Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SOFIA

NIM : 44118010065

TUGAS : METODE PENELITIAN KUALITATIF

KELAS C303,KAMIS,10.15- 12.45

DOSEN : AFDAL MAKKURAGA PUTRA Dr, M.Si

Sejarah Singkat Analisis Resepsi

Dalam tradisi studi audience, setidaknya pernah berkembang beberapa varian di antarannya
disebut secara berurutan berdasar perjalanan sejarah lahirnya: effect research, uses and
gratification research, literary criticism, cultural studies, reception analysis
(Jensen&Rosengen,1995:174). Reception analysis bisa dikatakan sebagai  perspektif baru dalam
aspek wacana dan sosial dari teori komunikasi (Jensen,1999:135). Sebagai respon terhadap
tradisi scientific dalam ilmu sosial, reception analysis menandaskan bahwa studi tentang
pengalaman dan dampak media, apakah itu kuantitatif atau kualitatif, seharusnya didasarkan
pada teori representasi dan wacana serta tidak sekedar menggunakan operasionalisasi seperti
penggunaan skala dan kategori semantik. Sebaliknya, sebagai respon terhadap studi teks
humansitik, reception analysis menyarankan baik audience maupun konteks komunikasi massa
perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis empiris.
Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah yang kemudian
melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social production of meaning).

Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak
sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen
kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari
berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka
atau polysemic dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak  (Fiske, 1987).

Adalah David Morley yang pada tahun 1980 mempublikasikan Studi of the Nationawide
Audience kemudian dikenal sebagai pakar yang mempraktikkan analisis resepsi secara
mendalam. Pertanyaan pokok studi Morley tersebut adalah mengetahui bagaimana individu
menginterpretasikan suatu muatan program acara televisi dilihat dalam kaitannya dengan latar
belakang sosio kultural pemirsanya.
1.Dominant (atau ‘hegemonic’) reading : pembaca sejalan dengan kode-kode program (yang
didalamnya terkandung nilai-nilai,sikap,keyakinan dan asumsi) dan secara penuh menerima
makna yang disodorkan dan dikehendaki oleh si pembuat program.

2.Negotiated reading : pembaca dalam batas-batas tertentu sejalan dengan kode-kode program
dan pada dasarnya menerima makna yang disodorkan oleh si pembuat program namun
memodifikasikannya sedemikian rupa sehingga mencerminkan posisi dan minat-minat
pribadinya.

3.Oppositional (‘counter hegemonic’) reading: pembaca tidak sejalan dengan kode-kode


program dan menolak makna atau pembacaan yang disodorkan, dan kemudian menentukan
frame alternatif sendiri di dalam menginterpretasikan pesan/program.

Teori Penerimaan adalah versi teori tanggapan pembaca yang menekankan penerimaan pembaca.
Hal ini lebih umum disebut penonton penerimaan dalam analisis model komunikasi. Dalam studi
sastra, teori penerimaan berasal dari karya Hans-Robert Jauss pada akhir tahun 1960. Itu paling
berpengaruh selama 1970-an dan awal 1980-an di Jerman dan Amerika Serikat (Fortier 132), di
antara beberapa pekerjaan penting di Eropa Barat. Suatu bentuk teori resepsi juga telah
diterapkan untuk mempelajari historiografi, melihat sejarah Penerimaan (bawah).Budaya teori
Stuart Hall (1990:393) adalah salah satu pendukung utama teori resepsi, setelah dikembangkan
untuk media komunikasi dan studi dari pendekatan sastra dan sejarah-berorientasi disebutkan di
atas.Pendekatan

Langkah-langkah Penelitian Resepsi


Analisis resepsi berargumen jika  khalayak berada dalam kerangka budaya yang sama dengan
produser teks, maka pembacaan oleh khalayak terhadap teks kemungkinan masih sama dengan
produksi tekstual.
Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian resepsi:

1.      Identifikasi teks dan pertimbangkan tujuan dari analisis resepsi: kenapa teks itu dipilih dan
kenapa teks tersebut perlu dianalisis dengan resepsi?.
2.      Pengumpulan data: metode pengumpulan data yang akan digunakan pada penlitian ini adalah
wawancara mendalam. Subjek penelitian diminta untuk retelling mengenai teks yang sudah
dikonsumsinya.
3.      Menganalisis preferred reading dari teks yang akan diteliti dengan melakukan analisis semiotik
terhadap struktur internal dari teks.
4.      Analisis dan interpretasi data dari wawancara mendalam, pada penelitian resepsi tidak ada
pembedaan yang absolut antara analisis dan interpretasi khalayak mengenai pengalaman media
mereka. Data hasil dari wawancara dibuat transkrip, kemudian di buat kategorisasi berdasarkan
tema-tema yang muncul pada pemaknaan yang dilakukan subjek penelitian (makna yang
dimunculkan).
5.      Tema-tema yang muncul kemudian dianalisis dengan mempertimbangkan diskursus yang
meliputi proses pemaknaan, karakteristik individu, cara pemaknaan, sekaligus juga konteks
sosial dan kultural yang melingkupi proses pemaknaan. Pada bagian ini tidak hanya analisis dari
wawancara tetapi juga studi diakronik dengan menggunakan prinsip interteks dari analisis
wacana, dimana wacana dari khalayak diinterpretasikan dengan mempertimbangkan konteks
baik itu  wacana teks media maupun konteks sosial,  dan kondisi psikologis dari khalayak.
6.      Tema-tema yang muncul dibandingkan dengan preferred reading untuk kemudian
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok pemaknaan; dominant reading, oppositional reading dan
negotiated reading.
DAFTAR PUSTAKA

http://hapsarinarrative.blogspot.com/2011/12/analisis-resepsi.html
http://eprints.umm.ac.id/35919/3/jiptummpp-gdl-aisyalayyu-49035-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai