Anda di halaman 1dari 67

AIRBORNE VIRUS AND FUNGI

(VIRUS CACAR,MMR,HISTOPLASMA CAPSULATUM)

KELOMPOK 3
Hanifah Nurbani
Irma Syuryani
Ismarliani
Khairunnisa Mubarokah
Nisrina Widyasanti
Wida Armiati

MATA KULIAH BIOMEDIK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
VIRUS CACAR VIRUS MMR

Varicella adalah penyakit infeksi virus yang Penyakit Measles (campak) disebabkan virus
disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Di Indonesia, campak. Mumps (gondongan) adalah
penyakit ini disebut sebagai cacar air karena penyakit yang disebabkan virus
gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit Paramyxovirus. Rubella adalah penyakit
apabila pecah mengeluarkan air. yang disebabkan oleh virus Morbili.

Histoplasma
capsulatum

Histoplasma capsulatum merupakan jamur yang berkembang dalam tanah yang tercemar dengan kotoran burung,
kelelawar dan unggas, sehingga ditemukan di kandang burung/unggas dan gua. Infeksi menyebar melalui spora (debu
kering) jamur yang dihirup saat bernapas
Berdasarkan data WHO, Indonesia
menempati ketiga dalam kasus penyakit
cacar air. Di Indonesia pun tercatat selama
periode Januari sampai November
sedikitnya 1771 orang yang terkena wabah
penyakit ini.

VIRUS CACAR
VIRUS MMR

Pada tahun 2016, dilaporkan terdapat 12.681 kasus campak, lebih rendah dibandingkan tahun 2015
yang sebesar 10.655 kasus. Dari seluruh kasus campak rutin tersebut, terdapat 1 kasus meninggal
yang dilaporkan berasal dari Provinsi Jawa Barat. Incidence Rate (IR) campak pada tahun 2016
sebesar 5,0 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 3,20 per
100.000 penduduk. Jambi, Kepulauan Riau dan Aceh merupakan provinsi dengan IR campak
tertinggi.
Pada tahun 2016, jumlah KLB campak yang terjadi sebanyak 129 KLB dengan jumlah kasus
sebanyak 1.511 kasus. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan 68
KLB dan jumlah kasus sebanyak 831 kasus.
VIRUS MMR

Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Menurut data


WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus rubella
yang sudah terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Oleh karena
itu penyakit yang disebabkan oleh airborne virus menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia. Hal teserbut dikarenakan penyebab virus
yang dibawa selanjutnya ditranmisikan melalui udara, sehingga dapat
menular dengan sangat cepat.
VIRUS CACAR

Penyakit ini sangat mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-
anak, yang belum pernah terkena varicella sebelumnya. Penyebaran dari virus
Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan penderita yang
dapat menyebabkan penyakit cacar air.
VIRUS MMR

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat


mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, batuk, pilek, mata merah,
dan bercak-bercak berwarna merah pada kulit. Jika virus campak
menginfeksi paru-paru, dapat menyebabkan pneumonia. Beberapa anak-
anak terinfeksi virus menderita ensefalitis (radang otak), yang dapat
menyebabkan kejang dan kerusakan otak permanen, bahkan kematian.
VIRUS MMR

Gondong adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat


mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, sakit kepala dan
pembengkakan pada kelenjar parotis yang terletak di bagian bawah
telinga. Sebelum mendapatkan vaksin gondong, perlu diketahui bahwa
gondong adalah penyebab paling sering dari meningitis viral (radang
selaput otak dan selaput sumsum tulang belakang) dan tuli. Pada pria,
gondongan dapat menginfeksi testis, yang dapat mempengaruhi
kesuburan.
VIRUS MMR

Rubella juga dikenal sebagai campak Jerman. Pada anak-anak, infeksi


rubella menyebabkan ruam ringan di wajah, pembengkakan kelenjar di
belakang telinga dan di beberapa kasus pembengkakan pada sendi kecil
dan demam ringan. Namun, jika seorang wanita hamil mendapat rubella,
efeknya bisa fatal. Jika seorang ibu hamil terinfeksi selama trimester
pertama kehamilan, ada kemungkinan lebih besar anaknya akan memiliki
cacat lahir seperti kebutaan, tuli, cacat jantung, atau kerusakan otak.
HISTOPLASMA CAPSULATUM

