (TDL)


Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta
kelainan mata. Tujuan tes ini untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan daya
lihat pada usia prasekolah, sehingga bila ada penyimpangan dapat segera
ditangani. Dengan demikian kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya
lihat menjadi lebih besar. Tes ini dilakukan tiap 6 bulan pada anak prasekolah
umur 36-72 bulan, dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD
terlatih dan petugas terlatih lainnya.
Untuk melakukan tes daya lihat, diperlukan ruangan yang bersih dan
tenang serta dengan penyinaran yang baik, kursi untuk anak dan pemeriksa, alat
penunjuk dan alat „kartu E‟ yang digantungkan setinggi anak duduk. „Kartu E‟
ini berisi huruf E yang terdiri dari 4 baris, yang mana baris pertama huruf E
berukuran paling besar kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris
keempat. Jarak antara „kartu E‟ dan anak sekitar 3 meter.
Secara normal, anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila
anak tidak dapat melihat huruf E pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Kemungkinan anak mengalami
gangguan daya lihat.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksa kesehatan matanya. Perlu
ditanyakan dan diperiksa adakah: Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan
kabur, pusing. Perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat,
sering mengkedip-kedipkan mata. Kelainan mata seperti bercak bitot, juling,
mata merah dan keluar air. Bila ditemukan satu atau lebih kelainan di atas, maka
anak perlu dirujuk.

Page 32 of 70
c. Test Daya Dengar (TDD)
Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau
mengikuti pelajaran sekolah dengan baik. Oleh karena itu perlu deteksi secara
dini fungsi pendengaran anak, sehingga kemampuan pendengaran dan bicara
anak dapat berkembang dengan baik. Tujuan TDD adalah untuk menemukan
gangguan pendengaran secara dini, agar segara dapat ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Tes TDD dapat
dilakukan tiap 3 bulan pada bayi < 12 bulan dan tiap 6 bulan pada anak > 12
bulan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih dan petugas terlatih
lainnya.
Peralatan yang diperlukan adalah intrumen untuk TDD sesuai usia anak,
gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus,
sendok, cangkir dan bola).
Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan
dengan kelompok usia anak. Jawaban „ya‟ jika menurut orang tua/pengasuh,
anak dapat melakukan perintah dan jawaban „tidak‟ jika anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan
ditujukan untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap pertanyaan perlu dijawab
„ya.‟ Apabila ada satu atau lebih jawaban „tidak‟, berarti pendengaran anak tidak
normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

d. Denver Developmental Screening Test (DDST)


DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah serta
mempunyai validitas yang tinggi. DDST bukan untuk mendiagnosa atau untuk
test kecerdasan (IQ).
Untuk melaksanakan DDST diperlukan ruangan yang bersih dan tenang.
Adapun peralatan yang diperlukan adalah:
1) Meja tulis dengan kursinya, dan matras
2) Perlengkapan test :
- Gulungan benang wool-merah (diameter 10 cm)
- Kismis

Page 33 of 70
- Kerincingan dengan gagang yang kecil
- 10 buah kubus berwarna, 2,5 x 2,5 cm

- Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm


- Bel kecil
- Bola tenis
- Pensil merah
- Boneka kecil dengan botol susu
- Cangkir plastik dengan gagang/ pegangan
- Kertas kosong
3) Formulir denver II, berisi: (perlu gambar format denver II)
- 125 gugus tugas perkembangan disusun menjadi 4 sektor untuk
menjaring fungsi berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive,
Language, Gross motor
- Skala umur, bagian atas formulir terbagi dalam bulan dan tahun lahir,
sampai berusia 6 tahun
- Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan (untuk usia kurang 24
bulan), dan mewakili 3 bulan (untuk anak di atas 2 tahun sampai 6
tahun).
- Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90% dari populasi
anak lulus tugas perkembangan tersebut.

- Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung
kotak sebelah kiri. R (report) = L (laporan) artinya tugas perkembangan
tersebut bisa dinilai berdasarkan laporan tua, tetapi bila memungkinkan
penilai dapat menilai langsung.

4) Langkah Pelaksanaan

Page 34 of 70
a. Sapa ortu/ pengasuh
b. Jelaskan tujuan pemeriksaan
c. Jalin komunikasi yang baik dengan anak
d. Hitung umur anak dan buat garis umur
- Catat nama anak, tgl lahir, tgl pemeriksaan
- Umur anak dihitung dengan cara :
tanggal pemeriksaan saat ini dikurangi tanggall lahir, dengan
ketentuan :
 1 tahun : 12 bulan
 1 bulan : 30 hari
 1 minggu : 7 hari
(kelebihan hari > 15 hari dibulatkan 1 bulan, ≤ 15 hr
dihilangkan)
- Bila anak lahir prematur, maka lakukan koreksi faktor
prematuritasnya, ini berlaku bila umur anak kurang dari 2 tahun
Misal : anak A lahir tanggal 2 Januari 2012. Anak lahir prematur
dengan usia gestasi 33 minggu. Tanggal pemeriksaan 25 Maret
2013 maka usia anak saat ini adalah :
Tanggal periksa : 2013 – 3 – 25
Tanggal lahir : 2012 – 1 – 2 _
1 – 2 – 23
Umur anak : 1(tahun), 1(bulan), 23(hari). Karena anak lahir
prematur dan berusia dibawah 2 tahun, maka perlu dikoreksi sbb:
untuk koreksinya kita pakai usia kehamilan 40 minggu, karena
usia 40 minggu janin sudah dianggap mengalami perkembangan
yang optimal selama dalam kandungan. Sehingga untuk
mencapai 40 minggu usia anak kurang 7 minggu. (7 minggu = 49
hari atau 1 bulan lebih 19 hari. Maka usia anak tersebut harus
dikoreksi dengan cara dikurangi dengan cara berikut:
Tanggal periksa : 2012 – 3 – 25
Tanggal lahir : 2011 – 1 – 2 _
1 – 2 – 23
1 - 19
1- 1- 4

Page 35 of 70
jadi umur anak A saat diperiksa adalah 1 tahun lebih 1 bulan 4
hari, yang dibulatkan menjadi 1 tahun lebih 1 bulan atau 13
bulan.
- Setelah ketemu umur anak lalu tarik garis umur dari garis atas ke
bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis
umur
25 – 3 - 2013

12 15

- Lakukan pemeriksaan tiap tugas perkembangan untuk tiap sektor.


