KELOMPOK 3
Hanifah Nurbani
Irma Syuryani
Ismarliani
Khairunnisa Mubarokah
Nisrina Widyasanti
Wida Armiati
Varicella adalah penyakit infeksi virus yang Penyakit Measles (campak) disebabkan virus
disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Di Indonesia, campak. Mumps (gondongan) adalah
penyakit ini disebut sebagai cacar air karena penyakit yang disebabkan virus
gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit Paramyxovirus. Rubella adalah penyakit
apabila pecah mengeluarkan air. yang disebabkan oleh virus Morbili.
Histoplasma
capsulatum
Histoplasma capsulatum merupakan jamur yang berkembang dalam tanah yang tercemar dengan kotoran burung,
kelelawar dan unggas, sehingga ditemukan di kandang burung/unggas dan gua. Infeksi menyebar melalui spora (debu
kering) jamur yang dihirup saat bernapas
Berdasarkan data WHO, Indonesia
menempati ketiga dalam kasus penyakit
cacar air. Di Indonesia pun tercatat selama
periode Januari sampai November
sedikitnya 1771 orang yang terkena wabah
penyakit ini.
VIRUS CACAR
VIRUS MMR
Pada tahun 2016, dilaporkan terdapat 12.681 kasus campak, lebih rendah dibandingkan tahun 2015
yang sebesar 10.655 kasus. Dari seluruh kasus campak rutin tersebut, terdapat 1 kasus meninggal
yang dilaporkan berasal dari Provinsi Jawa Barat. Incidence Rate (IR) campak pada tahun 2016
sebesar 5,0 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 3,20 per
100.000 penduduk. Jambi, Kepulauan Riau dan Aceh merupakan provinsi dengan IR campak
tertinggi.
Pada tahun 2016, jumlah KLB campak yang terjadi sebanyak 129 KLB dengan jumlah kasus
sebanyak 1.511 kasus. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan 68
KLB dan jumlah kasus sebanyak 831 kasus.
VIRUS MMR
Penyakit ini sangat mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-
anak, yang belum pernah terkena varicella sebelumnya. Penyebaran dari virus
Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan penderita yang
dapat menyebabkan penyakit cacar air.
VIRUS MMR
• Siklus Litik
1. Fase adsorpsi, menempelnya virus pada bakteri
2. Fase Injeksi (penetrasi), dimasukkannya DNA atau
RNA virus ke dalam sel inang
3. Fase Sintesis dan replikasi, DNA virus yang
mengandung enzim lisozim akan menghancurkan
DNA bakteri, kemudian mereplikasi diri
4. Fase Perakitan, bagian-bagian kapsid virus yang
awalnya terpisah selanjutnya dirakit menjadi kapsid
virus hingga terbentuk tubuh virus baru
5. Fase lisis, hancurnya sel inang (lisis) dan
melepaskan virus-virus baru yang akan menginfeksi
sel inang lainnya
SIKLUS
LISOGENIK
1. Fase penggabungan, bergabungnya DNA
virus dengan DNA bakteri
2. Fase pembelahan, DNA bakteri
bereplikasi maka DNA virus yang semula
tidak aktif akan ikut bereplikasi.
3. Fase sintesis, DNA virus yang telah aktif
akan menghancurkan DNA bakteri dan
memisahkan diri. Selanjutnya, DNA virus
akan mensintesis protein sel inang
sekaligus mereplikasikan diri
4. Fase perakitan, virus baru masuk ke
dalam kapsid sehingga membentuk virus
baru.
5. Fase lisis, terjadi lisis pada sel setelah
terbentuk bakteri virus baru. Virus yang
terbentuk kemudian akan menyerang sel
inang lainnya.
VIRUS CACAR AIR/
CHICKEN POX
V. Campak V. Gondongan
RUBELLA
Setelah 3 sampai 5 hari setelah kemunculan gejala • Suhu tubuh dapat mencapai 40° C
diatas, muncul pula ruam yang biasanya dimulai
seperti bintik kemerahan yang rata dan muncul pada
wajah di garis rambut dan kemudian menyebar ke
bawah leher, punggung, lengan, dan kaki
ANAK DENGAN PENYAKIT CAMPAK
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
GONDONGAN/ MUMPS
• Gondongan diketahui menyebabkan pipi dan rahang
wajah membengkak, hal ini disebabkan karena
pembengkakan kelenjar air liur. Gejala paling umum
terlihat adalah:
Demam
Sakit kepala
Nyeri pada otot
Kelelahan
Kehilangan nafsu makan
Pembengkakan pada kelenjar air liur dibawah
telinga pada salah satu atau kedua sisi (parotitis)
• Gejala ini muncul sekitar 16-18 hari setelah host
terinfeksi, namun dapat berlangsung selama 12-25
hari.