Histoplasmosis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, bahkan


pada orang yang sehat. Untuk bayi, lansia, dan orang dengan gangguan
sistem kekebalan tubuh, potensi masalahnya sering kali mengancam
nyawa. Komplikasi dapat meliputi:
• Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
• Masalah jantung.
• Kekurangan Adrenal
• Meningitis
Bahayanya lagi, histoplasmosis juga dapat berpengaruh pada sumsum
tulang, yang bisa mengakibatkan anemia, leukopenia (kurangnya sel
darah putih), dan trombositopenia (kurangnya trombosit).
MEKANISME PENULARAN VIRUS DAN FUNGI
(VIRUS CACAR,MMR, HISTOPLASMA CAPSULATUM )
MEKANISME VIRUS CACAR

• Penyebaran terjadi secara airborne


melalui batuk dan bersin, ataupun kontak
langsung dengan cairan vesikel.
• Virus ini masuk melalui saluran nafas
atas atau konjungtiva, dengan masa
inkubasi 14-16 hari sejak terpapar
hingga muncul lesi di kulit
• .Individu yang terinfeksi VVZ dikatakan
infeksius selama 1-2 hari sebelum timbul
lesi di kulit, kemudian 4-7 hari setelah
munculnya lesi kulit hingga lesi kulit
mengering.
MEKANISME CAMPAK/ MEASLES
MEKANISME PENYEBARAN MUMPS

inokulasi saluran Replikasi


viremia
pernapasan lokal Infeksi sistemik

Pankreas Kelenjar parotid


Testis
Ovarium
Saraf tepi Virus memperbanyak diri di
Mungkin terkait dengan Mata saluran sel epitel. Terjadi
tanda diabetes juvenil Bagian dalam peradangan yang di tandai
telinga dengan pembengkakan
Sistem Saraf pusat
MEKANISME RUBELLA
M E K A N I S M E P E N U L A R A N H I S TO P LA S M A
C A P S U L AT U M

Infeksi dengan H Capsulatum terjadi


melalui saluran pernapasan. Konidia
yang terhirup diliputi oleh makrofag
alveolar dan akhirnya berkembang
menjadi sel-sel yang bertunas. Walaupun
organisme cepat menyebar di seluruh
tubuh, sebagian besar infeksi adalah
asimptomatik.Peradangan kecil atau
fokus-fokus granulomatosa dalam paru-
paru dan limpa.
Penyakit tidak dapat ditularkan dari
orang ke orang.
MORFOLOGIVIRUS CACAR, VIRUS MMR (MUMPS,
MEASLE, RUBELA), HISTOPLASMA CAPSULATUM
MORFOLOGI VIRUS CACAR

 Virus varicella zoster secara morfologis identik dengan virus


herpes simplex yang berasal dari herpesvirus.
 DNA untai ganda, dalam bentuk toroid, dikelilingi selubung
protein yang membentuk simetri (tangkuk) ikosahedral dan
mempunyai 162 kapsomer.
 Nukleokapsidnya di kelilingi amplop yang terbentuk dari
membran nukleus sel yang terinfeksi dan mengandung duri-duri
glikoprotein virus yang panjangnya 8 nm.
 Suatu struktur yang tak beraturan, kadang-kadang asimetri
diantara kapsid dan amplop, membentuk selubung.
 Bentuk beramplop berukuran 150-200 nm
 virion telanjang berukuran 100 nm.
MORFOLOGI VIRUS MUMPS

• Virus mumps merupakan virus ribonucleic acid (RNA)


rantai tunggal yang termasuk dalam genus paramyxovirus,.
• beramplop dan memilii suatu nukleokapsid/kapsid.
• Kapsid ditutupi oleh amplop.
• Berdiameter 150-300 nm dan panjang 1000-10000 nm.
• Permukaannya ditutupi oleh tonjolan-tonjolan yang terlihat
menyerupai paku-paku yang besar.
• Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm
dan lebar 18nm.
MORFOLOGI VIRUS MEASLES

• Virus campak atau morbilli adalah virus RNA anggota


family paramyxoviridae. Secara morfologi tidak dapat dibedakan
dengan virus lain anggota family paramyxoviridae.
• Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang
dikelilingi oleh selubung virus.
• Virionnya bulat, pleomorphic dapat merubah bentuk / ukuran
sesuai dengan kondisi lingkungan), diameternya 150nm.
• Virus campak mempunyai 6 protein struktural, 3 diantaranya
tergabungdengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu;
Pospoprotein (P), protein ukuran besar (L) dan nukleoprotein (N).
Tiga protein lainnya tergabungdengan selubung virus yaitu;
protein fusi (F), protein hemaglutinin (H) dan protein matrix (M).
MORFOLOGI VIRUS RUBELLA