Dimulai dari sektor dan tugas yg paling mudah di sebelah kiri
garis, pada semua tugas perkembangan yang terpotong garis , dan
bila memungkinkan lakukan pemerisaan pada tugas
perkembangan di sebelah kanan garis umur.
- Kemudian berikan skor penilaian pada tiap-tiap tugas
perkembangan yang dinilai dengan memberi tanda sebagai
berikut:
P : Pass/ lulus
F : Fail/ gagal
R : Refusal/ menolak

5) Interpretasi
1. Lebih (advanced)
Bilamana hasil pemeriksaan anak dinyatakan Pass atau lulus pada
tugas perkembangan disebelah kanan garis umur
2. Normal
- Bila hasil pemeriksaan anak nyatakan Fail / gagal/ menolak
melakukan tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur,
atau

Page 36 of 70
- Anak dinyatakan lulus (P)/ gagal (F)/ menolak (R) pada tugas
perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 - 75
3. Caution/peringatan
- Bila hasil pemeriksaan dinyatakan F/Gagal atau R/Menolak tugas
perkembangan pada tugas perkembangan yang terletak persentil
75 – 90
4. Delayed/keterlambatan
- Bila hasil pemeriksaan dinyatakan anak Gagal (F) atau menolak
(R) pada tugas perkembangan yang terletak lengkap di sebelah
kiri garis umur
5. No opportunity/tidak ada kesempatan
- Bila dari laporan orang tua, anak tidak ada kesempatan
melakukan tugas perkembangan yang diperiksa
- Hasil ini tidak masuk dalam menentukan kesimpulan tentang
perkembangan anak.

6) Langkah Mengambil Kesimpulan, kesimpulan disimpulkan pada tiap-tiap


sektor, hasil kesimpulan dapat berupa simpulan berikut:
Normal jika dalam 1 sektor diperoleh hasil
1. Tidak ada keterlambatan atau minimal paling banyak ditemukan 1 caution
2. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya
Suspect/suspek jika hasil pemeriksaan pada 1 sektor ditemukan hal berikut:
1. Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1 keterlambatan
2. Lakukan uji ulang dalam 1 - 2 minggu
Untestable/tidak dapat diuji
1. Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di sebelah kiri garis umur
2. Uji ulang 1 - 2 minggu
Abnormal
1. Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
2. Bila dalam 1 sektor didapatkan 2 atau lebih keterlambatan + 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor tersebut, tidak ada yang lulus
pada kotak yang terpotong garis usia

Page 37 of 70
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah
a. Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental
emosional pada anak prasekolah. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner
Masalah Mental Emosional bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Kuesioner
berisi 12 pertanyaan tentang problem mental emosional anak usia 36 sampai 72
bulan. Jadwal deteksi sebaiknya rutin setiap 6 bulan. Jika ada jawaban „ya‟ maka
kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.
b. Kuesioner Masalah Mental Emosional
No. Pertanyaan Ya Tdk
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab
yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah
biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anada tampak menghindar dari tema-teman
atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa
sendirian, meyendiri atau merasa sedih sepanjang waktu,
kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa sangat
menikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan disekitarnya? (seperti
melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya dan tampak
tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya)
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena

Page 38 of 70
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
dalam membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga
sepanjang hari, sering terbangun diwaktu tidur malam
oleh karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol atau
tidak mau berpisah dengan orang tua / pengasuhnya?
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alasan yang jelas?

Deteksi Dini autis pada Anak prasekolah


Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak usia 18 bulan
sampai 36 bulan. Deteksi dilakukan jika ada indikasi atau keluhan dari orang tua /
pengasuh atau ada kecurigaan dari tenaga kesehatan, kader atau guru sekolah. Keluhan
dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi / interaksi sosial, atau
perilaku yang berulang-ulang.
a. Instrumen

Page 39 of 70
Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) yang berisi 2
jenis pertanyaan :
1) 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu / pengasuh secara berurutan dan tidak
ragu.
2) 5 pertanyaan berupa perintah bagi anak yang harus dilakukan secara berurutan
juga.
b. Interpretasi hasil dari pemeriksaan CHAT adalah :
- Anak mempunyai resiko tinggi Autism jika menjawab tidak pada pertanyan ke 5
dan 7 serta tidak melaksanakan perintah ke 2, 3 dan 4.
- Anak mempunyai resiko rendah menderita autis jika menjawab tidak pada
pertanyan ke 7 serta tidak melaksanakan perintah ke 4.
- Anak kemungkinan mengalami gangguan perkembangan lain jika jawaban tidak
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke 1,4,6,8,9 dan perintah ke 1,5.
- Anak dalam batas normal bila tidak termasuk kategori diatas.

Chek list Deteksi Dini Autis Pada Anak Umur 18-36 bulan
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
A Alo Anamnesa Ya Tdk
1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik
turun (bounched) dipaha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat seperti memanjat tangga?
4. Apakah anak suka bermain „ciluk ba, petak umpet‟?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir
teh menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko atau
permainan lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke
sesuatu agar anda melihat kesana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil
atau kubus)?

Page 40 of 70
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk
menunjukkan sesuatu?
B. Pengamatan
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata)
dengan pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa
menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan
:‟lihat itu ada bola (atau mainan lainnya)‟!
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan
gelas/cangkir dan teko. Katakan pada anak :‟buatkan secangkir
susu buat mama‟!
4. Tanyakan pada anak:‟tunjukkan mana gelas‟!(gelas dapat
diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada
disekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut
dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika
menunjuk kesuatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi
suatu menara?
Sumber : Amarican Academy or Pediatris, Pediatrics 107: 5 May 2001

Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv (GPPH)


Untuk mengetahui secara dini adanya GPPH pada anak usia 36 bulan keatas.
Deteksi GPPH dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua / pengasuh
serta ada kecurigaan dari tenaga kesehatan / kader. Keluhan dapat berupa:
- Anak tidak bisa duduk tenang
- Selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
- Perubahan suasana hati yang mendadak / impulsif
Alat yang digunakan berupa formulir deteksi dini GPPH yang berisi 10
pertanyaan yang harus dijawab oleh orang tua / pengasuh dan perlu pengamatan
pemeriksa tentang keadaan anak.. Pertanyaan dijawab berdasar skore 0,1,2.3dengan
ketentuan:
a. Skore 0 jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

Page 41 of 70
b. Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
c. Skore 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
d. Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH. Jika total skore
kurang 13 tetap i and ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian Intervensi :
anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut.

Tabel Formulir Formulir Deteksi Dini GPPH


No Kegiatan Yang Diamati 0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan
2. Mudah menjadi gembira, impulsive
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah
dimulai, rentang perhatian pendek
5. Mengerak-gerakkan anggota badan atau kepala
secara terus menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah
menjadi frustasi
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat
dan drastis
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku ekspulsif dan
tak terduga.

(Perlu vidio tentang deteksi perkembangan anak)

RANGKUMAN
1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dilakukan sedini mungkin,
karena bila ada gangguan dapat segera ditangani, selain itu juga untuk
meminimalkan atau mencegah kecacatan yang mungkin timbul. Orang tua perlu

Page 42 of 70
diberikan penyuluhan tentang cara sederhana untuk menilai keadaan pertumbuhan
dan perkembangan anaknya.
2. Untuk itu selaku petugas kesehatan bidan diharapkan dapat memberikan
penyuluhan pada orang tua tentang keadaan anaknya, khususnya tentang
pertumbuhan dan perkembangan.
3. Tumbuh kembang anak dikatakan normal apabila berada pada standart yang telah
berlaku. Untuk itu pertumbuhan dan perkembangan mempunyai parameter masing-
masing. Cara perngukuran masing-masing parameter tersebut hendaknya dapat
dilaksanakan semua tenaga kesehatan.
4. Pedoman deteksi Tumbuh Kembang Balita merupakan suatu alat yang cukup efektif
digunakan dilapangan untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang anak.