GEJALA DAN
TANDA PENYAKIT
RUBELLA
• Pada anak-anak, gejala yang muncul ringan dan
dapat diketahui, ruam merah merupakan tanda
penyakit pertama yang muncul. Ruam dimulai dari
wajah lalu menyebar pada seluruh tubuh dan
berlangsung selama 3 hari. Gejala berikut muncul 1-
5 hari sebelum ruam muncul, yaitu:
Demam ringan
Sakit kepala
Kemerahan pada mata atau pembengkakan pada
mata
Bengkak dan pembesaran kelenjar getah bening
Batuk dan pilek
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
HISTOPLASMOSIS (HISTOPLASMA CAPSULATUM)
Isolasi penderita
Jaga kebersihan
Vaksinasi
Penderita cacar yang telah divaksinasi
Pencegahan primer
• usaha meningkatkan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta pencegahan
khusus terhadap penyakit ini
Pencegahan sekunder
• diagnosis dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita.
• Histoplasmosis diobati dengan dua tahap: induksi (terapi awal untuk infeksi akut), dan perawatan
atau profilaksis sekunder (terapi terus-menerus untuk mencegah kambuhnya).
Pencegahan tersier
• mencegah kekambuhan
PEMERIKSAAN LANJUTAN UNTUK
MEMASTIKAN SESEORANG TELAH TERINFEKSI
CACAR AIR
• IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu
setelah munculnya gejala sampai 3 minggu.
Pemeriksaan • IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.
antibodi IgG
• fiksasi komplemen
• penghambatan hemaglutinasi
• metode antibodi fluorescent tidak
Diagnosis
serelogik
langsung
MUMPS (GONDONG)
Diagnosis serologis
Deteksi langsung antigen virus biasanya dilakukan dengan tes
pada sel faring atau sedimen urin fiksasi komplemen. dua antigen
dengan imunofluoresensi virion dapat digunakan: antigen
langsung. nukleokapsid S (larut) dan
antigen V (virus)
Uji serelogik
- penghambatan hemaglutinasi
- Netralisasi (paling sensitif
untuk mendeteksi kekebalan
terhadap infeksi)
RUBELLA
• Virus rubella dapat diisolasi dari sekret hidung, darah, hapusan tenggorok, air
Isolasi kemih, cairan serebrospinalis
virus
• Hemaglutinasi pasif
• Uji hemolisis radial
• Uji aglutinasi lateks,
Serologi • Uji inhibisi hemaglutinasi
k • Imunoasai fluoresens,
• Imunoasai enzim.
Pemeriksaan
Biakan
Mikroskopik
Dahak, air kemih,
Biopsi dari sumsum
kerokan dari lesi, atau
tulang, kulit, atau
sel- sel darah kering
kelenjar getah bening
Serologi
Tes kulit
Darah
CARA MENGETAHUI KEBERADAAAN
VIRUS & FUNGI DI UDARA
VIRUS
Virus selalu ada di udara dan hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Namun, virus
yang berada di udara sekitar kita pada umumnya "jinak" sehingga bila sistem imun tubuh
kita kuat, maka kita tidak akan terinfeksi virus tersebut.
Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan
udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang
mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan
berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba.
Virus ini hanya menempuh perjalanan jarak pendek dan tidak bertahan lama. Virus lain
yang masuk melalui jalur pernafasan terutama ditularkan dengan cara yang sama.
Infeksi virus yang menghasilkan pustula atau vesikel, seperti cacar air, juga
menumpahkan virion dari lesi ini.
LANJUTAN…
Spesies jamur sangat besar yang dapat berkembang biak dengan normal di
udara dan di sampel debu pada semua bangunan sebagai spora di udara atau
terbawa oleh hewan dan penghuni ruangan.
• Archarya, T, 2013, Measles Virus: structure, pathogenesis, clinical feature, complications and lab
diagnosis, dilihat 18 Februari 2018,
http://microbeonline.com/measles-virus-structure-pathogenesis-clinical-feature-complications-and-lab
-diagnosis
/
• Arliesta A S. diagnosis cacar air (varisela). Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/diagnosis
• Campbell, N.A., et al. (2006). Biology Concepts & Connections. California: The
Benjamin/Commings Publishing Company
• Carolyn, M, Angela, M, 2003, ‘Smallpox: a Disease of the Past? Consideration for Midwives, J
Midwivery Womens Health Jawetz., dkk. (2013). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
• Campak. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada http://www.alodokter.com/campak
• Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/
• Cara mengurangi virus yang mungkin mengudara di udara ruangan kita. Internet [diakses 12 Februari
2018]. Tersedia pada http://www.alodokter.com/komunitas/topic/cara-mengurangi-virus-yang-
mungkin-mengudara-di-udara-ruangan-kita
DAFTAR PUSTAKA
• JY, Lee, DS, Bowden, 2000, ‘Rubella Virus Replication and Links to Teratogenecity’, Clinical
Microbiology Reviews, vol. 13, no. 4, hh. 571-587.