• Rubella termasuk dalam family Togaviridae genus Rubivirus


• ukuran 70 nm, genom RNA (+) terdiri dari untai tunggal (single
stranded) dan intinya dikelilingi oleh selubung lipoprotein.
• amplop yang melingkari partikel mengandung dua glikoprotein.
• Virus ini diinaktivasi oleh pH asam, panas, pelarut organik
MORFOLOGI HISTOPLASMA CAPSULATUM

Jamur Histoplasma capsulatum merupakan jamur yang


bersifat dimorfik bergantung suhu. Pada suhu 35 – 37 oC
jamur ini membentuk koloni ragi sedangkan pada suhu
lebih rendah/suhu kamar (25 – 30 oC) membentuk koloni
filamen (kapang) berwarna coklat tetapi gambarannya
bervariasi. Banyak isolat tumbuh lambat dan spesimen
memerlukan inkubasi selama 4 - 12 minggu sebelum
terbentuk koloni. Hialin hifa bersepta menghasilkan
mikrokonidia (2 – 5 µm) dan makrokonidia berdinding
tebal berbentuk sferis yang besar dengan penonjolan materi
dinding sel pada daerah perifer (8 – 16 µm).
LANJUTAN....

Dalam jaringan atau in vitro pada medium kaya


pada suhu 37 oC, hifa dan konidia berubah
menjadi sel ragi kecil, oval (2 x 4 µm). Dalam
jaringan, merupakan parasit intraseluler fakultatif.
Di laboratorium, dengan strain perkawinan yang
tepat, siklus seksual dapat diperlihatkan,
menghasilkan Ajellomyces capsulatus, suatu
telomorf yang menghasilkan askospora.
MEKANISME KERUSAKAN SEL
OLEH VIRUS DAN JAMUR
VIRUS MERUSAK TUBUH MANUSIA DENGAN
CARA MELAKUKAN REPLIKASI
( R E P R O D U K S I ) V I R U S PA D A S E L B A K T E R I
S E H I N G G A V I R U S M E M I L I K I J U M L A H YA N G
B A N YA K PA D A T U B U H

• Siklus Litik
1. Fase adsorpsi, menempelnya virus pada bakteri
2. Fase Injeksi (penetrasi), dimasukkannya DNA atau
RNA virus ke dalam sel inang
3. Fase Sintesis dan replikasi, DNA virus yang
mengandung enzim lisozim akan menghancurkan
DNA bakteri, kemudian mereplikasi diri
4. Fase Perakitan, bagian-bagian kapsid virus yang
awalnya terpisah selanjutnya dirakit menjadi kapsid
virus hingga terbentuk tubuh virus baru
5. Fase lisis, hancurnya sel inang (lisis) dan
melepaskan virus-virus baru yang akan menginfeksi
sel inang lainnya
SIKLUS
LISOGENIK
1. Fase penggabungan, bergabungnya DNA
virus dengan DNA bakteri
2. Fase pembelahan, DNA bakteri
bereplikasi maka DNA virus yang semula
tidak aktif akan ikut bereplikasi.
3. Fase sintesis, DNA virus yang telah aktif
akan menghancurkan DNA bakteri dan
memisahkan diri. Selanjutnya, DNA virus
akan mensintesis protein sel inang
sekaligus mereplikasikan diri
4. Fase perakitan, virus baru masuk ke
dalam kapsid sehingga membentuk virus
baru.
5. Fase lisis, terjadi lisis pada sel setelah
terbentuk bakteri virus baru. Virus yang
terbentuk kemudian akan menyerang sel
inang lainnya.
VIRUS CACAR AIR/
CHICKEN POX

• Penyebabnya adalah Varicella


Zoster virus (VZV) yang termasuk
dalam family Herpesviridae
• Termasuk jenis virus yang memiliki
DNA
• Siklus hidup:
1. Orang terinfeksi VZV melalui partikel
virus udara
2. perkembangan cacar air (varicella)
3. masa bersembunyi atau "latency"
pada ganglia saraf,
4. reaktivasi, dan
5. Perkembangan menjadi herpes zoster
MEASLES/ CAMPAK,
MUMPS/ GONDONGAN

• Virus penyebab campak adalah Measles


morbillivirus sedangkan virus penyebab
gondongan adalah Mumps rubulavirus
yang keduanya termasuk dalam keluarga
Paramyxoviridae.
• Termasuk jenis virus yang memiliki RNA
• Proses Litik

V. Campak V. Gondongan
RUBELLA

• Penyebab adalah Rubela virus


• Termasuk dalam jenis virus dengan RNA,
family Togaviridae
MEKANISME FUNGI
HISTOP LA SMA CAP SULATUM