TEST FORMATIF
1. Apa yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang anak?
A. Kegiatan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak
B. Kegiatan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak
C. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan sebagai upaya untuk mengatasi
masalah tumbuh kembang anak
D. Kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah
E. Kegiatan yang dilakukan oleh orang tua atau petugas kesehatan untuk
menentukan keadaan kesehatan anak sebagai upaya untuk mengatasi
perkembangan anak yang terganggu

2. Yang bukan merupakan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak yang dapat
dilakukan ditingkat Puskesmas adalah:
A. Deteksi IQ
B. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
C. Deteksi dini penyimpangan perkembangan
D. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
E. Test daya dengar

Page 43 of 70
3. Jenis Instrumen yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan mental emosional
adalah:
A. Kuesioner Pra skrining Perkembangan
B. Tes Daya Lihat dan tes IQ
C. Tes Daya Dengar Anak dan
D. tes prilaku
E. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif

4. Parameter yang sering digunakan untuk melakukan deteksi dini penyimpangan


pertumbuhan adalah:
A. Tinggi badan
B. Berat badan
C. Lingkar lengan
D. Lingkar kepala
E. Lingkar dada

5. Kenaikan berat badan rata-rata pada bayi sehat usia 3 bulan pertama berkisar antara:
A. 700-1000 gram/bulan
B. 500-600 gram/bulan
C. 350-400 gram/bulan
D. 250-350 gram/bulan
E. 100-250 gram/bulan

6. Penambahan berat badan secara cepat (growth spurt), terjada pada masa:
A. Neonatal
B. Bayi
C. Balita
D. Pra sekolah
E. Remaja

7. Jika Bayi lahir dengan berat badan 3.000 gram, maka berat badannya pada usia 8
bulan secara normal sekitar:

Page 44 of 70
A. 5 kg
B. 7 kg
C. 8,5 kg
D. 10 kg
E. 12 kg

8. Sebelum melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, petugas perlu menhitung
umur anak. Jika seorang anak diperiksa pada 12 Oktober 2013 dan lahir pada 11
Agustus 2008. Maka berapa usia anak tersebut saat dilakukan pemeriksaan:
A. 5 tahun 2 bulan
B. 4 tahun 2 bulan
C. 5 tahun 3 bulan
D. 5 tahun
E. 4 tahun

9. Kuisioner Pra skrining perkembangan, khususnya digunakan untuk anak usia:


A. 0-6 bulan
B. 6-12 bulan
C. 12-18 bulan
D. 18-36 bulan
E. 0-72 bulan

10. Hasil pemeriksaan KPSP didapatkan jawaban ya sebanya 9, artinya


A. Terdapat penyimpangan
B. Meragukan
C. Tidak sesuai umur anak
D. Sesuai umur anak
E. Tidak dapat dinilai

Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban


Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan

Page 45 of 70
Belajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar
adalah:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% -79% : cukup

kurang dari 70% : kurang

Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus!
Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian Anda kurang
dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang
belum Anda kuasai!

TUGAS
Belajarlah cara deteksi dini tumbuh kembang anak melalui media Video, kemudian
Pelajari pedoman praktik deteksi dini tumbuh kembang anak, setelah saudara
memahami tentang deteksi dini tumbuh kembang anak cobala saudara melakukan
pemeriksaan pada satu balita disekitar tempat tinggal saudara. Kajilah pertumbuhan
anak tersebut meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,
lingkar dada. Kemudian hasil pemeriksaan saudara masukkan pada format penilaian.
Bagaimana hasilkan?
Selain itu lakukan juga penilaian perkembangannya dengan KPSP, Denver 2, kaji juga
tentang masalah mental emosionalnya meliputi GPPH, masalah mental emosional,
autis. Gunakan format yang tersedia. Bagaimana hasilnya?
Lakukan tugas tersebut secara mandiri, kemudian bahas dengan teman saudara scara
kelompok.
Buat laporan hasil kerja saudara

Kunci Jawaban
1. D
2. A

Page 46 of 70
3. E
4. B
5. A
6. E
7. C
8. A
9. E
10. D

ACUAN PUSTAKA
1. A.H. Markum. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak bab Tumbuh Kembang
Jakarta: FKUI. halaman 21-28
2. Nelson.1997. Ilmu Kesehatan Anak sub bab Tumbuh Kembang usia bayi, toddler
dan prasekolah, Jakarta: EGC. halaman 24-29.
3. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak bab Penilaian Pertumbuhan dan
Perkembangan. FK Universitas Udayana. Bali: EGC
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia . 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Edisi
pertama. Jakarta. Sagung Seto
5. Depked RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta
6. Whaley, L.F. and Wong, D.L, 1998: Essential of Pediatric Nursing, 4th. Edition, CV.
Mosby Co. Philadelphia

Page 47 of 70
KEGIATAN BELAJAR 3
STIMULASI TUMBUH KEMBANG DAN KONSEP BERMAIN

Kegiatan belajar ke tiga dalam modul ini adalah tentang Stimulasi Tumbuh kembang anak dan
konsep bermain.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar ini dirumuskan menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus, yang masing-masing dirumuskan sebagai berikut:

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tentang stimulasi tumbuh kembang dan
konsep bermain, diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang stimulasi tumbuh
kembang dan konsep bermain pada anak secara benar.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tentang stimulasi tumbuh kembang dan
konsep bermain, diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang:
1. Pengertian Stimulasi Dan Bermain
2. Prinsip-Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang
3. Fungsi Bermain Pada Anak
4. Alat Permainan Edukatif (APE)
5. Stimulasi dan Akivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah

POKOK-POKOK MATERI
Berikut ini merupakan pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari, meliputi:
1. Pengertian Stimulasi Dan Bermain,
2. Prinsip-Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang,
3. Fungsi Bermain Pada Anak,
4. Alat Permainan Edukatif (APE),
5. Stimulasi dan Akivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah,
Nah.....untuk dapat memahami materi tersebut, maka sekarang pelajari lebih dalam
uraian materi berikut ini.