• Info Lengkap Imunisasi. Dapat diakses melalui : http://www.imunisasi.net/MMR.html 12 Februari
2018
• Kayser, FH, Kurtz, B, 2005, Medical Microbiology, Stuttgart, Thieme.
• Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-
Indonesia-2016.pdf
• Kadek, Darmadi S. Gejala rubela bawaan (kongenital) berdasarkan pemeriksaan serologis dan rna
virus. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada:
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-PDF%20Vol.%2013-02-06.pdf
• Lee, Gary and Penny Bishop. 1997. Microbiology and Infection Control for Health Professionals.
Australia : Prentice
DAFTAR PUSTAKA
• Rahardian, R & Ananda, A, 2013, Top Pocket No.1 Biologi SMA, Jakarta,
Wahyumedia.
• Rubella virus and birth defects. Internet [diakses 12 Februari 2018]. Tersedia pada
http://www.virology.ws/2016/02/17/rubella-virus-and-birth-defects/
• S, Baron. (1996). Medical Microbiology 4th edition. Galveston : University of
Texas Medical Branch
• Sherris, John C, etc. Medical Microbiology An Introduction to Infectious Disease.
New York : Elsevier.
• SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 2006. Pedoman Diagnosis & Terapi.
Surabaya: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo.
• World Health Organization. https://who.int/
QUESTION AND ANSWER
4. Ayu Herawati (Kelompok 5) : apakah campak dan tampek sama ? Kalau sama kenapa
gejalanya berbeda ?
Campak dan tampek itu sama saja yang berbeda itu bahasanya saja, campak berasal dari
bahasa indonesia sedangkan tampek berasal dari bahasa jawa, dan untuk gejala yang
ditimbulkannya juga sama yang membuatnya seperti berbeda itu tergantung juga pada
sistem imun yang di miliki setiap orang sehingga secara kasat mata gejalanya seperti
berbeda padahal sama saja
5. Nasya (Kelompok 2) : Vaksin Rubella pada ibu hamil optimal atau tidak ? Jika sudah
kena Rubella apa masih bisa di vaksin ? Penambah Jawaban : Sonia dan Rizal
Tidak , karena vaksin harus diberikan sebelum ibu hamil,vaksin adalah virus yang hidup dan
dilemahkan, sehingga berbahaya apabila memberikan vaksin pada saat hamil.
Sonia : kita sebaiknya check up dan sebelum menikah harus disuntik vaksin.
Rijal : vaksin sebelum nikah itu kita sudah terlindungi jika waktu hamil kena rubella lalu baru
disuntik ibarat seperti sudah ada virus dalam tubug kita kalau dimasukin virus lagi jadi malah
menambah
QUESTION AND ANSWER
6. Adam (Kelompok 1) : Hubungan bedak dan cacar air ? Jawaban : untuk gatalnya
Pemberian bedak sendiri pada saat cacar air adalah untuk mengurangi gatal pada saat cacar
karena dalam bedak itu sendiri mengandung zat anti gatal (mentol, kamfora). Selain untuk
mengurangi rasa gatal, bedak tersebut juga dapat berfungsi untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini. Selain itu pula diberikannya bedak agar terasa dingin dan menghindari
garukan pada kulit agar tidak terjadi luka dan menjaga kebersihan kuku juga penting
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi lanjutan yang ditimbulkan oleh bakteri.
Untuk cacarnya sendiri dapat digunakan obat Acyclovir yang berupa salep,
Acyclovir berfungsi meringankan gejala-gejala cacar air.
8. Mara (Kelompok 4) : spesifik gejala ibu hamil yang terkena Rubella dan pencegahan ?
Untuk gejala ibu hamil yang terkena Rubella pada dasarnya sama saja dengan orang dewasa
lainnya yaitu demam, sakit kepala, kemerahan pada mata atau pembengkakan pada mata,
bengkak dan pembesaran kelenjar getah bening serta batuk dan pilek. Jika kasusnya seperti yang
dikatakan kak Mara apabila ternyata ibu tersebut melahirkan dan anaknya cacat itu bisa jadi
bukan karena rubella, karena anak dengan lahir cacat banyak faktor yang bisa terjadi seperti
akibat genetik, mengkonsumsi alkohol, dampak paparan radiasi, pengaruh obat-obatan, merokok,
narkoba dan lain sebagainya. Jadi jika terdapat anak lahir dengan kondisi cacat tidak bisa
langsung dikatakan akibat rubella tetapi jika ibu hamil yang terkena rubella dapat dikatakan ada
kemungkinan lebih besar anaknya akan memiliki cacat lahir. Pencegahan yang dapat dilakukan
berupa istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan periksa ke dokter.
9. Ika (Kelompok 8) : jika orang dewasa sudah vaksin kenapa bs terkena cacar ?
Itu bisa terjadi karena beberapa alasan yang pertama terdapat kesalahan pada saat
pemberian/penyuntikkan vaksin atau vaksin yang diberikan sudah tidak baik/efektif lagi.
QUESTION AND ANSWER