• Menyebabkan penyakit Histoplasmosis


• Mekanisme Fungi menginfeksi manusia:
1. Lingkungan yang terkontaminasi
Histoplasma, Setelah tanah terkontaminasi
oleh banyak Histoplasma maka spora jamur
ini akan mengudara dan host menghirup spora
Histoplasma
2. Spora masuk ke paru-paru, Setelah spora
memasuki paru-paru, suhu tubuh seseorang
memungkinkan spora berubah menjadi ragi.
3. Ragi melakukan perjalanan melalui darah ,
Melalui sel imun ragi kemudian bisa
melakukan perjalanan ke kelenjar getah
bening dimana ragi tersebut akan dihancurkan
atau jika tidak ia akan masuk ke pembuluh
darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
lain melalui aliran darah.
GEJALA DAN TANDA
PENYAKIT
CACAR AIR / CHICKEN POX

• Penyakit cacar air biasanya berlangsung selama 5-7


hari, atau lebih
• Gejala khas yang muncul 1-2 hari sebelum
terjadinya ruam dapat berupa:
• Demam
• Rasa lelah
• Hilangnya nafsu makan
• Sakit kepala
• 3 Fase munculnya ruam:
1. Muncul bintik kemerahan yang
kemudian disebut ruam
2. Ruam lalu berkembang menjadi
gelembung yang berisi cairan
3. Gelembung yang berisi cairan
kemudian melepuh dan berubah
menjadi keropeng
G E J A L A D A N TA N D A P E N YA K I T

Campak (Measles morbilivirus)


Host terinfeksi sekitar 7-14 hari, setelah itu mulai • Demam tinggi, Batuk, Hidung berair (pilek), Mata
menunjukkan gejala merah dan berair

Setelah 2 atau 3 hari setelah gejala mulai muncul,


terdapat bintik putih kecil yang muncul pula di dalam
rongga mulut atau disebut koplik spots

Setelah 3 sampai 5 hari setelah kemunculan gejala • Suhu tubuh dapat mencapai 40° C
diatas, muncul pula ruam yang biasanya dimulai
seperti bintik kemerahan yang rata dan muncul pada
wajah di garis rambut dan kemudian menyebar ke
bawah leher, punggung, lengan, dan kaki
ANAK DENGAN PENYAKIT CAMPAK
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
GONDONGAN/ MUMPS
• Gondongan diketahui menyebabkan pipi dan rahang
wajah membengkak, hal ini disebabkan karena
pembengkakan kelenjar air liur. Gejala paling umum
terlihat adalah:
 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri pada otot
 Kelelahan
 Kehilangan nafsu makan
 Pembengkakan pada kelenjar air liur dibawah
telinga pada salah satu atau kedua sisi (parotitis)
• Gejala ini muncul sekitar 16-18 hari setelah host
terinfeksi, namun dapat berlangsung selama 12-25
hari.
GEJALA DAN
TANDA PENYAKIT
RUBELLA
• Pada anak-anak, gejala yang muncul ringan dan
dapat diketahui, ruam merah merupakan tanda
penyakit pertama yang muncul. Ruam dimulai dari
wajah lalu menyebar pada seluruh tubuh dan
berlangsung selama 3 hari. Gejala berikut muncul 1-
5 hari sebelum ruam muncul, yaitu:
 Demam ringan
 Sakit kepala
 Kemerahan pada mata atau pembengkakan pada
mata
 Bengkak dan pembesaran kelenjar getah bening
 Batuk dan pilek
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
HISTOPLASMOSIS (HISTOPLASMA CAPSULATUM)

• Kebanyakan orang yang terinfeksi jamur Histoplasma tidak


pernah menunjukkan gejala apapun, namun juga ada beberapa
orang yang rentan dan menunjukkan gejala seperti:
 Demam
 Batuk
 Kelelahan
 Panas dingin
 Sakit kepala
 Nyeri dada
 Pegal-pegal
• Gejala berlangsung 3- 7 hari dan akan sembuh dengan
sendrinya
• Namun pada individu rentan dapat menyebabkan infeksi saluran
pernapasan jangka panjang atau dapat menyebar ke bagian
tubuh lainnya seperti sistem saraf pusat dan sumsum tulang
CARA MEMUTUS MATA RANTAI
PENULARAN PENYAKIT
FAKTA SEPUTAR PENULARAN
VIRUS CACAR AIR DAN MMR

• Penyakit cacar air sudah mulai dapat ditularkan bahkan sebelum


muncul ruam pada penderita, sampai semua lepuh membentuk
keropeng.
• Apabila terjadi kontak dengan virus, 90% orang-orang yang belum
memiliki imunitas atas penyakit cacar air dan MMR akan terinfeksi.
• Pada kasus campak virus dapat menulari orang lain sampai 2 jam
setelah penderita meninggalkan ruangan.
• Campak bisa menjadi sangat serius bagi anak kecil. Penyakit ini dapat
menyebabkan pneumonia, ensefalitis (pembengkakan otak), dan
kematian.
• Sedangkan rubella akan sangat berbahaya bagi ibu hamil, dapat
menyebabkan keguguran atau bayinya dapat lahir dengan cacat lahir
MEMUTUS MATA RANTAI PENYEBARAN
VIRUS CACAR AIR DAN MMR

Kenali gejala awal penyakit

Isolasi penderita

Jaga kebersihan

Vaksinasi
Penderita cacar yang telah divaksinasi

Penderita cacar yang belum divaksinasi


VAKSINASI MMR

EFEKTIVITAS VAKSIN DURASI PERLINDUNGAN


Satu dosis • Orang yang menerima vaksinasi MMR sesuai jadwal
vaksinasi A.S. dianggap terlindungi seumur hidup.
• 93% efektif untuk campak (kisaran: 39% -100%)
• Bukti serologis dan epidemiologis menunjukkan bahwa
• 78% efektif untuk gondong (kisaran: 49% -92%)
kekebalan campak yang diinduksi vaksin tampaknya
• 97% efektif untuk rubela (kisaran: 94% -100%) bersifat jangka panjang dan mungkin seumur hidup
pada kebanyakan orang.
Dua dosis
• Studi menunjukkan bahwa satu dosis vaksin memberi
• 97% efektif untuk campak (kisaran: 67% -100%)
perlindungan jangka panjang, mungkin seumur hidup,
• 88% efektif untuk gondong (kisaran: 31% -95%) terhadap rubella.
• Studi menunjukkan bahwa 1 dosis vaksin MMR dapat
memberikan antibodi persisten pada gondok.
MEMUTUS MATA RANTAI
PENYEBARAN HISTOPLASMA
CAPSULATUM
Pencegahan primordial
• memperbaiki kebiasaan dan perbaikan sarana prasarana kebersihan yang ada di masyarakat.

Pencegahan primer
• usaha meningkatkan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta pencegahan
khusus terhadap penyakit ini

Pencegahan sekunder
• diagnosis dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita.
• Histoplasmosis diobati dengan dua tahap: induksi (terapi awal untuk infeksi akut), dan perawatan
atau profilaksis sekunder (terapi terus-menerus untuk mencegah kambuhnya).

Pencegahan tersier
• mencegah kekambuhan
PEMERIKSAAN LANJUTAN UNTUK
MEMASTIKAN SESEORANG TELAH TERINFEKSI
CACAR AIR

• Pemeriksaan menggunakan kerokan kulit luar dari vesikel


varisela.
Tes Tzanck • Fiksasi preparat di atas api sebanyak 3 kali.
• Rendam di alkohol 96% lalu bilas. Teteskan larutan Giemsa (1:10)
(Imunohistokimiawi dan diamkan selama 30 menit. Bilas dengan air mengalir lalu
keringkan.
) • Periksa di mikroskop dengan 100x pembesaran. Hasil tes positif
jika ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi.

• Metode kultur virus untuk mendeteksi DNA maupun


protein virus.
Teknik polymerase chain • Spesimen sebaiknya disimpan di dalam es atau pendingin
reaction (PCR) dengan suhu – 70°C
• Pemeriksaan IgM dan IgG varisela.
• IgM adalah antibodi penanda infeksi primer atau akut
dari varisela.
• IgG merupakan penanda status imunologi seseorang
terhadap varisela, yaitu untuk mengetahui adanya
Tes serologi antibodi yang didapat dari vaksinasi atau riwayat infeksi
varisela sebelumnya.
• Teknik serologi lainnya yang juga popular adalah tes
aglutinasi lateks. Tes serologi yang sensitif dan spesifik
namun tidak banyak tersedia adalah fluorescent antibody
to membrane assay.

• Pemeriksaan rontgen thorax disarankan bagi penderita


Pemeriksaan radiologi dewasa yang mengalami gejala mirip pneumonia .
MEALES (CAMPAK)

• cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut.