Page 48 of 70
URAIAN MATERI
Pernahkan saudara memperhatikan....dengan cara apa anak-anak menghabiskan
sebagian waktunya setiap hari? Dan apa yang bisa membuat anak-anak tersenyum
bahagia? Kalau saudara perhatikan lebih lanjut...salah satu yang dibutuhkan dan yang
bisa membuat anak bisa tersenyum bahagia adalah bermain. Salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal adalah dengan bermain. Sekarang ini banyak sekali
dijual macam-macam alat permainan. Apabila orang tua tidak selektif dan kurang
memahami fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak dapat berfungsi secara
efektif.
Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Jenis permainan
tertentu hanya cocok untuk anak dengan usia tertentu pula.
Dalam kondisi sakit atau saat anak dirawat di rumah sakit sekalipun, aktivitas
bermain ini tetap perlu dilaksanakan, tetapi disesuaikan dengan kondisi anak. Saat ini
para tenaga kesehatan sudah memahami pentingnya aktivitas bermain sehingga di
beberapa rumah sakit di bagian anak telah diupayakan sarana bermain.
Untuk itu, dalam bab ini dibahas pentingnya aktivitas bermain untuk stimulasi
perkembangan, termasuk di rumah sakit, macam alat permainan yang sesuai dengan
usia anak serta syarat-syarat APE ( alat permainan yanag edukatif).
Sebelum anda pelajari lebih dalam tentang konsep bermain, coba anda pahami dulu
tentang stimulasi.
1. Pengertian Stimulasi Dan Bermain
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu
anak (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi cenderung
lebih cepat berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement).
Dengan memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek
perkembangan anak, berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Menurut Moersintowarti (2002), stimulasi adalah perangsangan dan latihan-
latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar anak.
Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tuanya, anggota keluarga atau orang dewasa

Page 49 of 70
lain di sekitar anak. Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan stimulasi
bagi perkembangan anak.
Berdasarkan pedoman pelaksanaan SIDTK (2005) stimulasi adalah kegiatan
merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang
secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus
menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus menerus, akan semakin meningkatkan
kemampuan anak. Untuk memberikan stimulasi, dapat dilakukan dengan latihan dan
bermain. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibanding anak yang kurang mendapat stimulasi. Aktivitas bermain tidak selalu
menggunakan alat-alat permainan, meskipun alat permainan penting untuk merangsang
perkembangan anak. Membelai, bercanda, petak umpet dan sejenisnya yang dilakukan
oleh orang tua, merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan bagi bayi dan balita
serta memberikan kontribusi yang penting bagi perkembangan anak.
Meskipun tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan financial
(uang), orang tua harus memahami bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dengan
bermain anak akan memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal proses
belajar untuk pengembangan, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral, etika, dan sebagainya. Selain itu anak bebas
mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya, sehingga
dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua tahu suasana hati anak.
Bermain pada anak dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa karena
sama-sama melakukan suatu aktivitas. Misalnya dalam bermain, anak dapat peran
sebagai orang tua dan anak, akan ada pembagian tugas siapa yang memerankan ibu,
bapak dan anak.
Walaupun stimulasi merupakan kebutuhan yang penting bagi anak, tetapi saudara
harus tahu bahwa dalam stimulasi ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan.
Selanjutnya pelajari tentang prinsip-prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang berikut
ini.

2. Prinsip-Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang

Page 50 of 70
Pada dasarnya aktivitas bermain pada anak tidak hanya dengan alat permainan
saja. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya,
seperti sentuhan, bercanda, dan belaian, merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi
anak, terutama pada tahun pertama kehidupannya. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (2005) ada beberapa
prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar aktivitas bermain bisa merupakan stimulasi
yang efektif bagi tumbuh kembang anak yaitu:
1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang
terdekatnya. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan
hubungan dan sekaligus mengetahui setiap kelainan yang dialami anaknya.
2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang didekatnya. Anak mudah sekali meniru apa yang dilakukan orang-
orang disekilingnya, karena belum tahu makna perilaku yang baik dan buruk.
3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak. Saat bermain anak perlu
teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Namun saat-saat tertentu
anak akan bermain sendiri untuk menemukan kebutuhannya. Teman diperlukan
untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami
perbedaan.
4) Lakukan aktivits bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman. Anak sehat memerlukan aktivitas bermain yang
bervariasi, baik secara aktif maupun pasif. Pada anak sakit, keinginan untuk bermain
umumnya menurun karena energi yang ada digunakan untuk mengatasi
penyakitnya. Namun anak tetap perlu bermain secara pasif, misalnya dengan nonton
TV, mendengar musik, dan menggambar.
5) Lakukan stimulasi terhadap 4 aspek perkembangan anak secara bertahap dan
berkelanjutan yaitu stimulasi terhadap motorik kasar, matorik halus, bicara dan
bahasa, mandiri dan sosialisasi.
6) Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak serta
mempunyai unsur edukatif (alat permainan edukatif/APE). Alat permainan harus
disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Orang tua hendaknya
memperhatikan hal ini sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi
dengan benar.

Page 51 of 70
7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Namun
hendaknya anak juga diperkenalkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan
terutama dalam bentuk fisiknya.
8) Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah atas keberhasilannya. Hal ini perlu
diberikan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Setelah saudara mempelajari tentang prinsip-prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang,
selanjutnya pelajari tentang fungsi bermain pada anak.
3. Fungsi Bermain Pada Anak
Telah disinggung bahwa dunia anak tidak bisa dipisahkan dengan dunia
bermain. Keduanya bersifat universal pada semua bangsa dan kultur. Diharapkan
dengan bermain, anak mendapatkan stimulasi yang cukup agar dapat berkembang
secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Wong (1995) menjelaskan bahwa
bermain pada anak hendaknya mempunyai fungsi-fungsi berikut.
1) Perkembangan sensori motor
Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang berkembang paling dominan pada
masa bayi. Perkembangan sensori motor ini didukung stimulasi visual, stimulasi
pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik. Stimulasi sensorik
yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspons dengan memperlihatkan
aktivitas-aktivitas motoriknya.
Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting untuk tahap permulaan
perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan
sekitar melalui penglihatannya misalnya dengan memberikan mainan berwarna-
warni pada usia tiga bulan pertama. Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) sangat
penting untuk perkembangan bahasanya (verbal), terutama untuk tahun pertama
kehidupannya. Adanya sentuhan (stimulasi taktil) yang cukup pada anak berarti
memberikan perhatian dan kasih sayang yang diperlukan anak. Stimulasi semacam
ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri anak sehingga akan lebih
responsif dan berkembang. Stimulasi kinetik akan membantu anak mengenal
lingkungan yang berbeda.
2) Perkembangan kognitif (Intelektual).
Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam obyek,
angka, dan benda. Anak belajar merangkai kata, berpikir abstrak, dan memahami

