Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor
berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen. Banyak ditemui dalam
batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk
unsur bebas.

Fosfor terdapat dalam empat atau lebih bentuk alotropik: putih (atau kuning),
merah, dan hitam (atau ungu). Fosfor biasa merupakan benda putih seperti lilin. Bentuknya
yang murni tidak memiliki warna dan transparan. Fosfor putih memiliki dua modifikasi: alfa
dan beta dengan suhu transisi pada -3,8 derajat Celcius.

Unsur fosfor dapat bereaksi dengan beberapa unsur lain membentuk senyawa-
senyawa fosfor. Asam fosfat dapat berbentuk berupa asam hipofosfat, asam metafosfat, asam
ortofosfat, asam polifosfat, maupun rantai panjang asam polifosfat. sedangkan asam fosfor
dapat berupa asam hipofosfor, asam metafosfor, maupun asam ortofosfor. Sulfida fosfor
dapat berupa P4S3 dan P4S10.

Pada penetapan fosfor dengan metode Fardiaz et al (1996) banyak digunakan bahan-
bahan khusus diantaranya ammonium molibdat, ammonium vanadat, asam nitrat pekat, dan
air bebas ion. Amonium molibdat (H24Mo7N6O24) merupakan senyawa berbentuk serbuk
kristal berwarna putih. Amonium vanadat atau disebut juga amonium metavanadat (NH4VO3.)
merupakan senyawa berbentuk kristal berwarna putih kekuningan dan larut dalam air. Kedua
bahan tersebut berfungsi dalam berbagai analisis kimia (Nasih 2008).

Pada penetapan kadar fosfor dengan metode Fardiaz et al (1996) digunakan pereaksi
Vanadat-Molibdat yang merupakan hasil pelarutan antara amonium vanadat, amonium
molibdat, asam nitrat pekat, dan air suling. Pembuatan pereaksi ini diawali dengan pelarutan
ammonium molibdat dalam air suling hangat dan ammonium vanadat dalam air suling
mendidih. Larutan vanadat tersebut ditambahkan asam nitrat pekat dan dihomogenkan. Lalu
ditambahkan molibdat dan diencerkan dengan air (Apriyantono et al. 1989).

Pencampuran pereaksi vanadat dan molibdat harus dilakukan beberapa hari sebelum
digunakan karena cenderung mengendap. Bahan bahan organik yang turut tercampur harus
terlebih dahulu dihilangkan agar tidak mengganggu warna yang dihasilkan menggunakan
pereaksi pengoksidasi. Adapun pada metode Fardiaz et al (1996), penggunaan pereaksi
vanadat molibdat bertujuan agar terbentuk kompleks asam vanadimolibdifosfat yang
berwarna kuning orange, sehingga dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 400 nm. Senyawa kompleks tersebut dihasilkan melalui reaksi kompleksometri,
yaitu reaksi ortofosfat dengan vanadat-molibdat (Vogel 1985).

Asam nitrat atau nitric acid (HNO3) merupakan asam kuat yang bersifat korosif.
Dalam keadaan murni, asam nitrat merupakan cairan tak berwarna. Akan tetapi, seiring
dengan waktu, warna larutan asam nitrat menjadi kekuningan, yang disebabkan oleh
akumulasi senyawa oksida nitrogen di dalamnya (Anonim 2009). Asam nitrat memiliki
banyak kegunaan, diantaranya sebagai chemical cleaning peralatan logam agar logam
terhindar dari proses oksidasi lanjutan (korosi).Campuran Pada penetapan kadar fosfor
dengan metode Fardiaz et al (1996) digunakan asam nitrat pekat yang bertujuan untuk
mengubah metafosfat dan pirofosfat menjadi ortofosfat, yang nantinya dengan penambahan
asam vanadat dan molibdat, ortofosfat akan bereaksi dengan pereaksi tersebut sehingga
terbentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning (Vogel 1985).

REAKSI

a. Reaksi asam sulfat dengan amonium molibdat dan timah klorida menjadi asam
klorida dengan tetap mepertahankan sifat amonium moblidat
H2SO4 + H24Mo7N6O24 + SnCl2
HCl + H24Mo7N6O24

b. Reaksi antara fosfor dengan larutan amonium moblidat menghasilkan reaksi


senyawa endapan timah putih

PO42- + 12(NH4)2MoO + 24 H+ (NH4)4 PO12 MoO3 + 21 NH4


– (NH4)4 PO12 MoO3 + Senyawa molybdenum + Sn2
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Unsur fosfor dapat bereaksi dengan beberapa unsur lain membentuk senyawa-
senyawa fosfor. Senyawa Asam fosfat dapat berbentuk berupa asam hipofosfat, asam
metafosfat, asam ortofosfat, asam polifosfat, maupun rantai panjang asam polifosfat.
sedangkan asam fosfor dapat berupa asam hipofosfor, asam metafosfor, maupun asam
ortofosfor.
Penenentuan kadar fosfor dalam suatu sampel dapat dilihat dengan beberapa analisi
metode. Salah satu metodenya adalah dengan Metode Kolorometrik Molibdat – Vanadat,
metode penentuan ini adalah proses pengubahan sampel yang mengadung Fosfor menjadi
ortofosfat dengan bantuan asam nitrat. Sampel ostofosfat yang direaksikan dengan asam
molibdat – vanadat akan membentuk komplekas asam vanadimolibdifosfat yang akan diuur
serapannya dengan kolorimetri guna ditentukan kandungan fosfornya.
Daftar Pustaka

Vogel AI. 1985. Analisis Anorganik Kuantitatif Mineral Makro dan Semimikro. Jakarta:
Kalman Media Pustaka.
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Apriyantono et al. 1989. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Penentuan Kalsium dengan Metode Titrasi Pre

Anda mungkin juga menyukai