• IgM belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah
Pemeriksaan pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative.
antibodi IgM • Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash

• IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu
setelah munculnya gejala sampai 3 minggu.
Pemeriksaan • IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.
antibodi IgG

Isolasi virus • paling produktif dalam 5 hari pertama penyakit.


dari
oropharynx
atau urine
• antigen campak dapat diidentifikasi
metode antibodi pada endapan urine atau sel faring
fluorescent
langsung

• fiksasi komplemen
• penghambatan hemaglutinasi
• metode antibodi fluorescent tidak
Diagnosis
serelogik
langsung
MUMPS (GONDONG)

Diagnosis serologis
Deteksi langsung antigen virus biasanya dilakukan dengan tes
pada sel faring atau sedimen urin fiksasi komplemen. dua antigen
dengan imunofluoresensi virion dapat digunakan: antigen
langsung. nukleokapsid S (larut) dan
antigen V (virus)

Uji serelogik
- penghambatan hemaglutinasi
- Netralisasi (paling sensitif
untuk mendeteksi kekebalan
terhadap infeksi)
RUBELLA
• Virus rubella dapat diisolasi dari sekret hidung, darah, hapusan tenggorok, air
Isolasi kemih, cairan serebrospinalis
virus

• Hemaglutinasi pasif
• Uji hemolisis radial
• Uji aglutinasi lateks,
Serologi • Uji inhibisi hemaglutinasi
k • Imunoasai fluoresens,
• Imunoasai enzim.

• Polymerase Chain Reaction (PCR)


RNA • Reverse Transcription-Loop-Mediated Isothermal Amplification (RT-LAMP)
HISTOPLASMA CAPSULATUM

Pemeriksaan
Biakan
Mikroskopik
Dahak, air kemih,
Biopsi dari sumsum
kerokan dari lesi, atau
tulang, kulit, atau
sel- sel darah kering
kelenjar getah bening

Serologi
Tes kulit
Darah
CARA MENGETAHUI KEBERADAAAN
VIRUS & FUNGI DI UDARA
VIRUS

 Virus selalu ada di udara dan hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Namun, virus
yang berada di udara sekitar kita pada umumnya "jinak" sehingga bila sistem imun tubuh
kita kuat, maka kita tidak akan terinfeksi virus tersebut.

 Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan
udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang
mengandung patogen.  Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan
berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba.

 Virus ini hanya menempuh perjalanan jarak pendek dan tidak bertahan lama. Virus lain
yang masuk melalui jalur pernafasan terutama ditularkan dengan cara yang sama.
Infeksi virus yang menghasilkan pustula atau vesikel, seperti cacar air, juga
menumpahkan virion dari lesi ini.
LANJUTAN…

Karena virus di udara tidak dapat dibasmi, beberapa cara untuk


menghindari diri dari infeksi virus disekitar adalah:
1. Selalu menjaga daya tahan tubuh dengan beristirahat yang cukup,
mengkonsumsi makanan bergizi, berolah raga rutin dan konsumsi air
putih yang cukup.
2. Tutuplah hidung pada saat bersin atau batuk
3. Pakailah masker jika bepergian ke tempat umum, misalnya busway
4. Selalu cuci tangan sebelum mengkonsumsi makanan
JAMUR

 Spesies jamur sangat besar yang dapat berkembang biak dengan normal di
udara dan di sampel debu pada semua bangunan sebagai spora di udara atau
terbawa oleh hewan dan penghuni ruangan.

 Pencemaran udara dalam ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti


kondisi bangunan, material yang digunakan, pengaruh manusia, pengaruh
udara outdorr, juga pergerakan udara dalam ruangan dan sistem HVAC (Heat,
Ventilation and Air Conditioning). Untuk bangunan tertutup biasa
menggunakan AC sebagai pembantu sirkulasi udara dan membantu menjaga
suhu dan kelembababan sesuai dengan keinginan penghuni ruangan
THANKS FOR YOUR ATTENTION
DAFTAR PUSTAKA

• Archarya, T, 2013, Measles Virus: structure, pathogenesis, clinical feature, complications and lab
diagnosis, dilihat 18 Februari 2018,
http://microbeonline.com/measles-virus-structure-pathogenesis-clinical-feature-complications-and-lab
-diagnosis
/
• Arliesta A S. diagnosis cacar air (varisela). Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/diagnosis
• Campbell, N.A., et al. (2006). Biology Concepts & Connections. California: The
Benjamin/Commings Publishing Company
• Carolyn, M, Angela, M, 2003, ‘Smallpox: a Disease of the Past? Consideration for Midwives, J
Midwivery Womens Health Jawetz., dkk. (2013). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
• Campak. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada http://www.alodokter.com/campak
• Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/
• Cara mengurangi virus yang mungkin mengudara di udara ruangan kita. Internet [diakses 12 Februari
2018]. Tersedia pada http://www.alodokter.com/komunitas/topic/cara-mengurangi-virus-yang-
mungkin-mengudara-di-udara-ruangan-kita
DAFTAR PUSTAKA