Page 52 of 70
hubungan ruang seperti naik, turun, di bawah dan terbuka. Aktivitas bermain juga
dapat membantu perkembangan keterampilan dan mengenal dunia nyata atau
fantasi.
3) Sosialisasi
Sejak awal masa anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan
terhadap orang lain, terutama terhadap ibu. Dengan bermain, anak akan
mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar mengatasi persoalan yang
timbul, mengenal nilai-nilai moral dan etika, belajar hal yang salah dan benar, serta
bertanggung jawab terhadap hal yang diperbuatnya. Pada tahun pertama, anak hanya
mengamati obyek di sekitarnya. Antara usia 2-3 tahun biasanya anak suka bermain
peran seperti peran sebagai ayah, ibu, dan lain-lain. Pada usia prasekolah, anak lebih
banyak bergabung dengan kelompok sebayanya (peer group) dan mempunyai teman
favorit.
4) Kreativitas
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/menyenangkan untuk berkreasi
daripada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya. Sekali
anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda, ia akan
memindahkan kreasinya ke situasi yang lain.
Namun demikian, jika terjadi perceraian, orang tua sibuk bekerja, atau orang tua
tunggal (single parent), dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk bermain
secara spontan dan perkembangan imaginasinya. Oleh karena itu untuk
mengembangkan kreasi anak diperlukan lingkungan yang mendukung.
5) Kesadaran Diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari dirinya berbeda dengan yang lain,
memahami dirinya sendiri. Anak belajar memahami kelemahan dan kemampuannya
dibanding anak yang lain. Anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.
6) Nilai-nilai Moral
Anak belajar perilaku yang benar dan salah dari lingkungan rumah maupun sekolah.
Interaksi dengan kelompoknya memberi makna untuk latihan moral mereka. Jika
masuk dalam suatu kelompok, anak harus taat terhadap aturan, misalnya kejujuran.
7) Nilai Terapeutik

Page 53 of 70
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan bermain,
anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa
takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.
Apakah saudara telah memahami tentang fungsi bermain pada anak? Bila saudara
sudah paham tentang fungsi bermain selanjutnya pelajari tentang alat permainan
edukatif (APE) berikut ini.

4. Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya yang
berguna untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan sosial (Soetjiningsih,
1995). Pengembangan aspek fisik dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, seperti belajar berjalan atau
merangkak, naik turun tangga, dan bersepeda. Pengembangan bahasa dilakukan dengan
melatih bicara dan menggunakan kalimat yang benar. Pengembangan aspek kognitif
dilakukan dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna obyek, dan lain-lain,
sedangkan pengembangan aspek sosial dilakukan dengan berhubungan atau berinteraksi
dengan orang tua, saudara, keluarga dan masyarakat.
Untuk memberikan stimulasi berbagai aspek perkembangan, diperlukan alat
permainan yang bervariasi. Permainan yang monoton membuat anak merasa bosan atau
jenuh. Misalnya, saat anak bermain pasir atau crayon perlu diselingi dengan aktivitas
otot seperti bermain tali, naik sepeda dan lain-lain. Dengan demikian ada keseimbangan
antara bermain aktif dan bermain pasif. Bermain pasif merupakan suatu hiburan atau
kesenangan yang diperoleh dari orang lain. Anak hanya melihat atau mendengar saja,
misalnya melihat gambar, mendengarkan cerita, menonton TV, dan lain-lain.
Sedangkan bermain aktif merupakan aktivitas bermain yang membuat anak
memperoleh kesenangan yang dilakukan sendiri, yang bisa dilakukan dengan:
1) Mengamati atau menyelidiki (exploratory play), misalnya memeriksa,
memperhatikan alat permainan, mencium, menekan dan kadang berusaha
membongkar;
2) Membangun (construction play), misalnya berusaha menyusun balok-balok menjadi
bentuk rumah, mobil, dan lain-lain;

Page 54 of 70
3) Bermain peran (dramatic play), misalnya bermain sandiwara, rumah-rumahan, dan
boneka;
4) Bermain bola voli, sepak bola dan lain-lain.
Alat permainan hendaknya tidak membahayakan anak dan sesuai tahapan
usianya. Alat bermain untuk anak dibawah satu tahun, tentunya tidak sesuai untuk anak
diatas 1 tahun. Sebaliknya mainan anak berusia 2-3 tahun seperti puzzle atau manik-
manik tentunya akan membahayakan bayi jika diberikan. Ada beberapa syarat alat
permainan edukatif yang perlu diperhatikan, yaitu;
1) Keamanan
Alat permainan untuk anak di bawah 1 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, catnya
tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam dan tidak mudah pecah, karena anak
suka memasukkan benda kedalam mulut.
2) Ukuran dan berat
Prinsipnya mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Bila mainan
terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau memindahkannya.
Sebaliknya, bila terlalu kecil, mainan akan mudah tertelan.
3) Desain
APE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana, namun mempunyai ukuran,
susunan dan warna yang jelas. Selain itu, hendaknya tidak terlalu rumit untuk
menghindari kebingungan anak.
4) Fungsi yang jelas
APE sebaiknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimuli ke 4 aspek
perkembangan anak.
5) Variasi APE
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang),
hendaknya tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi, sebaliknya bila terlalu mudah,
anak akan cepat bosan.
6) Universal
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua kultur dan bangsa. Jadi,
dalam menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerti oleh semua
orang.
7) Tidak mudah rusak, mudah didapat, dan terjangkau masyarakat luas

Page 55 of 70
Karena APE berfungsi untuk stimulasi perkembangan anak, setiap lapisan
masyarakat, baik yang bertingkat sosial ekonomi tinggi maupun yang rendah,
hendaknya dapat menyediakannya. APE bisa didesain sendiri asal memenuhi
persyaratan.
Selanjutnya saudara harus mempelajari tentang aktifitas bermain pada masa balita dan
prasekolah, sesuai uraian berikut ini
5. Stimulasi dan Aktivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa agar anak dapat tumbuh dan berkembang
optimal perlu ada stimulasi, salah satunya dengan aktivtas bermain. Dalam
melaksanakan aktivitas bermain, selalu harus dipertimbangkan usia dan tingkat
perkembangan anak, mengingat alat permainan yang digunakan merupakan salah satu
alat untuk menstimulasi perkembangan anak. Menurut Wong (1998), aktivitas bermain
dapat diklasifikasikan berdasarkan isi dan karakteristik sosial (Wong, 1998).
Berdasarkan isi, bermain ditekankan atau diutamakan pada aspek fisik, meskipun
demikian hubungan sosial tidak dapat diabaikan. Bermain diawali dengan yang
sederhana sampai yang lebih kompleks. Bermain berdasarkan isi, dapat dibedakan atas
permainan yang berhubungan dengan orang lain (social effective play), permainan yang
berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan dengan
memperhatikan saja (unocupied behavior), dan permainan tentang ketrampilan (skill
play).
Berdasarkan karakteristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan
orang dewasa dan dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih
suka bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial di antaranya adalah
permainan dengan mengamati teman-temannya bermain (onlooker play), permainan
dengan bermain sendiri (solitary play), permainan bersama teman tanpa interaksi
(parallel play), permainan dengan bermain bersama tanpa tujuan kelompok (associative
play), permainan dengan bermain bersama yang diorganisir (cooperative play).
Agar stimulasi dapat efektif, tentunya disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Berikut ini stimulasi pada masa bayi, balita dan prasekolah yang
meliputi 4 aspek yaitu motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian anak.

Page 56 of 70
1) Masa bayi (0 – 1 tahun )
Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai sejak dalam
kandungan, misalnya dengan bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu cukup, dan
menghindari pemicu stres yang mempengaruhi psikologis ibu.
Setelah lahir, stimulasi langsung dilakukan pada bayi. Pada tahun pertama kehidupan,
stimulasi diberikan untuk perkembangan sensori motor, meskipun pada tahun
berikutnya tetap harus dilakukan. Stimulasi pada masa bayi bertujuan untuk:
a. Melatih dan mengevaluasi reflek-reflek fisiologis;
b. Melatih koordinasi mata dan tangan, mata dan telinga;
c. Melatih mencari obyek yang tidak kelihatan;
d. Melatih sumber asal suara;
e. Melatih kepekaan perabaan.
Tabel berikut menjelaskan bentuk stimulasi yang diperlukan bulan demi bulan
pada masa bayi, karena pada tahun pertama kehidupan tumbuh kembang anak
berlangsung cepat dibanding tahapan berikutnya.
Tabel 2.1 Stimulasi Pada anak usia kurang dari 1 tahun berdasarkan fungsi Sensori
Motor
USIA STIMULASI STIMULASI STIMULASI STIMULASI
VISUAL AUDITIF TAKTIl KINETIK
0–3 obyek warna terang - mengajak bicara - membelai, berjalan-jalan
bulan di atas tempat tidur - mendengarkan menyisir
- musik lonceng - menyelimuti
4–6 - lihat TV - mengajak bicara bermain air - berdiri pada paha
bulan - mainan warna - panggil namanya orang tua
terang yang dapat - membantu
dipegang tengkurap, duduk
7–9 - lihat TV - panggil - mengenal - membantu
bulan - mainan warna mamanya berbagai tekstur tengkurap dilantai
terang yang dapat - ajari memanggil - bermain air - latih berdiri
dipegang orang tuanya - permainan tarik
- bermain cilukba - memberi tahu dorong
yang sedang
dilakukan
10 – 12 - ajak ketempat - suara binatang - merasakan - permainan tarik
bulan ramai - menyebutkan hangat/dingin dorong
- kenalkan gambar bagiantubuh - memegang - bersepeda
makanan sendiri

Sedangkan berdasarkan pedoman Pelakasanaan SDIDTK (2005) di tingkat pelayanan


kesehatan dasar ditekankan pada ke 4 aspek pekembangan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Stimulasi Pada anak usia kurang dari 1 tahun sesuai pedoman SDIDTK

Page 57 of 70
USIA Motorik kasar Motorik halus Bicara dan Bahasa Sosialisasi dan
kemandirian
0–3 - mengangangkat - melihat, meraih - berbicara - memberi rasa
bulan kepala dan menendang - meniru suara- aman dan kasih
- berguling-guling mainan gantung suara sayang,
- menahan kepala - memperhatikan - mengenali - mengajak bayi
tetap tegak benda bergerak berbagai suara tersenyum
- melihat benda- - mengajak bayi
benda kecil mengamati benda-
- memegang benda benda dan
- meraba dan keadaan
merasakan bentuk disekitarnya
permukaan - meniru ocehan
dan mimk muka
bayi
- mengayun bayi
- meninabobokan
3–6 - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan
bulan stimulasi usia 0-3 stimulasi usia 0-3 stimulasi usia 0-3 stimulasi usia 0-3
bulan bulan bulan bulan
- menyangga berat - memegang benda - mencari sumber - bermain ci-luk-ba
- mengembangkan dengan kuat suara - melihat dirinya
kontrol terhadap - memegang benda - menirukan kata- dikaca
kepala dengan kedua kata - berusaha meraih
- duduk tangan mainan
- makan sendiri
- mengambil benda-
benda kecil
6–9 - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan
bulan stimulasi usia 3-6 stimulasi usia 3-6 stimulasi usia 3-6 stimulasi usia 3-6
bulan bulan bulan bulan
- merangkak - memasukkan - menyebutkan - permainan
- menarik ke posisi benda kedalam nama gambar- bersosialisasi
berdiri wadah gambar dibuku
- berjalan - bermain /majalah
berpegangan „genderang‟ - menunjuk dan
- berjalan dengan - memegang alat mneyebutkan
bantuan tulis dan nama gambar-
mencoret-coret gambar
- bermain mainan
yang mengapung
di air
- membuat bunyi-
bunyian
- menyembunyikan
dan mencari
mainan
9 – 12 - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan - lanjutkan
bulan stimulasi usia 6-9 stimulasi usia 6-9 stimulasi usia 6-9 stimulasi usia 6-9
bulan bulan bulan bulan
- bermain bola - menyusun balok- - menirukan kata- - minum sendiri
- membungkuk balok kata dari sebuah
- berjalan sendiri - menggambar - berbicara dengan cangkir
- naik tangga - bermain didapur boneka - makan bersama-
- bersenandung dan sama
bernyanyi - menarik mainan

Page 58 of 70
yang letaknya
agak jauh

Karakteristik permainan pada masa bayi adalah permainan yang memungkinkan anak
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (social affektive play) dan permainan yang
memberikan kesenangan (sense of pleasure play).

2) Masa Balita (1-5 tahun)


Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan yang
diperlakukan sesuka anak. Tujuan bermain pada masa balita terutama 1-3 tahun pertama
(toddler) adalah :
a. Mengembangkan ketrampilan bahasa;
b. Melatih motorik halus dan kasar;
c. Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna, berhitung);
d. Melatih daya imajinasi;
e. Menyalurkan perasaan anak.
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk
menggambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat-alat rumah tangga. Pada masa ini
keakuan anak sangat menonjol (egosentris) dan belum mengerti makna memiliki
sehingga sering anak berebut mainan karena masing-masing menganggap mainan itu
miliknya.
Berdasarkan karakteristik isi bermain, permainan anak pada masa ini tergolong
permainan untuk suatu ketrampilan (skill play), karena mulai berkembang fase otonomi
(kemandirian) dan independennya (kebebasan). Pada tahun-tahun pertama, anak
terkesan bermain bersama dengan temannya tetapi tanpa interaksi (parallel play), karena
perkembangan sosialnya belum memadai. Yang perlu diperhatikan adalah anak bermain
secara spontan dan bebas serta berhenti sesukanya. Koordinasi motorik masih kurang,
sehingga sering merusak mainannya.
Berikut ini stimulasi yang diperlukan pada masa balita yang terbagi menjadi
beberapa kelompok usia. Berdasarkan pedoman pelaksanaan SDIDTKA (2005), pada
masa balita kelompok stimulasinya adalah usia 12-15 bulan, 15-18 bulan, 18-24 bulan,
24-36 bulan, 36-48 bulan dan 48-60 bulan.
Tabel 2.3 : Stimulasi pada anak usia 12-36 bulan