• JY, Lee, DS, Bowden, 2000, ‘Rubella Virus Replication and Links to Teratogenecity’, Clinical
Microbiology Reviews, vol. 13, no. 4, hh. 571-587.
• Info Lengkap Imunisasi. Dapat diakses melalui : http://www.imunisasi.net/MMR.html 12 Februari
2018
• Kayser, FH, Kurtz, B, 2005, Medical Microbiology, Stuttgart, Thieme.
• Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-
Indonesia-2016.pdf
• Kadek, Darmadi S. Gejala rubela bawaan (kongenital) berdasarkan pemeriksaan serologis dan rna
virus. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada:
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-PDF%20Vol.%2013-02-06.pdf
• Lee, Gary and Penny Bishop. 1997. Microbiology and Infection Control for Health Professionals.
Australia : Prentice
DAFTAR PUSTAKA

• Rahardian, R & Ananda, A, 2013, Top Pocket No.1 Biologi SMA, Jakarta,
Wahyumedia.
• Rubella virus and birth defects. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
http://www.virology.ws/2016/02/17/rubella-virus-and-birth-defects/
• S, Baron. (1996). Medical Microbiology 4th edition. Galveston : University of
Texas Medical Branch
• Sherris, John C, etc. Medical Microbiology An Introduction to Infectious Disease.
New York : Elsevier.
• SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 2006. Pedoman Diagnosis & Terapi.
Surabaya: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo.
• World Health Organization. https://who.int/
QUESTION AND ANSWER

1. Zhafira S (Kelompok 6): apakah gondongan dan gondokan sama ? Maksud


isolasi orofaring pada penyakit Measles?
 Gondong dan gondok berbeda. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam
presentasi kelompok, gondong adalah penyakit akibat virus yang salah satu gejalanya
menyebabkan pembengkakan kelenjar parotis. Sedangkan gondok adalah penyakit
akibat kelainan pada kelenjar tiroid, dapat berupa hipotiroid (aktivitas kelenjar tiroid
menunurun) atau hipertiroid (aktivitas kelenjar tiroid meningkat). Penyakit gondok
juga dapat disebabkan karena kekurangan yodium
2. Atika Z (Kelompok 10) : Air PK apakah bisa mempercepat penyembuhan
cacar air dan kandungan yang terdapat ? Jawaban : Mengandung antiseptik
 Air PK merupakan cairan antiseptik ini mungkin bisa saja mempercepat
penyembuhan/mengeringkan luka di kulit penderita cacar namun tidak untuk
menyembuhkan cacar air karena cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus.
QUESTION AND ANSWER

3. Nunik N (Kelompok 1) : Kenapa Rubella berbahaya untuk ibu hamil ?


 jika infeksi berlangsung selama kehamilan.Virus melintasi dinding
plasenta,menginfeksi janin, yang disini menyebar dan tumbuh pada setiap organ janin.
Infeksi ini mungkin mengakibatkan kematian janin atau bermacam-macam cacat yang
secara kolektif di acu sebagai sindrom rubella.Cacat yang mungkin terjadi meliputi
baik retardasi(cacat), kejang saraf, kataraks (kabur lensa mata), mikroefali,
ketidaknormalan jantung maupun anomali ( penyimpangan) bawaan lain. Janin
terinfeksi yang bertahan hidup mungkin terus menyebarkan virus rubella selama 1
hingga 2 tahun setelah lahir walaupun ada antibodi yang beredar terhadap virus
diperkirakan bahwa 10 hingga 20 persen bayi semacam itu mati selama tahun pertama
setelah kelahiran. Prognosis (ramalan) janin yang terinfeksi dilahirkan dengan
sindroma rubella sebagian besar tergantung pada tahap perkembangan pada waktu
ibunya terkena infeksi.
QUESTION AND ANSWER