Page 59 of 70
BICARA DAN SOSIALISASI DAN
USIA MOTORIK KASAR MOTORIK HALUS
BAHASA KEMANDIRIAN
12-15 - bermain bola, - memasukkan - berbicara, jawab - memberi rasa aman
bln berjalan sendiri benda kedalam pertanyaan, dan kasih sayang,
- menarik mainan wadah, bermain menunjuk dan mengayun,
- jalan mundur dg mainan yg menyebutkan nama meninabobokan,
- naik turun tangga mengapung diair, gambar main ci-luk-ba,
- jalan sambil menggambar, - membuat suara bersosialisasi
berjinjit menyusun kubus - menyebut nama - meniru pekerjaan
- menangkap dan dan mainan bagian tubuh rumah tangga
melempar bola - bermain balok - merangkai kata - melepas pakaian
- memasukkan dan - makan sendiri
mengeluarkan - mearwat boneka
benda - pergi ketempat
- memasukkan umum
benda yg satu
kebenda lainnya
15-18 - lanjutkan stimulasi - lanjutkan - lanjutkan stimulasi - lanjutkan stimulasi
bulan usia 12-15 bln stimulasi usia 12- usia 12-15 bln usia 12-15 bln
- bermain diluar 15 bln - bercerita ttg - memeluk dan
rumah - meniup gambar mencium
- bermain air - menendang bola dibuku/majalah - membereskan
- menendang bola - telepon-teleponan mainan/membantu
- menyebut berbagai kegiatan dirumah
nama barang - bermain dengan
teman sebaya
- permainan baru
- bermain petak
umpet
18-24 - lanjutkan stimulasi - lanjutkan - lanjutkan stimulasi - lanjutkan stimulasi
bulan usia 15-18 bulan stimulasi usia 15- usia 15-18 bulan usia 15-18 bulan
- melompat 18 bulan - melihat acara - mengancingkan
- melatih - mengenal televisi kancing baju
keseimbangan berbagai ukuran - mengerjakan - permaianan yg
tubuh dan bentuk perintah sederhana memerlukan
- mendorong - bermain puzzle - bercerita ttg apa interaksi dg teman
mainan dengan - menggambar yang dilihatnya bermain
kaki wajah atau bentuk - membuat rumah-
- membuat berbagai rumahan
bentuk dari - berpakaian
adonan/lilin - memisahkan diri
mainan dg anak
24-36 - lanjutkan stimulasi - lanjutkan - lanjutkan stimulasi - lanjutkan stimulasi
bulan usia 18-24 bulan stimulasi usia 18- usia 18-24 bulan usia 18-24 bulan
- latihan 24 bulan - menyebut nama - melatih bab / bak
menghadapi - membuat gambar lengkap anak dikamar mandi /
rintangan tempelan - bercerita ttg diri wc
- melompat jauh - memilih dan anak - berdandan
- melempar dan mengelompokkan - menyebut nama - berpakaian
menangkap benda-benda berbagai jenis
menurut jenisnya pakaian
- mencocokan - menyatakan
gambar dan benda keadaan suatu
- konsep jumlah benda
- bermain
/menyusun balok-
balok
36-48 - lanjutkan stimulasi - lanjutkan - lanjutkan stimulasi - lanjutkan stimulasi

Page 60 of 70
bulan usia 24-36 bulan stimulasi usia 24- usia 24-36 bulan usia 24-36 bulan
- menangkap bola 36 bulan - berbicara dg anak - mengancingkan
- berjalan mengikuti - memotong - bercerita mengenai kancing tarik
garis lurus - membuat buku dirinya - makan pakai
- melompat cerita gambar - album fotoku sendok garpu
- melempar benda- tempel - mengenak huruf - memasak
benda kecil keatas - menempel gambar - mencuci tangan
- menirukan - menjahit dan kaki
binatang berjalan - menggambar / - menentukan
- lampu hijau – menulis batasan
merah untuk jalan - menghitung
jinjit - menggambar
dengan jari
- bermain dg cat air
- mencampur warna
- membuat gambar
tempel
48-60 - lanjutkan stimulasi - lanjutkan - lanjutkan stimulasi - lanjutkan stimulasi
bulan usia 24-36 bulan stimulasi usia 24- usia 24-36 bulan usia 24-36 bulan
- lomba karung 36 bulan - belajar mengingat- - membentuk
- main engklek - konsep tetntang ingat kemandirian
- melompati tali separoh dan satu - mengenal huruf - membuat album
- menggambar dan simbul keluarga
- mencocokkan dan - mengenal angka - membuat boneka
menghitug - membaca majalah - menggambar orang
- menggunting - mengenal musim - mengikuti aturan
- membandingkan - buku kegiatan permainan/
besar/kecil, keluarga (foto) petunjuk
banyak/sedikit, - mengunjungi - bermain kreatif
berat/ringan perpustakaan dengan teman-
- percobaan ilmiah - melengkapi temannya
- berkebun kalimat - bermain „berjualan
- bercerita “ketika dan belanja ditoko‟
saya masih kecil”
- membantu
pekerjaan didapur

RANGKUMAN
1. Salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal adalah dengan
bermain. Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin
dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
2. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menertus pada setiap kesempatan.
3. Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus menerus, akan semakin meningkatkan
kemampuan anak. Untuk memberikan stimulasi, dapat dilakukan dengan latihan dan
bermain.

Page 61 of 70
4. Prinsip-Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari orang-
orang terdekatnya.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang didekatnya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak.
d. Lakukan aktivits bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi terhadap 4 aspek perkembangan anak secara bertahap dan
berkelanjutan yaitu stimulasi terhadap motorik kasar, matorik halus, bicara dan
bahasa, mandiri dan sosialisasi.
f. Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak
serta mempunyai unsur edukatif (alat permainan edukatif/APE).
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah atas keberhasilannya. Hal ini perlu
diberikan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.
5. Fungsi Bermain Pada Anak
Bermain pada anak hendaknya mempunyai fungsi-fungsi berikut: Perkembangan
sensori motor, Perkembangan kognitif (Intelektual), Sosialisasi, Kreativitas,
Kesadaran Diri, Nilai-nilai Moral, Nilai Terapeutik

6. Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya.
syarat alat permainan edukatif yang perlu diperhatikan, yaitu; keamanan, Ukuran
dan berat, Desain, Fungsi yang jelas,Variasi APE, Universal, Tidak mudah rusak,
mudah didapat, dan terjangkau masyarakat luas

SOAL TEST FORMATIF


1. Yang dimaksud dengan stimulasi adalah:

Page 62 of 70
A. upaya yang dilakukan orang tua untuk mengetahui kelainan anak
B. perangsangan yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mengetahui tumbuh
kembang anak
C. pelatihan yang diberikan oleh orang yang berada disekitar anak dengan tujuan
mengatasi masalah pertumbuhan anak
D. upaya pemerintah dalam program optimalisasi perkembangan anak balita
E. kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal

2. Stimulasi kepada anak termasuk upaya untuk memenuhi kebutuhan akan:


A. Asih
B. Asuh
C. Asah
D. Aseh
E. Psikis

3. Salah satu upaya stimulasi dapat diberikan dalam bentuk:


A. Nutrisi
B. Belajar
C. Bermain
D. Imunisasi
E. Penimbangan

4. Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan:.