4. Ayu Herawati (Kelompok 5) : apakah campak dan tampek sama ? Kalau sama kenapa
gejalanya berbeda ?
 Campak dan tampek itu sama saja yang berbeda itu bahasanya saja, campak berasal dari
bahasa indonesia sedangkan tampek berasal dari bahasa jawa, dan untuk gejala yang
ditimbulkannya juga sama yang membuatnya seperti berbeda itu tergantung juga pada
sistem imun yang di miliki setiap orang sehingga secara kasat mata gejalanya seperti
berbeda padahal sama saja
5. Nasya (Kelompok 2) : Vaksin Rubella pada ibu hamil optimal atau tidak ? Jika sudah
kena Rubella apa masih bisa di vaksin ? Penambah Jawaban : Sonia dan Rizal
 Tidak , karena vaksin harus diberikan sebelum ibu hamil,vaksin adalah virus yang hidup dan
dilemahkan, sehingga berbahaya apabila memberikan vaksin pada saat hamil.
 Sonia : kita sebaiknya check up dan sebelum menikah harus disuntik vaksin.
 Rijal : vaksin sebelum nikah itu kita sudah terlindungi jika waktu hamil kena rubella lalu baru
disuntik ibarat seperti sudah ada virus dalam tubug kita kalau dimasukin virus lagi jadi malah
menambah
QUESTION AND ANSWER

6. Adam (Kelompok 1) : Hubungan bedak dan cacar air ? Jawaban : untuk gatalnya
 Pemberian bedak sendiri pada saat cacar air adalah untuk mengurangi gatal pada saat cacar
karena dalam bedak itu sendiri mengandung zat anti gatal (mentol, kamfora). Selain untuk
mengurangi rasa gatal, bedak tersebut juga dapat berfungsi untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini. Selain itu pula diberikannya bedak agar terasa dingin dan menghindari
garukan pada kulit agar tidak terjadi luka dan menjaga kebersihan kuku juga penting
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi lanjutan yang ditimbulkan oleh bakteri.
Untuk cacarnya sendiri dapat digunakan obat Acyclovir yang berupa salep,
Acyclovir berfungsi meringankan gejala-gejala cacar air.

7. Aulia (Kelompok 9) : sebelum menular ke manusia kenapa menempel ke bakteri


dulu ?
 Virus hanya dapat hidup ketika menempel dengan sel inang. Untuk dapat menempel, sel
inang harus memiliki protein khusus yang hanya dimiliki oleh sel bakteri. Sel bakteri yang
jumlahnya sangat banyak dalam tubuh manusia (sebagai flora normal tubuh manusia) juga
semakin memudahkan virus untuk menempel dan bereplikasi
QUESTION AND ANSWER

8. Mara (Kelompok 4) : spesifik gejala ibu hamil yang terkena Rubella dan pencegahan ?
 Untuk gejala ibu hamil yang terkena Rubella pada dasarnya sama saja dengan orang dewasa
lainnya yaitu demam, sakit kepala, kemerahan pada mata atau pembengkakan pada mata,
bengkak dan pembesaran kelenjar getah bening serta batuk dan pilek. Jika kasusnya seperti yang
dikatakan kak Mara apabila ternyata ibu tersebut melahirkan dan anaknya cacat itu bisa jadi
bukan karena rubella, karena anak dengan lahir cacat banyak faktor yang bisa terjadi seperti
akibat genetik, mengkonsumsi alkohol, dampak paparan radiasi, pengaruh obat-obatan, merokok,
narkoba dan lain sebagainya. Jadi jika terdapat anak lahir dengan kondisi cacat tidak bisa
langsung dikatakan akibat rubella tetapi jika ibu hamil yang terkena rubella dapat dikatakan ada
kemungkinan lebih besar anaknya akan memiliki cacat lahir. Pencegahan yang dapat dilakukan
berupa istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan periksa ke dokter.
9. Ika (Kelompok 8) : jika orang dewasa sudah vaksin kenapa bs terkena cacar ?
 Itu bisa terjadi karena beberapa alasan yang pertama terdapat kesalahan pada saat
pemberian/penyuntikkan vaksin atau vaksin yang diberikan sudah tidak baik/efektif lagi.
QUESTION AND ANSWER

10. Sonia (Kelompok 7) : cara kerja vaksin mencegah virus mereplikasi ?


 Perlu dipahami bahwa imunitas yang melindungi tubuh dari infeksi virus bekerja
secara spesifik. Artinya, satu sel hanya dapat mengenali satu virus dan melindungi
tubuh dari infeksi virus tersebut. Vaksin berisi virus yang dilemahkan atau 'dimatikan
sementara' yang disuntikkan ke dalam tubuh agar imunitas tubuh mengenal virus
tersebut, atau dapat dianggap sebagai 'bocoran'. Hal ini dilakukan dengan tujuan
apabila terjadi infeksi sesungguhnya dengan kekuatan virus yang lebih besar, imunitas
sudah dapat mengenali virus tersebut dan dapat membentuk pertahanan dengan cepat
sehingga virus tidak dapat bereplikasi

Anda mungkin juga menyukai