A. Harganya
B. Kesukaan anak
C. Jenis permainan
D. Kemampuan orang tua
E. Usia dan jenis kelamin anak

5. Yang bukan merupakan prinsip stimulasi adalah:..

Page 63 of 70
A. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik.
B. Lakukan stimulasi terhadap aspek pertumbuhan
C. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak.
D. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying
E. Lakukan aktivits bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman

6. Salah satu fungsi bermain bagi anak adalah:


A. Meningkatkan fisik anak
B. Mengurangi stressor pada anak
C. Mengurangi gangguan pada anak
D. Pengembangan kemampuan sosialisasi
E. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam pengasuhan anak

7. Bentuk stimulasi yang berguna untuk meningkatkan pengembangan aspek fisik anak
adalah:
A. Menggambar
B. Melatih bicara
C. Bermain drama
D. Belajar berjalan
E. Bermain ular tangga

8. Stimulasi yang bertujuan untuk pengembangan aspek kognitif dilakukan dengan


cara berikut:
A. Belajar menggambar
B. Belajar berjalan dan berlari
C. Belajar berenang, main drama
D. Mendengarkan radio, menonton tv, bermain drama.
E. Pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna obyek ngkak, berjalan, berlari

9. Stimulasi pada masa bayi, balita dan prasekolah untuk mengoptimalkan 4 aspek
berikut, yaitu:

Page 64 of 70
A. Motorik halus, intelegensi, bahasa, social
B. Motorik kasar, bahasa, social, kepribadian
C. Kepribadian, intelegensia, bahasa, social dan motorik halus
D. Kepribadian, motorik halus, motorik kasar, bahasa dan bicara
E. Motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian
anak

10. Pada tahun pertama kehidupan, stimulasi diberikan terutama untuk perkembangan :
A. Penglihatan
B. Sensori motor
C. Motrik dan intelensi:
D. Sentuhan dan perabaan
E. Bicara dan intelegensia

Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban


Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan
Belajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar
adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus!
Anda dapat melanjutkan ke Modul 3. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%,
maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 3, terutama bagian-bagian yang belum
Anda kuasai!

TUGAS
Lakukan pengkajian pada 2-3 orang tua yang mempunyai anak balita dengan usia yang
sama terhadap stimulasi apa saja yang sudah diberikan kepada anaknya, lalu lakukan
penilaian terhadap perkembangan pada masing-masing anak. Lanjutkan analisa

Page 65 of 70
terhadaap hubungan antara stimulasi yang diberikan dengan kemampuan anak. Buat
kesimpulan juga kaitan antara stimulasi dengan kemampuan . selesaikan tugas tersebut
secara mandiri lalu diskusikan dengan teman saudara secara berkelompok.

KUNCI PENYAKIT
1. E
2. C
3. C
4. E
5. B
6. D
7. D
8. E
9. E
10. B

TEST AKHIR
1. Ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang adalah:.
A. Pertumbuhan mempunyai pola yang berbeda
B. Perkembangan tidak berkorelasi dengan pertumbuhan
C. Perkembangan dimulai dari ektremitas bawah
D. Perkembangan mempunyai tahap yang tidak berurutan
E. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
2. Berikut ini merupakan aspek perkembangan yang dipantau dengan menggunakan
KPSP adalah
A. Gerak kasar, gerak halus, IQ
B. IQ, gerak kasar, bahasa, personalsosial
C. Interpersonal, bahasa, gerak kasar, gerak halus
D. Sosialisasi, gerak kasar,gerak halus, bahasa, interpersonal
E. Gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian

Page 66 of 70
3. Contoh dari aspek sosialisasi dan kemandirian adalah:
A. Duduk sendiri
B. Menulis dan menggambar
C. Mengikuti perintah, berkomunikasi
D. Makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain
E. Berdiri, berlari, makan sendiri, mengikuti perintah, tersenyum

4. Seorang anak setelah dilakukan pengukuran berat badan/tinggi badan berada pada -2
Sd s/d 2 Sd, maka status gizi anak tersebut adalah:
A. Gizi lebih
B. Gizi kurus
C. Gizi buruk
D. Gizi kurang
E. Gizi normal

5. Bila bayi berumur 0-11 bulan maka pengukuran lingkar kepala dilakukan setiap:
A. 3 bulan
B. 4 bulan
C. 5 bulan
D. 6 bulan
E. Sewaktu-waktu

6. Intervensi yang dilakukan jika dari hasil pemeriksaan perkembangan dengan KPSP
dinyatakan perkembangan anak meragukan (M) adalah sebagai berikut:
A. Beri pujian pada ibu
B. Teruskan pola asuh yang sesuai
C. Ikutkan anak dalam kegiatan penimbangan
D. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian
E. Lakukan stimulasi secara bertahap pada setiap aspek

7. Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan perkembangan dengan KPSP antara
lain:

Page 67 of 70
A. Pensil, bolpoin, kertas, bola basket, kerincingan
B. Bola sebesar bola tenis, potongan biskuit, bolpoin
C. Kismis, bolpoin, boneka, kerincingan, senter, bola
D. Boneka, kerincingan, bola basket, balok, pensil, kertas
E. Kubus berukuran sisi 2,5, kerincingan, pensil, kertas, potongan biscuit

8. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional rutin dilakukan setiap 6 bulan pada
anak berusia:
A. 6-12 bulan
B. 1-18 bulan
C. 12-24 bulan
D. 24-36 bulan
E. 36-72 bulan

9. Deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif dilakukan bila ada
keluhan berikut:
A. Anak sulit diajak bicara
B. Anak tidak bisa duduk tenang
C. Anak yang selalu bicara sendiri
D. Anak yang tidak bisa konsentrasi dan sulit diajak bicara
E. Anak yang sering terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba

10. Faktor eksternal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah:
A. Genetik
B. Stimulasi
C. Ras/etnik
D. Umur anak
E. Jenis kelamin

Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban


Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir

Page 68 of 70
Kegiatan Belajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika
jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda
Bagus! Anda dapat melanjutkan ke Modul 3. Tetapi jika pencapaian Anda
kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Modul 2, terutama bagian-bagian
yang belum Anda kuasai!
Selamat, saudara telah mampu menyelesaikan Modul 2 ini dengan
baik......selanjutnya saudara bisa mempelajari modul 3.

Kunci Jawaban
1. E
2. E
3. D
4. E
5. A
6. D
7. E
8. E
9. B
10. B

DAFTAR PUSTAKA
1. A.H. Markum. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak bab Tumbuh Kembang
Jakarta: FKUI. halaman 21-28

Page 69 of 70
2. Depked RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Edisi
pertama. Jakarta. Sagung Seto
4. Nelson.1997. Ilmu Kesehatan Anak sub bab Tumbuh Kembang usia bayi, toddler
dan prasekolah, Jakarta: EGC. halaman 24-29.
5. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak bab Penilaian Pertumbuhan dan
A. Perkembangan. FK Universitas Udayana. Bali: EGC
6. Whaley, L.F. and Wong, D.L, 1998: Essential of Pediatric Nursing, 4th. Edition, CV.
Mosby Co. Philadelphia

Page 70 of 70

Anda mungkin juga menyukai